KELOMPOK 1
DI SUSUN OLEH :
ARISTU FENDI FADLY
DESI ANA NURFATIMAH
DHINDA SUCIANTI SETIAWAN
DINI RUNASKE JEMANINGSIH
DITA WULANDARI
ERLI DWI APRI ATININGSIH
EVVA LESTA NURMAYA
FAUZIA LEDIA NUR
FEBRI ANDRI KURNIAWAN
FITRIA ASTUTI
DEFINISI
ETIOLOGI
ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari
genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium.
Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus,
Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Usia
b)
Status Imunisasi
c)
Lingkungan
Kondisi Ekonomi
b)
Kependudukan
c)
Geografi
d)
e)
PATOFISIOLOGI
ISPA dapat terjadi karena masuknya virus kedalam saluran
pernafasan atas, kemudian virus bereplika (membelah) pada sel
epitel kolumner bersilia (hidung, sinus, faring) menyebabkan radang
pada tempat tersebut. Peradangan itu merangsang pelepasan
mediator histamin dalam sekresi hidung sehingga permeabilitas
vaskuler naik dan akibatnya terjadi odema pada mukosa dan hidung
menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu
menimbulkan masalah inefektif bersihan jalan nafas.
Batuk
2.
Nafas cepat
3.
Bersin
4.
5.
Nyeri kepala
6.
Demam ringan
7.
8.
Hidung tersumbat
9.
2.
3.
4.
PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk , pilek, sakit
tenggorokan.
b. Riwayat penyakit sekarang : Dua hari sebelumnya klien
mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri
otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit
tenggorokan.
c. Riwayat penyakit dahulu : Kilen sebelumnya sudah pernah
mengalami penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit keluarga : Menurut pengakuan klien,anggota
keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit
klien tersebut
e. Riwayat sosial : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di
lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya.
Diagnosa 1
A.
DiagnosaI: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru.
B.
Tujuankriteriahasil:
Lanjutan.
C.Intervensi:
1.Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
2.Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
3.Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
4.Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
5.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
6.Lakukan suction pada mayo.
7.Berikan bronkodilator bila perlu.
8.Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab.
9.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Lanjutan.
10.Monitor respirasi dan status O2.
11.Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea.
12.Pertahankan jalan nafas yang paten
13.Atur peralatan oksigenasi
14.Monitor aliran oksigen
15.Pertahankan posisi pasien
16.Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
17.Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Diagnosa 2
A.DiagnosaII: Hipertermi berhubungan dengan invasi
mikroorganisme
B.TujuanKriteriaHasil:
1.Suhu tubuh dalam rentang normal
2.Nadi dan RR dalam rentang normal
3.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
C.Intervensi:
1.Monitor suhu sesering mungkin
2.Monitor warna dan suhu kulit
3.Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4.Monitor intake dan output
Lanjutan.
6.Berikan pasien kompres air hangat, hindari pemberian
kompres dingin.
7.Tingkatkan sirkulasi udara.
8.Kolaborasi pemebrian cairan intravena.
9.Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas.
10.Kolaborasi pemberian antipiretik.
11.Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Diagnosa 3
A.DiagnosaIII: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidak mampuan dalam memasukan dan mencerna makanan
B.TujuanKriteriaHasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2.Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4.Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5.Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6.Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Lanjutan.
C. Intervensi:
1.Kaji adanya alergi makanan
2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
3.Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4.Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
5.Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
6.Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
7.Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Lanjutan.
8.Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
9.Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
10.BB pasien dalam batas normal
11.Monitor turgor kulit
12.Monitor mual dan muntah
13.Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
14.Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Diagnosa 3
A.DiagnosaIV: Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
ISPA berhubungan dengan kurang informasi.
B.TujuanKriteriaHasil:
1.Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan.
2.Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar.
3.Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
Lanjutan.
Intervensi:
1.Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik.
2.Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3.Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
4.Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat.
5.Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.
6.Berikan penkes perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit.
7.Diskusikan pilihan terapi atau penanganan.
8.Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
HATUR NUHUN