Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1

Latar Belakang ..........................................................................................

1.2

Tujuan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

2.1

Metode Simpleks .......................................................................................

2.2

Ketidaklayakan..........................................................................................

2.3

ketidakterbatasan......................................................................................

2.4

Penyelesaian optimal alternatif ...................................................................

2.5

Degenerasi ...............................................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................

3.1

Kesimpulan ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjat kan kepada allah SWT atas limpahan rahmatnya kita masi
bisa hidup dan merasakan kehidupan yang sementara ini yaitu di dunia. Dan

tak

lupa kita kirimkan salam dan taslim kepada Nabiullah Muhammad SAW yang jasa-jasa
tidak dapat kita hitung dan berkat beliaulah yang telah membawa para umat dari
alam kegelapan menuju alam terang menerang.
Penulis mengucapkan banyak terimakasi kepada semua yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Metode Simpleks.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara yang telah diberikan kepada
penulis dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum Wr.
Makassar, Mei 2015

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Metode simpleks merupakan prosedur aljabar yang bersifat iteratif, yang


bergerak step by step, dimulai dari suatu titik ekstrim pada daerah fisibel menuju ke
titik ekstrim yang optimum. Untuk lebih memahami uraian selanjutnya, berikut ini
diberikan pengertian dari beberapa terminologi dasar yang banyak digunakan dalam
membicarakan metode simpleks.
Apabila suatu persoalan program linier hanya mengandung dua kegiatan (variable
keputusan) saja, maka akan dapat dipecahkan dengan metode grafik. Tetapi bila
mengandung tiga atau lebih variable keputusan maka metode grafik tidak dapat
digunakan lagi, sehingga diperlukan alternative yaitu metode simpleks.
Pada masa sekarang persoalan-persoalan program linier yang melibatkan banyak
variable-variabel keputusan (decision variables) dapat dengan cepat dipecahkan
dengan bantuan paket program computer yang sudah tersedia seperti MPSX dan
SAS/OR, yang didesain untuk computer besar (mainframe) ; LINDO, POM dan program
LINIERSBA, mikro computer pribadi yang berorientasi program linier ; serta VINO dan
WHATS BEST!, yang didesain untuk menunjang mikro computer seperti Lotus 1-2-3,
bahkan pada Microsoft excel juga tersedia fungsi-fungsi untuk memecahkan persoalan
program linear. Bila variable keputusan yang dikandung tidak terlalu banyak, persoalan
tersebut dapat diselesaikan dengan suatu algoritma yang biasa disebut metode
simpleks table. Disebit demikian karena kombinasi variable yang optimal dicari dengan
menggunakan table-tabel.
Pengertian Metode Simpleks
Metode simpleks adalah suatu prosedur aljabar (yang bukan secara grafik)
untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah optimasi yang
terkendala. Perhitungan dalam metode simpleks didasarkan pada aljabar matriks,
terutama mencari invers matirks untuk penyelesaian persamaan linier simultan, oleh
karena itu penyelesaian optimal dengan metode simpleks diawali pengubahan kendala
pertidaksamaan

menjadi

persamaan.

Untuk

mencari

nilai

optimum

dengan

menggunakan metode simpleks dilakukan dengan proses pengulangan (iterasi) dimulai

dari penyelesaian dasar awal yang layak (feasible) hingga penyelesaian dasar akhir
yang layak dimana nilai dari fungsi tujuan telah optimum.
Agar metode simpleks dapat digunakan , ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan :
1. Nilai kanan (NK/RHS) fungsi tujuan (OBF) harus nol (0).
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negative, nilai itu harus
dikalikan -1.
3. Fungsi kendala dengan tanda harus diubah ke bentuk = atau
ketidaksamaan diubah ke bentuk persamaaan dengan menambahkan variable
slack/surplus. Variable slack/surplus disebut juga variable dasar.
4. Fungsi kendala dengan tanda diubah kebentuk dengan cara
mengalikan dengan -1, lalu diubah kebentuk persamaan dengan ditambahkan
variable slack. Kemudian karena RHS-nya negative, dikalikan lagi dengan -1
dan ditambah artificial variable (A)
5. Fungsi kendala dengan tanda = harus ditambah artificial variable (A)
Contoh :
(OBJF) Z = 5X1 + 7X2
Kendala/limitation
1.

2X1 + X2

2.

X1 + 2X2

3. 6X1 + 7X2

42

Gagasan metode simpleks adalah menerjemahkan definisi geometris atau grafik


dari titik ekstrim atau titik sudut menjadi definisi aljabar. Sehingga kadang metode
simpleks disebut juga metode aljabar.

1.2

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memudahkan kita dalam

menyelesaiakan

sesuatu

pemrograman

linear

dengan

menggunakan

metode

simpleks. Apabila muncul ketidaklayakan dan ketidak terbatasan. Selain itu juga
dapat mengenali kapan suatu pemrograman linear itu mengalami degenerasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Metode Simpleks
Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang

digunakan dalam pemrograman linier. Penentuan solusi optimal didasarkan pada


teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa
titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu persatu denagan cara perhitungan interaktif.
Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan dengan thap demi
tahap yang disebut interasi.
Perbedaan kedua metode diatas sangat jelas, bahwa metode grafik hanya mampu
digunakan untuk dua kendala saja. Namun metode simpleks mampu menyelesaikan
masalah dengan lebih dari dua kendala. Itu artinya metode simpleks memiliki minimal
tiga kendala didalamnya.
Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman
linier adalah metode simpleks.

Penentuan solusi optimal menggunakan metode

simpleks didasarkan pada teknik eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal
dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu dengan cara perhitungan
iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan tahap demi
tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari iterasi
sebelumnya (i-1).
Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks,
diantaranya :

Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu


tergantung dari nilai tabel sebelumnya.

Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu
sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.

Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang
iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi
kendala merupakan pertidaksamaan ) atau variabel buatan (jika fungsi
kendala menggunakan

pertidaksamaan atau =). Secara umum, jumlah

variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non
negatif).

Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih
tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah
sumber daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.

Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala


untuk mengkonversikan

pertidaksamaan menjadi persamaan (=).

Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal,
variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.

Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan

dari model matematik

kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan menjadi persamaan (=).


Penambahan ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel
surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis.

Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik


kendala dengan bentuk atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis
awal. Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus
bernilai 0 pada solusi optimal, karena kenyataannya variabel ini tidak ada.
Variabel hanya ada di atas kertas.

Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk.
Koefisien pada kolom ini akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan
baris pivot (baris kerja).

Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang
memuat variabel keluar.

Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada perpotongan
kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk
tabel simpleks berikutnya.

Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis
pada iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non
basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai
positif.

Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu
dari antara variabel basis pada setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi
berikutnya akan bernilai nol.

2.2

Ketidaklayakan
Ketidaklayakan terjadi bila tidak ada penyelesiaan pemrograman linear yang

memenuhi semua kendala, termasuk kendala tidak negatif. Ketidaklayakan dapat


dikenali bila kriteria keoptimalan mengindikasikan bahwa suatu penyelesaian optimal
telah diperoleh dan satu atau lebih peubah artificial tetap berada dalam penyelesaian
pada nilai positif. Perhatikan modifikasi lain dari masalah PT. Maju Terus, dengan
pengandaian manajer telah menetapkan persyaratan minimum gabungan total
produksi 50 satuan. Revisi formulasi masalahnya sebagai berikut:

Maksimum Z = 50 x1 + 40 x2
Dengan kendala
3x1 + 5 x2

150 waktu perakitan

x2

monitor portable

8x1 + 5 x2

300 kapasitas gudang

x1 + x 2

50 produksi minimum

x1, x2 0 tak negatif


Grafik penyelesaian untuk makalah ini diperlihatkan dalam gambar 2.1.
kita dapat melihat bahwa tidak ada penyelesaian yang memenuhi kendala awal
masalah dan kendala gabungan total produksi minimum (x1 + x2 50). Kita
selesaikan modifikasi masalah ini dengan menggunakan metode simpleks.
6X
5

Penyelesaian awal
untuk
persyarat
an
produksi
total

02
0

3
0
2
0
Penyelesaian layak
masalah
awal

X
1

Gambar 2.1. Grafik daerah penyelesaian untuk modifikasi masalah PT. Maju Terus

2.3

Ketidakterbatasan
Untuk masalah memaksimumkan, kita katakana bahwa suatu pemrograman

linear tidak terbatas jika nilai penyelesaian itu dapat dibuat besar tidak terhingga
tanpa melanggar kendala apapun. Jika muncul ketidakterbatasan
mencari

kesalahan

dalam

formulasi

masalah

itu.

Metode

biasanya kita
simpleks

akan

mengidentifikasi secara otomatis ketidakterbatasan yang muncul sebelum tabel


simpleks akhir tercapai.
Untuk

mengilustrasikan konsep ini, kita perhatikan contoh masalah tiak

terbatas sebagai berikut:

Maksimumkan Z = 20x1 + 10x2


Dengan kendala
x1 + 5x2
x2

2
5

x1, x2 0
Kita menguraikan suatu peubah lebihan S1 dari persamaan kendala pertama
dan menambahkan peubah susutan S2 pada kendala kedua untuk

mendapatkan

penyajian bentuk baku. Kemudian menghapus a1 pada iterasi pertama, tabel


simpleksnya terlihat pada tabel 2.4

Karena S1 memiliki cj zj = 20 positif terbesar, maka nilai fungsi tujuan dapat


ditingkatkan dengan memasukkan S1 kedalam dasar. Namun a 13 = -1 dan a 23 = 0
maka dapat dibentuk rasio bi /ai3 untuk semua a 13 >0, tidak ada nilai a 13 yang
lebih besar dari nol. Ini merupakan indikasi bahwa penyelesaian pemrograman linear
itu tidak terbatas.
Kasus

penyelesaian

tidak

terbatas

tidak

pernah

terjadi

dalam

masalah

meminimumkan biaya. Bila kita temukan suatu penyelesaian tidak terbatas pada
masalah pemrograman linear, kita harus memeriksa kembali formulasi masalah itu
untuk menentukan apakah telah terjadi kesalahan formulasi.

2.4

Penyelesaian optimal alternatif


Suatu pemrograman linear dengan dua atau lebih penyelesaian optimal

dikatakan memiliki penyelesaian optimal alternatif. Untuk

mengilustrasikan kasus

penyelesaian optimal alternatif saat menggunakan metode simpleks, perhatikan

untuk mengubah fungsi tujuan masalah PT. Maju Terus dari 50x1 + 40x2 menjadi
30x1 + 50x2 maka diperoleh revisi pemrograman linear yaitu:
Maksimumkan Z = 30x1 + 50x2
Dengan kendala
3x1 + 5x2 150 waktu perakitan
x2

20 monitor portable

8x1 + 5x2 300 kapasitas gedung


x1, x2

0 tak negatif

Gambar 2.2. penyelesaian grafik untuk


penyelesaian optimal alternatif

masalah PT. Maju Terus dengan

Semua nilai dalam baris evaluasi bersih kurang dari atau sama dengan nol,
menunjukkan bahwa penyelesaian optimal telah ditemukan. Penyelesaian ini
ditentukan oleh x1 = 50/3, x2 = 20, S1 = 0, S2 = 0 dan S3 = 200/3 berhubungan
dengan titik ekstrim D dalam gambar 2.2.
Kita perhatikan entri baris evaluasi bersih untuk

S2 adalah nol, maka kita

dapat memperkenalkan S2 ke dalam dasar tanpa mengubah nilai penyelesaian itu,


dapat dilihat dalam tabel 2.6. berikut:

Setelah memasukkan S2, kita memiliki penyelesaian layak dasar yang berada
x1 = 30, x2 = 12, S1 = 0, S2 = 8 dan S3 = 0. Sehingga penyelesaian baru ini juga
optimal cj - zj 0 untuk semua j. dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui
bahwa masalah pemrograman linear memiliki penyelesaian optimal alternatif saat
menggunakan pendekatan grafik dengan mengamati bahwa fungsi tujuannya paralel
dengan salah satu kendala yang mengikat.
2.5

Degenerasi
Suatu pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi jika satu atau

lebih peubah dasarnya memiliki nilai nol. Untuk

melihat bagaimana terjadinya

degenerasi pemrograman linear, perhatikan perubahan nilai sisi sebelah kanan dari
kendala waktu perakitan pada masalah PT. Maju Terus. Modifikais
diperlihatkan sebagai berikut:
Maksimumkan Z = 50x1 + 40x2
Dengan kendala
3x1 + 5x2 175 waktu perakitan
x2

20 monitor portable

8x1 + 5x2 300 kapasitas gedung


x1, x2 0 tak negatif

linearnya

Entri dalam baris evaluasi bersih menunjukkan bahwa x2 harus memasuki


dasar itu. Maka kita hitung rasio yang tepat untuk

menentukan baris pivot,

diperoleh:

b 1 / a 12

125 / 2
75 / 2
20, b 2 / a 22 20 /1 20, b 3 / a 32
60 ,
25 / 8
5/8

maka

terlihat

hubungan antara baris pertama dan kedua. Ini merupakan indikasi bahwa kita akan
memiliki suatu degenerasi penyelesaian layak dasar pada iterasi berikutnya.
Tabel 2.8. Tabel simpleks setelah iterasi berikutnya

Bilamana kita memiliki hubungan dalam rasio minimum b i / a ij , akan selalu ada
peubah dasar yang sama dengan nol dalam tabel berikutnya. Oleh karena itu, kita
tidak merekam endosikan untuk memperkenalkan langkah-langkah khusus ke dalam
metode simpleks guna menghapus kemungkinan terjadinya degenerasi. Jika saat
melakukan iterasi algoritma simpleks muncul suatu hubungan untuk rasio minimum

b i / a ij , maka kita hanya merekomendasikan untuk memilih baris atas sebagai baris
pivot.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang

digunakan dalam pemrograman linier. Penentuan solusi optimal didasarkan pada teknik
eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik
ekstrim (ingat solusi grafik) satu persatu denagan cara perhitungan interaktif.
Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan dengan thap demi
tahap yang disebut interasi.

Ketidaklayakan dapat dikenali bila kriteria keoptimalan mengindikasikan bahwa


suatu penyelesaian optimal telah diperoleh dan satu atau lebih peubah artificial
tetap berada dalam penyelesaian pada nilai positif

Pemrograman linear maksimum tidak terbatas jika dimungkinkan untuk


membuat nilai penyelesaian optimal sebesar yang diinginkan tanpa melanggar
kendala manapun.

Apabila suatu pemrograman linear memiliki dua atau lebih penyelesaian optimal
maka dikatakan memiliki penyelesaian optimal alternatif

Suatu pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi jika satu atau lebih
peubah dasarnya memiliki nilai nol.

Daftar Pustaka

http://rhatavarium.blogspot.com/2012/03/metode-simpleks.html
http://delfisolution.blogspot.com/2015/04/makalah-metode-simpleks-dalampenerapan_1.html
http://evaselvia.blogspot.com/
https://anwarsetiawan.wordpress.com/2012/03/26/pengertian-metodesimpleks/

Anda mungkin juga menyukai