selama beberapa hari. Akan tetapi tidak dapat makan atau pun berkembangbiak, dan akhirnya
akan mati.
Di dalam nukleus , DNA diorganisasikan bersama dengan protein menjadi materi
yang disebut kromatin. Kromatin yang di beri warna tampak melalui mikrokop cahaya
maupun mikroskop electron sebagai massa kabur. Sewaktu sel bersiap untuk membelah
( bereproduksi ), kromatin kusut yang berbentuk benang dan menggulung ( memadat ),
menjadi cukup tebal untuk bisa dibedakan sebagai struktur terpisah yang disebut kromosom.
Nukleus ini mengontrol sintesis protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer
molecular yang berbentuk RNA, RNA mesenjer ( messenger RNA, mRNA) ini disintesis
dalm nukleus sesuai dengan perintah yang diberikan oleh DNA, mRNA. kemudian
penyampaian pesan genetic ini ke sitoplasma melalui pori nukleus. Sewaktu berada dalam
sitoplasma, molekul mRNA akan melekat pada ribosom, di sini pesan genatik tadi
diterjemahkan ( ditranlasi ) menjadi struktur primer suatu protein spesifik. Berdasar jumlah
nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
2.
3.
Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis
jamur.
b. Fungsi Nukleus
Nukleus memiliki peran atau fungsi yang sangat penting diantaranya sebagai berikut:
2. RIBOSOM
a. Struktur Ribosom
Ribosom adalah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat
sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom
(rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini
menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan
asam amino yang dibawa oleh tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi
di dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar atau pada membran inti sel.
Ribosom merupakan partikel yang kompak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein,
melekat atau tidak pada permukaan eksternal dari membran RE yang memungkinkan sintesa
protein.
b. Sifatnya
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan
negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub
unit yang memiliki dimensi berbeda. Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub
unit ribosom tersebut dapat dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis.
Sub unit-sub unit berasosiasi secara tegak lurus pada bagian sumbu dalam aiur yang
memisahkannya.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit
Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan
ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah
80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29
nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm. Pada prokariot
sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi,
menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. coli.
c. Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang,
mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
Satu rRNA 28S
Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat
berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi tersebut.
RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana terbaca maka
tRNA melekat pada site yang merupakan bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA
yang melekat pada molekul mRNA menyebabkan pergerakan translasi mRNA
masing-masing.
d. Protein Ribosomal
1) Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut dengan
huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku 130.00040.000 dalton. Berada pada permukaan ribosom, mengelilingi rRNA. Protein
memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor pemanjangan sedangkan yang
lainnya mengontrol transduksi.
2) Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:
Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang memberikan energi
untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA asetil. Fiksasi (protein L7
dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6).
Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antara rantai peptida yang telah
dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru. Dalam konstruksi suatu alur longitudinal,
menempatkan rantai protein dengan pembentukan dan melindunginya melawan
enzim proteolitik. Alur ini memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35
asetil-NH2.
3.
pipa, gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel eukariot. Retikulum
endoplasma dibagi dua kategori, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus. Kedua macam retikulum endoplasma ini menyusun suatu sistem membran
yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam membran disebut dengan luminal atau ruang
sisterna (cisternal space) dan daerah diluar membran yang disebut ruang sitosolik (cytololic
space). Retikulum endoplasma kasar merupakan organel berbatas membran yang terusun dari
suatu kantong pipih yang disebut dengan sisterna. Sedangkan komponen membran dari
retikulum endoplasma halus berbentuk tubular. RE memiliki banyak bentuk (polimorfik).
Perbedaan jumlah antara kedua jenis retikulum endoplasma ditentukan oleh jenis sel.
Sebagai contoh, sel yang mensekresi protein dalam jumlah besar seperti sel pankreas dan
kelenjar ludah mempunyai retikulum endoplasma yang banyak. Kalau dilihat secara
menyeluruh, retikulum endoplasma kasar dan halus dibedakan tidak hanya berdasarkan ada
tidaknya ribosom pada membrannya tetapi juga pada susunannya dalam sitoplasma.
Retikulum endoplasma kasar tampak berupa saluran panjang, berjajar melengkung teratur,
sedangkan retikulum endoplasma halus berupak pembuluh (tubuler) atau gelembung
(vesikuler) yang tidak teratur. Retikulum endoplasma kasar dan halus berhubungan di suatu
tempat, karena dalam banyak hal kedua retikulum endoplasma ini bekerja sama dalam
melakukan aktivitas sel.
struktur khas yaitu setiap lembarannya tersusun atas 2 membran sel yang kemudian
menjadi satu pada bagian tepi sel masing-masing. Membran ini dibatasi oleh kantong
yang berbentuk sakulus.
Bentuk dan letak sakulus bervariasi, sesuai dengan jenis, struktur dan fungsi sel.
Misalnya RE kasar yang yang berada di pankreas, sakulus menjadi tampak sistematis,
terarah, serta paralel antara satu kantung dengan kantung lainnya. Contoh RE kasar
yang lain tampak pada sel-sel glandula dari acini pankreas dan paratoide terdapat pada
maxilla. Hampir seluruh sakulus yang diamati di bawah mikroskop menempati bagian
basal sitoplasma. Semakin aktif sebuah sel, maka jumlah ribosom dan sakulus akan
semakin banyak.
b. Retikulum Endoplasma Halus (RE Halus)
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus terbetuk dari satu labirin dengan kanalikuli yang halus,
saling berhubungan, serta berinfiltrasi dalam semua sitoplasma. RE halus berfungsi
dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel. Jalur yang dibuka dengan RE halus adalah jalur nutrisi dan
mineral yang berhubungan dengan mitokondria, tempat glikogen dan juga
peroksisom. RE halus merupakan jalinan tubuli-tubuli yang saling berkaitan dan tanpa
adanya ribosom. Retikulum endoplasma halus ditemukan berlimpah dalam sel-sel dari
organ reproduksi, di mana mereka memproduksi hormon steroid, seperti estrogen dan
testosteron.
Dalam beberapa jenis sel otot, retikulum endoplasma halus (disebut sebagai
retikulum sarkoplasma) menyimpan ion kalsium. Hasil rilis ion kalsium ini pada
kontraksi otot. Ini organel sel memiliki fungsi detoksifikasi dalam sel hati. Retikulum
endoplasma halus yang ditemukan dalam sel-sel hati mengandung enzim-enzim
detoksifikasi yang dapat menonaktifkan racun berbahaya, seperti obat-obatan dan sisa
metabolisme.
c. Retikulum Endoplasma Sarkoplasmik (RE Sarkoplasmik)
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE
halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE
DNA
RNA
: pelaksana
Asam Amino
: bahan baku
Enzim
: biokatalisator
ATP
: energy
1. DNA
Adalah asam
nukleat yang
yang
digunakan
dalam
pengembangan dan fungsi dari semua hidup yang dikenal organisme dengan
pengecualian beberapa virus. Peran utama dari DNA molekul adalah jangka panjang
penyimpanan informasi.
2. RNA
Asam ribonukleat (RNA) adalah jenis biologis penting dari molekul yang terdiri dari
rantai panjang unit nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula
ribosa, dan fosfat. RNA sangat mirip dengan DNA, tetapi berbeda dalam beberapa
rincian struktural penting: dalam sel, RNA biasanya beruntai tunggal, sedangkan DNA
biasanya double-stranded; RNA nukleotida mengandung ribosa sedangkan DNA
mengandung deoksiribosa (sejenis ribosa yang tidak memiliki satu atom oksigen), dan
RNA memiliki dasar daripada urasil timin yang hadir dalam DNA. RNA ditranskripsi
dari DNA dengan enzim yang disebut RNA polimerase dan umumnya diproses lebih
lanjut oleh enzim lainnya.
a.
RNA
duta/RNA-messenger/RNA-m
(pembawa
perintah/informasi
genetis);
pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C
"alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan
sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
4. Enzim
berfungsi
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Beberapa enzim
diantaranya:
a. DNA Polimerase
b. DNA Ligase
c. DNA Primase
d. DNA Helikase
5. ATP
Adenosina trifosfat (ATP) adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal
sebagai "satuan molekular" pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat
digunakan untuk menyimpan dan mentranspor energi kimia dalam sel.
C. PROSES SINTESIS PROTEIN
RNA diperlukan dalam proses sintesa protein untuk membawa informasi yang
dibawa oleh gen ke tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pelaksana sintesa
protein adalah :
1.
RNA
duta/RNA-messenger/RNA-m
(pembawa
perintah/informasi
genetis);
Endoplasma (ribosom)
Sintesis protein
Berbagai fungsi
Motilitas
Biosintesis
Kerja kemiosmotik
dll
1. Replikasi Dna
Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus sel.
Proses replikasi melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan pembukaan utas
ganda DNA, sehingga memungkinkan terjadinya perpasangan basa untuk membentuk
utas baru. Pembentukan utas komplementer terjadi melalui perpasangan basa antara A
dengan T dan G dengan C. Dalam replikasi DNA, setiap utas DNA lama berperan sebagai
cetakan untuk membentuk DNA baru.
Atau Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin dalam
untai ganda DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah untai asli
setengah sintesis baru). Diawali dari pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase
Terbentuk garpu repliakasi (replication fork) Garpu bergerak dalam 2 arah berlawanan
sampai kedua ujung bertemu menghasilkan DNA baru Masing untai DNA induk berperan
sebagai cetakan Untai baru dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA
polymerase Untai baru memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk
Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks bereplikasi,
masing-masing dari kedua molekul anak akan mempunyai satu untai lama yang erasal
dari satu molekul induk dan satu untai yang baru. Model replikasi ini disebut model
semikonservatif. Model lainnya adalah model konservatif dimana molekul induk tetap
dan molekul baru disintesis sejak awal. Model ketiga disebut model dispersif yaitu
bahwa keempat untai DNA, setelah replikasi double heliks, mempunyai campuran anatara
DNA baru dan DNA lama. Pengujian yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl
menunjukkan bahwa replikasi DNA terjadi secara semikonservatif. Daerah penggandaan
bergerak sepanjang DNA induk membentuk replication fork. Pada daerah ini, kedua utas
DNA yang baru, disintesis dengan bantuan sekelompok enzim, salah satunya adalah DNA
polimerase.
Sintesis DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini
karena kedua utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau antiparalel. Maka utas
DNA baru akan tumbuh dari 5 - 3 sedang yang lainnya dari 3 - 5 pada cetakan. Sintesis
dari 3 - 5 tidak mungkin dilakukan karena tidak ada DNA polymerase untuk arah 3 - 5.
Replikasi DNA pada cetakan 3 - 5 terjadi seutas demi seutas dengan arah 5 - 3 yang
berarti replikasi berjalan meninggalkan replication fork. Utas-utas pendek tersebut
kemudian dihubungkan oleh enzim ligase DNA.
Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu yang
terjadi pada cetakan 5 - 3. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini disebut utas
utama atau leading strand. Sedangkan utas DNA baru yang disintesis pendek-pendek
seutas-demi seutas disebut utas lambat atau lagging strand.
Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubble yaitu daerah
menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi sebagi cetakan pada
sintesis DNA.
a. Hubungan antara DNA (Gen) dengan Protein (Enzim)
DNA berada di inti sel (nukleus) dan tidak dijumpai di sitoplasma
Protein yang berperan dalam metabolisme ada di sitoplasma dan tidak ada di inti.
Perlu adanya penghubung antara DNA dengan Protein, yaitu molekul yang dijumpai di
inti maupun di sitoplasma
DNA sense sebagai pemberi perintah berupa urutan basa nitrogen (Kodogen)
DNA AntiSense, pasangan dari sense.
dRNA berfungsi menyampaikan perintah dari DNA (Kodon)
tRNA pasangan dari kodon juga bertugas sebagai pembawa jenis asam amino
yang sesuai dengan kodonnya. protein
2. Tahap Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetic yang ada pada urutan
DNA menjadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifatsifat genetic yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah
satu untaian molekul DNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul
RNA yang komplementer. Molekul RNA yang disintesis dalam proses transkripsi pada
garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok molekul RNA,yaitu :
1- mRNA (messenger RNA)
2- tRNA (transfer RNA)
3- rRNA (ribosomal RNA)
molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetic pada
DNA yang dalam proses selanjutnya (yaitu proses translasi) akan diterjemahkan menjadi
urutan asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. Molekul
tRNA adalah RNA yang berperan membawa asam-asam amino spesifik yang akan
digabungkan dalam proses sintesa protein (translasi). Molekul rRNA dan RNA yang
digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu suatu partikel di dalam sel yang digunakan
sebagai tempat sintesis protein. Molekul tRNA dan rRNA tidak pernah ditranslasi karena
molekul yang digunakan adalah RNA-nya itu sendiri.
GAMBAR
Salah satu pita DNA tunggal mencetak mRNA. Pita tersebut dinamakan pita
sense, sedangkan pita yang tidak mencetak mRNA disebut pita antisense. mRNA yang
telah dicetak kemudian keluar dari inti sel melalui pori-pori nukleus masuk ke dalam
sitoplasma ,Susunan tiga basa mRNA komplementer dengan susunan tiga buah pita sense
DNA. Sintesis RNA ini selalu terjadi menurut arah 5 ke 3. Transkripsi akan berakhir jika
RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA terminator yang berfungsi sebagai sinyal
terminasi.
urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen yang diekspresikan. Secara garis besar
gen dapat diberi batasan sebagai suatu urutan DNA yang mengkode urutan lengkap asam
amino suatu polipeptida atau molekul RNA tertentu. Gen yang lengkap terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu (1) daerah pengendali (regulatory region) yang secara umum disebut
promoter, (2) bagian structural, dan (3) terminator. promoter adalah bagian gen yang
berperanan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada ujung 5. Bagian
structural adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir (downstream) dari promoter.
Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetic) yang akan
ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian
structural yang berperanan dalam pengakhiran (terminasi) proses transkripsi.
Model transkripsi Pada prokariota transkripsi berlangsung secara polisistronik.
(poli = banyak ) artinya bisa terjadi lebih dari satu tempat kodon start (memulai
transkripsi ) dan tentu tempat kodon mengakhiri transkripsi (kodon stop =kodon
terminal). Model transkripsi eukariota Pada Eukariota transkripsi berlangsung secara
Monosistronik (mono=satu) Sistim mengacu pada satu tempat (site ) start atau kodon
memulai (AUG) dan satu kodon terminasi (UGA ,UAG atau UAA).
a.
1) Inisiasi
Enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA
polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan
ditranskripsi. Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut
promoter. Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu
utas DNA berfungsi sebagai cetakan.
Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5-GNNCAATCT-3 dan 5TATAAAT-3. Simbul N menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada
prokariot, urutan promotornya adalah 5-TTGACA-3 dan 5-TATAAT-3.
2) Elongasi
Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka
double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang
tumbuh.
3) Terminasi
Terjadi pada tempat tertentu.
dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan.
mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum ditranslasi, sedangkan
pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA
yang baru ditranskrip ujung 5nya adalah pppNpN, dimana N adalah komponen basagula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur 7mGpppNpN,
dimana 7mG adalah nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan
setelah transkripsi.
ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A). tetapi mRNA yang menyandikan
histon, tidak memiliki poli A.
Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang
tidak menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu
ruas yang membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut
splicing. Proses splicing terjadi di nukleus.
Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5, selanjutnya ujung
5 yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur
seperti laso yang terjadi karena ikatan 5-2fosfodiester. Selanjutnya tempat pemotongan
pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA dan tRNA
merupakan hasil akhir dari proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami
translasi. tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA
dan mengubahnya menjadi asam amino. Struktur molekul tRNA adalah seperti daun
semanggi yang terdiri dari 5 komponen yaitu :
1. Lengan aseptor : merupakan tempat menempelnya asam amino,
1. Lengan D atau DHU : terdapat dihidrourasil pirimidin,
2. Lengan antikodon : memiliki antikodon yang basanya komplementer dengan
basa pada mRNA
3. Lengan tambahan
4. Lengan TUU : mengandung T, U dan C
Proses
Transkripsi
Kode Genetik
Gen(kodon)
merupakan fragmen DNA yg
Pesan yang disalin ke mRNA Kode Genetik
Menyandikan protein/enzim.
Teridiri atas 3 pasangan basa (kombinasi A,G,C,U)
Kombinasi ini (64) menentukan sintesis asam
amino
oleh ribosom
Dalam
proses
Transkripsi
(e.g. UGG : Triptofan)
Kodon AUG (metionin) selalu merupakan start codon, signal gen yang
Kodon (kode genetic) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida
berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang menyandi suatu asam
amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino
metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam amino metionin yang
mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot , asam amino awal tidak
berupa metionin tetapi formil metionin (fMet). Kodon pertama (kodon inisiasi) pada E
coli dapat berupa AUG (90 % kemungkinan), GUG (8%), atau UUG (1%). Meskipun
demikian, pada bagian transkripsi sebelah dalam (setelah kodon inisiasi), kodon GUG dan
UUG masing-masing mengkode valin dan leusin. Dalam proses translasi, rangkaian
nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam
amino, dan pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG
pada mRNA).
Huruf kedua
U
UUU
U
UUC
UUA
UUG
CUU
CUC
CUA
Huruf
C
Ph
e
Le
u
Le
u
CUG
AUU
pertama
A
AUC
Ile
AUA
AUG
GUU
G
GUC
Me
t
Val
UCU
UCC
AUA
Tyr
UGU
Cy
s
AUC
UGC
UCA
UAA
UCG
CCU
UAG
CAU
UGA Nonsens
Nonsens
e
e
UGG Trp
CCC
Ser
Pro
CAC
CCA
CAA
CCG
ACU
CAG
AAU
ACC
Thr
AAA
ACG
GCU
AAG
GAU
Ala
Gln
Asn
GCA
GAA
GUG
GCG
GAG
Arg
A
G
U
C
A
CGG
AGU
G
U
Lys
AGA
Asp
AGG
GGU
GGC
Glu
CGA
Ser
AGC
GAC
GUA
CGU
CGC
AAC
ACA
GCC
His
Huruf
ketiga
C
Arg
A
G
U
Gly
GGA
GGG
Mekanisme Translasi
Proses translasi terdiri dari tiga tahap yaitu :
1) Inisiasi.
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA.
Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5-AGGAGGU-3, sedang
Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin
diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom
sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada
eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang
melibatkan banyak protein initiation factor.
2) Elongation.
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil
menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P
(peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil metionin.
tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses
elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk
ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan
peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu
lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A.
Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada
pada tempat P dan tempat A menjadi kosong.
antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses
berlanjut seperti sebelumnya.
3) Terminasi.
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu
UAA, UAG, UGA.
Proses Translasi
Keterkaitan Replikasi, Transkripsi dan Translasi yaitu pada proses penerjemahan informasi
yang dikode di dalam gen menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
DNA yang diwariskan harus tetap sama setiap generasi, agar dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi, DNA harus melakukan penggandaan DNA yang disebut dengan proses
replikasi. Setelah DNA menggandakan diri, DNA harus berikatan dengan protein. Untuk
berikatan dengan protein maka harus ada penghubungnya yaitu molekul yang dijumpai di inti
maupun di sitoplasma, penghubung tersebut adalah RNA. Pembentukan RNA ini melalui
proses
transkipsi.
Setelah
melalui
proses
transkripsi
akan
diproses
lagi
untuk
menerjemahakan kodon agar diperoleh protein yang sesuai, proses penerjemahan kodon
inilah yang disebut translasi
E. PERANAN PROTEOMA DALAM METABOLISME SEL
Protein
metabolisme di semua organisme. Jumlah protein yang terdapat didalam struktur tubuh
organisme sangat banyak dengan fungsi-fungsi yang beragam. Protein adalah komponen
kunci yang bertanggung jawab diseluruh peristiwa biologis organisme dengan berbagai
fungsi seperti katalisator, transpoter, inhibitor, messenger, dan lain-lain.
Proteomik adalah studi skala besar protein, khususnya struktur dan fungsi. Protein
adalah bagian penting dari organisme hidup, karena mereka adalah komponen utama dari
jalur metabolisme fisiologis sel. Istilah "proteomik" pertama kali diciptakan pada tahun 1997
untuk membuat analogi dengan genomik, penelitian gen. Kata "proteome" adalah campuran
dari "protein" dan "genom", dan diciptakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 ketika
bekerja pada konsep sebagai mahasiswa PhD.
Proteome adalah komplemen seluruh protein, Sekarang diketahui bahwa mRNA tidak
selalu diterjemahkan menjadi protein, dan jumlah protein yang dihasilkan untuk suatu jumlah
tertentu tergantung pada mRNA gen itu ditranskripsi dari dan pada keadaan fisiologis saat ini
sel. Proteomika menegaskan kehadiran protein dan menyediakan ukuran langsung dari
jumlah ini.
Analisis proteimik sering di anggap sebagai tahapan lanjutan dari analisis genomik
dalam mempelajari satu sistem biologis organisme tertentu. Analisis ini memungkinkan kita
untuk memastikan keberadaan suatu protein dan mengukur kuantitas protein tersebut secara
langsung. analisi protoemik termasuk salah satu kajian yang rumit jika dibandingkan dengan
analisis genomik. Hal ini dikarenakan protein di satu sel berbeda dengan protein di sel lain
dan ekspresinya pun tergantung pada kondisi yang beragam. Gen tertentu hanya
diekspresikan pada jenis sel tertentu dan untuk mengidentifikasi bahkan satu kelompok
protein dasar yang dihasilkan di satu sel memerlukan pemahaman komprehensif tentang
aktifitas yang terkait dengan protein tersebut.
Analisis profil protein merupakan suatu analisi penting dalam studi proemik. Dengan
mengidentifikasi profil protein, sejumlah modifikasi dalam ekspresi suatu protein dapat
diamati dengan jelas. Karena meski satu sel tertantu telah diketahui memiliki set protein yang
berekspresi pada berbagai waktu atau kondisi, sejumlah protein dapat mengalami perubahanperubahan signifikan yang dikenal sebagai modifikasi pasca translasi yang memiliki
pengaruh besar terhadap fungsi dari protein itu sendiri. Analisi profil protein tidak hanya
memberikan pengertian yang lebihbaik mengenai struktur dan fungsi dari suatu protein
tertentu, namun dapat memperlebar pemahaman kita mengenai mekanisme molekuler yang
berkaitan dengan ekspresi protein tersebut. Itulah sebabnya mengapa analisis profil protein
selalu dilakukan dengan membandingkan dua kondisi yang saling berlawanan sehingga
protein-protein yang saling berkaitan dan berekspresi pada kondisi tersebut dapat
diidentifikasi secara jelas. Dengan kata lain, analisis profil protein dapat digunakan untuk
mempelajari beragam protein, dari segi bentuk dan familinya, yang berkaitan dengan ekspresi
suatu karakter pada kondisi tertentu.
Protein merupakan senyawa organik yang cukup kompleks dengan bibit molekul yang
cukup tinggi. Ia merupakan polimer dari sejumlah monomer asam amino yang dilekatkan
oleh ikatan bernama peptide. Jika diurai, protein ini sendiri terdiri atas karbon, oksigen,
nitrogen, hydrogen dan sebagian pula mengandung fosfor dan juga sulfur. Protein meupakan
salah satu senyawa yang sangat penting bagi manusia. Ia memiliki peranan yang signifikan
terhadap tumbuh kembang serta pemeliharaan keseimbangan tubuh. Untuk menjalankan
fungsi tesebut, tubuh akan menjalankan serangkaian proses untuk memaksimalkan
penyerapan. Proses tersebut dikenal dengan istilah metabolisme protein. Istilah metabolisme
sendiri diartikan sebagai semua jenis rekasi kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh
organisme termasuk yang ada di tingkat seluler. Metabiolisme ini juga mencakup senyawa
protein di dalamnya.
Campbell, N.A., Jane B.R, dan Lawrence G.M. 2002. Biologi Jilid 1, edisi kelima.
Jakarta: Erlangga.
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia. Jakarta : EGC.
Subowo.1995. Biologi Sel. Bndung: Angkasa.
Subowo. 2007. Biologi Sel. Bandung : CV Angkasa.
Sumadi, dan Marianti, Aditya. 2007 . Bioligi Sel. Yogyakarta: Graha ILmu.
Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Thenawijaya Maggy. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlangga.