d. Roborantia
e. Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
f. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin, hematokrit, trombosit, urine lengkap,
asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal.
Penatalaksanaan rawat tinggal pasien pre eklampsia ringan berdasarkan criteria
a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan
dari gejala-gejala pre eklampsia.
b. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut
(2 minggu).
c. Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklampsia berat
1) Bila setelah 1 minggu perawatan di atas tidak ada perbaikan maka pre
eklampsia ringan dianggap sebagai pre eklampsia berat.
2) Bila dalam perawatan di rumah sakit sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu
dan kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat selama 2 hari
lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu disesuaikan dengan perawatan rawat
jalan.
Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan :
a. Kehamilan preterm (kurang 37 minggu)
1) Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, persalinan
ditunggu sampai aterm.
2) Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama
perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37
minggu atau lebih.
b. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih)
Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan
untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
c. Cara persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II.
B. Pre Eklampsia Berat
1. Pengertian
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
2. Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklampsia berat
selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal.
b. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.
Perawatan Aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan
fetal assesment (NST & USG).(3,4,5)
a. Indikasi (salah satu atau lebih)
1) Ibu
a) Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
b) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan medisinal, ada gejala-gejal status quo (tidak ada perbaikan).
2) Janin
a) Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
b) Adanya tanda IUGR
3) Laboratorium
a) Adanya HELLP syndrome (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).
3. Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :
a. Segera masuk rumah sakit
b. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflex patella setiap
jam.(3)
c. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500 cc.
d. Antasida
e. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
f. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
g. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung
kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im.
h. Antihipertensi diberikan bila :
1) Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg atau MAP 25 mmHg.
Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg)
karena akan menurunkan perfusi plasenta.(8,9)
2) Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
3) Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat
antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang
biasa dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan
dengan tekanan darah.
4) Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai
diberikan secara oral. (Syakib Bakri, 1997)
i. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi
Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU
7. Pengobatan Obstetrik
a. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
b. Bilamana diakhiri, sikap dasar : Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 48 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
1) Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
2) Setelah kejang terakhir
3) Setelah pemberian obat-obat antihipertensi terakhir
4) Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi)
8. Terminasi Kehamilan
a. Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan per
vaginam dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
b. Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan amniotomi
lalu diikuti partograf. Bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar.
c. Tindakan seksio sesar dilakukan pada keadaan :
1) Penderita belum inpartu
2) Fase laten
3) Gawat janin
4) Tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan atau
kondisi ibu.
Daftar Pustaka
1. Salgas Gestosis POGI. Panduan Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di
Indonesia. Ed. 1985.
2. POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bag. 1. Cet. ke-2.
Jakarta : Gaya baru. 1994. 1-8.
3. Fields DH. Gestationally Induced Hypertention. In : Barber HRK, Fields DH,
Kaufman SA, eds. Quick Deference to Obgyn Procedure. Philadelphia : AB
Lippincoti Company. 1990 : 166-173.
4. Abadi A, Sukaputra B. Waspodo D, Djuarsa E, Gumilar E, Uktolsea F, dkk.
Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo, 1994. Laboratorium / UPF
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo Surabaya.
5. Handaya. Penanganan Pre Eklampsia Berat / Eklampsia. Dibacakan pada seminar
dan lokakarya Penanganan Pre Eklampsia dan Eklampsia Berat. Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Januari 1993.
6. Bhalla AK, Dhall 61, Dhall K. A Safer and More Effective Treatment Regimen for
Eclampsia. Aust NZ J Obstet Gynecol 1994 : 34; z : 144-148.
7. Sombolinggi A. Pengobatan Pre Eklampsia Berat / Eklampsia dengan Magnesium
Sulfat dan Diazepam pada Beberapa Rumah Sakit Bersalin di Ujung Pandang.
Skripsi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Ujung Pandang. 1992.
8. Bakri S. Hipertensi pada Wanita Hamil. Dibacakan pada Simposium Penanganan
Pre Eklampsia dan Eklampsia, Ujung Pandang, Desember 1996.
9. Gant NF, Cunningham FG. Basic Gynecology and Obstetrics. Connecticut Appleton
and Lange, 1993. 426-431.
Update : 22 Januari 2006
Sumber :
http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/preeklampsia-eklampsia.htm
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, dr. I.M.S. Murah Manoe, Sp.OG., dr.
Syahrul Rauf, Sp.OG., dr. Hendrie Usmany, Sp.OG. (editors). Bagian / SMF Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr.
Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 1999.