III
ISBN : xxx-xxxx-xx-x
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jakarta, 2008
ii
ISBN : 979-8619-63-3
KATA PENGANTAR
Abad 21 menghadapkan keadaan, permasalahan, dan tantangan yang
berbeda dengan yang dihadapi dalam kurun waktu sebelumnya.
Perkembangan lingkungan stratejik nasional dan internasional yang kita
hadapi dewasa ini dan di masa datang di Abad 21 mensyaratkan
perubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembagaan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa dan dalam
hubungan antar bangsa yang mengacu pada terselenggaranya
kepemerintahan yang baik (good governance). Sehubungan dengan
itu, Pemerintah Indonesia telah melakukan perubahan-perubahan
mendasar di bidang kelembaga an pemerintahan dan kepegawaian negeri
sipil yang juga meliputi standar kompetensinya, seperti antara lain
tertuang dalam UU No. 22 Tahun 1999, dan UU No. 43 Tahun 1999
dengan berbagai aturan pelaksanaannya khususnya PP No. 101 Tahun
2000 tentang Diklat Jabatan PNS.
Sejalan dengan itu, Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia
(LAN-RI) menjawab tuntutan per-ubahan kelembagaan dan peningkatan
kompetensi aparatur tersebut dengan melakukan pembaruan Kebijakan
Penyeleng-garaan Pendidikan dan Pelatihan PNS yang bersasaran
ganda, yang terkait dan saling menunjang. Pertama, pengembangan
Sistem Penyelenggaraan Diklat yang ter-desentralisasi, dan kedua,
pengembangan Program Kurikuler yang mengacu pada standar
kompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara dan pem-bangunan bangsa.
Agar Program Diklat yang sama jenis dan tingkat- nya menghasilkan
keluaran yang sama pula kompetensinya, walaupun diselenggarakan oleh
Lembaga Diklat yang berbeda, maka dilakukan standarisasi program
kurikulum pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada standar
iii
perekat persatuan dan kesatuan bangsa, negara, dan tanah air, dan lebih
meningkat kan komitmen PNS sebagai pengemban amanat perjuangan
bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan ber-negara sebagai-mana
diungkapkan para founding fathers negara bangsa ini dalam Pembukaan
UUD 1945.
Kami sadari bahwa masih banyak yang harus diper-baiki agar buku ini
dapat memenuhi kebutuhan pembaca, khususnya para Widyaiswara dan
Peserta Diklat. Sebab itu kritik, tanggapan, dan saran-saran
penyempurnaannya lebih lanjut sangat kami harapkan dari pembaca
yang budiman.
SUNARNO
iv
C. Latihan .....................................................
D. Rangkuman...............................................
DAFTAR ISI
Lembar Hak Cipta. .............................................................
Kata Pengantar. ...................................................................
Daftar Isi. ..............................................................................
Bab I
Pendahuluan......................................................
A. Latar Belakang..........................................
B. Deskripsi Singkat.......................................
C. Hasil Belajar..................................................
D. Indikator Hasil Belajar..............................
E. Materi Pokok.............................................
F. Manfaat ....................................................
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Penutup. ................................................................
A. Simpulan. .....................................................
B. Tindak Lanjut ..............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah
setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tegasnya, Pegawai Negeri merupakan sumber daya manusia
pelaksana penyelenggaraan pemerintahan negara yang tugasnya
berkecimpung dalam lembaga-lembaga pemerintahan dan lembagalembaga negara.
Lebih lanjut dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa
Pegawai Negeri terdiri atas (1) Pegawai Negeri Sipil; (2) Anggota
Tentara Nasional Indonesia; dan (3) Anggota Kepolisian Republik
Indonesia. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari Pegawai
Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang memiliki kompetensi dan profesionalisme.
PNS sebagai unsur Aparatur Pemerintah dituntut harus mampu
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
B. Deskripsi Singkat
Hukum itu adalah himpunan atau seperangkat peraturan-peraturan
yang isinya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan yang
bertujuan untuk menciptakan ketertiban atau keteraturan dalam
suatu masyarakat, oleh karena itu apabila dilanggar akan dikenakan
sanksi.
Negara Indonesia sebagai Negara hukum, tentunya setiap perbuatan
atau tindakan pemerintah harus didasarkan kepada hukum. Hukum
disini adalah hukum yang baik dan adil, hukum yang baik dan adil
adalah hukum yang dibuat berdasar proses dan prosedur yang benar
serta taat terhadap tata urutan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, selain itu hukum dibuat semata-mata bertujuan untuk
mewujudkan kemakmuran dan keadilan masyarakat sebagaimana
diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
PNS sebagai aparatur pemerintahan yang mempunyai tugas sebagai
pelayan masyarakat di dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak
boleh terlepas dari hukum, karena Hukum Administrasi Negara telah
memberikan batasan kewenangan kepada Pegawai Negeri Sipil
atau disebut juga sebagai Pejabat Administrasi Negara di dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu apabila PNS di
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sewenang-wenang
maka akan muncul gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara dari
pihak-pihak atau masyarakat yang dirugikan sebagai akibat
Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan atau
diputuskan. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar pada modul Hukum Administrasi Negara ini adalah
peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian, obyek dan
cakupan hukum administrasi Negara serta keterkaitannya dengan
fungsi aparatur pemerintah di dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.
E. Materi Pokok
1. Pengertian Hukum dan Negara Hukum;
2. Indonesia sebagai negara Hukum;
3. Pengertian Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara;
4. Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem Hukum
Nasional, Hakekat dan Cakupan Hukum Administrasi Negara;
5. Perbuatan Pemerintah;
6. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Yuridis terhadap
Pemerintah;
7. Peradilan Tata Usaha Negara.
F. Manfaat
PNS adalah merupakan aparatur pemerintahan yang bertugas
memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu manfaat
BAB II
PENGERTIAN HUKUM DAN
NEGARA HUKUM
4. H.M Tirtaatmidjaja, SH dalam buku yang berjudul Pokok pokok Hukum Perniagaan, ditegaskan bahwa Hukum ialah
semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti
mengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akan
membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan
kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.4)
A. Pengertian Hukum
Sebelum membahas apa itu yang dimaksud dengan Hukum
Administrasi Negara (HAN), terlebih dahulu akan diuraikan
beberapa pengertian hukum yang dikemukakan oleh para sarjana
hukum, yaitu :
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1986, h. 38,
2)
Ibid.
Ibid
4)
Ibid.
5)
6)
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm.2
10
11
12
13
14
E. Rangkuman
Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat
yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran
mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukum tertentu.
Dengan memperhatikan pengertian hukum sebagaimana telah
diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa unsur-unsur hukum
adalah:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat;
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
3. Peraturan itu bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini.
10)
15
BAB III
INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
16
17
18
11)
19
20
1. Pancasila;
B. Sumber-sumber Hukum
1. Pancasila
21
22
23
3. Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesia
adalah merupakan keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam
sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Di dalam UUD
1945 tidak secara tegas menentukan adanya Tap MPR sebagai
salah satu jenis peraturan perundang-undangan. Bentuk Tap
MPR dan sifatnya sebagai peraturan perundang-undangan
tumbuh sebagai praktek ketatanegaraan (mulai tahun 1960).
Baru pada tahun 1966 berdasarkan Tap MPRS No.XX/MPRS/
1966, Tap MPR dijadikan sebagai salah satu bentuk peraturan
perundang-undangan, sebagaimana ditegaskan dalam Tap MPRS
No.XX/MPRS/1966 bahwa Tap MPR sebagai salah satu jenis
peraturan perundang-undangan.
Perlu dikemukakan bahwa dalam pengambilan keputusankeputusannya, MPR mewadahi dalam dua jenis keputusan yaitu
bersifat Ketetapan MPR dan Keputusan MPR. Yang dimaksud
dengan Ketetapan MPR adalah Keputusan Majelis yang
mempunyai kekuatan hukum mengikat ke luar (MPR) dan ke
dalam (MPR), sedangkan yang dimaksud dengan Keputusan
MPR adalah Keputusan Majelis yang mempunyai kekuatan
hukum mengikat ke dalam saja. Walaupun kedua keputusan MPR
itu dibuat dan dikeluarkan oleh MPR, akan tetapi hanya Ketetapan
MPR yang mempunyai arti penting dalam bidang hukum
(peraturan perundang-undangan).
Dilihat dari segi materi muatannya Ketetapan MPR dapat
dibedakan menjadi:
a. Ketetapan MPR yang materi muatannya memenuhi unsurunsur peraturan perundang-undangan;
24
4. Undang-Undang
Dalam UUD 1945 pasal 5 ayat (1) (setelah diamandemen)
disebutkan bahwa Presiden berhak mengajukan rancangan
Undang-Undang kepada DPR. Lebih lanjut dalam pasal 20
UUD 1945 disebutkan bahwa:
a. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang
(Ayat (1));
b. Setiap rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama (Ayat (2) );
c. Jika rancangan Undang-Undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan Undang-Undang itu tidak boleh
diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu (Ayat (3));
d. Presiden memegang rancangan Undang-Undang yang
disetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang (Ayat (4));
e. Dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujui
bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu
tiga puluh (30) hari semenjak rancangan undang-undang
tersebut disetujui, rancangan Undang-Undang tersebut sah
menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan (Ayat (5)).
Pada pasal 21 disebutkan bahwa anggota DPR berhak
mengajukan usul rancangan Undang-Undang. Undang-Undang
merupakan bentuk peraturan perundang-undangan yang paling
luas jangkauan materi muatannya, dapatlah dikatakan tidak ada
25
26
27
28
29
30
10. Yurisprudensi
31
32
14. Doktrin
Doktrin adalah pendapat-pendapat para pakar dalam bidangnya
masing-masing yang berpengaruh. Pendapat yang dikemukakan
ini sering dipergunakan sebagai sumber dalam pengambilan
keputusan, terutama oleh para hakim.
Sumber-sumber hukum negara Republik Indonesia sebagaimana
tersebut di atas yang dijadikan sebagai dasar atau bahan di dalam
pembuatan atau penyusunan peraturan perundang-undangan
adalah merupakan perwujudan dari negara Indonesia sebagai
33
34
35
36
C. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Negara hukum?
2. Sebutkan ketentuan-ketentuan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan negara Indonesia adalah
negara hukum?
3. Jelaskan mengapa Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum
nasional?
D. Rangkuman
Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercermin dalam
Pasal-Pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara
lain Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara
hukum. Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum tentunya
segala perbuatan atau tindakan pemerintah atau Negara harus
didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan tersebut
dilaksanakan.
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada haruslah
didasarkan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang
baik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis
yang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaran
rakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi
maksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan.
Untuk dapat menciptakan hukum yang baik dan adil tentunya tidak
terlepas dari proses dan prosedur pembuatannya, oleh karena itu di
dalam pembuatan harus didasarkan pada alasan dan tujuan yang
jelas , atau harus didasarkan kepada landasan filosofis, yuridis dan
sosiologis, selain itu harus taat terhadap tata urutan peraturan
perundang-undangan yang ada serta peraturan perundang-undangan
yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
37
BAB IV
HUKUM TATA NEGARA DAN
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
38
37
39
40
13)
17)
Ibid, h. 8
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1986, h. 447
18)
15)
19)
16)
14)
41
20)
Ibid.
21)
Ibid.
22)
23)
Ibid. h. 12
42
43
44
24)
25)
45
D. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi
Negara;
3. Jelaskan apa perbedaan dan persamaan Hukum Tata Negara
dan Hukum Administrasi Negara ?
4. Jelaskan hubungan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara;
5. Jelaskan kenapa Hukum Tata Negara disebutkan negara dalam
kondisi tidak bergerak (statis), sedangkan Hukum Administrasi
Negara disebutkan negara dalam kondisi bergerak (dinamis).
E. Rangkuman
Beberapa pengertian Hukum Tata Negara yang telah diuraikan di
atas, apabila disimpulkan maka pengertian Hukum Tata Negara
adalah hukum yang mengatur tentang berdirinya suatu lembaga
negara, tugas dan fungsi suatu lembaga negara serta hubungan
antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yang
lainnya. Sedangkan pengertian Hukum Administrasi Negara adalah
keseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat
perlengkapan negara dan pemerintahan jika menjalankan
kekuasaannya.
Dari dua pengertian tersebut di atas, memang terdapat perbedaan,
namun demikian antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara memiliki hubungan yang erat, karena samasama obyeknya adalah Negara, karena Hukum Administrasi Negara
mempunyai tugas untuk mengawasi jalannya tugas dan fungsi yang
46
48
BAB V
Hukum Acara
Hukum
Publik
Hukum Perdata
Hukum
Privat
Hukum Dagang
Hukum Intergentil
(Hukum antar golongan)
Hukum Interlokal
Hukum Perselisihan
Nasional
HUKUM
HUK UM
Hukum
Perselisihan
Hukum Perselisihan
Internasional = hukum
privat internasional
Hukum Interregional
Hukum antar agama
Hukum
Ekonomi
Hukum
Pidana
47
49
50
Keterangan :
1. Lingkaran 1 : Pancasila
4. Lingkaran 4 : Yurisprudensi
HAN sebagai sub sistem hukum dari sistem hukum nasional harus
didasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Apabila di gambarkan
sistem hukum nasional adalah sebagai berikut:
Gambar 2: Sistem Hukum Nasional26)
26)
Gambar diadop dari CFG Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum
Nasional, Bandung: Alumni, 1991, h. 63
27)
51
(regeringsbesluit) yang bersifat strategi, policy atau ketentuanketentuan umum (algemene bepalingen), dan melalui tindakantindakan pemerintahan (regerings maatregelen) yang bersifat
menegakkan ketertiban umum, hukum, wibawa negara, dan
kekuasaan negara. Oleh karena itu HAN bertujuan untuk menjamin
adanya administrasi negara yang bonafide, artinya yang tertib, sopan,
berlaku adil dan obyektif, jujur, efisien dan fair (sportif), sehingga
keputusan (penetapan) administrasi yang dikeluarkan oleh pejabat
administrasi (penguasa) dapat diprotes atau dilawan oleh warga
masyarakat yang bersangkutan bilamana menurut pendapatnya
mengandung kekurangan, kesalahan atau kekeliruan.
Adapun cakupan HAN sebagaimana dikemukakan oleh Prajudi
Atmosudirdjo adalah HAN mengatur wewenang, tugas, fungsi, dan
tingkah laku para Pejabat Administrasi Negara27). Sedangkan
menurut Van WijkKonjnenbelt dan P. de Haan Cs menyebutkan
bahwa hukum administrasi negara meliputi :
1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan
mengendalikan masyarakat;
2. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam proses
pengaturan dan pengendalian tersebut;
3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);
4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untuk
pemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijk
bestuur) 28).
Jadi cakupan HAN disini meliputi:
1. Memberikan perlindungan hukum kepada warga masyarakat;
2. Mengatur wewenang, tugas, fungsi, dan tingkah laku para Pejabat
Administrasi Negara;
52
C. Latihan
Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Jelaskan mengapa Hukum Administrasi Negara masuk ke dalam
hukum publik?
2. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam system
hukum nasional?
3. Jelaskan beberapa sumber hukum Hukum Administrasi Negara?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan hukum
istimewa dalam Hukum Administrasi Negara ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tugas tertentu dalam
Hukum Administrasi Negara ?
D. Rangkuman
Sistem Hukum Nasional terdiri dari berbagai sub-sub sistem hukum
yang ada di Indonesia, oleh karena itu Hukum Administrasi Negara
merupakan salah satu sub system hukum nasional Indonesia, karena
masih banyak sub-sub system hukum yang lain , seperti Hukum
Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan sebagainya.
Sebagai salah satu sub sistem hukum nasional tentunya Hukum
Administrasi Negara memegang peranan yang sangat penting dalam
mensukseskan pembangunan nasional guna mencapai suatu
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
53
BAB VI
PERBUATAN PEMERINTAH
54
55
56
Perbuatan Hukum
Ketetapan Intern
Ketetapan Ekstern
29)
Gambar diadop dari M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali,
1988, h. 48
57
58
Ibid.
Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 133
33)
Ibid.
34)
SF. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif Di Indonesia,
Yogyakarta: Liberty, 1997, h.12
32)
59
E.
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Jelaskan apa yang dmaksud dengan Perbuatan Pemerintah?
2. Sebutkan jenis perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik?
3. Jelaskan kenapa Hukum Administrasi Negara termasuk ke
dalam Hukum Publik?
60
F. Rangkuman
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan guna mencapai
kesejahteraan masyarakat, pejabat administrasi Negara tidak terlepas
melaksanakan berbagai aktivitas yang dituangkan dalam bentuk
program dan kegiatan, atau dalam Hukum Administrasi Negara
sering disebut dengan istilah Perbuatan Pemerintah. Perbuatan atau
aktivitas yang dilaksanakan oleh Pemerintah ada yang berimplikasi
terhadap hukum (yuridis), dan ada yang tidak berimplikasi hukum
(non yuridis).
Dalam hubungannya dengan Perbuatan Pemerintah di sini yang
dibahas adalah Perbuatan Pemerintah yang berimplikasi hukum. Di
kalangan pemerintahan, perbuatan pemerintah terdiri dari dua jenis,
yaitu:
1. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum privat; dan
2. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik.
Perbuatan Pemerintah yang bersifat hukum privat, karena ini
merupakan hubungan hukum antara subyek hukum (perorangan atau
badan hukum perdata) dengan pemerintah tentunya tunduk terhadap
aturan-aturan yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
Sedangkan perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik terdiri
dari dua macam, yaitu :
1. perbuatan hukum publik yang bersegi dua, dan
2. perbuatan hukum publik yang bersegi satu.
61
BAB VII
PENGAWASAN ADMINISTRATIF DAN
PENGAWASAN YURIDIS TERHADAP
PEMERINTAH
62
63
64
65
66
67
C. Latihan
68
1. Pengawasan fungsional;
2. Pengawasan legislatif;
3. Pengawasan melekat;
4. Pengawasan masyarakat.
D. Rangkuman
Tujuan pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan melalui
pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat
dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan
nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara
Negara dan penyelenggara pemerintahan bersama-sama segenap
rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan para pejabat
administrasi Negara tidak terlepas dari pengawasan oleh semua
pihak, oleh karena itu sering disebutkan pemerintah sebagai obyek
pengawasan. Adapun tujuan pengawasan sebagaimana disebutkan
dalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 adalah mendukung
kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembangunan. Sedangkan
jenis pengawasan adalah :
BAB VIII
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
70
69
71
72
71
73
74
75
76
2) Isi gugatan
Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Badan/ Pejabat TUN
dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Peradilan TUN
yang berisi tuntutan agar Keputusan tersebut :
a) Dinyatakan batal atau tidak sah (Tuntutan Pokok);
b) Dengan atau tanpa disertai ganti rugi, rehabilitas khusus
sengketa kepegawaian maupun kompensasi (Tuntutan
Tambahan).
D. Upaya Hukum
1. Pemeriksaan Tingkat Banding
Peradilan TUN berkedudukan sebagai salah satu pelaksanaan
a. Permintaan Pemeriksaan Banding
4. Gugatan
1) Alasan gugatan
a) Keputusan badan/Pejabat TUN bertentangan dengan
Peraturan perundang-undangan yang berlaku (baik yang
bersifat formal, prosedur maupun materiil) dan yang
dikeluarkan oleh Badan atau pejabat yang berwenang;
b) Badan atau pejabat TUN dengan Keputusannya
menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari pada
wewenang yang diberikan (detournement de pouvoir);
c) Badan atau Pejabat TUN mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan keputusan secara tidak patut (willekeur).
77
78
79
80
E. Upaya Administratif
81
82
83
35)
36)
Ibid.
84
85
86
87
88
89
k. Asas motivasi;
l. Asas kepantasan dan kewajaran;
m. Asas pertanggung-jawaban;
n. Asas kepekaan;
o. Asas penyelenggaraan kepentingan umum;
p. Asas kebijaksanaan;
q. Asas itikad baik;
Lebih lanjut di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan nepotisme disebutkan bahwa asas-asas
umum penyelenggaraan negara meliputi:
a. Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundangundangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
Penyelenggara Negara;
b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan
dalam pengendalian penyelenggaraan negara;
c. Asas Kepentingan Umum, yaitu asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif
dan selektif;
d. Asas Keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur,
dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara;
90
H. Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Peradilan Tata Usaha
Negara?
2. Jelaskan latar belakang pemikiran lahir PTUN?
91
I. Rangkuman
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokokpokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 10 disebutkan bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Peradilan di lingkungan :
1. Peradilan Umum;
2. Peradilan Agama;
3. Peradilan Militer;
4. Peradilan Tata Usaha Negara.
Namun setelah lebih kurang 15 tahun Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1970 tersebut berjalan dari keempat jenis Peradilan tersebut
di atas baru tiga jenis Peradilan yang sudah ada, yaitu Peradilan
Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Militer, sedangkan Peradilan
Tata Usaha Negara belum ada, baru pada tahun 1986 Peradilan
Tata Usaha Negara laihr dengan ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986.
Adapun sebagai dasar pemikiran kelahiran Peradilan Tata Usaha
Negara, diantaranya adalah :
1. Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan tata
kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram
serta tertib yang menjamin persamaan kedudukan warga
92
93
BAB IX
PENUTUP
A. Simpulan
Hukum Administrasi Negara merupakan sub sistem dari Sistem
Hukum Nasional yang berlaku di Indonesia, oleh karena itu HAN
harus didasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta peraturan
perundang-undangan lainnya yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat Indonesia.
Hukum Administrasi Negara (HAN) adalah merupakan keseluruhan
aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat-alat
perlengkapan negara dan aparatur pemerintah apabila menjalankan
kekuasaannya. Adapun tujuan HAN adalah memberikan batasan
wewenang kepada aparatur negara dan aparatur pemerintah agar
dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pembangunan dan
pemerintah tidak berbuat sewenang-wenang serta dapat melindungi
warga masyarakat, dengan demikian tidak terjadi benturan
kepentingan antara penguasa dengan warga masyarakat.
Dalam era reformasi dan transparansi serta persaingan global
dewasa ini, sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah di
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya aparatur
negara dan aparatur pemerintah juga dituntut untuk berpedoman
pada asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik
serta dapat menegakkan supremasi hukum, hal ini sebagaimana
diamanatkan di dalam Ketetapan MPR No.XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang
94
95
B. Tindak Lanjut
Pertimbangan materi HAN diberikan kepada peserta Diklatpim
Tingkat III adalah karena pejabat struktural eselon III adalah pejabat
operasional yang sehari-hari menangani bidang tugasnya masingmasing.
Sehingga setelah diberikan materi HAN, sebagai tindak lanjutnya
diharapkan kepada alumni peserta dapat memahami dan mampu
menerapkan di dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sehari-hari,
dengan demikian maka tidak akan muncul gugatan ke Peradilan
Tata Usaha Negara dari masayarakat, karena masyarakat merasa
terayomi dan hak-haknya terlindungi.
96
DAFTAR PUSTAKA
Bagir Manan dan Kuntana Magnar. (1997). Beberapa Masalah Hukum
Tata Negara Indonesia, Bandung: Alumni.
CFG Sunaryati Hartono. (1991). Politik Hukum Menuju Satu Sistem
Hukum Nasional, Bandung: Alumni.
Bintoro Tjokroamodjojo, Sistem penyelenggaraan Pemerintahan
Negara Atas Dasar Undang-Undang dasar Negara republik
Indonesia Tahun 1945 dan Perubahannya.
CST. Kansil. (1993). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
E. Utrecht/Moh. Saleh Djindang. (1990). Pengantar Hukum
Administrasi Negara Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan.
Indroharto. (1999). Usaha Memahami Undang-Undang tentang
Peradilan Tata Usaha Negara: Beracara di pengadilan Tata
Usaha Negara, Jakarta: Sinar Harapan.
Kuntjoro Purbopranoto. (1975). Beberapa Catatan Hukum Tata
Pemerintahan Indonesia dan Peradilan Administrasi
Negara, Bandung: Alumni.
Lembaga Administrasi Negara. (1994). Sistem Administrasi Negara
Republik Indonesia, Jakarta: Haji Masagung.
M. Nata Saputra. (1988). Hukum Administrasi Negara, Bandung: Alumni.
Paulus Effendi Lotulung. (1994). Himpunan Makalah Azas-azas Umum
Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), Bandung: Citra Aditya.
Philipus M. Hadjon dkk. (1993). Pengantar Hukum Administrasi
Indonesia (Introduction to the Indonesian Administrative
Law), Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
97
98
DAFTAR DOKUMEN
99
100