Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIDEPRESI

Oleh :
Anna Sumarna
Dina Nurmelinda
Dini Siti Nurhalimah
Elis Mustikawati
Novita Sandiawati
Rendi Rahman

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015

I.

Tujuan
1. Mempunyai keterampilan dalam melakukan pengujian aktivitas
antidepresi suatu obat antidepresi
2. Memahami kerja obat antidepresi dalam mengatasi gejala gejala
depresi

II.

Dasar Teori
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar
suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan
terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala gangguan depresi adalah
perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang
biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola
tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat,
atau aktivitas kehidupan.
Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang
signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidangbidang penting lainnya (Yustinus, 2006). Antidepresan merupakan obatobat yang efektif pada

pengobatan depresi, meringankan gejala

gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir.


Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi
termasuk :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress.


Meringankan insomnia
Untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi.
Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot
Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung..
6. Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan
(Mutchler, 1991).
Jenis jenis Antidepresan :

1.
2.
3.

Anti depresan trisiklik


Inhibitor monoamine oksidase
Inhibitor reuptake serotonin selektif

Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan adalah


penyakit depresif mayor. Obat ini juga berguna dalam pengobatan
gangguan panik, gangguan ansietas (cemas) lainnya dan enuresis pada
anak-anak. Berbagai riset terdahulu menunjukkan bahwa obat ini
berguna untuk mengatasi gangguan deficit perhatian pada anak-anak
dan bulimia serta narkolepsi. Anti deprasan seperti amitriptilin juga
memiliki efek anti kejang. Golongan ini digunakan pada pasien yang
depresi dan juga mengalami kecemasan, atau untuk penggunaan jangka
lama dimana dikhawatirkan timbul ketergantungan bila menggunakan
benzodiazepine. Inhibitor MAO seperti meclobemid sangat berguna
pada pasien depresi dengan fobia. Selektif serotonin reuptake inhibitor
(SSRI) seperti citaloram bisa digunakan untuk serangan panic.
Antidepresan Trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai
antidepresan sejak tahun 1950an. Dinamakan trisiklik karena struktur
molekulnya mengandung 3 cincin atom. Mekanisme kerja ATS
tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter norepinefrin dan
serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat
diterima dan gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi
individu di atas usia 40 tahun, ATS aman dan efektif dalam pengobatan
penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan
pertimbangan keperawatan, perawat harus mampu mengetahui efek
samping umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta
pengobatannya. Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping
antikolinergik, seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi,
retensi urine, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara, takikardia,
dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping
jangka pendek dan biasa terjadi serta dapat diminimalkan dengan
menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk kebingungan,
konsentrai buruk, halusinasi, delirium, kejang, depresi

pernafasan,

takikardia, bradikardia dan koma. Contoh obat-obatan yang tergolong


antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline, amoxapine,

imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline dan trimipramine.


(Mutchler,1991).

Anda mungkin juga menyukai