Anda di halaman 1dari 2

Case report

Pasien yang akan dilaporkan pada kasus berikut tidak dilakukan serangkaian tes yang rumit
seperti tes bakteri atau saliva untuk mengetahui factor resiko karies. Adanya tanda tanda klinis
yang jelas seperti aktivitas penyakit (keberadaan lesi karies aktif) dapat digunakan untuk
membantu memprediksi bahwa pasien memiliki factor resiko karies.. Tetapi bagaimana jika
pasien tidak memiliki tanda tanda klinis yang jelas seperti lesi karies? Apalah pasien tersebut
dalam dikatakan tidak memiliki factor resiko karies?
Indikator risiko
1. Riwayat karies
Apabila pasien memiliki riwayat karies yang tinggi di masa lalu dan terdapat banyak lesi
karies maka kita dapat menggolongkannya sebagai pasien dengan resiko karies sedang
atau tinggi.
2. Indikator sosial-demografis
Pasien wanita, berusia 63 tahun, menengah kebawah, bercerai, hidup mandiri selama
tujuh tahun terakhir, tetapi di bawah banyak ekanan keuangan. Meskipun faktor-faktor ini
bukan prediktor kuat dari risiko masa depannya,tetapi hal ini menunjuk ke sebuah
lingkungan yang mungkin menjadi kondusif seperti kesulitan melakukan perawatan
sesering yang diperlukan.
Faktor risiko
1. Air liur
Dalam kasus ini, dijelaskan tidak ada tanda-tanda ataugejala disfungsi saliva. Tak satupun
kondisi yang mempengaruhi laju aliran saliva, seperti sindrom Sjgren, diabetes yang
tidak terkontrol atau obat-obatan,yang ada pada pasien
2. Bakteri
Pasien dewasa, terdapat plak stagnan disekitar sebagian servikal dan interproksimal,
dengan gingivitis yang berhubungan dengan itu. Pengamatan klinis ini menunjukkan
bahwa daerah ini berisiko untuk pengembangan karies pada pasien.
3. Diet
Ketika awalnya menganamnesis, pasien tidak berpikir dia memiliki pola makan kaya gula
yang tinggi.Bagaimanapun lesi aktif yang terdapat di dalam mulutnya menunjukkan
bahwa ada factor diet yang berperan. Setelah pemeriksaan lebih lanjut ia mengaku sangat

sering meminum kopi dengan gula dan dua buah kue sepanjang hari. Meskipun tidak
sama kebiasaan setiap orang, tetapi ada kombiansi dari kebiasaan ini dengan adanya plak
matang yang stagnan dan kurangnya factor pelndung dapat meningkatkan factor resikoo
karies pasien.
4. Faktor pelindung
Pasien biasanya menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berflouride. Namun
karena perceraiannya tujuh tahun lalu dia menyikat gigi kurang dari sekali sehari. Selain
itu, ia tidak menerima perawatan fluorideselama dua dekade terakhir. Walaupun ia
mungkin memiliki tingkat paparan fluoride yang tepat pada satu waktu, saat ini tingkat
fluoride tidak cukup untuk mengimbangi plak dan faktor makanan dia lakukan.
Re-evaluasi
Dalam rangka untuk memberikan konsultasi dan terapi fluoride di dokter gigi, pasien diingatkan
untuk cek kedokter gigi tiap empat bulan.
KESIMPULAN
Mengingat pemahaman saat ini tentang proses penyakit karies, kami mengusulkan faktor-faktor
berikut ini, baik muncul sendiri-sendiri atau dalam kombinasi, akan menghasilkan penilaian
resiko karies sedang hingga tinggi (seperti dalam kasus yang disajikan dalam makalah ini):
perkembangan lesi karies baru, kehadiran lesi aktif dan penempatan restorasi karena penyakit
aktif sejak pemeriksaan terakhir pasien (dengan asumsi satu - dua tahun dari saat ini). Akhirnya,
yang paling penting adalah setelah ditemukan adanya resiko karies sedang atau tinggi, pada
dokter gigi harus menentukan strategi perawatan yang paling sederhana dan paling mungkin
berhasil, baik dari segi biologi, perspektif perilaku.hal ini harus mencakup pendekatan preventif
dan restorative.
Penilaian dari resiko karies rendah berdasarkan factor factor berikut: Tidak ada lesi
perkembangan karies 1-3 tahun, jumlah akumulasi plak rendah, frekuensi asupan gula pasien;
aliran saliva, perilaku fisik, riwayat fluoride, dan pola penggunaan floride.

Anda mungkin juga menyukai