Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen
(membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri
atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001)
ETIOLOGI
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii
dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih
sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi
maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun,
defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persyarafan
KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan
yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
2. Meningitis purulenta
PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru,
trauma kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan
aliran darah serebral.
PATHWAY
MENINGITIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan
peningkatan TIK :
1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang
sering)
2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi
letargik, tidak responsif, dan koma.
3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda
4.Infeksi fulminating dengan tanda-tanda
septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi
purpura yang menyebar, syok dan tanda
koagulopati intravaskuler diseminata
5.Dll
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bakterial
b. Meningitis virus
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan
neutrofil
( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat
mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan
tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi,
melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral,
hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber
infeksi intra kranial.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis lebih bersifat
mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan
sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai
bahan kolaborasi dengan tim medis.
KOMPLIKASI
1.Hidrosefalus obstruktif
2.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3.Sindrome water-friderichen (septiksyok, DIC,
perdarahan adrenal bilateral)
4.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone )
5.Efusi subdural
6.Kejang
7.Edema dan herniasi serebral
8.Cerebral palsy
9.Gangguan mental
10.Attention deficit disorder
A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Apakah pernah menderita penyait
ISPA dan TBC ?
b. Apakah pernah jatuh atau trauma
kepala ?
c. Pernahkah operasi daerah kepala ?
Data bio-psiko-sosial
a. Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK.
Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan
nadi berat, taikardi, disritmia.
c.Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
d. Makan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa
kering.
e. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan
diri.
f. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada
persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia,
kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi
penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma,
delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor,
nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda
brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal,
babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek
kremastetik hilang pada laki-laki.
g.
Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
Tanda : gelisah, menangis.
h.
Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.
Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi
berhubungan dengan diseminata hematogen dari
pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan
perfusi jaringan berhubungan dengan edema
serebral, hipovolemia.
3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan
kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses
inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi,
ancaman kematian
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Resiko Tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi
Berhubungan Dengan Diseminata Hematogen Dari
Patogen.
1. Mandiri
2. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
3. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan
yang tepat.
4. Pantau suhu secara teratur
5. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur
demam yang terus menerus
6. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara
teratur, dianjurkan nfas dalam
7. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan
bau )
8. Kolaborasi
9. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin,
Mandiri
1. Pantau adanya kejang
2. Pertahankan penghalang tempat tidur
tetap terpasang dan pasang jalan nafas
buatan
3. Tirah baring selama fase akut kolaborasi
berikan obat : venitoin, diaepam,
venobarbital.
EVALUASI
1. Hasil yang diharapkan
2. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti
penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
3. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan
fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital
stabil.
4. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
5. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur
rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
6. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional
optimal dan kekuatan.
7. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
8. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan
mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
THANKS
YOU