Anda di halaman 1dari 10

Bayu Adha Nugraha

201210420311148

Tugas Manajemen Bencana


Manajemen Global Warming
A. PENDAHULUAN
Pemanasan global menjadi isu utama di dunia dan menjadi
tantangan yang harus dihadapi di abad 21. Hal ini berdampak terhadap
kenaikan suhu di bumi, yang mengakibatkan hilangnya keseimbangan
dalam siklus bumi, kenaikan suhu permukaan dan perubahan musim
yang tidak dapat diprediksi.
Perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi tersebut sangat
berdampak pada terjadinya bencana alam, mulai dari badai topan,
badai siklon tropis, banjir, endemic (penyakit yang mengancam pada
suatu daerah atau golongan masyarakat), kekeringan, El Nino,
kelaparan, tsunami dan berbagai bencana lainnya yang mengakibatkan
hilangnya fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya bencana
ekologis.
Bencana terjadi akibat adanya faktor-faktor ancaman (hazard)
berupa fenomena alam akibat pemanasan global dan adanya
kerentanan (vulnerability) di dalam suatu masyarakat dalam menerima
risiko bencana, untuk itulah perlu dilakukan upaya-upaya peredaman
risiko bencana (disaster risk reduction) yang merupakan suatu kegiatan
manajemen bencana untuk mengurangi risiko bencana dari dampak
perubahan iklim global mulai dari sebelum bencana terjadi (mitigasi
dan kesiaapsiagaan), saat terjadi bencana (emergency response) dan
setelah terjadi bencana (recovery and rencana strategis).
B. DEFINISI
Pemanasan global / Global warming adalah kejadian
meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.18 C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gasgas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Meningkatnya
temperatur
global
diperkirakan
akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka
air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global
yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan
punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negaranegara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto,
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
C. SEJARAH PERKEMBANGAN
Pemanasan global telah terjadi semenjak abad 20, mulai dari
awal revolosi industri di negara-negara eropa, pemanasan global
memberikan dampak terhadap perubahan iklim global sebagai akibat
dari efek rumah kaca dan pemenuhan emisi gas CO2 di udara yang
dapat mengakibatkan perubahan kondisi suhu golobal dan
mempengaruhi kondisi siklus metereologi dan geologi. Hal ini
mengakibatakan bencana alam dimana kondisi terjadinya bencana
memiliki hubungan dengan pemanasan global dan kenaikan muka air
laut oleh karena adanya penambahan masa air laut akibat pencairan
es di kutub yang ditimbulkan setiap tahunnya, terjadinya El Nino, banjir
akibat faktor cuaca yang tidak menentu dan sering juga berbarengan
dengan bencana longsor, badai tropis, dan badai siklon. Risiko bencana
yang dapat ditimbulkan berupa hilangnya keberfungsiaan masyarakat,
korban, kerugian material, kerusakan fisik dan kerusakan lingkungan.
Dalam dua dekade ini telah terjadi pertumbuhan penduduk di dunia
yang sangat pesat, kebutuhan akan pemenuhan hidupnya
mengakibatkan bertambahnya pasokan emisi gas dan efek rumah kaca
di bumi yang tidak seimbang dengan daya tampung wilayahnya,
kondisi ini akan terjadi dari tahun ke tahun yang menjadi permasalahan
serius bagi dunia sebagai dampak perubahan iklim. Bencana ekologis
akan terjadi apabila keseimbangan antara makluk hidup dan tempat
tinggalnya tidak terpenuhi, sehingga menjadi suatu ancaman (hazard)
yang dapat mengakibatkan risiko bencana apabila ada kerentanan
(vulnerability) di dalam suatu lingkungan masyarakat dalam menerima
ancaman. Selain itu juga pemanasan global terjadi akibat dari
kegiatan ekploitasi secara besar-besaran terhadap sumberdaya alam
yang menjadi bagian dari siklus keseimbangan alam.
D. PENYEBAB GLOBAL WARMING
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari
Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini
mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari
panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi
akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulangulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam
rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala
makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan
menjadi sangat dingin. Sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah
berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
2. Efek umpan balik
Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga
dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya.
Sebagai contoh adalah pada kegiatan industri, penggundulan hutan,
emisi kendaraan, dan kegiatan pertanian. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan
pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap
air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi
uap air.
Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik
ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,kelembaban relatif
udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer.
Efek-efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi
objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan radiasi infra merah balik ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi
infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Apakah efek netto-nya pemanasan atau pendinginan tergantung
pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian
awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model
iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan
dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam
Laporan Pandangan IPCC ke Empat).

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es.Ketika temperatur global
meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan
kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih
banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan
menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu
siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari
melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya
yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh
juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang
bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat
nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan
diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon
yang rendah.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari,
dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat
memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara
mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah telah diamati sejak tahun
1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini.
E. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
1. Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global,
daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara
tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan,
mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih
lembab
karena
lebih
banyak
air
yang
menguap
dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan
yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan
gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek
insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga
akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana
hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara
rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar
1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
2. Tinggi muka laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan
lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat,
lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan
di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan
6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan
banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat.
3. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini
sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada,
sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak,
lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat
menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar
dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena
habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan
manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau
lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin
juga akan musnah.
5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak
orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti
penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit
lainnya, akan semakin meluas dikarena-kan mereka dapat berpindah
ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45
persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat
tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; persentase itu akan
meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakitpenyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti
demam dengue, demam kuning, dan /encephalitis. Para ilmuan juga
memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan
karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora
mold dan serbuk sari.
F. PENATALAKSANAAN
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk membatasi pemanasan
global. Kunci utamanya adalah: Membatasi emisi CO2 Tehnik yang
efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi
minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan
karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar
matahari, energy nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah
energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
menjadi energi listrik atau sumber panas yang bias dimanfaatkan
seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bias
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
Sumber energi alternatif memang lebih mahal dibanding energi
minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu untuk lebih
menekan biaya. Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih
hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk
menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan
telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran
atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan
tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi
dengan mesin kecil berbahan bakar minyak.
Bahan bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi
kimia menjadienergi listrik bisa dikembangkan untuk mobil-mobil di
masa depan. Menyembunyikan karbon yang juga membantu mencegah
karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang ada.
Menyembunyikan karbon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dibawah tanah atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan didalam
tumbuhan hidup.
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk
menyuntikkan emisi CO2ke dalam lapisan bumi atau ke dalam lautan.
Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah penyimpanan alami
minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di
perut bumi akan membantu mempermudah pengambilan minyak atau
gas yang masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya penyembunyian
karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam juga bisa
menyembunyikan karbon dioksida.
Lautan juga dapat menyimpan banyak karbon dioksida, tetapi para
ilmuwan belumdapat menetapkan pengaruhnya terhapad lingkungan
hidup di dalam laut. Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk
tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk
membentuk gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah
tanaman mati maka tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2.
Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang berlimpah seperti hutan
atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon, tetapi generasi
manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar tetap
utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer.

G.

SOLUSI UNTUK PEMANASAN GLOBAL


1. Mengonsumsi Sayuran

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan
banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan
penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan
mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan
produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih
lanjut, dalam laporan FAO, Livestocks Long Shadow, 2006
dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida
dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72
kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP), dalam buku panduan Kick The Habit, 2008,
menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per
tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per
orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2! Tidak mengherankan
bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr.
Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan
daging.
2. Melakukan Reboisasi / penghijauan
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per
tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat
menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment Programme
(UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20%
emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon
yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar,
karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan
dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum
menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan
dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1
lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan
merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian,
Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya.
3. Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk
rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila
memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan
bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam
mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak
terburu waktu, anda bisa memilih kereta api daripada pesawat.
Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas
rumah
kaca.

Bayu Adha Nugraha


201210420311148

4. Batasi kegianan berbelanja


Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan
kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis
industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai
contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas,
keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang
barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang
menyumbang CO2.
5. Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari
pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa
produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang
disumbang oleh pertanian.
6. Gunakan Lampu Hemat Energi dan menghemat penggunaan
listrik
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat
energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat
energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa.
Kemudian selalu matikan peralatan listrik bila sudah tidak
digunakan.
7. Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2
per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan
kipas angin.
8. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg
CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda
lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
9. Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas
rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses
pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah
organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun
Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini!
10.Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat
Didaur Ulang
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang
dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru

Bayu Adha Nugraha


201210420311148
menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik
yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas
yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

H. PERAN PERAWAT
Perawat berperan untuk berintegrasi dengan seluruh jajaran
pemerintah yang ada di Indonesia, bersama-sama memberikan edukasi
kepada masyarakat agar lebih bijak lagi dalam memelihara lingkungan
hidup. Kemudian perawat memiliki peran advocate, Peran ini dilakukan
perawat
dalam
membantu
klien
dan
keluarga
dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya yang dibutuhkan masyarakat terkait cara
untuk melestarikan lingkungan hidup, guna meminimalisir pancaran
CO2 yang mampu menjebol atmosfer sehingga terjadinya pemanasan
global.
Peran perawat sebagai kolaborator, konsultan, dan pembaharu
juga diperlukan untuk menjalin kerjasama secara luas, memberikan
pengarahan yang tepat terhadap adanya global warming, serta
menciptakan solusi yang baru sebagai agent of change guna
meminimalisir paparan global warming yang banyak merugikan
kehidupan manusia, dan untuk menyadarkan masyarakat agar lebih
bijak lagi dalam berkehidupan dibumi dan memeliharanya untuk
generasi masyarakat selanjutnya.m

Anda mungkin juga menyukai