Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
Aswan Bagastoro
07.04.2015
1.2 Morfologi
1.3 Klasifikasi
Plasmodium yang ditemukan pada manusia berjumlah 4 spesies,
yaitu:
1 Plasmodium vivax
Merupakan penyebab penyakit malaria vivax, atau disebut juga
malaria tertiana dengan gejala klasik trias malaria.
2 Plasmodium malariae
3 Plasmodium ovale
Disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala demamnya lebih
ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium
vivax.
4 Plasmodium falciparum
Penyebab penyakit malaria tropika dengan gejala demam yang
tidak teratur.
Stadiu
m
Trofozo
it
muda
P. vivax
P. falciparum
P. malariae
P. ovale
Eritrosit
membesar,
terdapat inti
sitoplasma
berbentuk
cincin, titik
Schuffner
belum begitu
jelas.
Eritrosit tidak
membesar,
terdapat inti
dengan
sitoplasma
yang
berbentuk
accole(di
pinggir),
Eritrosit
tidak
membesar,
terdapat
inti,
sitoplasma
berbentuk
cincin dan
lebih tebal,
Terdapat
inti,
sitoplasma
berbentuk
cincin (1/3
eritrosit),
terdapat
titik
Schuffner
Trofozo
it tua
Skizon
muda
Skizon
matan
g
terdapat
titik
Ziemann.
(titik James)
yang
tampak
jelas.
Besar
sitoplasma
kira-kira
setengah
eritrosit,
berbentuk
pita (khas
P.malariae),
buir-butir
pigmen
banyak,
kasar dan
gelap
warnanya.
Eritrosit
agak
membesar
dan
sebagian
eritrosit
berbentuk
lonjong
(oval) dan
pinggir
eritrosit
bergerigi di
satu ujung
dengan titik
Schuffner.
Inti membelah
Inti
menjadi 4-8,
membelah
titik schuffner
menjadi 2-6,
masih ada,
terdapat titik
terdapat
maurer,
pigmen
eritrosit tidak
kuning
membesar
tengguli.
Intinya
membelah
menjadi 2-6
Intinya
membelah
menjadi 48.
Inti
Inti membelah
membelah
menjadi 12menjadi 824, titik
24, titik
schuffner
maurer
masih ada di
masih ada,
pinggir
eritrosit tidak
membesar.
Intinya
membelah
menjadi >8,
merozoit
hampir
mengisi
seluruh
eritrosit dan
punya
susunan
teratur
berbentuk
rosette.
Berbentuk
bulat, inti
membelah
menjadi 810 letaknya
teratur
ditepi
granula
pigmen.
Eritrosit
membesar,
terdapat inti
parasit,
sitoplasma
membentuk
seperti
amoeba, titik
Schuffner
sudah keliat
jelas.
berbentuk
cincin, atau
terdapat 2
inti dengan
masingmasing
sitoplasmany
a yang
disebut
infeksi
multiple.
Terdapat titik
maurer.
2.1 Definisi
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi
eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal.
Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring
dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.Terdiri
dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli.Gametosit
berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin
eksentris, pigmen kuning.Gejala malaria jenis ini secara periodik 48
jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam
berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
2.2 Etiologi
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain
menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang, seperti golongan
burung, reptil dan mamalia.Termasuk genus plasmodium dari famili
plasmodidae.Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel
darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati
dan di eritrosit.Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk
anopheles betina. Sebagian besar nyamuk anopheles akan
menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis
nyamuk, puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar.
Plasmodium akan mengalami dua siklus. Siklus aseksual (skizogoni)
terjadi pada tubuh manusia, sedangkan siklus seksual (sporogoni)
terjadi pada nyamuk.
Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala
sesuai dengan jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya
tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium eksoeritrositer
dengan masuk ke sel hati. Di hati, sporozoit matang menjadi skizon
yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit akan
memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai
stadium eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan mengalami
perubahan morfologi, yaitu : merozoit bentuk cincin trofozoit merozoit. Proses perubahan ini memakan waktu 2-3 hari.
Masa inkubasi malaria sekitar 7-30 hari tergantung spesiesnya.P.
falciparum memerlukan waktu 7-14 hari, P. vivax dan P.ovale 8-14
hari, sedangkan P. malariae memerlukan waktu7-30 hari.Masa
inkubasi ini dapat memanjang karena berbagai faktor, seperti
pengobatan dan pemberian profilaksis dengan dosis yang tidak
adekuat.
2.3 Epidemiologi
Penyakit malaria ini banyak ditemukan di daerah endemik dan
juga malaria ini masih menjadi persoalan kesehatan yang besar di
daerah tropis dan subtropis seperti di brazil, asia-tenggara, dan
seluruh sub-sahara afrika.
Kalau di Indonesia, malaria ditemukan hampir di seluruh
wilayah. Pada tahun 1996 ditemukan kasus malaria di Jawa-Bali
dengan jumlah penderita sebanyak 2 juta orang. Dan dari data
tersebut, sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium falciparum
dan Plasmodium vivax. Kalau untuk Plasmodium malariae banyak
ditemukan di Indonesia Timur, sedangkan Plasmodium ovale di
Papua dan NTT.
Permasalah resistensi terhadap obat malaria semakin lama
semakin bertambah. Plasmodium falciparum dilaporkan resisten
terhadap klorokuin dan sulfadoksin-pirimetamin di wilayah Amazon
dan Asia Tenggara. P.vivax yang resisten klorokuin ditemukan di
Papua Nugini, provinsi Papua, Papua Barat, dan Sumatera.
Resistensi terhadap obat ini akan menyebabkan semakin
kompleksnya pengobatan dan penanggulangan malaria. (Widoyono,
2011)
2.6 Komplikasi
1 Anemia berat
Derajat anemia tergantung dari derajat dan lama parasitemia
terjadi.Pada beberapa pasien, serangan malaria berulang yang tidak
diobati secara adekuat akan menyebabkan anemia normokrom
sebagai akibat perubahan eritropoetik di dalam sumsum tulang.
Anemia dapat terjadi pula terjadi akibat penghancuran eritrosit yang
mengandung parasite.Anak dengan anemia berat dapat menderita
takikardia.
Anemia juga turut berperan dalam gejala serebral seperti
bingung, gelisah, koma, pendarahan retina dan juga gejala
kardiopulmonal seperti irama derap, gagal jantung, hepatomegaly
dan edema paru.
2 Dehidrasi,gangguan asam basa dan gangguan elektrolit
Gejala klinis dehidrasi sedang sampai berat adalah penurunan
perfusi perifer,rasa haus,penurunan berat badan 3-4%,nafas cepat
dan dalam (asidosis),penurunan turgor kulit,peningkatan kadar
ureum darah (6,5 mmol/L atau 40 mg/dl),asidosis metabolik pada
pemeriksaan urin,kadar natrium urin rendah dan sedimen
normal,merupakan tanda terjadinya dehidrasi dan bukan gagal
ginjal.
3 Hipoglukemia berat
Hipoglikemia berhubungan dengan hiperinsulinemia yang
diinduksi oleh malaria dan kina.Gejala hipoglikemia ini serupa
dengan malaria serebral.Hipoglikemia pada anak adalah keadaan di
mana kadar glukosa darah turun menjadi 40 mg/dL atau lebih
rendah.Adapun gejalanya yakni rasa cemas,berkeringat,dilatasi
pupil,sesak nafas,pernafasan sulit dan berbunyi,oliguria,rasa
kedinginan,takikardia dan pening.Gambaran klinis ini dapat
berkembang menjadi penurunan kesadaran,kejang umum,sikap
tubuh ekstensi,syok dan koma
4 Gagal ginjal
Kadar ureum sedikit meningkat kira-kira 10% pada anak lebih
dari 5 tahun,seringkali gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi yang
tidak diobati adekuat.Pada orang dewasa dapat pula disertai
nekrosis tubular akut
5 Edema paru akut
Gejala edema paru seringkali timbul beberapa hari setelah
pemberian obat antimalaria,pada umumnya terjadi bersamaan
dengan hiperparasitemia,gagal ginjal,hipoglikemia dan asidosis
6 Kegagalan sirkulasi (agrid malaria)
Malaria agrid adalah malaria falciparum yang disertai syok oleh
karena adanya septicemia kuman gram negative.
7 Kecenderungan terjadi pendarahan
Pendarahan yang sering dijumpai adalah pendarahan
gusi,epitaksis,petekia dan perdarahan subkonjungtiva.Apabila
terjadi koagulasi intravascular diseminata (KID) akan timbul
perdarahan yang lebih hebat yaitu melena dan hematemesis.
8 Hiperpireksia
Hiperpireksia lebih banyak dijumpai pada anak daripada dewasa
dan seringkali berhubungan dengan kejang,delirium dan koma,maka
pada malaria monitor suhu berkala sangat dianjurkan.
9 Hemoglobinuria/Black water fever
Hampir seluruh kasus hemoglubinuria berkaitan dengan
defisiensi G6PD pada pasien dengan infeksi malaria.Pada kasus
ini,hemolysis akan berhenti setelah pecahnya eritrosit tua
10 Ikterus
Manifestasi klinis icterus muncul jika kadar bilirubin dalam darah
>3mg%
11 Hiperparasitemia
Umumnya penderita yang non-imun,densitas parasite >5% dan
adanya skizotaemia sering berhubungan dengan malaria
berat.Penderita dengan parasitemia berat akan meningkatkan resiko
terjadinya komplikasi berat
( Depkes, 2006 )
Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan adalah gejala
klasik yang menjadi Trias Malaria secara berurutan :
a. Periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil, seluruh
badan gemetar dan gigi sering terantuk diikuti meningkatnya
temperatur.
b. Periode panas : penderita muka merah, nadi cepat, dan
panas badan tetap tinggi bebrapa jam diikuti dengan keadaan
berkeringat.
c. Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan
temperatur turun, dan penderita merasa sehat.
Sering disertai sakit kepala, mual dan atau muntah
Kadang-kadang diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
pada orang dewasa
Riwayat berpergian dan bermalam 1 4 minggu yang
lalu ke daerah malaria (masa inkubasi)
Tinggal dan berdomisili di daerah endemis malaria
Pernah menderita malaria
Riwayat mendapat transfusi darah
Gejala pada daerah endemis biasanya lebih ringan dan
tidak klasik karena timbulnya antibodi, sedangkan pada
non endemis lebih klasik/khas dan cenderung menjadi
berat.
Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita
malaria berat, dapat ditemukan keadaan di bawah ini:
Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
Keadaan umum yang lemah.
Kejang-kejang.
Panas sangat tinggi.
Mata dan tubuh kuning.
Perdarahan hidung, gusi, atau saluran cerna.
Nafas cepat (sesak napas).
Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.
Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai
kehitaman.
Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.
Telapak tangan sangat pucat.
Pemeriksaan fisik
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan
radikal yang ditujukan terhadap stadium hipnozoit di sel hati dan
stadium lain yang berada di eritrosit.P.vivax yang mulai resisten
terhadap klorokuin yang diberikan selama tiga hari disertai
primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, maka primakuin akan
bersifat sebagai skizontisida darah selain membunuh hipnozoit di
sel hat. Obat lain yang sebagai alternative yang dapat diberikan
adalah attesunat-amodikuin, dihidroartemisinin-piperakuin, atau
non-altemisinin seperti meflokuin dan atovaquone-proguanil.
a Klorokuin dan turunannya ( klorokuin, amodiakuin, dan
hidroksiklokuin)
Farmakodinamik:
Aktivitas antimalaria: hanya efektif terhadap parasit
dalam fase eritrosit. Efektivitasnya sangat tinggi
terhadap plasmodium vivax, plasmodium malariae,
plasmodium ovale, dan terhadap strain plasmodium
falciparum yang sensitive klorokuin. Demam akan hilang
dalam 24 jam dan sediaan hapus darah, umumnya
negative dalam waktu 48-72 jam.
Mekanisme kerja obat : menghambat aktifitas
polymerase heme plasmodia.
Farmakokinetik:
Absorbsi: setelah pemberian oral terjadi lengkap dan
cepat, dan adanya makanan mempercepat absorbsi ini.
Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam.
Kira-kira 55% dari jumlah obat dalam plasma akan
terikat pada non-diffusible plasma constituent.
Metabolisme: berlangsung lambat sekali.
Ekskresi: metabolit klorokuin (monodesetilklorokuin dan
bisdesitilklorokuin) diekskresi melalui urine.
Efek samping:
Sakit kepala ringan, gangguan pencernaan, gangguan
penglihatan, dan gatal-gatal.
Pengobatan kronik sebagai terapi supresi kadang kala
menimbulkan sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia,
erupsi kulit, rambut putih, dan perubahan gambaran
EKG.
Dosis tinggi parenteral yang diberikan secara cepat
dapat menimbulkan toksisitas terutama pada system
kardiovaskular berupa hipotensi, vasodilatasi,
penekanan fungsi miokard, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan henti jantung.
Kontra indikasi:
Pada pasien dengan penyakit hati, atau pada pasien
dengan gangguan saluran cerna.
Tidak dianjurkan dipakai bersama fenilbutazol atau
preparat yang mengandung emas karna menyebabkan
dermatitis.
Tidak dianjurkan dipakai bersama meflokuin karna akan
meningkatkan resiko kejang.
Tidak dianjurkan dipakain bersama amiodaron atau
halofantrin karna akan meningkatkan resiko terjadinya
aritmia jantun
2.9 Pencegahan
Metode pencegahan penyakit malaria dapat dibagi menjadi
dua basis besar, yaitu berbasis pada komunitas (masyarakat) dan
berbasis pribadi. Dijelaskan sebagai berikut :
A Berbasis Masyarakat
1 Pola perilaku bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus
selalu ditingkatkan melalui penyuluhan dan kesehatan,
pendidikan kesehatan, diskusi kelompok maupun
melalui kampanye massal untuk mengurangi tempat
sarang nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk, PSN).
Kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor,
diantaranya dengan mengalirkan air atau menimbun
2.10 Prognosis
( Mansyor, 2001 )
a. Pengertian
Gebrak malaria adalah gerakan nasional seluruh komponen
masyarakat untuk memberantas malaria secara intensife
melalui kemitraan antara pemerintah, dunia usaha,
lembaga wadaya masyarakat, dan badan-badan
internasional serta penyandang dana.
b. Tujuan
Tujuan gebrak malaria adalah meningkatnya kemampuan
setiap orang dan kepedulian masyarakat untuk mengatasi
malaria, terciptanya lingkungan yang terbebas dari
penularan malaria, terselengara dan terjangkaunya upaya
penanggulangan malaria yang bermutu untuk menurunkan
angka kematian dan kesakitan malaria serta meningkatkan
produktifitas kerja guna mencapai indonesia sehat 2010.
c. Sasaran
Sasaran gebrak malaria meliputi 3 kahalayak sasaran,
yaitu:
a) Sasaran Primer.
Sasaran primer adalah kelompok sasaran didaerah
bermasalah malaria, meliputi siapa yang paling beresiko
malaria, siapa yang paling banyak terkena malaria,
mana yang paling penting yang harus dijangkau.
b) Sasaran Sekunder.
Sasaran sekunder adalah kelompok sasaran yang
mempengaruhi perubahan perilaku ( melatih,
mendukung, meotivasi ) kelompok sasaran primer.
c) Sasaran Tersier.
Sasaran tersier adalah para pembuat dan pengambil
keputusan, penyandang dan yang memungkinkkan
terlaksannya kegiatan gebrak malaria
d. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan dalam malaria ini meliputi:
- Advokasi
Advokasi gebrak malaria adalah suatu upaya persuasi
dan motivasi dengan informasi yang tepat, akurat, dan
shahi untuk memperoleh dukungan dari pemerintah,
dunia usaha, LSM dan para pengambil kebijakan publik