Anda di halaman 1dari 22

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukan bumi, pada
temperatur rendah, oleh proses fisis, kimia dan biologi.
Pada umumnya batuan sedimen diklasifikasikan berdasar ukuran fragmen, bentuk
fragmen dan komposisi partikel atau fragmen pembentukannya. Dengan dasar tersebut,
batuan sedimen di kelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan
yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun
secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah
didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik

Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan
hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang
penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen
seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material
piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair
maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan
piroklastik.

o piroklastik aliran
adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari
lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang
tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai

lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi
turbulen dan menutupi bagian laminasi.
o piroklastik jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik
(well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang
ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga
jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan
asosiasinya dengan piroklastik aliran.
Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm

Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi
karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan,
akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

o Endapan Hidroklastik Jatuhan


Adalah endapan yang terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang dilemparkan
dari pusat erupsi ke udara dan kemudian jatuh di tempat pengendapannya. Cara

transportasi material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transportasi


gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi.
o Endapan Hidroklastik Aliran
Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat
erupsi, kemudian bergerak sepanjang permukaan bumi menuju tempat pengendapannya

Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.

Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan.
Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi
sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh
runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari
gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang
besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan
batuan afanitik jarang dijumpai.

Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non
vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak
membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.

b. Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik


Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain (mineral silika dan fragmen
batuan khusunya). Batuan yang termasuk jenis ini antara lain:

Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran
cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat
menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa
batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian
pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur
kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2
- >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)

Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami
konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik.
Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan
fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa
batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya
berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa
dasar dapat berupa glass vulkanik

Batupasir
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di
permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan
terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi
kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa
merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu

mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan
batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen,
feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi
(winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang
bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti
batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi
dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi
yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir
( 1/16 2 mm) dengan bentuk butir rounded.

Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material sedimen
berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4 mm )
dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa,
Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.

Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung
struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang
terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau
delta.

Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material

karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah
pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida
besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain,
tidal plan)
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukan bumi, pada
temperatur rendah, oleh proses fisis, kimia dan biologi.
Pada umumnya batuan sedimen diklasifikasikan berdasar ukuran fragmen, bentuk
fragmen dan komposisi partikel atau fragmen pembentukannya. Dengan dasar tersebut,
batuan sedimen di kelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:
1. Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmen-fragmen batuan
yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf atau sedimen.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun
secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai mengalami
diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah
didalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)
a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik

Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra merupakan
hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa memandang
penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik merupakan fragmen
seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi vulkanik. Material
piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair
maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut disebut sebagai batuan
piroklastik.

o piroklastik aliran

adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari
lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan yang
tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai
lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari suspensi
turbulen dan menutupi bagian laminasi.
o piroklastik jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang baik
(well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan yang
ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan juga
jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan
asosiasinya dengan piroklastik aliran.
Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya >32mm bentuknya runcing
Agglomerat : Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .> 32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran 0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran , 0,25mm

Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu erupsi yang terjadi
karena kontak air dengan magma. Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan,
akumulasi material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

o Endapan Hidroklastik Jatuhan


Adalah endapan yang terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang dilemparkan
dari pusat erupsi ke udara dan kemudian jatuh di tempat pengendapannya. Cara
transportasi material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu transportasi
gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi.
o Endapan Hidroklastik Aliran
Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat
erupsi, kemudian bergerak sepanjang permukaan bumi menuju tempat pengendapannya

Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.

Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan.
Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru kemudian ekstrusi
sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh
runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan dan bergerak dari
gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang
besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang berupa pumis, skoria dan
batuan afanitik jarang dijumpai.

Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya

lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh proses-proses non


vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran yang agak
membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.
b. Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik
Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain (mineral silika dan fragmen
batuan khusunya). Batuan yang termasuk jenis ini antara lain:

Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran
cobble atau pebble yang well rounded (membulat baik). Kebanyakan konglomerat
menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan kadang-kadang juga terdapat lensa
batupasir. Konglomerat yang terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian
pegunungan, di pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan tekstur
kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2
- >256 mm) sedangkan untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)

Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang kemudian mengalami
konsolidasi dengan fragmen-fragmen batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik.
Secara petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan
fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) dan biasanya fragmen berupa
batuan beku dengan bentuk yang meruncing (angular), sedangkan untuk masa dasarnya
berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat dengan bantuan mikroskop, masa
dasar dapat berupa glass vulkanik

Batupasir
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap di
permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini tahan
terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja, tetapi

kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan karena kuarsa
merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu
mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada kebanyakan
batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin, piroksen,
feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan kemudian tertampi
(winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang
bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar baik, berarti
batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang kali mengalami siklus erosi
dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan sortasi
yang baik, sedangkan komposisinya berupa material-material sedimen berukuran pasir
( 1/16 2 mm) dengan bentuk butir rounded.

Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material sedimen
berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4 mm )
dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite, Kuarsa,
Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.

Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung
struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus yang
terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan pada dataran banjir atau
delta.

Serpih

Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung material
karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal, daerah
pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak mengandung oksida
besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels, flood plain,
tidal plan)
http://farastyo.blogspot.com/2015/03/batuan-sedimen-silisiklastik.html

Batuan Sedimen

Batuan yang terbentuk akibat lithifikasi dari hancuran batuan


induk. Lithifikasi batuan meliputi proses kompaksi autigenik dan
diagenesa (proses terubahnya material-material lepas menjadi
batuan yang kompak).

Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar luas


dengan ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Secara
lateral penyebaran batuan sedimen mencapai 70 % dari batuan yang
ada dipermukaan akan tetapi batuan sedimen hanya merupakan 5 %
dari batuan yang ada di bumi.
Secara umum batuan sedimen terbagi atas dua kelompok besar
yaitu :

1. Batuan Sedimen Silisiklastik

Batuan sedimen silisiklastik, yaitu batuan yang terbentuk dari fragmenfragmen batuan yang lain atau batuan asli. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf atau sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut
dimulai dari pelapukan mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi
(dekomposisi), kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung, sedimen mulai
mengalami
diagenesa,
yakni
proses
perubahan-perubahan
yang
berlangsung pada temperatur rendah didalam suatu sedimen, selama dan
sesudah litifikasi terjadi (W.T. Huang, 1962)

Batuan sedimen silisiklastik merupakan batuan ekstrabasinal yang


pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber
atau pre-existing rock.
Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan
menjadi kelompok mudrock, batupasir dan konglomerat atau
breksi.
Fragmen rombakan bisa jadi terdiri dari fragmen batuan tetapi
pada umumnya tersusun atas mineral kuarsa yang merupakan
mineral paling stabil dan felspar sedangkan butiran yang
berukuran halus akan menjadi batulanau, batulempung maupun
sebagai matrik dalam batuapasir, breksi dan konglomerat.
Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah mengalami
proses-proses pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya,
proses transportasi serta pengendapan.
Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air, angin, es,
arus pasang-surut dan arus turbidit.
Kenampakan umum yang sangat penting dalam batuan silisiklastik
adalah struktur sedimen dan tekstur terutama yang terbentuk
selama proses pengendapan, post depositional atau saat
diagenesis.

a. Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik

Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut
sebagai

tephra

berhubungan

merupakan

dengan

erupsi

hasil

banyak

vulkanik

tanpa

proses

yang

memandang

penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik


merupakan fragmen seketika yang terbentuk secara langsung
dari proses erupsi vulkanik. Material piroklastik saat dierupsikan
gunung api memiliki sifat fragmental, dapat berujud cair maupun
padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut
disebut sebagai batuan piroklastik.
o piroklastik aliran
adalah

aliran

panas

dengan

konsentrasi

tinggi,

dekat

permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi


yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari lapisan yang
dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan
lapisan yang tidak teratur dan menipis pada tinggian dan
menebal pada cekungan. Biasanya dijumpai lapisan yang sudah
masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal dari
suspensi turbulen dan menutupi bagian laminasi.

o piroklastik jatuhan

Piroklastik

yang

dilontarkan

secara

ledakan

ke

udara

sementara akan tersuspensi yang selanjutnya jatuh ke bawah


dan

terakumulasi

membentuk

endapan

piroklastik

jatuhan.

Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan


sortasi yang baik (well sorted) dengan ketebalan lapisan yang
teratur

dan

mengikuti

permukaan

yang

ditutupi

(mantle

bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan


juga jarang ditemukan gradasi normal.
o piroklastik surge
dibentuk

secara

langsung

oleh

erupsi

freatomagmatik

maupun freatik dan asosiasinya dengan piroklastik aliran.

Breksi volkanik : tersusun dari fragmen yang diameternya


>32mm bentuknya runcing
Agglomerat

: Fragmennya berupa bomb dengan ukuran .>

32mm
Lapilli : Fragmen tersusun atas lapilli dengan ukuran 4-32mm
Tuf kasar : Fragmen tersusun atas babu kasar dengan ukuran
0,25-4mm
Tuf halus : Fragmen tersusun oleh abu halus dengan ukuran ,
0,25mm

Hidroklastik
Material ini dihasilkan oleh suatu erupsi hidrovulkanik yaitu
erupsi

yang

terjadi

karena

kontak

air

dengan

magma.

Berdasarkan cara transportasi sebelum diendapkan, akumulasi


material hidroklastik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
o Endapan Hidroklastik Jatuhan
Adalah

endapan

yang

terjadi

dari

akumulasi

material

hidroklastik yang dilemparkan dari pusat erupsi ke udara dan


kemudian jatuh di tempat pengendapannya. Cara transportasi
material hidroklastik jatuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
transportasi gerak peluru (trajectory) dan turbulensi awan erupsi.
o Endapan Hidroklastik Aliran
Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang
terlempar dari pusat erupsi, kemudian bergerak sepanjang
permukaan bumi menuju tempat pengendapannya

Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu
bentuk fragmentasi padat karena letusan gas-gas yang ada di
dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi material ini
merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari
perkembangan lanjut dari pembekuan.

Alloklastik

Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu


breksi yang dibentuk oleh fragmentasi dari beberapa batuan
preexisting oleh proses vulkanik bawah permukaan. Jadi proses
breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru
kemudian ekstrusi sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin
dihasilkan oleh pengembangan gas atau oleh runtuhnya gunung
api yang kemudian terbentuk rongga-rongga dan akhirnya diikuti
erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat kemiringan
dan bergerak dari gunung api dengan media iar menjadi lahar.
Ciri breksi ini adalah ketebalannya yang besar dan tidak berlapis,
material penyusunnya sangat kasar dan tidak tersortasi. Fragmen
mempunyai ukuran beraneka ragam, namun fragmen yang
berupa pumis, skoria dan batuan afanitik jarang dijumpai.

Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik
dan umumnya bukan merupakan hasil vulkanisme yang seumur.
Karena endapan epiklastik ini merupakan hasil proses rework dan
telah mengalami transportasi, maka pada umumnya fragmennya
lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh
proses-proses non vulkanik atau proses epigenik sehingga
membentuk modifikasi butiran yang agak membulat. Material
epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi laharik.

b. Batuan Sedimen Silisiklastik nonvulkanik


Batuan sedimen jenis ini didominasi oleh detrital grain
(mineral silika dan fragmen batuan khusunya). Batuan yang
termasuk jenis ini antara lain:

Konglomerat
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang
sudah terkonsolidasi dengan campuran pasir atau lumpur pada
ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini berukuran cobble atau
pebble

yang

well

rounded

(membulat

baik).

Kebanyakan

konglomerat menunjukkan perlapisan yang kurang baik dan


kadang-kadang juga terdapat lensa batupasir. Konglomerat yang
terbentuk saat ini terakumulasi di atas rangkaian pegunungan, di
pantai dan pada kanal sungai. Secara petrologis menunjukkan
tekstur kemas terbuka dengan sortasi buruk, dengan fragmen
berukuran kerikil sampai boulder (2 - >256 mm) sedangkan
untuk matriknya berukuran lempung sampai pasir (< 1/256 2
mm)

Breksi
Adalah batuan yang terbentuk dari material vulkanik yang
kemudian

mengalami

konsolidasi

dengan

fragmen-fragmen

batuan beku lainnya yang juga hasil dari vulkanik. Secara


petrologis batuan ini menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi
buruk, dengan fragmen berukuran kerikil sampai boulder (2 >256 mm) dan biasanya fragmen berupa batuan beku dengan
bentuk yang meruncing

(angular), sedangkan untuk masa

dasarnya berupa batuan beku yang berukuran afanit. Jika dilihat


dengan bantuan mikroskop, masa dasar dapat berupa glass
vulkanik

Batupasir

Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai.


Sejak tersingkap di permukaan bumi, batuan ini sangat mudah
dikenali karena biasanya batuan ini tahan terhadap pelapukan.
Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa saja,
tetapi kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini
disebabkan karena kuarsa merupakan mineral utama dalam
batuan beku, sedimen maupun metamorfik, selain itu mineral ini
tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi. Partikel pasir pada
kebanyakan batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah
pengendapannya. Selama tertransportasi yang jauh, fragmen
batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu yang siap mengalami
dekomposisi

(pelapukan

kimiawi),

seperti

hanlnya

olivin,

piroksen, feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang


lebih halus dan kemudian tertampi (winnowed) keluar, terpisah
dengan mineral kuarsa yang ultra stabil. Batupasir yang bersih,
terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang membundar
baik, berarti batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah
berulang kali mengalami siklus erosi dan deposisi. Secara
petrologis batuan ini mempunyai tekstur kemas tertutup dan
sortasi yang baik, sedangkan komposisinya berupa materialmaterial sedimen berukuran pasir ( 1/16 2 mm) dengan bentuk
butir rounded.

Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan
sortasi yang buruk. Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2

mm) yang berupa material-material sedimen berukuran pasir,


sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16 4
mm ) dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert,
Muscovite, Biotite, Kuarsa, Ortoklas. Pembundaran angularsubangular.

Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16
mm 1/256 mm). Batulanau umumnya berstruktur laminasi
(perlapisan < 1 mm) dan sering mengandung struktur burrow.
Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material berbutir halus
yang terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan
diendapkan pada dataran banjir atau delta.

Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi.
Batuan ini sangat melimpah di alam, kebanyakan berstruktur
laminasi.

Serpih

hitam

mengandung

material

karbon

dan

terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal,


daerah

pasang

surut

(tidal

flat).

Sedang

serpih

merah

menandakan banyak mengandung oksida besi yang berarti


teroksidasi pada lingkungan terbentuknya (streem channels,
flood plain, tidal plan)

KLASIFIKASI PETTIJHON

Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987)

Klasifikasi ini menggunakan dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya
terdiri dari kuarsa, fielspar (plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan.
Segitiga pertama sampai segitiga kedua atau dari 0% sampai 15% batuan di
daerah tersebut di beri nama arenit (arenite). Sekarang tergantung dari unsur
utama penyusun batuan itu, jika unsur utamanya dan terbanyak adalah
fragmen batuan, maka batuan itu diberi nama litik arena (lihic arenite), jika
batuan tersebut mulai banyak tercampur oleh unsur kuarsa, sehingga
penamaan batuan menjadi Sublitik Arenit (sublithic arenite). Hal yang
samadapat dipergunakan untuk batuan yang kaya unsur fieldspar, maka
disebut Arkosik Arenit (arkosic arenite). Kalau batuan sudah hampir semua
disusun oleh unsur kuarsa, maka batuan itu disebut kuarsa arenit (quartz
arenite). Segitiga kedua sampai segitiga ketiga atau dari 15% sampai 75%,

batuan yang terletak di daerah tersebut dinamakan batuan wacke. Jika


batuan didominasi oleh unsur fragmen batuan (rock fragmen), disebut Lithic
Graywacke. Jika didominasi oleh dieldspar disebut Fieldspathic Graywacke.
Dan bila didominasi oleh unsur kuarsa, maka batuan itu dinamakan Quartz
Wacke.

Tabel 4. Deskripsi Batuan Sedimen


SEDIMEN KLASTIK
1. Ciri

2.
Struktur

3.
Tekstur
4.
Komposis
i
5.
Contoh

Perlapisan

Fosil tidak utuh

Fragmen butiran

Perlapisan

Laminasi
(perlapisan < 1mm)

Crossbedding

Graded bedding

Ukuran butir

Sortasi

SEDIMEN NONKLASTIK
o

Monomineralik

Fosil utuh

Masif

Fosiliferous

Amorf

Kristalin

Monomineralik

Roundness

Fragmen

Matrik

Semen

Batupasir

Rijang

Lanau

Batubara

o
o

lempungPerlapisan

Fosil tidak utuh

Fragmen butiran
o

Batugamping
terumbu
Batugamping
merah
Batugamping
kristalin

http://arizkasistia.blogspot.com/2014/10/batuan-sedimen-silisiklastik.html

Anda mungkin juga menyukai