Anda di halaman 1dari 20

PKM-P

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


SUBTITUSI KERIKIL ALAM DENGAN KERIKIL BUATAN DARI
LUMPUR SIDOARJO DAN LIMBAH BATU BARA ((fly ash)

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :
Dyah Kusumaningrum

L2A009131

Ferry R. A. Pratomo

L2A009089

Rahmat Kurniawan

L2A009138

Bobby Rio Indriyantho


Indriyant

L2A009004

Ichsan Ramdhani

L2A008073

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

: Subtitusi kerikil alam dengan kerikil buatan dari lumpur


Sidoarjo dan limbah batu bara (fly ash)

2. Bidang Kegiatan
4. Bidang Ilmu

: () PKM-P

( ) PKM-K

( ) PKM-T

( ) PKM-M

: ( ) Kesehatan

( ) Pertanian

( ) MIPA

() Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi

( ) Humaniora

( ) Pendidikan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP
f. Alamat email
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis

: Dyah Kusumaningrum
: L2A 009 131
: Teknik Sipil
: Universitas Diponegoro
: Jl.Mangga 47 RT 06 RW III
Kunduran -Blora- Jawa Tengah
: dee_yach_q@yahoo.co.id
: 4 orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Dr. Ir. Nuroji, MS.

b. NIP

: 196303161991031002

c. Alamat Rumah dan No Telp./HP

: Perumahan Bumi Wana Mukti


H3/21 Semarang/ 08157703393

6. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti

: Rp 6.900.000,00

b. Sumber lain

: Rp 0,00

7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: 5 (lima) bulan

ii

Semarang, Oktober 2010


Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro,

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ir. Sri Sangkawati, MS.


NIP.196005281988031001

Dyah Kusumaningrum
NIM. L2A00913

Pembantu Rektor III


Universitas Diponegoro,

Dosen Pendamping

Sukinta SH, M.Hum


NIP. 196005281988031001

Dr. Ir. Nuroji, MS.


NIP. 195508211983031002

iii

A. JUDUL
Subtitusi kerikil alam dengan kerikil buatan dari lumpur Sidoarjo dan
limbah batu bara (fly ash).
B. LATAR BELAKANG
Lumpur panas yang menyembur dari lahan pengeboran Lapindo diyakini
para ahli geologi sebagai mud volcano atau gunung api lumpur yang meletus dari
dalam tanah. Keyakinan itu didasarkan hasil penelitian selama sebulan. Karena
itu, tidak ada yang bisa memastikan kapan semburan lumpur itu akan berhenti
atau justru semakin membesar. Penelitian dilakukan bersama 20 ahli Geologi
lainnya, termasuk dari ahli Oslo University, Adriono Manzin dan Georgio
Avmanov, diketahui lumpur yang menyembur tersebut sudah berusia sekitar 4,9
juta tahun.
Para ahli Geologi sudah membuat analisis, lumpur akan terus menyembur
sampai 31 tahun kedepan. Kalau sampai hari ke-177 (26/11/2006) lumpur sudah
demikian parah maka pada 31 tahun kedepan atau hari ke-11315, Lapindo
seharusnya sudah dapat memperkirakan berapa luas lahan yang diperlukan untuk
menampung lumpur tersebut dan bagaimana dampak sosial yang diakibatkan oleh
lumpur Lapindo tersebut.
Di sisi lain, kita dihadapkan dengan masalah limbah pembakaran batu bara
(fly ash). Sehubungan dengan meningkatnya jumlah pembangunan PLTU
berbahan bakar batubara di Indonesia, maka jumlah limbah abu terbang juga akan
meningkat yaitu jumlah limbah PLTU pada tahun 2000 sebanyak 1,66 juta ton,
sedangkan pada tahun 2006 diperkirakan akan mencapai sekitar 2 juta ton. Khusus
untuk limbah abu dari PLTU Suralaya, sejak tahun 2000 hingga tahun 2006,
diperkirakan ada akumulasi jumlah abu sebanyak 219.000 ton/tahun.
Berdasarkan rencana pembangunan energi listrik di Indonesia, pada akhir
2010 harus terpenuhi pertambahan energi listrik sebesar 10.000 Mega Watt. Itu
artinya perlu dibangun lagi pembangkit listrik sebanyak tidak kurang dari 10
buah. Seluruh pembangkit listrik ini merupakan pembangkit listrik dengan bahan

bakar batu bara Jika limbah abu ini tidak dimanfaatkan, akan menjadi masalah
pencemaran lingkungan.
Perkembangan teknologi mengarahkan pengembangan infrastruktur pada
pengunaan struktur menggunakan material ringan tanpa mengurangi kekuatannya.
Pengunaan material ringan sebagai bahan pembentuk struktur akan mengurangi
berat total suatu bangunan. Hal tersebut dapat mengurangi penggunaan material
bagian pendukung dan pondasi sehingga biaya keseluruhan konstruksi bangunan
akan berkurang.
Agregat memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur.
Agregat kasar atau sering kita sebut kerikil memiliki porsi terbesar dalam suatu
konstruksi, yaitu lebih dari 90 persen dari perkerasan aspal dan 80 persen dari
beton agregat kasar. Penggunaan agregat kasar yang berlebihan, tentu akan
menimbulkan kerusakan alam yang berdampak signifikan pada kehidupan
manusia .
Produksi agregat di Amerika meningkat tajam dari 58 juta ton pada tahun
1900 menjadi 2,3 miliyar ton pada tahun 1996. Agregat menyumbang lebih dari
dua pertiga dari sekitar 3,3 miliar ton metrik nonfuel mineral yang diproduksi di
Amerika Serikat pada tahun 1996. Tahun 2020 produksi batu pecah AS, yang
diperkirakan akan meningkat lebih dari 20 persen, akan menjadi sekitar 1,6 miliar
metrik ton, sedangkan produksi pasir dan kerikil akan hanya di bawah 1,1 miliar
metrik ton, meningkat 14 persen. Jumlah batu pecah untuk diproduksi dalam 20
tahun mendatang akan sama dengan jumlah semua batu yang dihasilkan selama
abad ini, sekitar 36,5 miliar ton metrik.
Sebagai salah satu upaya mengatasi berbagai tantangan tersebut, dilakukan
penelitian tentang pembuatan kerikil buatan dari lumpur Sidoarjo dan fly ash.
Lumpur Sidoarjo mengandung sianida bebas, arsen, HCL > 700 ppm, zat B3
(bahan beracun berbahaya). Pemanfaatan lumpur Sidoarjo untuk material
konstruksi lebih tepat karena dalam pembuatan material konstruksi akan terjadi
reaksi solodifikasi yaitu reaksi yang menyatukan berbagai material menjadi satu.
Zat-zat beracun tersebut dapat terikat sehingga tidak larut dalam air. Selain itu
lumpur Sidoarjo juga mengandung minyak dan lemak yang tidak boleh ada dalam

beton. Melalui proses pengeringan dan pembakaran yang akan dilakukan saat
pembuatan kerikil buatan, minyak dan lemak dapat direduksi. Fly ash
mengandung silika tinggi hingga 70% dimanfaatkan untuk merekatkan dan
meningkatkan kuat tekan kerikil buatan.
C.

PERUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan

sebelumnya, akan diteliti pemanfaatan lumpur Lapindo sebagai pengganti agregat


kasar pada bahan dasar pembentukan beton. Maka, perumusan masalah dari
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana pengaruh fly ash terhadap kuat tekan kerikil buatan?
2. Berapa komposisi optimal perbandingan lumpur Sidoarjo : clay : fly
ash?
3. Berapa besar efisiensi biaya pembutan dengan pemakian agregat
buatan?
D.

TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini antara lain:

E.

1.

Menggunakan potensi lumpur Sidoarjo secara optimal.

2.

Menggunakan potensi fly ash secara optimal

3.

Melakukan pengembangan terhadap material beton.

4.

Menyempurnakan penelitian sebelumnya.

LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Pemahaman tentang karakteristik kerikil buatan pengganti kerikil alam.
2. Menghasilkan material konstruksi ringan yang memiliki kekuatan dan
kekakuan yang cukup.
3. Menghasikan material konstruksi yang ramah lingkungan sekaligus
memanfaatkan sumber daya tak terprediksi yaitu lumpur Sidoarjo dan
sumber daya limbah fly ash.

F.

KEGUNAAN
Kegunaan penelitian dilakukannya penelitian ini, antara lain :
1.

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap


perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa struktur
bangunan, terutama pada pengembangan beton.

2.

Menggali potensi ekonomis lumpur Lapindo dan fly ash sebagai bahan
dasar beton.

3.

Diharapkan dapat memberikan solusi dari permasalahan lumpur Lapindo


baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

4.

Diharapkan

memberikan

solusi

dari

permasalahan

pencemaran

lingkungan akibat limbah pembakaran batu bara.


5.

Mengurangi eksploitasi batu alam sebagai material dengan komposisi


terbesar dalam pembuatan beton yang merupakan non-renewable
resource.

G.

TINJAUAN PUSTAKA
Lumpur sidoarjo
Semburan panas yang terjadi pada tanggal 29 Mei 2009 di Desa
Renokenongo Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
berdasarkan laporan BPPT dinyatakan sebagai sebuah mud volcano (Media
Center Lusi, edisi V November 2006) yang dipicu oleh kelalaian operasi
pengeboran (Davies, RJ, 2007). Lokasi semburan lumpur ini berada di
Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km
sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan
Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
Mud volcano adalah suatu fenomena alam munculnya sebentuk
gunung kecil yang berasal dari keluaran lumpur berlempung dengan tinggi
sekitar 1-2 meter. Gunung lumpur ini terbentuk dari campuran air panas dan
sedimen halus/lempung yang keluar melalui dua cara yaitu: secara lambat dari
sumbernya di dalam tanah seperti lelehan lahar atau menyembur ke udara
seperti air mancur lahar yang mengeluarkan gas vulkanik dan air panas.

Lumpur yang mengandung lempung tersebut berasal dari batuan padat yang
mendapat tekanan dari gas vulkanik dan panas yang berusaha keluar dari
magma di bawah tanah sehingga menyebabkan air tanah berubah menjadi
campuran yang panas dan bersifat asam yang secara kimia dapat merubah
batuan

tersebut

menjadi

bentuk

sedimen

halus

seperti

lempung

(http://volcanoes.usgs.gov).
Peristiwa Porong adalah peristiwa yang pertama terjadi di dunia
(Makky S. Jaya). Dimana dari hasil penelitian berbagai pakar didapatkan
bahwa lumpur Porong Lapindo ini memiliki kandungan seperti mangan,
natrium, besi (terlarut dalam 0,1 N), chlor, alumunium, boron, barium,
timbale, raksa ( 2,565 mg/liter Hg baku mutunya: 0,002 mg/l Hg ), sianida
bebas, arsen, HCL> 700 ppm, zat B3 (bahan beracun berbahaya) (Gempur
Adnan), minyak dan lemak, BOD dan COD serta kandungan minyak dan
lemak yang cukup tinggi dan akan cukup berbahaya bila langsung dibuang di
perairan seperti sungai, irigasi dan lain- lain.
Tabel 7.1. Kandungan Kimia Lumpur Lapindo
Nama Material

Pesentase

SiO2

53,1

CaO

2,07

Fe2O3

5,6

Al2O3

18,27

TiO2

0,57

MgO

2,89

Na2O

2,97

K2O

1,44

SO2

2,96

Hilang Pijar
Sumber:

10,15

Ngk. Made Wiryasa Anom, I Nyoman Sugita, dan Agus Surya

Wedasono. 2008

Pemanfaatan lumpur panas Lapindo di Porong, Sidoarjo untuk bahan


bangunan dinilai aman bagi kesehatan. Meski mengandung senyawa phenol, seng,
tembaga dan krom, karena tidak langsung kontak fisik dengan manusia, bahan
bangunan dari lumpur, aman bagi kesehatan (Mukono, 2006). Selain aman untuk
kesehatan, lumpur Lapindo mengandung senyawa material yang mirip pozolanik
material. Lumpur Lapindo juga diklarifikasikan ke dalam kelas IV, dimana
berpotensi sebagai bata berdinding tipis, berongga, keramik dan material bahan
bangunan lainnya (Diagram Winkler, 2006).
Berikut merupakan hasil uji tekstur tanah lumpur Lapindo yang telah
dilakukan oleh penelitian sebelumnya:
Tabel 7.2. Tekstur Tanah Lumpur Sidoarjo
Tekstur Tanah

Persentase(%)

Sand (pasir)

11,20 %

Silt (debu)

59,36 %

Clay (lempung)

29,44%

Sumber: Arya Mufti, 2009


Fly ash
Menurut ASTM C 618 (ASTM 1995,304), abu terbang (fly ash)
didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk
batu bara. Fly ash dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang normal yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bituminus dan abu
terbang kelas C yang dihasikan dari batu bara jenis lignite atau subbituminus. Abu
terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10 % beratnya.
Berdasarkan ASTM C618 96 Volume 04.02 fly ash dibagi dalam 3
kategori. Kategori tersebut disajikan pada Tabel 7.3

Tabel 7.3. Persyaratan Kandungan Kimia Fly Ash


Senyawa Kimia

Jenis F

Jenis C

Oksida Silika(SiO2 ) + Oksida Alumina (Al2O3)

70.0

50.0

Trioksida Sulfur (SO3),maksimum %

5.0

5.0

Kadar air, maksimum %

3.0

3.0

Kehilangan panas, maksimum %

10

6.0

+ Oksida Besi (Fe2O3) minimum %

ASTM C618 96 Volume 04.02 juga mensyaratkan syarat fisik seperti pada
Tabel 7.4
Tabel 7.4. Persyaratan Fisika Fly Ash
Persyaratan Fisika

Kelas Campuran
F

34

34

34

75

75

75

Dengan semen, umur 28 hari, min, %

75

75

75

Kebutuhan air, maks,%

115

115

115

Autoclave ekspantsion atau contraction, maks,%

0,8

0,8

0,8

Density, maks variasi dari rata-rata,%

% tertahan ayakan 45m, maks variasi,% dari rata-

Jumlah yang dipertahankan ayakan 45 (no. 325),


maks %
Indeks aktivitas kekuatan:
Dengan semen, umur 7 hari, min, %

rata
Tingkat pemanfaatan abu terbang dalam produksi semen saat ini masih
tergolong amat rendah. Cina memanfaatkan sekitar 15 persen, India kurang dari
lima persen, untuk memanfaatkan abu terbang dalam pembuatan beton. Abu
terbang ini sendiri, kalau tidak dimanfaatkan juga bisa menjadi ancaman bagi
lingkungan. Karenanya dapat dikatakan, pemanfaatan abu terbang akan

mendatangkan efek ganda pada tindak penyelamatan lingkungan, yaitu


penggunaan abu terbang akan memangkas dampak negatif kalau bahan sisa ini
dibuang begitu saja dan sekaligus mengurangi penggunaan semen Portland dalam
pembuatan beton.
H. METODE PELAKSANAAN
Diagram alir penelitian
MULAI

PERMASALAHAN

STUDI LITERATUR

PERSIAPAN

Pengambilan Lumpur Lapindo ke


Sidoarjo

Pengambilan clay ke Mayong,


Jepara

Pengeringan dengan sinar matahari

Penghalusan dengan Los Angeles


Abrasion Machine
Penyaringan dengan saringan

Penentuan proporsi campuran


optimal agregat ringan
Pembuatan agregat ringan buatan

Pengeringan dengan sinar matahari


Pembakaran agregat di krematorium
dengan suhu 1000 C selama 2 jam
Analisis
Kesimpulan
Selesai

Gambar 8.1 Diagram alir kegiatan

Pengambilan fly ash Suralaya

Proses Pembuatan Agregat Buatan


Pengambilan lumpur Sidoarjo, clay, dan fly ash
Pengambilan lumpur Lapindo dilakukan di Porong, Sidoarjo. Lumpur yang
diambil harus sedekat mungkin dengan pusat semburan untuk menjaga
keasliannya. Lokasi terdekat yang masih dapat dikunjungi berada di radius 300
m dari pusat semburan. Pengambilan dilakukan pada tempat tersebut.
Pengambilan clay dilakukan di Mayong, Jepara, yang merupakan quarry
clay untuk kerajinan gerabah masyarakat setempat. Pemilihan clay yang berasal
dari Mayong didasarkan atas kualitasnya yang baik. Hal ini dibuktikan dari
pemanfaatan clay Mayong untuk kerajinan gerabah. Kerajinan gerabah
membutuhkan kualitas clay yang baik dengan butiran yang halus serta tidak
tercampur dengan pasir.
Pengambilan fly ash di Abu terbang PLTU Suralaya berbutir halus (0.31
300.74 mm), dengan distribusi 80% berukuran 0.31 40.99 mm, atau d50 = 6,22
mm, bentuk butiran membulat dan tidak berikatan satu sama lain (terlepas),
komposisi mineralnya adalah kuarsa dan sedikit mulite. Komposisi kimia SiO2 =
72,9%, Al2O3 = 11,4% dengan kadar pengotor cukup tinggi seperti besi = 6%,
titan = 0,8%, oksida natrium =1,5% serta kapur = 3,2%
Pengeringan, penghancuran dan penyaringan lumpur Sidoarjo , clay, dan fly
ash
Setelah proses pengambilan, lumpur Sidoarjo ,clay dan fly ash dikeringkan
dengan cara dijemur atau dioven. Pengeringan sementara ini bertujuan untuk
menghilangkan kadar air agar proses pengerjaan menjadi lebih mudah. Setelah
kadar air hilang, dilakukan proses penghancuran bongkahan-bongkahan lumpur
Sidoarjo dan clay menjadi serbuk kasar dan bongkahan yang lebih kecil dengan
menggunakan Los Angeles Abrasion Machine. Proses selanjutnya adalah
penyaringan dengan menggunakan saringan Proses penyaringan bertujuan untuk
merubah bentuk lumpur Lapindo, clay dan fly ash menjadi serbuk dengan ukuran
yang seragam. Selain itu juga dapat memisahkan material dari bahan-bahan yang
tidak diinginkan.

10

Penambahan clay dan fly ash


Hasil penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kompisisi terbesar
lumpur Lapindo adalah debu, yaitu sebesar 59,36 % (Arya Mufti, 2009). Hal ini
menyebabkan kohesi lumpur Lapindo sangat kecil sehingga perlu ditambahkan
clay

untuk

memberikan

kemudahan

dalam

pembuatan

agregat

ringan

buatan.Penambahkan limbah pembakaran batu bara (fly ash) untuk meningkatkan


kuat tekan agregat ringan buatan serta mengurangi pemakaian clay.
Pembakaran dan uji tekan benda uji
Setelah keseluruhan benda uji menjadi kering dan dapat dibawa, kemudian
dilakukan proses pembakaran di krematorium dengan suhu mencapai 1000oC
selama 2 jam. Pembakaran benda uji pada suhu yang tinggi ini bertujuan untuk
menghilangkan kadar air serta memecah ikatan kimia. Dengan pecahnya ikatan
kimia, unsur-unsur berbahaya yang terkandung di dalam benda uji dapat
dihilangkan.

Gambar 3.2. Tampak Depan Ruang Pembakaran

Gambar 3.3. Proses masuk dan keluarnya udara panas

11

Pembuatan agregat buatan


Setelah mendapatkan prosentase optimal antara lumpur Lapindo dengan
clay, maka pembuatan agregat buatan dapat dilasanakan. Cara kerjanya adalah
sebagai berikut.
1. Menimbang lumpur Sidoarjo, clay dan fly ash sesuai dengan prosentase dan
volume yang diinginkan.
2. Mencampur ketiga bahan dalam keadaan kering sampai campuran menjadi
homogen.
3. Menambahkan air sedikit demi sedikit ke dalam campuran hingga merata. Air
yang ditambahkan harus sesuai. Hasil campuran tidak boleh terlalu encer
maupun terlalu kering.
4. Membentuk agregat buatan dengan alat sondir.
5. Mengeringkan agregat buatan yang masih basah dengan cara dijemur atau
dioven agar kadar airnya berkurang sehingga tidak berubah bentuk saat
dibawa.
6. Menyusun agregat buatan di ruang kremasi. Agregat buatan diletakkan di atas
nampan dan disebar hingga merata. Tebal lapisan agregat buatan tidak boleh
lebih dari 3 cm agar pembakaran dapat merata (seluruh agregat dapat terbakar
semua).
7. Membakar agregat buatan hingga suhu mencapai 1000oC selama 2 jam.
8. Mengambil agregat buatan yang telah dibakar dari ruang kremasi.

12

I.

JADWAL KEGIATAN

No

Uraian kegiatan

Bulan
1

Studi literatur

Perencanaan campuran

Pengambilan bahan baku


(lumpur Sidoarjo, fly
ash,dan clay)

Pengeringan lumpur
Sidoarjo

Pengayakan lumpur
Sidoarjo

Pembuatan benda uji

Pembakaran benda uji

Pengujian benda uji

Penyusunan laporan

10

Presentasi hasil

13

J. RANCANGAN BIAYA
NO
1.

URAIAN
Peralatan
Krematorium

600.000,00

Peralatan pengambilan lumpur

500.000,00

Laboratorium

700.000,00

Peralatan laboratorium

600.000,00

Jumlah
2

Rp 2.400.000,00

Perjalanan
Transportasi pengambilan lumpur Lapindo
Transportasi pengambilan clay di Jepara
Transportasi pengambilan fly ash Suralaya
Transportasi lokal
Jumlah

BIAYA (Rp)

800.000,00
400.000,00
1.500.000,00
300.000,00
Rp 3.000.000,00

Lain-lain
Pembuatan laporan
Administrasi
Dokumentasi
Internet
Komunikasi
Literatur
Konsumsi

100.000,00
200.000,00
100.000,00
100.000,00
200.000,00
300.000,00
500.000,00

d. Jumlah

Rp 1.400.000,00

e. Total

Rp 6.900.000,00

14

K. DAFTAR PUSTAKA
Anom, Ngk. Made Wiryasa, I Nyoman Sugita, dan Agus Surya Wedasono. 2008.
Penelitian tentang Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan
Subtitusi Semen Pada Pembuatan Paving Block. Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar.
Anonim, ASTM - 04.02, 1996, Concrete and Aggregates, Easton, USA.
Anonimus. 2002. Standar Nasional Indonesia: Agregat Ringan Untuk Beton
Ringan Struktural. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Anonimus. 2008. Standar Nasional Indonesia: Cara Uji Berat Isi Beton Ringan
Struktural. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Arif
Zulkifly,
Bahan
Komprehensif
Lumpur
Lapindo,
www.googlesearch.com.,/02/02/2010/12.03
Aristianto. 2006. Pemeriksaan Pendahuluan Lumpur Lapindo Sidoarjo Untuk
Produk Keramik. Bandung: Balai Besar Keramik.
Department of Coal, Government of India. 1985. Coal and Furnace Operation
Improved techniques.
Mehta, P.K. 1986. Structure, Properties, and Material. New Jersey: Prentice Hall.
Mukono. 2006. Pemanfaatan Lumpur Porong Sidoarjo Sebagai Bahan Bangunan.
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Maryoto, Agus. 2008. Pengaruh Penggunaan High Volume Fly Ash Pada Kuat
Tekan
Mortar. Program Studi Sipil Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Pasaribu P, Ramos. 2006. Analisis Kemampuan Beton Ringan-Abu Sekam Padi.
Jakarta: Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah Universitas
Tarumanagara.
Puspitasari, Ira. 2010. Kajian Ekperimental pada Beton dengan Menggunkan
Agegat Kasar Buatan dari Lumpur Lapindo. Teknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang.
The USGS Monerals Information, Recycled aggregates, www.googlesearch.com.,
18/10/2010/15.00
Pemanfaatan
Lumpur
yang
Dikatakan
Bencana
Lapindo,
http://www.kompas.com/kompascetak/0609/03/persona/2919985.htm.,02/02
/2010/11.59

15

L. LAMPIRAN
1.1 Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
Ketua Pelaksana Kegiatan
A Nama Lengkap

: Dyah Kusumaningrum

B. Nim

: L2A009131

C. Fakultas/Program Studi

: Teknik/Teknik Sipil

D. Perguruan tinggi

: Universitas Diponegoro

E. Jenis kelamin

: Perempuan

F. No. Hp

: 085725865911

Anggota
A. Nama Lengkap

: Ferry R. A. Pratomo

B. NIM

: L2A009089

C. Fakultas/Program Studi

: Teknik / Teknik Sipil

D. Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro

E. Jenis Kelamin

: Laki-laki

F. No. Hp

: 0858542600283

A. Nama Lengkap

: Rahmat Kurniawan

B. NIM

: L2A009138

C. Fakultas/Program Studi

: Teknik / Teknik Sipil

D. Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro

E. Jenis Kelamin

: Laki-laki

F. No. Hp

: 085758173092

A. Nama Lengkap

: Bobby Rio Indriyantho

B. NIM

: L2A009004

C. Fakultas/Program Studi

: Teknik / Teknik Sipil

D. Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro

E. Jenis Kelamin

: Laki-laki

F. No. Hp

: 085643725591

16

A. Nama Lengkap

: Ichsan Ramdhani

B. NIM

: L2A008073

C. Fakultas/Program Studi

: Teknik / Teknik Sipil

D. Perguruan Tinggi

: Universitas Diponegoro

E. Jenis Kelamin

: Laki-laki

F. No. Hp

: 085642572068

1.2 Nama dan Biodata Dosen Pendamping


A. Nama

: Dr. Ir. Nuroji, MS.

B. Tempat Tanggal Lahir

: Pemalang, 16 Maret 1963

C. Pangkat dan Golongan/NIP

: Penata Muda/IIIc/195508211983031002

D. Jabatan

: Dosen Teknik Sipil UNDIP

E. Instansi

: Universitas Diponegoro Semarang

F. Alamat Rumah

: Perumahan Bumi Wana Mukti H3/21


Semarang

G. Telepon

: 08157703393

Riwayat Pendidikan
Sarjana (S1)

: Sarjana Teknik Sipil Universitas Diponegoro


Semarang. (1989)

S2

: Magister Teknik Sipil (Rekayasa Struktur)


Institut Teknologi Bandung. (1996)

S3

: Doktor Teknik Sipil


Institut Teknologi Bandung. (2004)

Pengalaman Penelitian
1. Nuroji, Purwanto, Wibowo, H, Pemodelan Retak dan Bond-Slip pada
Struktur Beton bertulang dengan Menggunakan Nonlinear Finite Element
Method, Penelitian Hibah Bersaing Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan

17

hibah penugasan penelitian desentralisasi Tahun Anggaran 2008, No.


321/SP2H/PP/PP2M III/2008 tanggal 5 Maret 2008.
2. Nuroji , Indarto, H. dan Nurhuda, I., Pengaruh Geometri Penampang dan
Konfigurasi Tulangan pada Struktur Beton Bertulang Terhadap Momen
Biaksial, Technological And Professional Skills Development Sector Project
(ADB Loan No. 1792-INO) Universitas Diponegoro Batch I,2004/2005
3. Nuroji dan Yulita, Studi Numerik Tentang Struktur Beton Bertulang dengan
Pengaruh Retak pada Beton, Technological And Professional Skills
Development Sector Project (ADB Loan No. 1792-INO) Universitas
Diponegoro Batch I,2001/2002.
4. Nuroji, Indarto, H dan Wibowo, M. A.,"Analisis Numerik Penampang Balok
Beton Bertulang dengan Menggunakan Model Hubungan Tegangan
Regangan Beton Hognestad", Penelitian Dosen Muda, th 1998/1999 No.
Kontrak 054/P2IPT/DPPM/98/LITMUD/1998. Lembaga Penelitian UNDIP,
1999.
Publikasi
1. Ananta, S., Dicky, R.M., Suharwanto, Nuroji, Perilaku Rambat Retak
diagonal pada Beam Column Joint, Jurnal Teknik Sipil, V. 7, Januari, 2000.
2. Nuroji, Himawan Indarto dan M. Agung Wibowo, "Analisis Numerik
Penampang Balok Beton Bertulang dengan Menggunakan Model Hubungan
Tegangan Regangan Beton Hognestad", Artikel Ilmiah Penelitian Dosen
Muda, th 1998/1999 No. Kontrak 054/P2IPT/DPPM/98/LITMUD/1998.
Lembaga Penelitian UNDIP, 1999.
3. Ananta Sofwan, Dicky R. Munaf, Suharwanto dan Nuroji, Perilaku Rambat
Retak Diagonal pada Beam-Column Joint, Paper Penelitian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Dasar, Nomor: 20/PPIPD/DPPM/97/PPIPD/1997.
4. Dicky R. Munaf, Suharwanto dan Nuroji, "Kajian Beton Daur Ulang Sebagai
Material Alternatif yang ramah lingkungan", Majalah Pilar UNDIP. 1997.

Anda mungkin juga menyukai