Anda di halaman 1dari 5

1

Lainnya BlogBerikut

BuatBlog Masuk

Corner Radiologi
Blog ini informasi tentang dunia radiologi ....

KAMIS,16JANUARI2014

HANKTHEHEDGEHOGVIRTUALPET
GetPaidToViewAds

HERNIANUKLEUSPULPOSUS

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana sebagian atau
keseluruhan dari nukleus pulposus yang terdapat di tengahtengah diskus intervertebralis
menonjol keluar dari bagian yang lemah pada diskus kedalam kanalis spinalis gangguan
akibat merembes atau melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang
belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis). Hernia

Nucleus Pulposus (HNP) atau dikenal juga dengan Prolapsed Intervertebral Disc (PID)
adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak diantara ruasruas tulang belakang (soft gel
disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan
dan terjepitnya uraturat syaraf yang melalui tulang belakang kita.
Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang kita mulai dari tulang
leher sampai tulang ekor (cervical, thoracal, lumbal atau sacrum). Daerah sakitnya
tergantung di mana terjadi penjepitan, semisal di leher maka akan terjadi migrain atau sakit
sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti


MENGENAISAYA

2014 (16)

otot tertarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan.
Penyakit ini juga sering terjadi pada daerah L4L5 dan L5 S1 kemudian pada C5C6 dan
paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anakanak dan remaja
tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun.

2.2 Penyebab
Penyebab HNP sendiri bermacammacam, mulai dari gerakan yang salah sehingga
tulang punggung mengalami penyempitan kebawah, ada juga yang karena sering membawa
beban berat pada masa pertumbuhan sehingga pada saat dewasa tulang punggungnya
menyempit dan menjepit saraf, dan juga kebiasaan sikap tubuh yang salah selama
bertahuntahun sehingga terjadi penyempitan pada tulang punggung dan penjepitan pada
saraf. Dapat juga disebabkan oleh faktor pekerjaan dan aktivitas misalnya duduk yang
terlalu lama, mengangkat atau menarik barangbarang berat, sering membungkuk atau
gerakan memutar pada punggung, latihan fisik yang terlalu berat, paparan pada vibrasi
yang konstan seperti supir, dan lainlain. Halhal berikut juga dapat menyebabkan HNP yaitu
olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang berat
dalam jangka waktu yang lama. merokok dimana nikotin dan racunracun lain dapat
mengganggu kemampuan diskus untuk menyerap nutrient yang diperlukan dalam darah
serta berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan
strain pada punggung bawah.
2.3 Anatomi dan Fisiologi

ARSIPBLOG
Februari (6)
Januari (10)

indri yuliani
Ikuti

Lihat profil
lengkapku

HASIL FOTO
RONTGEN
PEMBALAP
MOTOGP
MARCO
CIMONCELL
...
RADIOTERAPI
.....
KEDOKTERAN
NUKLIR
UNTUK
DIAGNOSTI
K ...
HERNIA
NUKLEUS
PULPOSUS
EFEK
RADIASI
PADA
TUBUH
MANUSIA
...
Pengertian dan
Fungsi Ct
Scan
Radiasi !!!
MENYENAL
PENEMU
PERTAMA

SINAR
Komputer
Annyeonghasey
o

VISITOR

Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk colum vertical yang


terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga cranium melalui foramen magnum, masuk
ke canalis sampai setinggi segmen lumbal 2. Medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf
spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas : 8 pasang saraf cervical, 5 pasang saraf
thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sacral dan 1 pasang saraf cogsigeal.
Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian bagian yaitu substansia
grisea (badan kelabu) dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi canalis centralis
sehingga membentuk kolumna dorsalis, columna lateralis dan columna ventralis. Columna
ini menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia alba mengandung saraf myelin
(akson). Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar corpus vertebra yang
berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi sakroiliaka.
Ligamentum longitudinal dan discus intervertebralis menghubungkan corpus vertebra yang
berdekatan. Diantara corpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra sakralis
terdapat discus intervertebralis. Discusdiscus ini membentuk sendi fobrokartilago yang
lentur antara dua vertebra. Discus intervertebralis terdiri dari dua bagian pokok : nucleus
pulposus di tengah dan annulus fibrosus disekelilingnya. Discus dipisahkan dari tulang yang
diatas dan dibawahnya oleh lempengan tulang rawan yang tipis. Diskus intervertebralis
menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari servikal sampai lumbal/sacral.
Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut. Diskus intervertebralis
terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a. Annulus fibrosus, yang terbagi menjadi tiga lapis yaitu lapisan terluar terdiri dari
lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus
sehingga bentuknya seakanakan menyerupai gulungan per, lapisan dalam terdiri dari
jaringan fibro kartilagneus, dan daerah transisi. Serat annulus dibagian anterior diperkuat
oleh ligament longitudinal anterior yang kuat sehingga discus intervertebralis tidak mudah
menerobos daerah ini. Pada bagian posterior seratserat annulus paling luar dan tengah
sedikit dan ligamentum longitudinal posterior kurang kuat sehingga mudah rusak. Mulai
daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal posterior makin mengecil sehingga pada ruang
intervertebra L5S1 tinggal separuh dari lebar semula sehingga mengakibatkan mudah
terjadinya kelainan didaerah ini.
b. Nucleus pulposus, yang merupakan bagian tengah discus yang bersifat semigetalin,
nucleus ini mengandung berkasberkas kolagen, sel jaringan penyambung dan selsel
tulang rawan. Juga berperan penting dalam pertukaran cairan antar discus dan pembuluh
pembuluh kapiler. Nukleus pulposus adalah suatu gel yang mengandung kadar air yang
tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Nukelus pulposus berfungsi sebagai
bantalan dan berperan menahan tekanan/beban. Kemampuan menahan air dan dari nukleus
pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia 20 tahun terjadi
perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskusi
disertai berkurangnya kadar air dalam nukleus sehingga diskus mengkerut, sebagai
akibatnya nukelus menjadi kurang elastis. Pada diskus yang sehat, bila mendapat tekanan
maka nukleus pulposus menyalurkan gaya tekan kesegala arah dengan sama besar.
Kemampuan menahan air mempengaruhi sifat fisik dari nukleus. Penurunan kadar air
nukleus mengurangi fungsinya sebagai bantalan, sehingga bila ada gaya tekan maka akan
disalurkan ke annulus secara asimetris akibatnya bisa terjadi cedera atau robekan pada
annulus.
2.4 Patogenesis

Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi pulposus, kandungan
air diskus berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain itu serabut menjadi
kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang mengakibatkan herniasi
nukleus purpolus melalui anulus dengan menekan akar akar syaraf spinal. Pada umumnya
harniassi paling besar kemungkinan terjadi di bagian koluma yang lebih mobil ke yang
kurang mobil (Perbatasan Lumbo Sakralis dan Servikotoralis) (Sylvia,1991, hal.249).
Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5
sampai S1. arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf
pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis,
maka herniasi discus antara L 5 dan S 1.
Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar
protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal
meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil.
Sedang M. Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau
tidak langsung pada diskus inter vertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan
transaksi nukleus pulposus (HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar,
dan melalui robekan anulus tebrosus mendorong ligamentum longitudinal terjadilah
herniasi.
Patogenesis HNP tidak hanya melibatkan proses mekanik tetapi juga proses
inflamasi. Proses mekanik dimulai tingkat hidrasi nukleus pulposus yang berkurang dan
kekuatan ligamen melemah hingga struktur anulus fibrosus yang irregular terutama di
bagian posterior. Munculnya molekulmolekul proinflamasi semakin memperburuk
degenerasi diskus. Akibatnya, nukleus pulposus "keluar" dari tempatnya.
2.5 Prosedur Diagnosis
Ada berbagai macam prosedur diagnosis yang dapat dilakukan untuk mengetahui
apakah kita mengalami HNP atau tidak, yaitu :
Laboratorium melalui pemeriksaan daerah rutin dan cairan cerebrospinal.
Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keping sendi.
CT scan lumbosakral dapat memperlihatkan letak disk protusion.
MRI dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak di vertebra serta herniasi.
Myelogram dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaskan pemeriksaan fisik sebelum
pembedahan.
Elektromyografi yang dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
Epidural venogram yang dapat menunjukkan lokasi herniasi.

Lumbal functur untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan cerebrospinal.
2.6 Gambaran Klinis

HNP lebih sering terjadi pada lumbal, sacrum dan cervical. Nyeri yang disebabkan oleh HNP
dikenal sebagai iskhialgia diskogenik atau siatika, yaitu nyeri sepanjang perjalanan nervus
ischiadikus. Level segmen tulang belakang yang terkena akan mempengaruhi daerah nyeri
sesuai distribusi dermatom. Nyeri digambarkan sebagai nyeri yang tajam, berpangkal pada
bagian bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokong tepat di pertengahan garis tersebut.
Dari titik tersebut ke lipatan lutut terasa ngilu, dan dari lipatan lutut ke maleolus eksterna
terasa kurang enak atau parestesia atau hipestesia. Pada kasus yang lebih parah, dapat

terjadi defisit motorik dan melemahnya refleks. Jika radiks yang terkena penonjolan diskus
adalah L5S1, maka ujung nyeri iskhialgik adalah hipestesia atau parestesia yang melingkari
maleolus eksternus dan menuju ke jari kaki ke4 dan ke5. Diskus yang mengalami herniasi
dapat menekan ujung saraf di kauda equine sehingga dapat menyebabkan sindrom kauda
equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga menyebabkan nyeri kaki bilateral,
hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis kandung kemih, dan kelemahan otot sfingter.
Sakit pinggang yang diderita pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat
beban, batuk, meregangkan badan, dan bergerak. Syndrom perkembangan lengkap
syndrom sendi intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari kekakuan/ketegangan,
kelainan bentuk tulang belakang.Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki. Kombinasi
paresthesiasi, lemah, dan kelemahan refleks. Gambaran klinis hernia cervicalis adalah
parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (sevikobrachialis), atrofi di
daerah biceps dan triceps, refleks biceps yang menurun atau menghilang dan otototot
leher menjadi kaku. Berikut adalah tanda dan gejala yang di timbulkan :
1) Nyeri punggung yang menyebar ke ekstremitas bawah.
2) Spasme otot.
3) Peningkatan rasa nyeri bila batuk, mengedan, bersin, membungkuk, mengangkat
beban berat, berdiri secara tibatiba.
4) Kesemutan, kekakuan, kelemahan pada ekstremitas.
5) Deformitas.
6) Penurunan fungsi sensorik dan motorik.
7) Konstipasi, kesulitan saat defekasi dan berkemih.
8) Tidak mampu melakukan aktifitas yang biasanya dilakukan.
2.7 Diferensial Diagnosis
Diferensial diagnosis atau sering disingkat DD adalah metode sistematis yang
digunakan untuk mengidentifikasi kondisi, sindrom atau gangguan yang menyebabkan
pasien tandatanda dan gejala atau proses dimana kondisi tertentu atau keadaan, yang
disebut masalah yang diajukan atau keluhan utama, yang diperiksa dalam hal yang
mendasari faktor penyebab dan fenomena rangkap sebagai dilihat oleh perspektif disipliner
yang sesuai dan menurut beberapa paradigma teoritis atau kerangka acuan, dan
dibandingkan untuk kategori diketahuinya suatu patologi. DD dilakukan oleh para ahli
misalnya dokter atau psikiater. DD dari penyakit HNP adalah strain lumbal, tumor dan
rematik.
2.8 Komplikasi
Komplikasi dari HNP adalah kelemahan dan atrofi otot, trauma serabut syaraf dan
jaringan lain, kehilangan kontrol otot sphinter, paralis / ketidakmampuan pergerakan,
perdarahan dan infeksi serta inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal.
2.9 Pengobatan
Pengobatan HNP dapat melalui 2 cara yaitu terapi dan operasi. Pererapan terapi pada
pasien HNP dapat berupa konservatif: istirahat mutlak di tempat tidur, terapi farmakologis,
fisioterapi, latihan, traksi, dan korset pinggang. Terapi operatif dilakukan jika ditemukan
indikasi, antara lain terdapat sindrom kauda equine, mengalami defisit neurologis
progresif, mengalami defisit neurologis yang nyata, dan rasa sakit yang menetap dan
semakin parah empat sampai enam minggu setelah terapi konservatif. Sedangkan jika
dilakukan operasi, jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada pasien HNP adalah
Laminektomi (pemotongan sebagian lamina di atas atau di bawah saraf yang tertekan),
Laminektomi (pemotongan sebagian besar lamina atau vertebra), dan Disektomi
(pemotongan sebagian atau keseluruhan diskus intervertebralis). Sementara, ada juga
yang disebut Minimally Invasive Operation. Dengan cara ini, insisi yang diperlukan tidak
lebar, dimungkinkannya visualisasi lokasi patologi melalui mikroskop atau endoskop,
trauma pembedahan yang dialami pasien jauh lebih sedikit, dan pasien dapat pulih lebih
cepat.
Diposkan oleh indri yuliani di 18.02
+1 Rekomendasikan ini di Google

Label: HERNIA NUKLEUS PULPOSUS, HNP, orang tua, penyakit,


pinggang, radiologi

1komentar:
Iskandar Randu Saputra 16 Januari 2014 20.23
Thank mba menambah ilmu buat saya..
Balas

MasukkankomentarAnda...

Berikomentarsebagai:

Publikasikan

GoogleAccount

Pratinjau

Posting Lebih Baru

Beranda

Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Picture Window. Gambar template oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai