ANATOMI REKTUM
Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis
anorektal. Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian
ampula dan sfingter. Bagian sfingter disebut juga annulus hemoroidalis,
dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Bagian
ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus
levator ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada rectosigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa
dinding rektum mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler
dan longitudinal), dan lapisan serosa.
seperti
kanker
lainnya
yang masih
belum
diketahui
kontak
zat
yang
berpotensi
tahunnya,
dan
menyebabkan
angka
kematian
sekitar
55.000.
terjadi
mutasi yang mengaktivasi K-ras onkogen dan mutasi gen p53, hal ini akan
mencegah apoptosis dan memperpanjang hidup sel.
FAKTOR RESIKO
Etiologi dari kanker rektum belum diketahui, tetapi beberapa faktor resiko
dapat menyebabkan
resiko yang
KLASIFIKASI
a. Modifikasi klasifikasi Dukes (Modified Astler-Coller Staging System)
Tabel 1. Klasifikasi karsinoma rektum menurut Dukes
Klasifikasi
Lokasi Tumor
Dukes
Dukes A
Dukes B-1
Dukes B-2
Dukes B-3
Dukes C-1
Dukes C-2
Dukes C-3
Dukes D
Tis
T1
T2
T3
T4
Any T
Any T
N0
N0
N0
N0
N0
N1
N2,
N3
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
Any T
Any
N
M1
Dukes Stage
A
B
C
D
DIAGNOSIS
a. Anamnesa
Gejala yang dapat ditemukan antara lain :
Perdarahan perektal merupakan gejala yang paling sering terjadi (60%)
pasien.
Perubahan pola defekasi seperti perubahan bentuk feses, tenesnus,
rasa tidak puas setelah BAB.
Occult bleeding (tes darah samar) positif pada 26%
kasus. Nyeri abdomen, sidapatkan sekitar 20% kasus.
Dari pemeriksaan
colok dubur
dapat diketahui :
Adanya tumor rektum
Lokasi dan jarak dari anus
Posisi tumor, melingkar / menyumbat lumen
Perlengketan dgn jar.sekitar
Dapat dilakukan biopsi cubit
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan CEA (carcinoembrionic
antigen). Fungsi hati dan ginjal.
Trasnrectal ultrasonography (TRUS)
Magnetic Resonane Imaging (MRI)
Pemeriksaan FOBT (fecal occult bleeding
test) Kolonoskopi.
CT Scan abdomen
Doule contras barium enema.
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi utama untuk kanker rektum. Beberapa
metode yang dipakai antara lain :
a. Transanal excision
Metoda ini digunakan untuk lesi yang superfisial pada pasein
dengan derajat I atau II.
b. Low anterior resection (LAR)
Metoda ini digunakan untuk lesi yang terletak di tengah atau
/3
atas rektum.
c. Coloanal anastomosis
d. Abdominal perineal resection (APR)
2. Kemoterapi dan Radioterapi
Kemoterapi dan radioterapi biasa dilakukan pada pasien dengan stadium
Dukes
untuk
menurunkan
tingkat
rekurensi,
meningkatkan
Rekomendasi terapi
Stage I
Stage II or III
- Lesi kecil/
Menengah
minggu)
- Istirahat selama 6 minggu
- Eksisi mesorektal total
- Istirahat 4 minggu
- Lanjutkan kemoterapi dasar 5-FU selama 8 minggu
- Kemoterapi pre dan postoperasi
- Eksisi mesorektal total
- Lesi luas
- Stage IV
PROGNOSIS
Angka 5 tahun keberhasilan hidup untuk pasien kanker kolorektal adalah
sebagai berikut :
Stage I - 72%, Stage II - 54%, Stage III - 39%, Stage IV - 7%
Limapuluh persen pasien biasanya terjadi rekurensi, baik lokal maupun
ditempat yang lain, atau keduanya. Rekurensi lokal lebih sering terjadi
pada kanker rektum daripada kanker kolon. Angka rekurensi berkisar 5-30%,
terjadi 2 tahun setelah pembedahan. Faktor yang mempengaruhi rekurensi
antara lain stadium tumor primer, lokasi tumor primer.