diajukan oleh :
RENO RIYAWAN
07/260897/PKU/09182
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..
Halaman Pengesahan .
ii
iii
Daftar Tabel.................................................................................................
vi
Surat Pernyataan..
vii
Kata Pengantar...........................................................................................
viii
Abstrac... ...
Intisari
xi
BAB. I
BAB. II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan.
1. Tujuan Umum...........................
2. Tujuan Khusus..........................
D. Manfaat Penelitian....
E. Keaslian Penelitian...
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka..
10
1. Tuberkulosis.
10
2. Imunisasi BCG....
22
25
B. Landasan Teori..
29
32
D. Hipotesis.
32
iii
BAB. III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...........................................................
33
B. Subyek Penelitian..................................................................
33
35
35
35
F. Instrumen Penelitian..............................................................
37
37
H. Jalannya Penelitian................................................................
38
I. Etika Penelitian......................................................................
38
J. Kelemahan Penelitian............................................................
39
BAB. V
40
40
42
43
46
B. Pembahasan..........................................................................
48
57
B. Saran.....................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
19
Tabel 2
40
41
42
Tabel 5
43
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 9
47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
31
Gambar 2
32
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Yogyakarta,
Juni 2009
Reno Riyawan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul Faktor risiko kejadian TB paru pada anak yang telah diimunisasi
BCG di Kabupaten Rejang Lebong. Tesis ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan guna mencapai derajat S-2 pada Program Studi
Ilmu Kesehatan masyarakat, minat utama Epidemiologi Lapangan di
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setulusnya atas bantuan, bimbingan dan
dorongan selama menyelesaikan tesis ini kepada :
1. Bapak Direktur Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat beserta staf
dan jajarannya.
2. Bapak ketua minat Epidemiologi Lapangan beserta staf dan jajarannya
(dr.Haripurnomo Kushadiwijaya, MPH. DrPH, drg. Dibyo Pramono,
SU.MDSc, Ibu Rusda, Mbak Ayis, Mbak Wani, Mas Jati dan Pak
Ratino) atas bantuan dan arahan yang diberikan selama mengikuti
pendidikan di FETP.
3. Ibu dr. Nenny Sri Mulyani, SpAK selaku pembimbing utama tesis ini,
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh
ketelitian dan kesabaran dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Trisno Agung Wibowo, SKM, M.Kes. selaku pembimbing
pendamping dan sekaligus sebagai pembimbing akademik, yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan serta
dukungan selama dalam proses belajar mengajar dan menyelesaikan
tugas
proyek
lapangan
serta
mengarahkan
penulis
dalam
viii
Yogyakarta,
Juni 2009
Penulis,
ix
ABSTRACT
Background: Tuberculosis poses a health problem, both in developed
countries and in developing countries. It is estimated that 160 of 100,000
people present with positive acid fast bacilli (AFP), and 15% of them are
children. Although BCG immunization cannot fully to prevent the children
from TB infection, but may be prevent heavier TB infection and are still
given to the children as preventive effort accordance with WHO
recommendation. In Rejang Lebong distric and Bengkulu city, the
programs has been implemented well and achieved the expected target.
However, the cases of lung TB infections in children are still high. The
cases of lung TB infection in adult with positive acid bacilli are still high
too, that may be infection source in addition to environmental factors and
house sanitary, many risk factors that may be related with TB incidence of
BCG immunized children.
Objectives: This study aims at investigating risk factors that are related to
the incidence of tuberculosis among BCG immunized Children.
Method : This was an observasional study with a case control study
design. samples were 158 persons consisting of 79 person are cases and
79 person as controls. Cases was taken from children who were
registered TB in Rejang Lebong district health office and Bengkulu City
health office in 2008. Meanwhile the control were taken from the children
who were not diagnosed TB cases by a physician . Data were gathered
through interview and observations. The collected data were presented
with frequency distribution table and were then analyzed using bivariate
and multivariate analyses.
Result : The multivariat analysis showed that variables that were related
to the incidence of BCG immunized children tuberculosis were variable of
in house contact (p=0000, OR=5,519, 95%CI: 2,247<OR<13,556), and
home ventilation (p=0,001, OR=0,297, 95%CI: 0,147<OR<0,602).
Conclusion: The variables of in house contact and home ventilation were
the risk factors related to the incidence of tuberculosis among BGC
immunized children in Rejang Lebong Distric and Bengkulu City.
Keywords: Lung TB risk factors, BCG immunized children
INTISARI
Latar belakang : Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Diperkirakan dari 100.000 penduduk terdapat 160 penderita TB paru BTA
(+), dan 15 % diantara penderita TB paru BTA (+) tersebut adalah TB
anak. Walaupun imunisasi BCG tidak sepenuhnya dapat mencegah
infeksi TB pada anak tetapi dapat mencegah infeksi TB yang lebih berat
dan tetap diberikan kepada anak sebagai upaya pencegahan sesuai
rekomendasi dengan WHO. Di kabupaten Rejang Lebong dan Kota
Bengkulu Program imunisasi BCG di Kabupaten Rejang Lebong dan Kota
Bengkulu sudah berjalan dengan baik dan mencapai target yang
diharapkan tetapi kasus infeksi TB paru pada anak masih cukup tinggi.
Jumlah penderita TB paru BTA (+) dewasa yang tinggi merupakan faktor
risiko utama karena dapat menjadi sumber penularan disamping faktor
lingkungan dan sanitasi rumah, serta faktor risiko lain yang dapat
berhubungan dengan kejadian TB paru pada anak yang telah diimunisasi
BCG.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian TB paru pada anak yang telah
diimunisasi BCG.
Cara Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional
dengan rancangan case control study. Jumlah sampel 158 orang terdiri
dari 79 kasus dan 79 kontrol. Kasus diambil dari penderita TB anak yang
tercatat diregister TB Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong dan
Kota Bengkulu tahun 2008, sedangkan kontrol diambil pada anak yang
didiagnosis oleh dokter bukan penderita TB anak di tempat kasus berobat.
Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara dan observasi. Data
disajikan dengan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis secara
bivariat dan multivariat
Hasil Penelitian : Analisis multivariat menunjukkan variabel yang
berhubungan dengan kejadian tuberkulosis pada anak yang telah
diimunisasi BCG adalah : kontak serumah (p=0000, OR=5,519, 95%CI:
2,247<OR<13,556), dan ventilasi rumah (p=0,001, OR=0,297, 95%CI:
0,147<OR<0,602).
Kesimpulan : adanya kontak serumah dan ventilasi rumah yang tidak
memenuhi syarat merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan
terjadinya TB Paru pada anak yang telah diimunisasi BCG di Kabupaten
Rejang Lebong dan Kota Bengkulu.
Kata Kunci : Faktor risiko TB Paru, anak yang telah diimunisasi BCG
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang sudah sangat lama
dikenal oleh manusia. Kuman Mycobacterium tuberculosis penyebab TB
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Walaupun telah dikenal
sekian lama dan telah lama pula ditemukan obatnya tetapi hingga saat ini
TB masih merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia
(Rahajoe et al, 2005).
Sepanjang dasawarsa terakhir di abad ke-20 ini jumlah kasus baru
TB meningkat di seluruh dunia dan 95% kasus terjadi di negara
berkembang. Terdapat 9,2 juta kasus baru dan 1,7 juta kematian karena
TB pada tahun 2006. India, Cina, dan Indonesia memiliki kontribusi lebih
dari 50% terhadap seluruh kasus TB di dunia. Indonesia sendiri
merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penderita TB paru
terbesar ke tiga di dunia setelah China dan India (World Health
Organization [WHO], 2008).
Tuberkulosis juga membunuh satu juta wanita dan 100.000 anak
setiap tahunnya. Tidak kurang dari 583.000 penderita baru dengan 262
basil tahan asam (BTA) positif dan 140.000 kematian terjadi akibat TB
pertahun. Terdapat 450.000 anak usia di bawah 15 tahun meninggal dunia
karena TB (WHO, 2003).
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan
Depkes RI, diketahui bahwa TB berkonstribusi sekitar 9,4% terhadap total
kematian di Indonesia. Dengan demikian TB menempati peringkat ke tiga
penyebab kematian utama di Indonesia setelah penyakit sistem
kardiovaskuler (26,4%) dan penyakit sistem pernapasan (12,7%). Pada
kelompok penyakit infeksi, tuberkulosis berada pada tingkat pertama
penyebab kematian diatas tifus (4,3%) dan diare (3,8%).
1
WHO
dan
KNCV
(Koninklijke
Nederlandse
Centrale
risiko
terbesar
mendapatkan
imunisasi
BCG.
kena
infeksi
Lienhard
TBC
(2003)
walaupun
di
sudah
Gambia
juga
status
imunisasi
BCG
sebagai
variabel
juga
tidak
Indonesia
sehingga
BCG
termasuk
dalam
program
dan
aman
diberikan.
Petugas
kesehatan
sebaiknya
turut
Hal lain yang dapat menjadi faktor risiko adalah paparan asap
rokok dimana anak yang terpapar asap rokok (perokok pasif) terbukti lebih
sering mendapat TB. Tuberkulosis pada perokok lebih menular daripada
TB pada penderita yang tidak merokok. Kebiasaan merokok juga berperan
dalam progresivitas TB paru (Ho lin et al, 2007). Selain asap rokok, asap
pembakaran di dapur juga dapat menjadi faktor risiko TB. Kebiasaan
memasak menggunakan bahan bakar kayu dapat menyebabkan polusi
udara yang berdampak buruk bagi kesehatan (Perez et al, 2001).
Deteksi dini anak yang terinfeksi TB dan tata laksana yang adekuat
bagi pasien TB anak merupakan upaya yang juga sangat diperlukan.
Faktor risiko lain yang mungkin berhubungan dengan kejadian TB juga
perlu diperhitungkan karena selain masa pengobatannya yang panjang
dan penularannya yang mudah, beberapa faktor seperti faktor lingkungan
terutama sirkulasi udara yang buruk akibat ventilasi yang tidak memenuhi
syarat dan kepadatan hunian juga dapat mempercepat terjadinya infeksi
TB paru kepada anak (Depkes RI, 2006).
Cakupan imunisasi BCG sudah cukup tinggi di Rejang Lebong yaitu
mencapai 88,4% pada tahun 2006 dan 94,7% pada tahun 2007 ternyata
tidak
diikuti
dengan
penurunan
insiden
tuberkulosis
pada
anak.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kontak serumah, kebiasaan merokok
anggota keluarga, kepadatan hunian, ventilasi rumah, dan bahan bakar
memasak dengan kejadian TB paru pada anak yang telah diimunisasi
BCG.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TB
paru pada anak yang telah diimunisasi BCG di Kabupaten Rejang
Lebong dan Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan kontak serumah dengan kejadian TB paru
pada anak yang telah diimunisasi BCG.
b. Mengetahui hubungan kebiasaan merokok anggota keluarga
dengan kejadian TB paru pada anak yang telah diimunisasi BCG.
c. Mengetahui hubungan kepadatan hunian dengan kejadian TB paru
pada anak yang telah diimunisasi BCG.
d. Mengetahui hubungan ventilasi rumah dengan kejadian TB paru
pada anak yang telah diimunisasi BCG.
e. Mengetahui hubungan bahan bakar memasak dengan kejadian TB
paru pada anak yang telah diimunisasi BCG.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong dan Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu dapat diserahkan sebagai masukan dalam
menetapkan strategi kebijakan program dan perencanaan program
pemberantasan penyakit TB pada anak.
2. Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan dalam penelitian ilmiah tentang faktor
risiko TB anak.
3. Bagi masyarakat diharapkan dapat memperoleh manfaat melalui
penyuluhan dan intervensi terhadap faktor risiko penyakit TB.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang faktor risiko kejadian TB pada anak yang telah
diimunisasi BCG belum pernah dilakukan, di Kabupaten Rejang Lebong
dan Kota Bengkulu. Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian TB pada anak telah dilakukan oleh beberapa peneliti
dengan fokus penelitian dan metode yang berbeda :
1. Tipayamongkholgul et al (2005)
Melakukan penelitian di Thailand dengan rancangan studi case control
tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kasus TB paru pada
anak usia dibawah 15 tahun yang telah mendapatkan imunisasi BCG.
Hasil penelitian menunjukkan anak yang kontak dengan penderita TB
memiliki risiko yang sangat tinggi untuk terinfeksi TB walaupun sudah
diberikan imunisasi sejak lahir (OR 85.67, 95%,CI=11.33<OR<647.79),
tinggal dalam keluarga besar dengan 5 orang atau lebih dalam satu
ruangan (OR 11.18, 95% CI=2.35<OR<53.20), dan paparan perokok
pasif (95% CI=3.14<OR<27.58).
2. Saiman et al (2001)
Penelitian tentang Risk Factors for Latent Tuberculosis Infection
Among Children in New York City, dengan rancangan studi case
tentang
hubungan
imunisasi
BCG
dengan
kejadian
bulan
terakhir.
Hasil
penelitian
menunjukkan
faktor
risiko
yang
dilakukan
di
Kabupaten
Magelang
dengan