Disusun Oleh :
YUDI ANTONO
No Mhs : 12612083
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
Pembimbing Instansi
....................................
Menyetujui,
Dosen Penguji,
Dosen Pembimbing,
.............................
Dr. Is Fatimah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan tinggi dewasa ini telah menuntut mahasiswa
agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
serta perindustrian yang ada, maka dari itu diharapkan agar mahasiswa
mempunyai keterampilan dan kemampuan aplikatif terhadap dunia nyata
khususnya yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.Program
pendidikan S-1 diarahkan untuk dibekali kemampuan teoritis yang
mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif
dan praktik khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori
yang didapatkan di bangku kuliah dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merupakan instansi pemerintah yang
bertugas melakukan pengawasan beberapa aktifitas gunung api di Indonesia
dan melakukan tindakan preventif terhadap jatuhnya korban akibat aktivitas
gunung api. Menurut S. R. Wittiri (2007)jumlah gunung api di Indonesia
sebanyak 129 atau 13% dari seluruh gunung api yang ada di dunia dan
menempati peringkat pertama dunia. Penyebab Indonesia kaya dengan
gunung api adalah akibat benturan dari ketiga lempeng (Lempeng Eurasia,
Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik) yang menyebabkan retakan
beberapa bagian pada kerak bumi. Melalui retakan-retakan yang terbentuk
sekaligus sebagai bidang lemah, magma terdorong naik dan membentuk
kerucut-kerucut gunung api.
Gunung api terbentuk dari tumbukan material (abu, pasir, krikil,
bongkahan, dsb) akibat suatu proses peletusan. Proses terjadinya letusan
adalah akibat tekanan magma yang sangat kuat, kemudian ledakan gunung
api akan menghancurkan tubuh gunung api yang tersusun dari berbagai
macam batuan vulkanik. Batuan vulkanik merupakan batuan beku yang
berasal dari gunung api dengan kata lain adalah batuan yang keluar dari
gunung api selama letusan. Komposisi kimia batuan gunung api adalah SiO 2,
Al2O3, Fe2O3, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5, H20, HD (Habis
Dibakar), Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Dy, Ga, Hf, Mn, Mo, Nb, Nd, Ni, Pb, Pr, Rb,
Sc, Sr, Th, U, V, Y, Zn, dan Zr (S. R. Wittiri, 2007).
Dengan mengetahui kadar senyawa-senyawa tersebut bisa digunakan
untuk memprediksi letusan dari gunung api tersebut, apakah letusannya
eksplosif atau tidak, tetapi banyak penyebab faktor lain, dengan adanya data
ini maka masyarakat dapat mengantisipasi diri jika terjadi letusan lagi, untuk
mengetahui senyawa tersebut dengan menganalisis batuan gunung api
tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) dan penelitian di Balai Penyelidikan dan
Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta
dengan judul Analisis Kandungan Unsur-Unsur Dalam Batuan Andesit
Gunung Kelud Menggunakan Spektrometer XRF
1.2 Tujuan PKL
1 Mengetahui cara menganalisa senyawa yang terkandung dalam batuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia dapat kita uraikan sebagai berikut. Tahun 1920 pada tanggal 16
September pemerintah Hindia Belanda mendirikan badan khusus penyelidikan
gunungapi yang merupakan awal era penelitian dan pemantauan gunungapi secara
sistematis. Badan ini terbentuk tidak lama setelah erupsi dan terjadinya lahar
Gunung Kelut di Jawa Timur tahun 1919 yang menimbulkan korban manusia
lebih dari 5000 orang. Badan itu dalam bahasa Belanda disebut Vulkaan
Bewakings Dients (Dinas Penjagaan Gunungapi) di bawah naungan Dients Van
Het Mijnwezen. Pada tahun 1922 badan tersebut diresmikan menjadi
Volcanologische Onderzoek (VO). Sejak tahun 1939 dunia international mengenal
badan ini sebagai Volcanological Survey.
Sepanjang tahun 1920-1941, Volcanologische Onderzoek ini telah
membangun beberapa pos penjagaan gunungapi diantaranya yaitu Pos Gunung
Krakatau di Pulau Panjang, Pos Gunung Tangkuban Parahu, Pos Gunung
Papandayan, Pos Kawah Kamojang, Pos Gunung Merapi (Babadan, Krinjing,
Plawangan dan Ngepos), Pos Gunung Kelut, Pos Gunung Semeru dan Pos Kawah
Ijen. Pada saat pendudukan Jepang, kegiatan penjagaan gunungapi ditangani oleh
Kazan Chosabu selama periode 1942-1945. Setelah Indonesia merdeka dibentuk
Dinas Gunung Berapi (DGB) di bawah Jawatan Pertambangan, kemudian 1966
dirubah menjadi Urusan Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi dan selanjutnya
pada tahun 1976 berubah lagi menjadi Sub Direktorat Vulkanologi di bawah
Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan. Berdasarkan Keputusan Menteri
BPPTKG
Sub
Bagian
Tata
Usaha
Seksi
Gunung
Merapi
Seksi
Metoda
dan
Teknologi
Mitigasi
Seksi
Pelayanan
Laboratoriu
m
Kelompo
k Jabatan
Fungsion
al
bertanggungjawab
kepada
Direktur
Vulkanologi
dan
Mitigasi
Bencana
Secara garis besar ada tiga tugas pokok BPPTK yaitu melaksanakan
mitigasi Gunung Merapi, pengembangan metoda dan analisis, teknologi dan
instrumentasi serta pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium kegunungapian
dan mitigasi bencana geologi disamping tugas umum ketata-usahaan yang
mencakup administrasi, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan untuk
mendukung pelaksanaan tugas pokok tersebut. Untuk menjalankan tugas fungsi
tersebut maka disusun program kerja tahunan dan jangka menengah. Saat
ini rencana strategis jangka menengah adalah tahun 2010-2014 yang meliputi visi,
misi, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, dilaksanakan secara bertahap melalui Rencana Kinerja Tahunan
(RKT). Sasaran yang ditetapkan merupakan penjabaran dari tujuan jangka
2.4.4. Perpustakaan
Sebagai suatu institusi di bidang kebumian khususnya di bidang
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, BPPTK mempunyai sarana
perpustakaan dengan berbagai macam buku pustaka kebumian. Koleksi
perpustakaan selain berbagai buku, jurnal, bulletin dan majalah dari luar
BPPTK, juga mengkoleksi seluruh publikasi dan laporan penyelidikan
BPPTK. Koleksi buku yang tersedia mencakup teks book dibidang
kebumian dan kebencaan, Jurnal kebumian internasional.