Anda di halaman 1dari 23

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Kooperatiftipe Student Teams Achievement Devisionsdi Kelas Vii C Smp Negeri 11


Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011
Source : http://ardcorp.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit
dan menakutkan. Terlebih lagi pelajaran matematika dengan guru yang "kiler" dan
menyeramkan akan menambah semakin tidak menentunya konsentrasi belajar siswa. Hal ini
berakibat kepada siswa yang akan sulit dalam memahami materi pelajaran yang
dipelajarinya. Siswa merasa takut jika diberi soal atau pertanyaan, bahkan siwa merasa takut
dengan guru, ketika guru masuk kedalam kelas.
Salah satu fakta yang ditemukan oleh guru dalam pembelajaran adalah kesulitan siswa
dalam memahami bangun segi empat. Hal ini sering terjadi ketika siswa duduk di bangku
SMP, walaupun di SD juga sudah pernah dikenalkan. Permasalahan ini merupakan salah
satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh setiap guru yang mengajar mata pelajaran
matematika.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diantaranya guru dapat menjembatani dengan
perbaikan sistem pembelajaran yang digunakan. Jika guru biasanya masih menggunakan
metode pembelajaran yang klasikal, yaitu dengan salah satunya dengan metede ceramah
saja, maka selanjutnya guru dapat menggunakan metode Student Teams Achievement
Devisions (STAD). Student Teams Achievement Devisions (STAD) merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan oleh guru matematika untuk membantu siswa dalam
memahami materi yang disampaikan. Metode Student Teams Achievement Devisions
(STAD) merupakan metode yang menyenangkan bagi siswa. Metode Student Teams
Achievement Devisions (STAD) merupakan strategi pembelajaran kontekstual. Dengan
metode ini diharapkan anak dapat belajar dengan senang.
Pembelajaran matematika di SMP sangat membutuhkan strategi dan model pembelajaran
yang disesuaikan dengan minat siwa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan. Belajar yang menyenangkan merupakan salah satu arahan yang pembelajaran
pada saat sekarang ini. Model STAD merupakan salah satu model yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran matematika, karena anak diarahkan agar anak dapat bekerjasama dan
belajar, serta berdiskusi untuk memahami materi belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud meneliti tentang Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Devisions di Kelas VII C SMP N 11 Purworejo Tahun Pelajaran
2010/2011 pada pembelajaran matematika materi segi empat.

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa
kelas VII semester II di SMP negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011?
2. Berapa besar efektivitas penggunaan model pebelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa kelas VII
semester II di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. meningkatkan motivasi belajar siswa siswa kelas VII C semester II di SMP Negeri
11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011 siswa pada materi segi empat
dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Devisions,
2. mengetahui efektivitas dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Devisions (STAD) dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi segi empat siswa kelas VII
semester II C di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.

4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Adapun kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan,khususnya dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman pada materi segi empat.
2. Manfaat Praktis
Bagi siswa penelitian ini diharapkan dapat:

1. memberikan motivasi siswa agar mereka memiliki semangat belajar


matematika, sehingga penguasaan kemampuan memahami bangun ruang
meningkat,
2. memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi orang lain dan
menyampaikan pemahaman, ide serta gagasan yang dimilikinya.

5. Sistematika Skripsi
Secara garis besar sistematika skripsi ini disusun dalam 4bagian, yaitu halaman sampul
depan, bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan berisi judul skripsi, lambang Universitas Muhammadiyah
Purworejo, identitas penulis, identitas program studi dan fakultas, serta tahun
penyusunan skripsi.
2. Bagian Awal
Bagian awal skripsi meliputi halaman judul, persetujuan, pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, daftar gambar,
surat pernyataan, serta abstrak.
3. Bagian Isi
Bagian ini memuat pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan serta penutup.
BAB I

PENDAHULUAN
Bagian ini memuat latar belakang masalah, Permasalahan, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bagian ini memuat tinjauan pustaka dan kajian teori. Tinjauan pustaka berisi
beberapa penelitian yang sudah dilakukan, baik dari universitas
Muhammadiyah Purworejo maupun dari luar kampus. Kajian Teori berisi
beberapa pernyataan-pernyataan teori yang berhubungan dengan model
pembelajaran teknik pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman pada materi segi empat.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang Subyek Penelitian, Variabel Penelitian, Desain
Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik
Analisis Data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bagian ini memuat deskripsi hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian berisi hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II, sedangkan
pembahasan hasil tes berisi: pembahasan hasil tes siklus I dan hasil tes siklus
II.

BAB V PENUTUP
Penutup yang berisi simpulan yang merupakan pernyataan singkat hasil
pengolahan dan hakekatnya merupakan jawaban atas masalah yang diteliti
serta saran-saran bagi peneliti di lain waktu dengan lebih baik lagi.
4. Bagian Akhir
Bagian ini memuat daftar pustaka yang merupakan bahan acuan dan lampiranlampiran yang diperlukan dalam menyusun skripsi.

BAB II
LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka
Usaha yang dilakukan oleh guru didalam memberikan pemahaman terhadap siswa tentang
materi segi empat siswa kelas VII semester II di sekolah menengah pertama merupakan
sesuatu yang esensi didalam proses pembelajaran siswa dalam meraih tujuan pembelajaran.
Sebagian besar siswa hanya mampu menerima apa yang diberikan oleh guru dan belum bisa
mengembangkan kemampuan dirinya didalam memahami materi segi empat.
Suatu penelitian akan lebih akurat jika berorientasi pada pengalaman peneliti yang serupa
dengan penelitian tersebut. Sehubungan dengan pemahaman terhadap materi tentang materi
segi empat, telah banyak penelitian yang dilakukan. Ari Bayu Sukmawati (2005) meneliti
tentang analisis kesalahan dalam memahami materi bangun ruang. Dari hasil penelitian
tersebut ditemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam memahami bangun
ruang. Diantaranya kesalahan tersebut yaitu kesalahan pemahaman tentang memahami
bangun ruang silinder, bola, dan balok.
Masruhan Mufid (2007) melakukan penelitian tentang penggunaan metode kooperatif model
Numbered heads Together pada pokok hitung operasi aljabar. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VII A MTs Al-Ialamiyah Maarif Sumpyuh
Kabupaten Banyumas meningkat. Hal ini didasarkan pada prosentase nilai rata-rata akhir
siklus I yaitu 64,1 % meningkat menjadi 76,63% pada siklus II dan ketuntasan belajar
klasikal meningkat pada siklus I 68,4% menjadi 77,5% pada siklus II.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut maka peneliti mengambil penelitian tentang upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Devisions di kelas VII C SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran
2010/2011.
.

2. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
James D. Whitaker dalam Wasti Soemanto (1983) menerangkan bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai proses dimana laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu
proses, artinya bahwa hasil dari belajar tidak langsung dapat dirasakan hasilnya
sekarang, namun pada waktu yang akan datang. Belajar pada hakekatnya adalah
proses latihan melalui pengalaman yang di berikan oleh pengajar.
Menurut Akh Minhaji (2008: 114) belajar pada hakekatnya adalah melatih berpikir
rasional dan kritis. Howard Kingskey yang dalam Syaiful Bachri Djumaroh (2002)
mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan. Menurut Oemar Hamalik
(2006:63) belajar adalah perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa belajar itu
tidak hanya sekedar untuk mencari pengalaman atau pengetahuan yang diinginkan
tetapi lebih dari itu yaitu adanya perubahan sikap atau tingkah laku. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan menuju kebaikan. Perubahan tingkah laku tersebut
dilakukan secara kontinyu, yang mana hal ini merupakan salah satu tujuan
pendidikan. Lebih lengkapnya Nizar Ali (2010: 207) bahwa tujuan pedidikan tidak
terlepas dari filsafah bangsa sehingga tujuan pendidikan harus sesuai dengan situasi
dan kondisi bangsa.
Menurut Wasti Sumanto (2003:35) belajar itu bukan sekedar mencari pengalaman
,belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung
secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan dalam undang-undang dan peraturan pemerintah RI
tentang pendidikan, dijelaskn bahwa belajar adalah proses interaksi peserta didik dan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.(UU sisdiknas tahun
2005)
Menurut uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar bukan sekedar mencari
pengalaman tetapi merupakan suatu proses dimana pembelajaran berlangsung,
dimana guru menyampaikan materi pembelajaran sedang peserta didik,
menerimanya. Pembelajaran secara aktif ialah baik guru maupun peserta didik samasama menyadari tugas dan kewajiban untuk melaksanakannya. Apabila proses
pembelajaran dilakukan dengan kesadaran tinggi kiranya tujuan pendidikan akan
tercapai.
Pendidikan yang dilakukan dengan kesadaran itu adalah menyiapkan peserta didik
untuk masa yang akan datang dan bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan
berlangsung menyangkut tiga aspek, yaitu : pertama Aspek kognitif yang
menyangkut masalah penguasaan dan ilmu pengetahuan, kedua aspek Afektif yaitu
menyangkut masalah sikap atau tingkah laku yang dilakukan melalui bimbingan
disamping diberikan pengetahuan, ketiga aspek psikomotorik yaitu menyangkut
masalah jenis ketrampilan. Ketrampilan akan dapat dikuasai jika sering diadakan
latihan latihan yang kontinyu.
2. Motivasi
1. Pengertian Motivasi

Menurut Sondang Siagian (2004:142) motivasi adalah kondisi jiwa yang


menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan menyalurkan perilaku dan
tindak tanduk seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Dari
definisi tersebut dapat dipahami, bahwa secara garis besar motivasi adalah
dorongan yang berasal dari dalam jiwa manusia yang dapat mendorong
manusia untuk melakukan sebuah tindakan dalam rangka mencapai tujuan
yang akan dicapai. Selain itu menurut Stanlay Vance (2004:12) motivasi
adalah perasaan seseorang yang berada dan bertindak dalam kondisi tertentu
untuk melaksanakan aktivitas yang menguntungkan dilihat dari perspektif
pribadi maupun kelompok. Motivasi dapat digolongkan sebagai perasaan
yang ada dalam diri manusia yang mendorong untuk bertindak, untuk dapat
menghasilkan keuntungan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, atau
kelompok. Jadi motivasi adalah dorongan yang berada dalam individu atau
kelompok untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun
orang lain untuk meraih tujuan yang telah disepakati.
2. Motivasi Belajar
Menurut Hamzah (2007:31) motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator yang meliputi adanya
hasrat untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan dan cita-cita, adanya penghargaan, adanya kegiatan yang menarik,
adanya lingkungan belajar yang kondusif. Jadi motivasi belajar adalah unsur
yang penting dalam proses belajar untuk menciptakan suasana belajar yang
kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan
sebelumnya. Motivasi belajar hendak diciptakan oleh guru sebagai fasilitator
dalam belajar siswa, sehingga diharapkan siswa mampu belajar dengan giat
dan semangat dengan segala apa yang dicita-citakan oleh siswa.

3. Pembelajaran kooperatif
Sebelum pada pembelajaran kooperatif untuk memperjelas maka akan di berikan
sedikit tentang pengertian belajar,menurut Noeng Muhadjir (2000 : 49) belajar
adalah proses pembentukan asosiasi antara yang sudah diketahui dengan yang baru.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar dengan mengelompokkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 4 sampai 5 siswa. Dalam
kelompok tersebut siswa diberi kesempatan untuk dapat memahami konsep-konsep
atau prinsip-prinsip dengan kemampuan sendiri melalui interaksi antara anggota
kelompok siswa dengan guru sebagai fasilitator.
Menurut Melvin (2009:29) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan cara diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan
debat dalam kelas, latihan melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan
studi kasus. Sedangkan menurut Slavin (2005:34) pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa bekerjasama dalam suatu

kelompok kecil. untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran . Trianto (2009: 5)


pembelajaran kooperatif pada dasarnya adalah pemberian kontribusi secara penuh
kepada instansti sekolah atau guru untuk merancang dan merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah untuk mengaktifkan belajar siswa
dengan bekerjasama antara satu sama lain sesama siswa dan keluarga sekolah. Setiap
kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan tingkat kemampuan yang
beragam.
1. Konsep belajar kooperatif
Menurut Melvin (2009:35) belajar kooperatif adalah adanya interaksi yang
ditimbulkan dari gagasan yang disusun oleh guru sebelum mengajar. Menurut
Slavin (1995:2) pembelajaran kooperatif adalah model instruksional yang
ditandai dengan struktur tugas, struktur tujuan, dan reward yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya pembelajaran
kooperatif adalah belajar yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya. Pembelajaran kooperatif akan berjalan lebih baik ketika siswa
diberikan reward atau semacam hadiah kepada siswa yang unggul dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Prinsip belajar kooperatif
Ada empat unsur dalam pembelajaran kooperatif menurut Wina Widjaya
(2009: 241) yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya upaya belajar pada
setiap anggota, adanya tujuan yang hendak dicapai. Prinsip belajar kooperatif
dalam pembelajaran pada dasarnya adalah keaktifan setiap anggota untuk
mencapai tujuan pembelajaran, yaitu dengan cara belajar aktif bagi setiap
anggota kelompoknya dengan cara bekerjasama satu dengan yang lainnya.
Menurut Melvin (2009: 29) unsur dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari
diskusi dan proyek kelompok kecil, presentasi dan debat dalam kelas, latihan
melalui pengalaman, pengalaman lapangan, simulasi, dan studi kasus
3. Pengertian Student Team Achievement Devisions (STAD)
Menurut Slavin (2009: 67) Student Team Achievement Devisions (STAD)
adalah model pembelajaran yang mengutamakan prinsip kerjasama dan
menggunakan alat peraga sederhana dan inovatif dengan memanfaatkan
lingkungan. Dalam model ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok secara
heterogen (prestasi, jenis kelamin, dll). Selanjutnya guru menyampaikan
materi yang dilanjutkan dengan pemberian tugas untuk diselesaikan oleh
anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah paham dapat menjelaskan
kepada anggota yang lainnya sampai semua anggota kelompok itu paham
atau mengerti.

3. Kerangka Berpikir

Pembelajaran selama ini dianggap kurang berhasil dalam meningkatkan motivasi terhadap
siswa, keberhasilan tersebut diantaranya dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya
membawa siswa pada pemahaman.
Pembelajaran tipe STAD merupakan tipe belajar kooperatif yang sederhana, yang
didalamnya terdapat langkah-langkah yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam
belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap materi yang
dipelajari.
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD dihapakan dapat
meningkatkan motivasi. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat diindikasikan
dengan adanya peningkatan hasil belajar. Hasil belajar didapatkan dari evaluasi yang
dilakukan pada akhir pembelajaran.

4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perkiraan awal penulis akan hasil yang
dicapai terkait penelitian yang dilakukan. Dimana menurut (Noeng Muhadjir 2007: 39)
menyatakan bahwa hipotesa adalah perkiraan awal penulis akan hasil yang dicapai terkait
penelitian yang dilakukan dan di bangun dari tata relasi penelitian yang ada. Jadi, hipotesa
dalam penelitian ini adalah penerapan model belajar STAD dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau classroom action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas menurut Carr dan Kemmis
dalam Wijaya Kusuma (2008:9) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective)
yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran. Sedangkan menurut Muhamad Basrowi (2008: 25) penelitian tindkan kelas
adalah penelitian tindakan yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang dilaksanakan
dalam kawasan sebuah kelas. Dari keterangan yang ada tersebut dapat dijelaskan bahwa
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti didalam kelas dalam usaha untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diharapkan hasil dan mutu pendidikan akan
maningkat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif, dimana peneliti
meminta bantuan guru lain yang mengampu mata pelajaran yang sama sebagai observer.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Purworejo yang beralamatkan di Desa
Ngombol, Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo.

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai dengan September
pada tahun 2011. Proses penelitian ini berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

observasi awal,
penyusunan proposal,
permohonan ijin,
pengambilan data,
analisis data, dan
penulisan laporan penelitian.

Selanjutnya jadwal waktu pelaksanaan penelitian dari observasi awal sampai penulisan
laporan disajikan pada lampiran I.

4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP N 11 Purworejo yang berjumlah 32 siswa
yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

5. Tehnik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
dokumentasi, metode tes, observasi dan angket.
1. Metode dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data, hasil ulangan harian pada pra siklus.
1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa.


Instrument tes berbentuk uraian dan disusun berdasarkan indiator-indikator
yang telah ditetapkan.
2. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi kelompok belajar
pada saat sebelum dan sesudah penggunakan metode pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD). Metode ini dilakukan oleh peneliti pada setiap
siklus pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Sehingga peneliti langsung
dapat mengamati sendiri perjalanan pembelajaran yang dilaksanakan..
3. Metode Angket
Angket ini digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa pada saat
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Student Teams
Achievement Divisions (STAD).

6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan, mengelola, menganalisis dan
menyajikan data secara sistematis dan objektif.
1. Dokumen
Dokumen digunakan untuk memperoleh gambaran awal siswa yang akan mengikuti
pembelajaran. Dokumen diperoleh dari daftar nilai yang diperoleh oleh siswa
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Dengan demikian dokumen
digunakan oleh guru untuk mendapatkan gambaran awal pemehaman siswa terhadap
materi yang akan dipelajari.
2. Tes
Tes dilaksanakan setelah siswa memperoleh pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru dikelas. Tes dilaksanakan dalam rangka mengetahui hasil belajar siswa sesudah
dan sebelum mengikuti pembelajarn. Instrument tes ini disusun dengan prosedur
yang telah ditentukan.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi ini dikembangkan berdasarkan beberapa indikator yang meliputi
adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan untuk
belajar, adanya cita-cita masa depan dan adanya kegiatan menarik dalam belajar.
Lembar observasi disusun berdasarkan kisi-kisi lembar observasi siswa seperti pada
tabel 1. Selanjutnya penilaian dilakukan dengan mengartikan setiap alternatif
jawaban menjadi jawaban kualitatif sesuai tabel 2.

Tabel 1
Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
No
Indikator
1
Keinginan untuk berhasil dalam belajar
2
Dorongan dan kebutuhan belajar
3
Kegiatan yang menarik dalam belajar
4 Adanya harapan dan cita-cita masa depan

No Item
2, 5, 9
1,10, 11
3, 4, 7, 8
6, 12

Jumlah Item
3
3
4
2

Jumlah Pertanyaan

12

Tabel 2
Skala Penilaian Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
No

Option Jawaban

Skor

1. Angket
Angket yang digunakan adalah angket presepsi siswa yang menilai tentang belajar sesuai
dengan indikator pembentuk motivasi belajar yang dikembangkan sesuai kisi-kisi angket
motivasi pada tabel 3, sedangkan metode penilaian yang digunakan adalah metode skala
likert. Skala likert merupakan skala yang mempunyai tingkat jawaban dari sangat positif
sampai dengan sangat negatif atau sebaliknya.
Untuk skala penilaian angket sesuai dengan yang tertera pada tabel 2

Tabel 3
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Nomor Item
Jumlah
Positif Negatif

No Indikator
1
2
3
4

Hasrat keinginan untk berhasil belajar


Dorongan dan kebutuhab untuk belajar
Harapan cita-cita masa depan
Kegiatan yang menarik dalam belajar
Jumlah pernyataan

1
2,5
6
3,4
6

7
9
10
8
4

2
3
2
3
10

Tabel 4
Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa
No Pilihan Jawaban

Jenis Soal dan Skor


Positif Negatif

1. Tehnik Analisis Data


Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (2006:263), tehnik analisis data adalah
proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Lain halnya menurut Muhamad Basrowi (2008: 130) tehnik analisis data
adalah jiwa dari PTK, karena analisis data adalah salah satu hal yang harus ditempuh setelah

pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, dimana pengumpulan data tersebut diibaratkan
sebagai jantungnya PTK. Tehnik analisis data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Setiap butir jawaban disekor sesuai dengan skala penilaian lembar observasi
motivasi belajar siswa.
2. Jumlah sekor selanjutnya disajikan secara deskriptif persentase menggunakan rumus
yang telah disajikan.
Diskripsi presentase adalah model penelitian yang menganalis data dengan
mengumpulkan kemudian dipresentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase adalah:
(Ngalim Purwanto, 2009:102)
Keterangan:
NP
R
SM

: Nilai persentase yang dicari


: Skor mentah yang diperoleh
: Skor Maksimum

Selanjutnya hasil persentase dinyatakan kedalam penghargaan kualitatif yang


mempunyai kriteria sesuai tabel berikut

Tabel 5
Tabel Kriteria Penghargaan
Tingkat Persentase
< 30%
30% - 70 %
>70 %

Penghargaan
Tidak baik
Cukup baik
Baik

1. Analisis Data Angket


Penghitungan angket motivasi siswa dilakukan dengan menghitung skor rerata setiap
pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa. Untuk menghitung skor rerata dari setiap
pernyataan pada lembar angket digunakan rumus :

Setelah sekor rerata diperoleh kemudian dicari skor rerata gabungan, yaitu dari jumlah skor
rarata dibagi dengan banyaknya pernyataan dalam angket motivasi belajar siswa. Untuk
menghitung skor rerata gabungan dapat digunakan rumus :

Setelah didapatkan skor rerata gabungan dapat ditentukan kriteris kualitatif dari hasil yang
diperoleh dalam penghitungan angket motivasi belajar siswa. Ketentuan kriteria kualitatif
angket motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
1. jika 1,00 skor rerata gabungan <1,50 maka termasuk dalam katergori tidak baik,
2. jika 1,50 skor rerata gabungan < 2,50 maka termasuk dalam kategori kurang baik,
3. jika 2,50 skor rerata gabungan < 4,50 maka termasuk dalam kategori cukup baik,
4. jika 3,50 skor rerata gabungan < 4,50 maka terasuk dalam kategori baik, dan
5. jika 4,50 skor rerata gabungan mak termasuk dalam kategori sngat baik.(standar
KKM)
2. Analisis Rerata Nilai Siswa
Proses penilaian siswa dilakukan melalui penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS), kuis
individu dan soal akhir siklus. Penilaian tersebut berfungsi menjadikan acuan dalam proses
perbaikan kinerja pada pertemuan selanjutnya, berikut ini adalah rumus untuk menghitung
nilai siswa.

Selanjutnya penghargaan kualitatif dilakukan sesuai dengan skala penilaian evaluasi siswa
sesuai tabel skala penilaian evaluasi siswa berikut ini
Setelah diperoleh nilai siswa selanjutnya dicari rerata nilai siswa untuk setiap evaluasi
belajar siswa. Untuk menghitung rerata nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut :

= Rerata Nilai siswa


= Jumlaj data

N
i

= Banyaknya data
= Data ke i

1. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kunandar rencana PTK
adalah rencana tindakan pembelajaran didalam kelas yang tersusun dan dari segi definisi
harus prospektif atau memandang kedepan pada tindakan dengan memperhitungkan
peristiwa yang tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2007:58) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas. PTK dilakukan dalam bentuk
siklus yang berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari empat tahap,
yaitu planning, action, observation, reflection.
1. Planning
Pada tahapan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan pembentukan
kelompok-kelompok siswa dan pembuatan perangkat mengajar, seperti RPP, LKS,
kisi-kisi angket dan lembar observasi siswa, angket motivasi, lembar observasi, kuis
individu, dan soal akhir siklus.
2. Action
Pada tahap ini semua rencana pembelajaran mulai dilaksanakan. Tindakan dilakukan
adalah membentuk kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen, selanjutnya
guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Lembar kerja siswa
tersebut selanjutnya diminta untuk dipahami oleh para siswa dalam setiap kelompok,
selanjutnya siswa yang sudah paham dapat membantu menjelaskan kepada siswa
lainnya yangbelum paham. Guru selanjutnya memberikan kuis individu dan
memberikan soal akhir siklus sebagai indicator pemahaman siswa.

3. Observation
Pengamatan merupakan tindakan mangamati jalannya pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tingat motivasi belajar siswa dengan
lembar observasi yang diisi oleh obsever.
4. Reflection
Refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan
dilakukan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang
telah dilakukan dan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kinerja pada penelitian
berikutnya.

2.

Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini dapat diukur dengan adanya peningkatan motivasi
belajar siswa dari siklus pertama ke siklus berikutnya dimana motivasi belajar siswa masuk
dalam kategori baik atau sangat baik.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Penelitian
1. Diskripsi Siklus I
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang pelaksanaan
pembelajaran pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
siswa kelas VII semester II di SMP Negeri 11 Purworejo tahun pelajaran 2010/2011.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Kegiatan tindakan siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan
alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 x 40 menit.
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I ini adalah :
2. Menyiapkan rencana praktik pembelajaran materi segi empat siswa
kelas VII semester II.
3. Menyiapkan perencanaan tindakan meliputi :
1. Menyiapkan lembar kerja siswa
2. Menyiapkan kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti
pelajaran, dan akhir pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk pelaksanaan observasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan salam
dan menyapa siswa, guru berusaha menarik perhatian dan minat siswa
dengan sesekali mengajukan pertanyaan pelacak kepada siswa. Kemudian
guru memberikan apersepsi. Tapi sebelum dimulai pembelajaran siswa diberi
pertanyaan lisan untuk menjajaki sampai dimana tingkat pengetahuan siswa
terhadap materi yang akan dipelajari dan guru sambil menjelaskan tujuan
pembelajaran serta relevansinya.
Pada kegiatan inti pembelajaran guru langsung menjelaskan materi dan
menerapkan srategi yang telah disiapkan yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Awalnya guru membagi siswa yang berjumlah 32
dalam 5 kelompok tim dan masing-masing kelompok terdiri dari 6/7 siswa,
kemudian masing-masing siswa dalam satu tim diberi materi yang sama
untuk dikerjakan. Selanjutnya bagi siswa yang sudah jelas dapat menjelaskan

kepada siswa yang lainnya sampai nggota kelompok tersebut paham.


Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan
pelajaran yang telah dipelajari secara bersama. Pada akhir kegiatan
pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar post tes sambil
mengingatkan pelajaran yang akan dipelajari di pertemuan berikutnya.
Karena waktu yang sedikit sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan soal post
tes secara maksimal. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam dan
doa.
1. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan dibantu fasilitator
menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan siklus I ini pada dasarnya sudah
berjalan sesuai rencana pembelajaran meskipun belum berjalan sesuai
harapan. Karena ada beberapa hal yang perlu disikapi dan dijadikan masukan
untuk siklus selanjutnya diantaranya siswa masih kelihatan bingung dan
canggung melaksanakan strategi yang diterapkan guru.
Hal ini disebabkan strategi ini merupakan hal baru bagi siswa karena selama
ini tidak pernah menggunakan strategi aktif learning. Sehingga siswa belum
bisa dikondisikan secara baik dan cenderung suasana semrawut dan tidak
kondusif. Hal lain yang menjadi masalah adalah seting ruang kelas yang
tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif
tipe student teams achievement devision.

1. Diskripsi Siklus II
Kegiatan tindakan siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuan 2 x 40 menit.

1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini adalah menyiapkan rencana
pembelajaran materi segi empat siswa kelas VII semester II.
1. Menyiapkan rencana praktik pembelajaran materi materi segi empat siswa
kelas VII semester II.
Menyiapkan perencanaan tindakan meliputi:

menyiapkan lembar post tes,


menyiapkan kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pelajaran, dan akhir
pembelajaran.

1. Menyiapkan lembar observasi untuk pelaksanaan observasi

2. Menyiapkan refleksi.
1. Pelaksanaan Tindakan
Pada awal kegiatan pembelajaran guru memulai pembelajaran dengan salam dan menyapa siswa,
guru berusaha menarik perhatian dan minat siswa dengan sesekali mengajukan pertanyaan kepada
siswa, guna mengetahui tentang motivasi awal siswa ketika belajar materi segi empat siswa kelas
VII semester II. Kemudian guru memberikan apersepsi. Tapi sebelum dimulai pembelajaran siswa
diberi pertanyaan lisan untuk menjajaki sampai dimana tingkat pengetahuan siswa terhadap materi
yang akan dipelajari dan guru sambil menjelaskan tujuan pembelajaran serta relevansinya.
Selanjutnya guru membagi siswa yang berjumlah 32 dalam 5 kelompok tim dan masingmasing kelompok terdiri dari 6/7 siswa, kemudian masing-masing siswa dalam satu tim
diberi materi yang sama untuk dikerjakan. Selanjutnya bagi siswa yang sudah jelas dapat
menjelaskan kepada siswa yang lainnya sampai nggota kelompok tersebut paham. Sebelum
mengakhiri kegiatan pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari secara bersama.
Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan pelajaran yang
telah dipelajari secara bersama. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran guru dan siswa
menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari secara bersama. Pada akhir kegiatan
pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar post tes. Kemudian guru
menutup pelajaran dengan salam dan doa.
Pada pelaksanaan tindakan suasan kelompok sudah terkondisikan dan siswa sudah tahu
akan hal apa yang ditugaskan. Ini ditandai dengan kesungguhan melaksanakan tugas dan
meyelesaikan post tes tepat waktu. Namun tetap saja ada sebagian kecil siswa yang belum
memahami metode yang diterapkan.
1. Refleksi
Dari pelaksanaan siklus 2 ini dapat dipahami bahwa :

Siswa dapat menerima kegiatan pembelajaran ini


Sebagian siswa mulai memberikan respon terhadap kegiatan pembelajaran ini dan
penjelasan guru
Substansi materi telah cukup baik serta mendapat tanggapan positif yang ditandai
dengan serius memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru
Siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran meskipun tanya jawab belum
berkembang secara optimal, ini dikarenakan sebagian siswa masih malu dalam
bertanya
Daya serap siswa cukup baik, karena rata rata tes akhir mengalami peningkatan
Adanya scenario kegiatan pembelajaran yang dapat mempermudah dalam melakukan
tindakan
Perlu adanya usaha guru yang lebih intensif lagi dalam membangkitkan motivasi siswa
supaya semangat belajarnya semakin meningkat.

1. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh menunjukkan
peningkatan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1. Analisis Hasil Observasi siswa
Lembar observasi siswa dugunakan untuk menilai pengamatan yang telah
dilaksanakan oleh peneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Hal yang dinilai adalah aktivitas siswa yang dapat memenuhi kriteria
motivasi belajar siswa sesuai indikator pembentuk motivasi belajar siswa. Adapun
indikator peningkatan motivasi siswa adalah adanya peningkatan hasil belajar yang
di ketahui dari nilai hasil evaluasi. Berikut akan disajikan analisis data lembar
observasi siswa.
1. Siklus I
Berdasarkan data hasil observasi (lampiran I) diperoleh persentase tingkat
motivasi belajar siswa siklus I sebagai berikut :

= 45,83%
1. Berdasarkan data hasil observasi (lampiran II) diperoleh persentase tingkat motivasi
belajar siswa siklus II sebagai berikut :

= 62 %
1. Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa
Angket motivasi belajar siswa digunakan untuk memenuhi keterkaitan dan pendapat siswa
terhadap metode pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran Matematika. Angket motivasi ini di isi oleh siswa sendiri dan
mengisi sesuai dengan apa yang mereka alami. Berikut adalah analisis data motivasi
belajar siswa :
1. Siklus I
Dari hasil rekapitulasi belajar siswa kelas VII C siklus I (Lampiran II), diperoleh
skor rerata angket motivasi belajar siswa siklus I tabel 6 Berikut ini.

Tabel 6
Skor Rerata Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pernyataan
Saya selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini
Saya memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran
Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal baru yang belum
pernah saya dapatkan sebelumnya
Saya telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga
sebelumnya
Dengan metode ini saya menjadi terdorong untuk dapat memahami
materi
Setelah belajar dengan menggunakan metode ini saya percaya akan
dapat menyelesaikan latihan-latihan
Tugas-tugas latihan dalam metode ini terlalu sulit
Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik
Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan
menggunakan metode ini
Saya tidakyakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil

Pilihan
Skor
Jawaban
Rerata
1 2 3 4 5 112/31 =3, 61
1 2 3 4 5 114/31 = 3,67
1 2 3 4 5 116/ 31 = 3,74
1 2 3 4 5 103/31 = 3,32
1 2 3 4 5 101/31 = 3,25
12345

91/31 = 2,93

12345
12345

85/31=2,74
98/31 = 3,16

1 2 3 4 5 110/31 = 3,54
12345

97/31 = 3,12

Dari tabel 6 diperoleh Skor rerata gabungan 33,08/10 = 3,31

1. Siklus II
Dari hasil rekapitulasi belajar siswa kelas VII C siklus II (Lampiran III), diperoleh
skor rerata angket motivasi belajar siswa siklus I tabel 7 berikut ini.
Tabel 7
Skor Rerata Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
NO
1
2
3
4

Pernyataan
Saya selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran ini
Saya memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran
Pada pembelajaran ini saya diberikan hal-hal baru yang belum
pernah saya dapatkan sebelumnya
Saya telah mempelajari sesuatu yang menarik dan tidak terduga
sebelumnya

Pilihan
Jawaban
12345
12345

Skor
Rerata
129/31=4,16
124/31 = 4

12345

116/31 = 3,74

12345

104/31 = 3,35

5
6
7
8
9
10

Dengan metode ini saya menjadi terdorong untuk dapat memahami


materi
Setelah belajar dengan menggunakan metode ini saya percaya akan
dapat menyelesaikan latihan-latihan
Tugas-tugas latihan dalam metode ini terlalu sulit
Penyampaian materi dalam pembelajaran ini kurang menarik
Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi pembelajaran
dengan menggunakan metode ini
Saya tidakyakin dapat meneyelesaikan evaluasi dengan berhasil

12345

126/31 = 4,06

12345

118/31 = 3,80

12345
12345

102/31 = 3,29
126/31 = 4,06

12345

128/31 = 4,12

12345

116/31 = 3,74

Berdasarkan tabel 7 didapat Skor rerata gabungan 38,30/10 = 3,83


Berdasarkan hasil angket siswa kelas VII C SMP N 11 Purworejo didapat pada siklus I
motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori cukup baik karena 2,50 3,31<3,50.
Sedangkan hasil angket pada siklus II menunjukan motivasi belajar siswa termasuk dalam
kategori baik, karena 3,503,83<4,50.

1. Pembahasan
Hasil penelitian berupa pengamatan tindakan dan angket motivasi dari siklus I dan II dapat
dianalisa sebagai berikut :

1. Siklus I
1. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi diperoleh presentasi
motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 60,41% dari 10 aspek yang dinilai
berdasarkan empat indikator yang membentuk motivasi belajar siswa. Siswa
masih belum memahami penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran Matematika. Sehingga pembelajaran masih belum
sesuai dengan tujuan yang dicapai.
2. Angket Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan penilaian angket motivasi siswa, tingkat motivasi belajar siswa
pada siklus I termasuk dalam kategori cukup baik.

2. 2. Siklus II
3. a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
4. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi diperoleh presentasi
motivasi belajar siswa pada siklus II adalah 72,41% dari 10 aspek yang dinilai
berdasarkan empat indikator yang membentuk motivasi belajar siswa. Siswa
sudah memahami penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
mata pelajaran Matematika sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan
terjadi kerjasama antara siswa dengan siswa dan sudah berjalan baik.
5.
6. b. Angket Motivasi Belajar Siswa
7. Berdasarkan penilaian angket motivasi siswa didapatkan bahwa tingkat motivasi
belajar siswa pada siklus II termasuk dalam kategori baik.
8. Dengan demikian dari hasil siklus I dan Siklus II dapat dilihat bahwa penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Matematika
efektif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 11
Purworejo tahun pelajaran 2010/2011. Jadi hipotesis pada penelitian ini dapat
diterima.

BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa kelas VII C SMP N 11 Purworejo dapat ditingkatkan dengan
menggunakan metode belajar Student Teams Achievement Devisions (STAD). Hal ini
ditunjukkan oleh hasil pengamatan pada siklus 1 persentasenya adalah 45,83%
keudian meningkat menjadi 62 % pada siklus 2.
2. Hasil belajar siswa kelas VII C SMP N 11 Purworejo pada pokok bahasan segi empat
dan segi tiga dapat ditingkatkan dengan menggunakan penerapan metode
pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Hal
ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata siswa yang meningkat, yaitu dari 60,41% menjadi
72,41% dari 10 aspek yang dinilai berdasarkan empat indikator yang membentuk
motivasi belajar siswa.

2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Penelitian ini menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif model
model Student Teams Achievement Devisions (STAD) efektif dapat dilakukan oleh
guru sehingga perlu dijadikan variasi pembelajaran pada pokok bahasan yang lain.

2. Motivasi belajar siswa adalah hal yang mendasar yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pembelajaran karena pembelajaran tidak akan bermakna tanpa adanya
motivasi dari siswa untuk belajar sehingga perlu guru menumbuhkan atau
memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai