Anda di halaman 1dari 31

http://kimialangsep.blogspot.

com

Unsur gas mulia (VIIIA) tidak memiliki nilai


keelektronegatifan, karena konfigurasi
elektronnya stabil (LKS Hal. 26)
Unsur gol VIIIA

Konfigurasi stabil

Unsur-unsur lain yang belum stabil


cenderung akan mencapai kestabilan
jika memiliki konfigurasi seperti unsur
gas mulia
Unsur selain
Gol. VIIIA

Mencari Konfigurasi
Yang Stabil

Seperti
Gol. VIIIA

Tabel2.1 Konfigurasi Elektron Gas


Mulia
Nomor Konfigurasi
Unsur
Atom Elektron

Elektro
n
Valensi

He

Ne

10

Ar

18

Kr

36

18

Xe

54

18

18

Rn

86

2
8

18

32

18

8
8
8

Unsur logam memiliki daya tarik elektron


yang lemah, sehingga lebih mudah
melepaskan elektronnya (membentuk
ion positif) untuk mencapai kestabilan.
Unsur logam

Cenderung membentuk
ion positif (elektropositif)

Unsur non logam memiliki daya tarik


elektron yang kuat, sehingga lebih
mudah menarik elektron (membentuk
ion negatif) untuk mencapai kestabilan.
Unsur non logam

Cenderung membentuk
Ion negatif (elektronegatif)

Klik Disini!

Terjadi antara unsur logam dan unsur non


logam
Terjadi akibat tarik-menarik ion positif dan
ion negatif
Terjadi setelah adanya serah terima
elektron
Terjadi jika selisih/perbedaan
keelektronegatifan yang besar
1.
2.
3.
4.
Contoh : NaC
CaF2
CaO
Na2
l
O
Klik Disini!

Klik Disini!

Klik Disini!

Klik Disini!

NaCl
Atom 11Na memiliki konfigurasi elektron : 2 8 1, cenderung
melepas sebuah elektron valensinya sehingga membentuk ion
Na+ ( 2 8 ).
Atom 17Cl dengan konfigurasi elektron: 2 8 7, cenderung
menerima sebuah elektron membentuk ion Cl- ( 2 8 8 ).
Ikatan antara ion Na+ dan Cl- membentuk molekul NaCl.

PLAY

Na

11

2 8 1

Cl

17

2 8 7

NaCl
Atom 11Na memiliki konfigurasi elektron : 2 8 1, cenderung
melepas sebuah elektron valensinya sehingga membentuk ion
Na+ ( 2 8 ).
Atom 17Cl dengan konfigurasi elektron: 2 8 7, cenderung
menerima sebuah elektron membentuk ion Cl- ( 2 8 8 ).
Ikatan antara ion Na+ dan Cl- membentuk molekul NaCl.
_

Na

11

2 8 1

NaCl

Cl

17

2 8 7
8

CaF2
Atom 20Ca memiliki konfigurasi elektron : 2 8 8 2, cenderung
melepas dua buah elektron valensinya sehingga membentuk
ion Ca2+ ( 2 8 8 ).
Atom 9F dengan konfigurasi elektron: 2 7, cenderung menerima
sebuah elektron, membentuk ion F- ( 2 8 ) sehingga diperlukan
dua atom F.
Ikatan antara ion Ca2+ dan 2 F- membentuk molekul CaF2 :

F 2 7

Ca 2 8 8
2

20

F 2 7

PLAY

CaF2
Atom 20Ca memiliki konfigurasi elektron : 2 8 8 2, cenderung
melepas dua buah elektron valensinya sehingga membentuk ion
Ca2+ ( 2 8 8 ).
Atom 9F dengan konfigurasi elektron: 2 7, cenderung menerima
sebuah elektron, membentuk ion F- ( 2 8 ) sehingga diperlukan
dua atom F.
_ CaF2
Ikatan antara ion Ca2+ dan 2 F- membentuk molekul
2+

F 2 8
7

Ca 2 8 8
2

20

CaF

F 22 78

CaO
Atom 20Ca memiliki konfigurasi elektron : 2 8 8 2, cenderung
melepas dua buah elektron valensinya sehingga membentuk ion
Ca2+ ( 2 8 8 ).
Atom 8O dengan konfigurasi elektron: 2 6 , cenderung menerima
dua buah elektron membentuk ion O2- ( 2 8 ).
Ikatan antara ion Ca2+ dan O2- membentuk molekul CaO.

20

2 6

Ca 2 8 8 2
PLAY

CaO
Atom 20Ca memiliki konfigurasi elektron : 2 8 8 2, cenderung
melepas dua buah elektron valensinya sehingga membentuk ion
Ca2+ ( 2 8 8 ).
Atom 8O dengan konfigurasi elektron: 2 6 , cenderung menerima
dua buah elektron membentuk ion O2- ( 2 8 ).
Ikatan antara ion Ca2+ dan O2membentuk molekul CaO.
2+

_
2

20

Ca 2 8 8 2

CaO

2 6
8

Na2O
Atom 8O dengan konfigurasi elektron: 2 6, cenderung menerima
dua buah elektron, membentuk ion O2- ( 2 8 ).
Atom 11Na memiliki konfigurasi elektron : 2 8 1, cenderung
melepas sebuah elektron valensinya membentuk ion Na+ ( 2 8 )
sehingga memerlukan dua atom Na.
Ikatan antara ion 2Na+ dan O2- membentuk molekul Na2O.

O 2 6

Na 2 8 1

11

Na 2 8 1

11

PLAY

Na2O
Atom 8O dengan konfigurasi elektron: 2 6, cenderung menerima
dua buah elektron, membentuk ion O2- ( 2 8 ).
Atom 11Na memiliki konfigurasi elektron : 2 8 1, cenderung
melepas sebuah elektron valensinya membentuk ion Na+ ( 2 8 )
sehingga memerlukan dua atom Na.
Ikatan antara ion 2Na+ dan O2- membentuk molekul Na2O.
2

O 2 8
6

Na2O
Na 2 8 1

11

11

Na 2 8 1

IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen:
-Ikatan antar atom berdasar penggunaan elektron
secara bersama- sama.
- Umumnya terjadi antara atom-atom non logam
dengan atom
non
logam dibedakan menjadi ikatan kovalen
Ikatan
kovalen
tunggal, rangkap dua, tiga dan kovalen kordinasi
1. Contoh pembentukan Ikatan kovalen tunggal

a. Ikatan antara atom H (non logam) dengan atom H (non logam


Ikatan H2

Dua atom H yang saling mendekat sehingga membentuk ikatan

H
+
H
H
H
atau H - Elektron
H
yang Dipakai
bersama

IKATAN KOVALEN

b. Ikatan antara atom H (non logam) dengan atom Cl (non log


Ikatan HCl

Atom H dan Cl yang saling mendekat sehingga membentuk ikata

H
+
atau H - Cl

Cl

Cl

Elektron yang Dipakai


bersama
Atom H memerlukan 1 elektron ( duplet ) sedangkan atom Cl
1 elektron (oktet). Kemudian kedua atom memasangkan 1 el
Untuk membentuk molekul HCl
Lihat Ulang

IKATAN KOVALEN
2. Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan rangkap dua adalah ikatan dengan dua pasang elektron


milik bersama
Di gambarkan dengan tanda dua garis ikatan (
)
Contoh: Ikatan antara atom O (non logam) dengan atom O (no
Ikatan O2

Atom O memiliki nomor atom 8 dengan 6 elektron terluar, aga


stabil (oktet) atom O masing-masing membutuhkan 2 elektron

atau O = O

Dua pasang Elektron


yang Dipakai bersama

IKATAN KOVALEN

3. Ikatan kovalen rangkap tiga


Ikatan rangkap tiga adalah ikatan dengan tiga pasang elekt
di gambarkan dengan tanda tiga garis ikatan (
)

Contoh: Ikatan antara atom N (non logam) dengan atom N (no

Ikatan N2

Atom N memiliki nomor atom 7 dengan 5 elektron terluar, aga


stabil (oktet) atom N masing-masing membutuhkan 3 elektron

atau N

N
N

Tiga pasang
Elektron
yang Dipakai

IKATAN KOVALEN

3. Ikatan kovalen Koordinasi


Ikatan Kovalen Koordinasi adalah ikatan kovalen dimana pa
elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom
berikatan.
Misal : Pembentukan ikatan kovalen koordinasi dari NH4+
NH3 + H+

NH4+
H

H
H

N
HH N
PEB

+
H

H+

+
H N

H
H
H

IKATAN KOVALEN
Kepolaran Ikatan Kovalen

Kepolaran suatu senyawa kovalen dapat ditentukan berdas


a. Perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang memben
b. Bentuk molekul senyawa kovalen
1. Senyawa kovalen Non Polar
Senyawa kovalen non polar terjadi bila dua atom non logam
sejenis atau
dua atom non logam yang mempunyai keelektronegatifan
yang sama saling
membentuk molekul (momen dipol = 0 atau tidak terjadi
polarisasi) dengan
ciri-ciri bentuk molekul simetris.
Contoh:
Molekul sejenis: H2, N2, Cl2, O2 dll
Molekul tak sejenis dengan bentuk simetris: BeCl2, BeF2, BH3,

IKATAN KOVALEN
2. Senyawa kovalen Polar
Senyawa kovalen polar dapat terjadi pada atom-atom non
logam yang
tidak sejenis atau atom-atom yang mempunyai perbedaan
keelektronegatifan yang besar. Dalam molekul kovalen polar,
pasangan elektron milik bersama terletak lebih dekat pada
inti elektron dari yang mempunyai keelektronegatifan besar.
Jika dibandingkan kepolaran antara H F dan H Cl,
manakah yang paling polar ?
Tentunya H F lebih polar karena F memiliki
keelektronegatifan yang lebih
besar dibandingkan
Elektron
yang dipakai Cl
bersama
H
F tertarik kearah F bukan H, karena
keelektronegatifan F > H
Contoh:
Senyawa-senyawa kovalen polar: HCl, HF, HI, H 2O, NH3 dll

IKATAN LOGAM
Ikatan Logam:
Ikatan antar atom dalam unsur logam dengan
menggunakan interaksi elektron valensi.

Ion logam bermuatan positif di dalam


elektron

Menurut teori awan elektron, kristal logam terdiri atas kumpulan i


bermuatan positif didalam larutan elektron yang mudah bergerak
terdapat antara ion logam positif dan elektron yang mudah berge

Add Your Text

Add Your Text

conce
pt

Concep
t

Concep
t

Concept

Phase 1

Phase 2

Phase 3

Have fun with PowerPoint - Acoolsoft


Burn PowerPoint to DVD, and
watch your PowerPoint on TV
with a DVD player
Learn
More

Convert PowerPoint to
video such as AVI, MP4,
WMV, MOV and so on
Learn
More

A professional tool which


helps you upload
PowerPoint to YouTube
Learn More

http://www.ppt-to-video.com

Learn more >>

Free Trail>>

Anda mungkin juga menyukai