Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukan bumi, pada
temperatur rendah, oleh proses fisis, kimia dan biologi.
Pada umumnya batuan sedimen diklasifikasikan berdasar ukuran fragmen, bentuk
fragmen dan komposisi partikel atau fragmen pembentukannya. Dengan dasar tersebut,
batuan sedimen di kelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan
yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun
secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah
didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik
Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan
hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang
penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen
seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material
piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair
maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan
piroklastik.
o piroklastik aliran
adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari
lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang
tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai
lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi
turbulen dan menutupi bagian laminasi.
o piroklastik jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik
(well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang
ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga
jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan
asosiasinya dengan piroklastik aliran.
Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm
Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi
karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan,
akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.
Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan.
Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi
sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh
runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari
gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang
besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan
batuan afanitik jarang dijumpai.
Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non
vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak
membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.
Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran
cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat
menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa
batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian
pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur
kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2
- >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)
Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami
konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik.
Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan
fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa
batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya
berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa
dasar dapat berupa glass vulkanik
Batupasir
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di
permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan
terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi
kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa
merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu
mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan
batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen,
feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi
(winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang
bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti
batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi
dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi
yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir
( 1/16 2 mm) dengan bentuk butir rounded.
Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material sedimen
berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4 mm )
dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa,
Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.
Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung
struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang
terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau
delta.
Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material
karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah
pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida
besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain,
tidal plan)
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukan bumi, pada
temperatur rendah, oleh proses fisis, kimia dan biologi.
Pada umumnya batuan sedimen diklasifikasikan berdasar ukuran fragmen, bentuk
fragmen dan komposisi partikel atau fragmen pembentukannya. Dengan dasar tersebut,
batuan sedimen di kelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan
yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun
secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah
didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik
Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan
hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang
penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen
seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material
piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair
maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan
piroklastik.
o piroklastik aliran
adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari
lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang
tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai
lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi
turbulen dan menutupi bagian laminasi.
o piroklastik jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik
(well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang
ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga
jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan
asosiasinya dengan piroklastik aliran.
Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm
Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi
karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan,
akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.
Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan.
Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi
sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh
runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari
gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang
besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan
batuan afanitik jarang dijumpai.
Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran
cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat
menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa
batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian
pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur
kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2
- >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)
Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami
konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik.
Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan
fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa
batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya
berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa
dasar dapat berupa glass vulkanik
Batupasir
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di
permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan
terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi
kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa
merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu
mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan
batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen,
feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi
(winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang
bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti
batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi
dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi
yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir
( 1/16 2 mm) dengan bentuk butir rounded.
Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material sedimen
berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4 mm )
dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa,
Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.
Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung
struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang
terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau
delta.
Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material
karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah
pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida
besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain,
tidal plan)
http://farastyo.blogspot.com/2015/03/batuan-sedimen-silisiklastik.html
Batuan Sedimen
Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmenfragmen batuan yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf atau sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut
dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi
(dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai
mengalami
diagenesa,
yakni
proses
perubahan-perubahan
yang
berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan
sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut
sebagai
tephra
berhubungan
merupakan
dengan
erupsi
hasil
banyak
vulkanik
tanpa
proses
yang
memandang
aliran
panas
dengan
konsentrasi
tinggi,
dekat
o piroklastik jatuhan
Piroklastik
yang
dilontarkan
secara
ledakan
ke
udara
terakumulasi
membentuk
endapan
piroklastik
jatuhan.
dan
mengikuti
permukaan
yang
ditutupi
(mantle
secara
langsung
oleh
erupsi
freatomagmatik
32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran
0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran ,
0,25mm
Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu
erupsi
yang
terjadi
karena
kontak
air
dengan
magma.
endapan
yang
terjadi
dari
akumulasi
material
Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu
bentuk fragmentasi padat karena letusan gas-gas yang ada di
dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi material ini
merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari
perkembangan lanjut dari pembekuan.
Alloklastik
Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik
dan umumnya bukan merupakan hasil vulkanisme yang seumur.
Karena endapan epiklastik ini merupakan hasil proses rework dan
telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh
proses-proses non vulkanik atau proses epigenik sehingga
membentuk modifikasi butiran yang agak membulat. Material
epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.
Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang
sudah terkonsolidasi dengan campuran pasir atau lumpur pada
ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran cobble atau
pebble
yang
well
rounded
(membulat
baik).
Kebanyakan
Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang
kemudian
mengalami
konsolidasi
dengan
fragmen-fragmen
Batupasir
(pelapukan
kimiawi),
seperti
hanlnya
olivin,
Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan
sortasi yang buruk. Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2
Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16
mm 1/256 mm). Batulanau umumnya berstruktur laminasi
(perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung struktur burrow.
Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus
yang terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan
diendapkan pada dataran banjir atau delta.
Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi.
Batuan ini sangat melimpah di alam, kebanyakan berstruktur
laminasi.
Serpih
hitam
mengandung
material
karbon
dan
pasang
surut
(tidal
flat).
Sedang
serpih
merah
KLASIFIKASI PETTIJHON
Klasifikasi ini menggunakan dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya
terdiri dari kuarsa, fielspar (plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan.
Segitiga pertama sampai segitiga kedua atau dari 0% sampai 15% batuan di
daerah tersebut di beri nama arenit (arenite). Sekarang tergantung dari unsur
utama penyusun batuan itu, jika unsur utamanya dan terbanyak adalah
fragmen batuan, maka batuan itu diberi nama litik arena (lihic arenite), jika
batuan tersebut mulai banyak tercampur oleh unsur kuarsa, sehingga
penamaan batuan menjadi Sublitik Arenit (sublithic arenite). Hal yang
samadapat dipergunakan untuk batuan yang kaya unsur fieldspar, maka
disebut Arkosik Arenit (arkosic arenite). Kalau batuan sudah hampir semua
disusun oleh unsur kuarsa, maka batuan itu disebut kuarsa arenit (quartz
arenite). Segitiga kedua sampai segitiga ketiga atau dari 15% sampai 75%,
2.
Struktur
3.
Tekstur
4.
Komposis
i
5.
Contoh
Perlapisan
Fragmen butiran
Perlapisan
Laminasi
(perlapisan < 1mm)
Crossbedding
Graded bedding
Ukuran butir
Sortasi
SEDIMEN NONKLASTIK
o
Monomineralik
Fosil utuh
Masif
Fosiliferous
Amorf
Kristalin
Monomineralik
Roundness
Fragmen
Matrik
Semen
Batupasir
Rijang
Lanau
Batubara
o
o
lempungPerlapisan
Fragmen butiran
o
Batugamping
terumbu
Batugamping
merah
Batugamping
kristalin
http://arizkasistia.blogspot.com/2014/10/batuan-sedimen-silisiklastik.html