FARINGITIS AKUT
Oleh
dr. Imam Syahuri Gultom
Pembimbing
dr. Islamiyah
Borang portofolio
Topik
: Faringits Akut
Tanggal (kasus)
: 8 Mei 2015
Nama peserta
Nama Pendamping
: dr. Islamiyah
Nama Wahana
Objek Presentasi
: Kasus
Subjek
: Anak
Deskripsi
Tujuan
Bahan bahasan
: Kasus
Cara membahas
: Diskusi
LAPORAN KASUS
I.
Data Pasien
Nama
Usia
: 13 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Sumber Rezeki
Pekerjaan
:-
Tanggal masuk
: 5 Mei 2015
II.
Diagnosis/Gambaran Klinis
Sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit, anak muntah sebanyak
lebih dari 5 kali, berisi apa yang dimakan, darah (-). Sekali muntah + 10 cc.
Tidak ada demam, tidak ada batuk pilek sebelumnya. Anak menjadi tidak
nafsu makan, minum masih seperti biasa, BAK normal, BAB normal.
2.
Riwayat Pengobatan
Anak jarang sakit dan ini pertama kalinya dirawat di rumah sakit.
Anak sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan yang serupa
3.
Riwayat Antenatal
Selama hamil, ibu sering memeriksakan kehamilannya ke bidan di
Puskesmas atau Posyandu. Pernah mendapat imunisasi TT 2 kali dan tablet
penambah darah. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat selain yang
diberikan bidan. Makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum hamil.
4.
Riwayat Natal
Bayi lahir dengan normal ditolong oleh bidan. Berat badan lahir
2.900 gram.
5.
Riwayat Neonatal
Bayi lahir langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan.
6.
7.
Riwayat Imunisasi
BCG pernah 1 kali, DPT 3 kali, Polio 3, Hepatitis B 2 kali, campak
1 kali, anak mendapatkan imunisasi di Posyandu.
8.
Riwayat Makanan
ASI
: 0 6 bulan
9.
Jenis
Frekuensi
10.
III.
Pemeriksaan Fisik
1.
2.
Keadaan Umum
Tanda Vital
4.
Kulit
5.
Kepala/leher
Rambut
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
sekret.
: Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gusi tidak
tidak ada.
: Bentuk simetris, tidak anemis, tremor (-), kotor (-),
Pharing
Tonsil
Vena jugularis
5.
6.
Leher
Toraks
Inspeksi
a. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
massa (-).
Kuduk kaku tidak ada, tidak tortikolis.
:
: Bentuk simetris, gerak napas simetris, retraksi (-).
: Bentuk simetris, inspirasi dan ekspirasi tidak
memanjang, frekuensi 28 kali/menit.
: Fremitus vokal simetris
: Sonor
: suara napas bronkovesikuler, suara tambahan tidak
ada.
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
7.
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
8.
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Atas
IV.
Bawah
sianosis (-/-)
: Akral hangat, gerak aktif, edema (-/-), parese (-/-),
Tonus otot
sianosis (-/-)
: Normal
Diagnosa
Observasi vomitus ec. Faringitis akut
V.
Rencana Tatalaksana
Rencana diagnosis :
-
Darah rutin
Swab faring
Rencana terapi :
VI.
Injeksi Ranitidin 2 x 20 mg
Follow up
: compos mentis
: kelembaban cukup, turgor cepat kembali
: UUB cekung mata tidak cekung, produksi air mata cukup,
Mulut
Thorak
A:
P:
A:
P:
T : 36,3 oC
Kesadaran
Kulit
Kepala
: compos mentis
: kelembaban cukup, turgor cepat kembali
: UUB cekung mata tidak cekung, produksi air mata cukup,
Mulut
Thorak
BLPL
VII. Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1.1 Definisi
Faringitis akut adalah suatu infeksi akut pada faring (orofaring dan atau
nasofaring) atau tonsil yang secara umum disebabkan oleh virus, bakteri. Faringitis
akut juga didefinisikan sebagai radang tenggorokan dengan rasa nyeri dan kering,
khususnya sewaktu menelan, yang diikuti oleh edema dan hiperemi faring, kongesti
(akumulasi berlebihan) selaput lendir, dan demam. 1,2
1.2 Epidemiologi
Faringits terjadi hampir tiap tahun dengan jumlah sekitar 11 juta pasien di
negara maju. Sedangkan faringitis akut merupakan salah satu penyakit tersering yang
menyebabkan seorang pasien datang ke dokter. Berdasarkan Ambulatory Medical
Care Survey, faringitis akut terjadi sekitar 200 pasien dari 1000 populasi yang
mengunjungi dokter tiap tahunnya. Angka kejadian faringitis akut cukup tinggi yaitu
pada anak sekitar 15-30 % kasus dan dewasa 5-20% kasus.1
1.3 Etiologi
Secara umum penyebab faringitis adalah virus (terbanyak) dan bakteri yang
dapat dilihat pada tabel 1 :3
Tabel 1. Penyebab Faringitis Akut3
Faringitis virus 6
- sering pada anak diawah 3 tahun
- sering
10
Jika berdasarkan kriteria centor, pada kasus hanya didapatkan skor 1 poin yaitu
tidak adanya batuk. Penegakan diagnosis pasti faringitis akibat Streptococcus hemolyticus group A dengan kultur usap tenggorok. Pada pasien yang terinfeksi
Streptococcus -hemolyticus group A yang tidak diobati, dengan pengambilan
sampel yang baik hasil kultur hampir selalu positif. Tapi kultur tidak bisa
membedakan antara infeksi Streptococcus -hemolyticus group A akut dengan carier
yang disertai infeksi virus. Kultur usap tenggorok dapat dibaca dalam 24 jam, jika
negatif, inkubasi ditambah 24 jam lagi. Apabila hasil negatif, maka dibenarkan
memberi terapi tanpa antibiotik.1,3
1.5 Pengobatan
Pengobatan
faringitis
tergantung
penyebabnya
serta
gejala
yang
ditimbulkannya.1,7,8,9
11
Terapi kausatif
Antibiotik
Pemberian terapi antibiotik secara empiris jika manifestasi klinis mengarah
pada infeksi akibat Streptococcus -hemolyticus group A dan pada hasil kultur usap
tenggorok yang positif.1
Obat pilihan untuk kasus faringitis akibat Streptococcus -hemolyticus group
A adalah penisilin karena terbukti ampuh, aman, spektrum sempit dan murah. Selain
penilisilin dapat juga digunakan amoksisilin. Eritromisin merupakan alternatif utama
untuk pasien dengan riwayat alergi penisilin dan dapat pula digunakan clindamisin.
Quinolon dan Sefalosporin tidak dianjurkan karena menimbulkan resistensi bakteri
serta flora normal menjadi pathogen. Oleh karena itu antibiotic spectrum luas tidak
digunakan dalam pengobatan faringitis yang disebabkan streptococcus group A.1
12
13
Komplikasi
Komplikasi umum faringitis terutama tampak pada faringitis karena bakteri
yaitu : GNA-PS, jantung rematik, sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan
pneumonia.11
1.7
Prognosis1
14
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Banovetz J.D., BOIES Buku Ajar Penyakit THT, Adam G.L, Boies L.R,
Higler P.A (Editors), Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta,
1997.
3.
Isnawati A, Gitawati R, dan Harman JR. Pola sensitivitas kuman dari isolat
usap tenggorok pada penderita tonsilo-faringitis akut terhadap bebrapa
antimikroba di puskesmas Jakarta Pusat. Bul penel kesehatan 2002;1(30):3945.
4.
Alcaide ML, Bisno AL. Pharyngitis and Epiglottitis. Infect Dis Clin N Am
21 (2007) 449469.
5.
Bisno AL, Gerber MA, Gwaltney JM Jr, et al; Infectious Diseases Society of
America. Practice guidelines for the diagnosis and management of group A
streptococcal pharyngitis. Infectious Diseases Society of America. Clin
Infect Dis 2002 Jul 15;35(2):113-125.
6.
7.
8.
Wong DM, Blumberg DA, Lowe LG. Guidelines for the Use of Antibiotics
in Acute Upper Respiratory Tract Infections. Am Fam Physician
2006;74:956-66, 969.
9.
van Driel ML, Sutter AD, Deveugele M. Are Sore Throat Patients Who Hope
for Antibiotics Actually Asking for Pain Relief?. Ann Fam Med 2007;4:494499.
16