TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Post adalah sesudah. (Tiran, Denis, 2006)
Partum (partus) adalah persalinan suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar.(Maimunah, Siti, 2005)
Partus spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan tenaga ibu
sendiri dengan his dan tenaga mengejan.(Maimunah, Siti, 2005)
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,disertai
dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan,yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan.(Suherni, Hesti Widyasih, dan Anita Rahmawati, 2009)
Post partum merupakan periode atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, yang membutuhkan waktu
selama 6 minggu (Farrer, Helen, 1999)
Persalinan dianggap normal jika wanita berada dalam masa aterm,
tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
persalinan selesai dalam 24 jam.(Bobak, Lowdermilk, dan Jensen, 2005)
Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
post partum spontan adalah suatu periode sesudah wanita melahirkan
janinnya dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar tanpa ada komplikasi,
yang berlangsung dengan tenaga ibu sendiri dengan his dan tenaga mengejan.
B. Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Ibu Post Partum
Bobak, Lowdermik dan Jensen, (2005) menyatakan bahwa periode
post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang
disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis
yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal dimana proses-proses
pada kehamilan berjalan terbalik. Berikut adalah perubahan atau adaptasi
fisiologi serta psikologi wanita setelah melahirkan.
1. Adaptasi Fisiologi Ibu Post Partum
a. Sistem Reproduksi
1) Involusio Uteri
Involusio adalah pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi
normal setelah kelahiran bayi.(Bobak, Lowdermilk, dan Jensen,
2005). Involusio terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih
kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang.
Involusio
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Plasenta lahir
750 gram
1 minggu
500 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa
involusi ( Saleha, Sitti, 2009 )
2) Involusio Tempat Plasenta
Pada pemulaan nifas, bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya
luka yang demikian, sembuh dengan menjadi parut. Hal ini
disebabkan karena dilepaskan dari dasar dengan pertumbuhan
endometrium baru di bawah pemukaan luka.
Rasa sakit yang disebut after pains ( meriang atau mules-mules )
disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung 3-4 hari pasca
persalinan.( Cunningham, F Gary, Dkk, 2005 )
3) Lochea
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochia
dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a) Lochea rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2
hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir,yang
keluar pada hari ke 3 sampai ke-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa
Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochia rubra.
Lochia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada
hari ke -7 sampai hari ke-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba
Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit
hingga sama sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu
berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim
serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
4) Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
5) Vagina dan perineum
Vagina
pada
permulaan
puerpurium
Secara
Robekan terdapat
10
plasenta
mempertahankan
kontraksi,
sehingga
11
Diperkirakan
mempengaruhi
otot
halus
yang
mengurangi
12
2). Kolostrum
Dibanding dengan susu matur yang akhirnya disekresi oleh
payudara, kolostrum mengandung lebih banyak protein, yang
sebagian besar adalah globulin, dan lebih banyak mineral tetapi
gula dan lemak lebih sedikit. Meskipun demikian kolostrum
mengandung globul lemak agak besar di dalam yang disebut
korpustel
kolostrum,
yang
oleh
beberapa
ahli
dianggap
komplemen,
makrofag,
limfosit,
laktoferin,
susu
sapi.
Simpanan
besi
ibu
tampaknya
tidak
15
16
17
Menurut
18
19
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci
dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan setrika. Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi
atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari dan menyentuh
daerah tersebut.
5. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut yaitu anjurkan ibu agar istirahat
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk
kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat
akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
6. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat yaitu secara fisik aman untuk memulai hubungan suami
istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu dua
20
jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
malakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang
mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
D. Pengkajian Fokus
Suatu pengkajian fisik lengkap termasuk pengukuran tanda-tanda vital,
dilakukan pada saat masuk ke unit pasca partum. Selain itu komponen
pengkajian awal yang lain yang perlu dikaji pada ibu post partum menurut
Doenges, 2001 adalah sebagai berikut :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
b. Bagaimana perasaan ibu setelah melahirkan ?
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
b. Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
c. Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
d. Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
3. Pola aktivitas dan istirahat
a. Apakah ibu tampak kelelahan, keletihan ?
b. Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
c. Apakah ibu tampak mengantuk ?
21
4. Pola eliminasi
a. Apakah ada diuresis pasca persalinan ?
b. Adakah nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
(Cunningham, F Gary, Dkk, 2005)
5. Neuro sensori
a. Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
b. Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
c. Bagaimana nyeri yang ibu rasakan ?
d. Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
P
permasalahan
yang
berhubungan
dengan
perubahan
22
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
1). Pemeriksaan tanda tanda vital
2). Pengkajian tanda-tanda anemia
3). Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
4). Pemeriksaan reflek
5). Kaji adanya varises
6). Kaji CVAT (cortical vertebra area tenderness)
b. Payudara
1). Pengkajian daerah areola
2). Kaji adanya nyeri tekan
3). Kaji adanya abses
4). Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
5). Kaji pengeluaran ASI
c. Abdomen atau Uterus
1). Observasi posisi uterus atau tinggi fundus uteri
2). Kaji adanya kontraksi uterus
3). Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau Perineum
1). Observasi pengeluaran lokhea
2). Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
3). Kaji adanya pembengkakan
4). Kaji adanya luka
23
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium bisa segera dilakukan pada periode
pasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada postpartum untuk mengkaji
kehilangan darah pada saat melahirkan.
b. Pemeriksaan urin
Pengambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan
kateter atau dengan teknik pengambilan bersih (clean cath)
spesimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter
indwelling dipakai selama paska inpartum. Selain itu catatan
prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan status rubella dan
rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin.(Bobak, Lowdermilk,
dan Jensen, 2005)
24
E. Pathways
Pathways Post Partum Spontan
Post partum spontan
Adaptasi Fisiologi
Proses involusi
Adaptasi Psikologi
Vagina dan
Laktasi
perineum
Taking in
Taking hold
Letting go
( ketergantungan)
( ketergantungan
( kemandirian )
payudara ibu
Trauma
mekanik
Personal
Nyeri
Akut
Butuh
hygiene
rusak
pelayanan
Aliran darah di
Hormon estrogen
payudara berasal
baik
Perdarahan
dari uterus
Prolaktin
Retensi darah di
Resiko
kekurangan
infeksi
Volume
pembuluh payudara
Pembentukan ASI
Belajar mengenai
Kondisi tubuh
perawatan diri
mengalami
dan bayi
perubahan
peran menjadi
orang tua
meningkat
Genetalia kotor
Resiko terjadi
Resiko perubahan
perlindungan dan
Pembuluh darah
kurang
Nyeri
mandiri)
Butuh informasi
Bengkak
cairan
ASI keluar
Payudara
ASI tidak
bengkak
keluar
Retensi ASI
Mastitis
Menyusui
tidak efektif
25
F. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma
jalan lahir. ( Doenges, 2001 )
2. Risiko terhadap ketidakefektifan menyusui yang berhubungan dengan
tidak berpengalaman dan / atau payudara membengkak. ( Carpenito,
Lynda Juall. 2001)
3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder
akibat trauma selama proses persalinan. ( Carpenito, Lynda Juall. 2001 )
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan adanya
hemoragi. (Doenges, 2001)
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis, nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran
melelahkan. ( Doenges, 2001)
6. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi,tidak mengenal sumbersumber.( Doenges, 2001)
7. Resiko terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan tidak
berpengalaman, perasaan inkompeten, ketidakberdayaan, anak yang tidak
diingini, kekecewaan dengan anak, kurangnya model peran.( Carpenito,
Lynda Juall, 2001)
26
G. Rencana keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan laserasi atau trauma
jalan lahir. (Doenges, 2001)
a. Tujuan : Nyeri pasien berkurang / hilang atau terkontrol.
b. Kriteria hasil :
1) Klien menyatakan tidak nyeri
2) Klien menyatakan nyaman
3) Skala nyeri berkurang
4) Klien dapat beraktivitan tanpa merasa nyeri.
5) Ekspresi klien nyaman.
c. Fokus intervensi dan rasional
1). Kaji karakteristik nyeri, tingkat nyeri, tempat nyeri, skala nyeri.
Rasional : Mengetahui seberapa berat nyeri yang dialami pasien
2). Inspeksi daerah perineum dan daerah episiotomi. Perhatikan
adanya udem, nyeri tekan lokal, purulen.
Rasional : Mengetahui apakah ada tanda-tanda peradangan daerah
sekitar vulva.
3). Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam
pertama setelah melahirkan.
Rasional
Memberi
anestesi
lokal,
meningkatkan
27
28
Mempertahankan
putting
pada
media
lembab
29
30
Kebutuhan
cairan
pasien
terpenuhi
dan
mencapai
keseimbangan
b. Kriteria hasil
1). Intake dan output seimbang
2). Tanda-tanda vital normal
3). Berat badan pasien ideal
c. Fokus intervensi dan rasional
1). Monitor vital sign
Rasional : tanda vital dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang terjadi pada keadaan umum pasien
terutama untuk mengetahui adakah tanda-tanda syok hipovolemik
2). Kaji dan awasi turgor kulit
Rasional : capilary refil time yang lebih dari 2 detik dapat
mengidentifikasikan terjadinya dehidrasi
3). Monitor intake dan output
Rasional : membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan
derajat kekurangan cairan
31
Anjurkan untuk
32
Berikan lingkungan
yang tenang.
Rasional : membantu meningkatkan istirahat, tidur, dan relaksasi
dan menurunkan rangsang.
33
b. Kriteria hasil
1) Klien mengungkapkan pemahaman
2) Klien mampu melakukan aktivitas dengan menjelakan alas an
c. Fokus intervensi
1) Pastikan persepsi klien tentang persalinan dan kelahiran, lama
persalinan, dan tingkat kelelahan klien.
Rasional : terdapat hubungan antara lama persalinan dan
kemampuan untuk melakukan tanggung jawab tugas dan aktivitas
aktivitas perawatan diri/ perawatan bayi. Makin lama persalinan
makin negative persepsi klien tentang kinerja persalinan, dan
semakin lama hal tersebut klien memikul tanggung jawab terhadap
perawatan dan mensintesa informasi baru serta mempelajari peranperan baru.
2) Kaji kesiapan klien dan motivasi untuk belajar.
Bantu klien /
penyuluhan
yang
tepat
diberikan
untuk
membantu
34
Biarkan klien
35
Fokus intervensi
1) Kaji kekuatan, kelemahan, usia,status perkawinan, ketersediaan
sumber pendukung, dan latar belakang budaya.
Rasional : mengidentifikasi faktor-faktor resiko potensial dan
sumber-sumber pendukung,
36
4) Evaluasi sifat dari menjadi orangtua secara emosi dan fisik yang
pernah dialami klien/ pasangan selama masa kanak-kanak.
Rasional : peran menjadi orangtua dipelajari, dan individu memakai
peran orangtua mereka sendiri menjadi model peran.
Yang
37