Anda di halaman 1dari 11

PERAN KORTIKOSTEROID ORAL PADA SELULITIS ORBITA

NEELAM PUSHKER, LALIT KUMAR TEJWANI, MANDEEP S. BAJAJ, SAURBHI


KHURANA, THIRUMURTHY VELPANDIAN,
AND MAHESH CHANDRA
1. ABSTRAK
1.1 Tujuan
Mengevaluasi peranan kosrtikosteroid oral sebagai anti-inflamasi
tambahan dalam penanganan selulitis orbita.
1.2 Desain
Prospektif, komparatif, single-masked, studi klinis intervensi.
1.3 Metode
Tempat: Tertiary eye care center (All India Institute of Medical Sciences).
Populasi: Pasien dengan onset akut (dalam 14 hari) selulitis orbita
dengan atau tanpa abses.
Intervensi: Pasien dibagi dalam 2 kelompok dengan perbandingan 1:2.
Kedua kelompok mendapat antibiotik inisial intravena. Pada kelompok
ke-2, steroid oral ditambahkan setelah antibiotik inisial intravena
Pengukuran hasil: Perbaikan tandan dan gejala, durasi pemberian
antibiotik intravena, lama waktu opname, dan adanya sekuel (ptosis,
proptosis,

dan

hambatan

gerakan

bola

mata)

dievaluasi

dan

dibandingkan pada kedua kelompok.


1.4 Hasil
Total dari 21 pasien yang diteliti (rentang usia 11-59 tahun) dengan
selulitis orbita. Terdapat 7 pasien pada kelompok 1 dan 14 pasien pada
kelompok 2 yang mendapatkan tambahan steroid. Pasien pada
kelompok ke-2 menunjukkan perbaikan inflamasi yang lebih dini pada
edema periorbital (P=0,002 pada hari ke-7), kemosis konjungtiva
(P<0,001 pada hari ke-10), nyeri (P=0,012 pada hari ke-7). Juga
terdapat perbaikan visus dengan logMAR 0,02 lebih cepat dibanding
pasien kelompok 1. Penurunan proptosis dan peningkatan secara
signifikan dari gerakan ekstraokuli pada penggunaan steroid (P=0,027
pada hari ke-10, P=0,003 pada hari ke-14). Kelompok 1 memiliki
perubahan ringan ptosis, proptosis, dan hambatan gerak bola mata pada
1

minggu ke-12, dimana hal-hal tersebut tidak ada pada kelompok dengan
steroid (P=0,023, P=0,001, dan P=0,001). Durasi pemberian antibiotik
intravena dan lama waktu opname pada kelompok-2 secara signifikan
lebih singkat.
1.5 Kesimpulan
Penggunaan steroid oral sebagai tambahan terapi antibiotik intravena
pada selulitis orbita mempercepat perbaikan inflamasi dengan risiko
rendah terhadap infeksi eksaserbasi.
2. PENDAHULUAN
3. METODE
4. HASIL
5. DISKUSI

BEDAH JURNAL
1. JUDUL

Cukup menarik

Judul singkat

Penulisan tidak menggunakan singkatan

Menggambarkan isi utama penelitian

2. Pengarang dan institusi

Nama pengarang dan institusi disebutkan

Alamat korespondensi disebutkan

3. ABSTRAK

Komponen

Cara penulisan terstruktur dan mencakup komponen IMRAD


(Introduction, Method, Result and Discussion)

Secara keseluruhan informatif

Jumlah kata terdiri dari 317 kata, tidak sesuai dengan ketentuan
200-250 kata

Tidak terdapat penulisan dengan singkatan

Keywords tidak dicantumkan saran: oral corticosteroids,


corticosteroids, orbital cellulitis.

Tujuan

Tujuan penelitian disebutkan

Tujuan sesuai dengan yang dicantumkan pada pendahuluan

Desain

Desain penelitian disebutkan

Metode

Subyek dan sampel disebutkan

Waktu dan tempat penelitian disebutkan

Cara kerja tertulis dengan singkat dan cukup jelas


3

Hasil

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian

Kesimpulan

Berisi kesimpulan penelitian

Menjawab tujuan dan isi penelitian

4. PENDAHULUAN

Teridiri dari 5 paragraf idealnya terdiri dari 2-3 paragraf singkat, berisi
besar masalah, elaborasi dan kesenjangan, serta tujuan atau hipotesis
penelitian.
o Saran: Paragraf ke 2 dapat digabungkan dengan paragraf ke 3,
dan 4 serta dapat dibuat lebih singkat.

Paragraph pertama mengemukakan alas an dilakukan penelitian.

Paragraf ke-5 memuat tujuan penelitian sebaiknya dijadikan paragraf


ke-3.

Didukung oleh pustaka yang relevan

5. METODE

Desain
o Desain penelitian disebutkan: Prospective, comparative, singlemasked, interventional clinical study.

Tempat dan waktu penelitian


o Tempat dan waktu penelitian disebutkan: Penelitian dimulai
Agustus 2007 sampai Januari 2009 (18 bulan).

Sampel
o Jumlah sampel tidak disebutkan.

Sebaiknya jumlah sampel disebutkan, yaitu total 21


pasien yang mendapat perlakuan terapi standar antibiotik
intravena, kemudian dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok
1 sebanyak 7 pasien dengan terapi standar tersebut, dan
4

kelompok

dengan

tambahan

oral

kortikosteroid

sebanyak 14 pasien.
o Cara pemilihan subyek (teknik sampling) disebutkan, yaitu
menggunakan generator angka acak.
o Kriterian inklusi disebutkan dengan jelas yaitu:

Pasien selulitis orbita dengan onset akut (dalam 14 hari).

o Kriteris eksklusi disebutkan dengan jelas yaitu:

Usia < 10 tahun

Pasien dengan suspek infeksi jamur atau tuberculosis


orbita.

Pasien yang tidak berespon pada terapi standar

Pasien yang sudah mendapat terapi antibiotik intravena

Ibu hamil.

Uji keandalan pengukuran


o Disebutkan dengan parameter klinis:

Nyeri, dengan skala1-10

Demam

Edema periorbita, dengan skala 0-4

Kemosis konjungtiva, dengan skala 0-3

Visus (logMAR)

Proptosis (pengukuran dengan Hertel exophthalmometer)

Gerakan bola mata (Uji gerakan limbus Kestenbaum)

Alat dan bahan


o Jenis alat disebutkan seperti di atas, tetapi merk dan
standarisasi alat tidak disebutkan
o Bias interdevice tidak dijelaskan tidak disebutkan jumlah alat
yang digunakan pada masing-masing pemeriksaan.

Cara kerja
o Cara kerja disebutkan dengan jelas.
o Intervensi terperinci dan standarisasi pemeriksaan (+) cukup
mudah bila dilakukan pengulangan.

o Randomisasi dilakukan oleh peneliti.


o Total 21 pasien secara keseluruhan diberi terapi inisial standar
vancomycin (I g 2x/hari atau 40 mg/kg/hari dibagi2 dosis). Jika
tidak adda respons dalam 48 jam atau suspek adanya focus
anaerob maka diambahkan metronidazole intravena (3x500
mg/hari atau 30 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis). Setelah itu,
pasien dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 tetap dengan
terapi standar yang telah diberikan, kelompok 2 mendapat
tambahan prednisolone oral dimulai hari ke-4 sampai hari ke-7
dengan dosis awal 1,5 m/kg/hari untuk 3 hari diikuti dengan 1
mg/kg/hari untuk 3 hari selanjutnya, dan kemudian tapering dan
stop dalam1-2 minggu.

Definisi operasional
o Definisi operasional tidak disebutkan

Ethical clearance
o Informed consent disetujui oleh semua partisipan
o Disetujui oleh badan etik (All India Institute of Medical Sciences
Committee).

Analisis data dan uji statistik


o Uji statistik perbandingan menggunakan uji Mann-Whitney,
student-t, dan uji Fisher. P-Values berupa signifikan statistik
0,05.

6. HASIL

Penyajian hasil penelitian

Tabel (+) berjumlah 2


-

Menyatakan perbandingan tanda dan gejala pada kedua


kelompok.

Keterangan tabel cukup informatif

Narasi (+)

Jumlah sampel disebutkan dengan jelas.

Sampel drop out tidak ada.


6

Hasil penelitian disebutkan dengan jelas dan semua hasil

yang penting juga disebutkan.

Diagram (+)
-

Menggambarkan perbandingan perbaikan visus antara 2


kelompok dalam logMAR.

Gambar (+)

Tabel, diagram, dan narasi sudah cukup baik dan


memang

diperlukan

untuk

menjelaskan

hasil

dari

penelitian.

Analisis data

Analisa data disebutkan dengan jelas dan dengan uji yang


sesuai.

Ditulis hasil uji statistika dan nilai p.

7. DISKUSI

Semua hal yang relevan dibahas

Pengulangan hasil (+)

Hasil penelitian dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (+)

Teori literatur dan penelitian sebelumnya disebutkan.

Efek samping tidak dikemukakan dan tidak dibahas.

Keterbatasan penelitian disebutkan:


o Steroid oral diberikan setelah adanya respon positif dari terapi
antibiotik inisial, namun apakah keuntungan yang sama bisa
diperoleh pada pasien yang tidak berespon pada terapi antibiotik
masih belum dapat diketahui.
o Belum diketahui penambahan steroid yang bersamaan dengan
pemberian antibiotik pada awal pertama terapi apakah dapat
memberikan hasil yang lebih baik.

Kesimpulan berdasarkan data penelitian dan disebutkan dengan jelas,


yaitu:

o Penggunaan kortikosteroid sebagai terapi tambahan antibiotik


memiliki efek menguntungkan pada selulitis orbita akut yang
disebabkan karena bakteri.

Saran penelitian disebutkan, yaitu:


o Penelitian selanjutnya dengan lebih mengeksplorasi waktu
pemberian dan lama pemakaian kortikosteroid.
o Perlu penelitian lebih lanjut pada pemakaian kortikosteroid pada
anak.
o Sebaiknya penelitian lanjutan melibatkan multi-institusi dengan
metode case-controlled, prospektif, double-masked.

8. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pusaka disusun sesuai dengan aturan jurnal

Kesesuaian sitasi pada jurnal dan daftar pustaka

9. LAIN-LAIN

Bahasa baik dan benar, enak dibaca, informatif, dan efektif.

Makalah ditulis dengan ejaan yang taas asas.

10. VALIDITAS
10.1

Validitas Interna Non kausal

10.1.1 Validitas Seleksi

Kriteria seleksi: kriteria inklusi dan eksklusi disebutkan dengan


jelas.

Metode alokasi subyek: teknik pengambilan sampel disebutkan


dengan jelas

Drop out (-)

Jenis analisis: disebutkan dengan jelas

Kesimpulan: validitas seleksi baik

10.1.2 Validitas Informasi

Blinding: dilakukan single blind


8

Komponen pengukuran:
o Observer: tidak disebutkan.
o Alat ukur: disebutkan dengan jelas, tetapi tidak
disebutkan jumlah, merk dan standarisasi alat.
o Pengukuran:

komponen

yang

diukur

disebutkan

dengan jelas
o Metode pengukuran: disebutkan dengan jelas

Kesimpulan: Validitas informasi cukup baik

10.1.3 Validitas Pengontrol Perancu

Cara mengontrol perancu:


o Randomisasi dilakukan
o Kriteria inklusi dan eksklusi disebutkan dengan jelas

Kesimpulan: validitas pengontrol perancu baik

10.1.4 Validitas Analisis

Analisis data sesuai dengan variabel yang diteliti

Interpretasi hasil sesuai dengan metode statistik yang dipilih

Hasil penelitian disajikan secara informatif dengan tabel dan


diagram

10.2

Kesimpulan: validitas analisis baik

Validitas Interna Kausal

Temporality: terpenuhi

Specificity: semua perancu berhasil dikontrol dengan baik

Consistency: terpenuhi karena banyak penelitian dengan hasil yang


sama seperti sebelumnya

Biological plausibility: terpenuhi

Kekuatan hubungan: terpenuhi

Kesimpulan : validitas interna kausal baik

10.3

Validitas Eksterna

10.3.1 Validitas Eksterna 1


Populasi terjangkau: Pasien dengan selulitis orbita akut dengan
terapi inisial antibiotik intravena.
Validitas Eksterna 2
Populasi target: Pasien dengan selulitis orbita akut.
11. RELIABILITAS
11.1

11.2

11.3

Variabilitas Observer

Jumlah observer tidak disebutkan

Standar pengukuran disebutkan

Bias interobserver tidak dijelaskan

Variabilitas Subyek

Subyek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

Randomisasi sampel dilakukan

Variabilitas Instrumen

Standarisasi alat, jumlah, dan merk tidak disebutkan

Bias interdevice tidak diketahui karena jumlah alat yang digunakan


pada masing-masing pengukuran tidak dijelaskan.

Kesimpulan: reliabilitas penelitian kurang baik

12. APPLICABILITY

Karakteristik pasien pada penelitian sama

Alur penelitian jelas

Alat dan bahan penelitian tersedia dan dapat diterapkan

Hasil penelitian dapat membantu pasien.

13. KEPUSTAKAAN

Didukung oleh 22 kepustakaan dan disusun berdasarkan urutan


kemunculan dalam teks penelitian.

Jumlah kepustakaan kurang dari 5 tahun terakhir sebanyak 12 (54,5%)


kurang up to date.
10

Semua kepustakaan dicantumkan dalam naskah.

Penulisan dengan sistem Vancouver.

11

Anda mungkin juga menyukai