Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT ILMU

(ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI)


TUGAS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Diampu Oleh:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si

Oleh
Yopa Faizal Reza
1402574

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU


Setiap
merupakan

pengetahuan
tiang

memiliki

penyangga

tiga

tubuh

komponen

yang

pengetahuan

yang

disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistimologi


dan aksiologi. Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa,
epistimologi menjelaskan pertanyaan bagaimana, dan aksiologi
menjelaskan pertanyaan untuk apa.

1.

A. ONTOLOGI

Objek apa yang telah ditelaah ilmu ?


Objek materi ilmu manajemen ialah sisi manajemen yang

mengatur seluruh kegiatan ekonomi (bisnis), yaitu, Perencanaan,


pengorganisasian,

Pengerahan

(motivasi,

kepemimpinan,

pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi, dan negosiasi


serta pengembangan organisasi) dan pengendalian (meliputi
pemantauan, penilaian, dan pelaporan)
2.

Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut ?


Ontologi dari manajemen adalah jaringan komunikasi

intensif antar individu yang memiliki perbedaan keterampilan


dan ilmu, namun bekerja untuk mewujudkan tujuan yang sama.
Jadi ontologi dari praktek manajemen adalah jaringan komunikasi
yang saling bertautan satu sama lain. Adapun aspek realitas
yang dijangkau teori dan manajemen melalui pengalaman
pancaindra ialah dunia pengalaman manusia secara empiris baik
yang berupa tingkat kwalitas maupun kwantitas hasil yang
dicapai
3.

Bagaimana

hubungan

antara

objek

dengan

daya

tangkap manusia (berpikir, merasa, mengindera) ?

Ontologi dari praktek manajemen bila dikaitakan dengan


daya tangkap manusia adalah adalah komunikasi dan tanggung
jawab individual yang saling terkait satu sama lain tanpa bisa
terlepaskan (Drucker, 2001, 12).
4.

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya


pengetahuan yang berupa ilmu ?
Untuk

mendapatkan

suatu

pengetahuan

yang

benar

terdapat dua cara yaitu, non ilmiah dan cara ilmiah. Cara
penemuan kebenaran non ilmiah yaitu dengan menggunakan
akal sehat, prasangka, pendekatan intuisi, penemuan kebenaran
dengan coba-coba, dan pendekatan otoritas ilmiah dan pikiran
praktis. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan
penyelidikan/riset, pengalaman dan percobaan. Adapun cara
yang

dilakukan

dalam

penelitian

untuk

mendapatkaan

pengetahuan adalah dengan menggunakan metode kualitatif dan


kuantitatif.
5.

Bagaimana prosedurnya ?
- Sistematika Ilmu/ Proses Ilmu

- Prosedur Metode Ilmiah/Penelitian

B.
E

1.

PISTEMOLOGI

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya


pengetahuan yang berupa ilmu?
Dalam epistimologi terdapat proses pemikiran kritis dan

mendalam,
intuisi.

proses

Agar

dapat

memanfaatkan
memahami

akal,

pengalaman,

bagaimana

proses

budi,
dalam

mengetahui pengetahuan yang berupa ilmu adalah dengan


memahami pendekatan ilmiah (riset/penelitian).
2.

Bagaimana prosedurnya?

Menurut Endang Komara, pada dasarnya metode ilmiah


merupakan

cara

ilmu

meperoleh

dan

menyusun

tubuh

pengetahuannya, berikut prosedurnya;


a.

Kerangka

pemikiran

yang

bersifat

logis

dengan

argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan


b.

sebelumnya yang telah berhasil disusun.


Menjabarkan hipotesis yang merupakan

c.

kerangka pemikiran tersebut


Melakukan verifikasi terhadap hipotesis.

3.

Hal

hal

apa

yang

harus

deduksi

diperhatikan

agar

dari

kita

mendapatkan pengetahuan yang benar ?


Dalam

epistimologi

mengandung

aliran,

yaitu

aliran

empirisme dan rasionalisme. Dan untuk mendapatkan kebenaran


yang hakiki, adanya silogisme antara kedua aliran empirisme dan
rasionalisme. Dengan demikian hal hal yang perlu diperhatikan
dalam

mencari

memperhatikan

kebenaran
teori

adalah

kebenaran

memahami

koherensi,

dan

korespondensi,

pragmatisme, diantaranya :
a.
b.

Data

empiris

berkenaan

dengan

permasalahan

yang

berada di lingkungan manajemen bisnis (keusangan kinerja).


Teori yang digunakan, dalam manajemen yaitu teori x dan

y, teori motivasi dll.


c. Alat dan metode yang digunakan dalam memperoleh
kebenaran dalam ilmu manajemen (validitas dan reabilitas
menggunakan uji statistik, metode menggunakan eksplanasi
survey, uji hipotesis diterima atau tidaknya menggunakan
regresi, untuk mengukur sebarapa jauh pengaruh yang
ditimbulkan)
d. Kesimpulan, silogisme antara teori dengan kenyataan di
lapangan.
4.

Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?

Menurut Endang Komara, kebenaran ilmu atau kebenaran


ilmiah adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi
yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu
dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem
yang relevan. Pengetahuan yang demikian tahan uji, baik dari
verifikasif empiris maupun rasional, karena cara pandang,
metode dan sistem yang dipakai bersifat empiris dan rasional
silih berganti. Ada 3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran
keilmuan ini yaitu:
a. Teori Saling Hubungan (Coherence Theory)
Sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa
kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan
diantara ide-ide secara tepat, yaitu ide-ide sebelumnya telah
diterima

sebagai

kebenaran.

Bradley

(dalam

Endang

Komara, 2014) mengemukakan bahwa suatu proposisi itu


cenderung benar jika koheren dengan proposisi benar yang
lain, atau jika arti yang dikandungnya itu koheren dengan
pengalaman.
Kebenaran terletak pada saling hubungan di antara ide-ide
tentang sesuatu yang ditangkap di alam pikiran. Tingkat
saling hubungan adalah ukuran bagi tingkat kebenaran itu
sendiri.
b. Teori Kesesuaian (Correspondence Theory)
Kebenaran adalah persesuaian antara pernytaaan tentang
fakta dengan fakta itu sendiri. Jika teori koheren bersifat
rasional-aprioris, maka teori korespondensi bersifat empirisaposterioris.
c. Teori Kegunaan (Pragmatic Theory)
Pada umumnya teori memandang

masalah

kebenaran

menurut segi kegunaannya. Kebenaran menurut pragmatis


ini bergantung kepada kondisi yang berupa manfaat (utility),

kemungkinan

dapat

dikerjakan

(workability)

dan

konsekuensi yang memuaskan (satisfactory result)


5.

Apa kriterianya?
Selain didasarkan

menurut

teori

saling

hubungan,

kesesuaian dan pragmatis, kebenaran suatu ilmu dapat diukur


dari kriterianya yaitu:
a. Bersifat rasional
b. Bersifat empiris
c. Bersifat kritis
d. Bersifat fenomenologi
6. Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
Untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang berupa ilmu,
dapat dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang
merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode
adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu
dengan langkah-langkah yang sistematis. Garis besar langkahlangkah sistematis keilmuan menurut Soetriono dan SRDm Rita
Hanafie (2007) dalam Endang Komara (2014:131), adalah
sebagai berikut:
a. Mencari, merumuskan, dan mengidentifikasi masalah
b. Menyusun kerangka pemikiran (logical construct)
c. Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah)
d. Menguji hipotesis secara empirik
e. Melakukan pembahasan
f. Menarik kesimpulan
Tiga
sedangkan
penelitian.

langkah

pertama

langkah-langkah
Dikaitkan

merupakan

metode

selanjutnya
dengan

penelitian,

bersifat

ilmu

teknis

manajemen,

sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam mendapatkan


pengetahuan yang berupa ilmu manajemen adalah:

a. Metodologi, adalah sarana, cara dan teknik yang dapat


membantu dalam menciptakan ilmu pengetahuan.
b. Dalam ilmu manajemen bisnis, bisa menggunakan
pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif.
c. Teknik teknik yang digunakan adalah sebagai berikut;
angket, eksperimen, riset, survey eksplanasi, analisis path,
regresi sederhana dan berganda, deduktif, induktif dan lain
lain.

C. AKSIOLOGI
1.

Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan?


Dalam pendekatan aksiologi, Jujun dalam Endang Komara

(2014:130), mengemukakan bahwa pada dasarnya ilmu harus


digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia.
Dalam hal ini maka ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana
atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta kelestarian
atau keseimbangan alam.
Kaitannya dengan ilmu manajemen, pengetahuan yang
diperoleh tersebut juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan,
menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan suatu peristiwa
(fenomena).
digunakan
manajemen

Dalam ilmu manajemen bisnis, ilmu tersebut


untuk:

kesehjeteraan

bisnis

yang

manusia,

menyangkut

dalam

bidang

pencapaian

tujuan

organisasi.
2.

Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut


dengan kaidah-kaidah moral?
Kaitan antara cara penggunaan pengetahuan tersebut

dengan kaidah-kaidah moral adalah saling berkaitan karena


moral

adalah

suatu

landasan/

etika

dalam

menggunakan

pengetahuan. Akan tetapi semuanya tergantung pada seseorang

menyikapi kaidah dalam ilmu manajemen. Penilaian dan putusan


moral pada dasarnya berakar pada latar belakang budaya
seseorang. Dalam ilmu manajemen bisnis, semakin penggunaanpenggunaan pengetahuan tersebut diaplikasikan menggunakan
kaidah moral yang baik, maka semakin baik pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
3.

Bagaimana

penentuan

objek

yang

ditelaah

berdasarkan pilihan-pilihan moral?


Manajemen bisnis merupakan salah satu bagian dari objek
yang

bersifat

formal/kemanusiaan.

Bila

dilihat

dari

ilmu

pengetahuan maka termasuk ke dalam ilmu pengetahuan ilmiah.


Bila disandingkan dengan pilihan-pilihan moral sangat erat
kaitannya dengan etika dan estetika.
4.

Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang


merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
moral/profesional?
Kaitan

antara

teknik

prosedural

yang

merupakan

operasionalisasi metode ilmiah dengan moral, kaitannya sangat


jelas. Dalam menggunakan suatu teknik prosedural, harus
menggunakan

sistematika

yang

memperhatikan

moral

di

dalamnya.

KESIMPULAN
Setiap
merupakan

pengetahuan
tiang

memiliki

penyangga

tiga

tubuh

komponen

yang

pengetahuan

yang

disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistimologi


dan aksiologi. Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan apa,
epistimologi menjelaskan pertanyaan bagaimana, dan aksiologi
menjelaskan pertanyaan untuk apa. Adapun langkah sistematik

untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan yang diaplikasikan


dalam ilmu manajemen, yaitu:
1. Tahap Pra Penelitian (identifikasi masalah, penetapan
tujuan

penelitian/tercapainya

ilmu,

introspeksi

dan

skeptif)
2. Tahap Proses Penelitian (tahap ontologisme dasar/asumsi
dasar)
3. Tahap Epistemologisme (metodologi/sarana dan cara
mencapai ilmu, penyimpulan, aplikasi ilmu praktis dan
tercapainya sebagai pembuktian dan ilmu final)
4. Tahap Akhir (aksiologisme, tercapainya kebahagiaan
abadi), yang pada ilmu manajemen dikaitkan dengan
tercapainya tujuan organisasi

Anda mungkin juga menyukai