Anda di halaman 1dari 5

1. Jelaskan Iklim Usaha di sekitar lingkungan-mu!

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kita


membahas pengertian iklim usaha terlebih dahulu. Iklim usaha adalah
kondisi yang diupayakan oleh Pemerintah berupa penetapan berbagai
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan diberbagai aspek
kehidupan sosial ekonomi, agar masyarakat memperoleh kesempatan
yang sama dan dukungan berusaha yang seluar-luasnya terutama bagi
usaha kecil sehingga berkembang menjadi tangguh dan mandiri.
(Sumber Undang-Undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil).
Namun, Iklim usaha juga dapat berupa perkembanganperkembangan perekonomian dalam sektor bisnis (usaha) dalam
suatau kawasan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang terjadi di
kawasan tadi.
Saya saat ini bertempat tinggal di Ex. Kompleks PKG, yang
dulu-nya adalah kompleks pabrik kertas Gowa, sekarang menjadi suatu
kompleks yang di huni oleh mahasiswa fakultas teknik, Universitas
Hasanuddin dari berbagai daerah, hal ini tentunya berpengaruh pada
iklim usaha yang ada di daerah PKG ini.
Iklim usaha/iklim bisnis semakin meningkat karena banyaknya
konsumen dalam hal ini yaitu mahasiswa dengan berbagai macam
kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya warung-warung
makan, tempat fotocopy, kios-kios bahan pokok, penjual pulsa, hingga
minimarket.
Hampir seluruh usaha kecil yang ada tidak mendapatkan
bantuan modal dari pemerintah, karena kategori usaha yang dapat
dikatakan sebagai usaha rumahan, dan konsumen dari usahanya
hanya mahasiswa. Mereka juga tidak menggunakan merek dan tidak
berjualan di suatu tempat yang membutuhkan izin untuk berjualan,
karena rata-rata para penjual hanya berdagang di rumah mereka
masing-masing atau menggunakan lahan kosong pada malam hari
(PKL).
Seiring bertambahnya mahasiswa yang ada di fakultas teknik,
Gowa, maka iklim usaha makin berkembang dan jenis usaha yang ada
pun makin beragam.
2. Jelaskan tentang perlindungan usaha mikro yang ada di
Indonesia!
UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil secara tegas
menyatakan tujuan pemberdayaan usaha kecil, menumbuhkan
iklim usaha untuk usaha mikro dalam beberapa cara, membina

usaha kecil dengan pemberian modal, lokasi strategis, dll, UU ini


juga mengatur persaingan antara usaha mikro dan usaha makro
agar tidak terjadi monopoli ataupun pemusatan usaha oleh
individu maupun kelompok yang merugikan usaha kecil.
UU No.5 / 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang
merupakan dasar kebijakan persaingan usaha di
Indonesia memiliki sistem pengaturan yang khas dalam
menyikapi hubungan persaingan usaha dan usaha kecil ini. UU
No. 5/1999 menempatkan perlindungan dan jaminan
pengaturan kesempatan usaha kecil sebagai bagian dari
kebijakan persaingan.
Usaha mikro juga dibina oleh pemerintah, hal ini tercantum
dalam PP No. 32 Tahun 1998 tentang pembinaan dan
pengembangan usaha kecil.
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. UU ini mengatur kriteria usaha yang dapat
dikatakan sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
pemberdayaan dan pengembangan usaha, pembiayaan,
kemitraan. Pengaturan mengenai hal-hal tersebut menunjukkan
adanya perlindungan hukum terhadap UMKM. Perlindungan ini
didukung dengan peraturan perundangan-undangan lain yang
lebih spesifik baik yang setara UU yaitu UU Perbankan, UU
Pemerintah Daerah, UU Penanaman Modal dan UU
Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat atau aturan
dibawahnya.

3. Tuliskan jenis-jenis bisnis yang ada di Indonesia dan perkirankan


lama pengembalian modal dan usia proyeknya!

Bisnis Kuliner Rumahan.


Bisnis kuliner adalah bisnis yang bergelut di bidang makanan
dan minuman. Modal awal kira-kira Rp 5 juta 7 juta untuk
membeli bahan-bahan dasar dan juga minuman selingan. Jika
usaha dilakukan di rumah/bangunan pribadi maka tidak perlu
adanya modal operasional. Dengan asumsi keuntungan perhari
mencapai 200 ribu, maka pengembalian modal dapat
berlangsung sebulan hingga 2 bulan.

Bisnis Online.

Kemajuan teknologi mendorong jiwa entrepreneur dari


masyarakat Indonesia untuk mengadakan usaha, salah satunya
usaha online. Usaha online ini dapat bermacam-macam dan
media-nya pun beragam. Modal awal untuk bisnis online hanya
sekitar 5-10 juta, tergantung jenisnya. Hal ini disebabkan karena
bisnis online tidak memerlukan tempat, hingga ongkos sewa
dapat di pangkas. Jika promosi dalam bisnis online berjalan baik
serta barang yang di dagangkan sesuai minat dan permintaan
pasar (barang barang yang sedang in) maka keuntungan
perbulannya bisa mencapai 1-2juta, dan pengembalian modal
bisa dilaksanakan dalam kurun waktu 3-5 bulan saja.

Bisnis Laundry.
Untuk memulai usaha jasa cuci ini yang diperlukan minimal
sebuah mesin cuci, detergen, pewangi, dan setrika. Anda bisa
menggunakan bagian rumah anda untuk menjalankan usaha ini.
Bila Anda punya uang Rp 5 juta, Anda bisa membeli 2 mesin
cuci dengan kapasitas 9,5 kg dengan harga Rp 1,8 juta/unitnya.
Sisanya Anda bisa membeli setrika, pewangi dan deterjen. Tarif
rata-rata bisnis laundry di Gowa adalah Rp 5.000-7.000/kg.
Dengan asumsi dalam sebulan keuntungan mencapai 1,5 juta,
maka pengembalian modal dapat berlangsung selama 4-5 bulan
lamanya.

Bisnis Pakaian.
Bisnis pakaian sangat berkembang di Indonesia, hal ini karena
adanya perilaku bangsa Indonesia yang cenderung konsumtif.
Untuk bisnis pakaian high class modalnya dapat mencapai 50100juta. Hal tersebut mencakup dana produksi, hak cipta,
dekorasi toko, sewa toko, dan biaya operasional lainnya. Untuk
bisnis pakaian high class yang ramai pengunjung dalam
sebulan keuntungannya dapat mencapai 20 juta. Maka,
pengembalian modal dapat terjadi dalam kurung waktu 2 bulan
atau lebih.

Bisnis Waralaba.
Waralaba adalah bisnis yang sangat menjamur di Indonesia,
system-nya adalah individu membeli hak cipta dari suatu
merek/nama/system dengan cara-cara dan waktu serta area

tertentu. Contohnya seperti KFC, Ayam Penyet Ibu Ruth,


Indomaret, dll.
Modal awal, dimulai dari Rp10 juta hingga Rp1 miliar. Biaya ini
meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba
untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi
pengwaralaba dan ongkos penggunaan Hak dari Kekayaan
Intelektual. Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba
setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti
berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos royalti
yang layak adalah 10 persen.
Meskipun modal cukup besar, tetapi keuntungan yang
didapatkan dari bisnis ini cukup besar, hal ini terjadi karena
konsep waralaba-nya yaitu menjual merek. Jika di asumsikan
modal awalnya adalah 100 juta dengan keuntungan bersih tiap
bulan adalah 20 30 juta maka, dalam kurun waktu 5 bulan
pengembalian modal telah terjadi.

EKONOMI WILAYAH
Iklim usaha dan Bisnis di Indonesia

Oleh:
Ananda Malaieka Andjani
D52114319

Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai