Anda di halaman 1dari 26

KARAKTERISTIK

PTN BADAN HUKUM

LANDASAN HUKUM PTN BH


1. Pasal 53 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
2. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
3. PP No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
4. PP No. 58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan
Mekanisme Pendanaan PTN BH

PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI


1. Oleh Pemerintah : Dengan mendirikan PTN;
2. Oleh Masyarakat : Dengan Mendirikan PTS.

POLA PENGELOLAAN PTN

1. PTN dengan pengelolaan keuangan pada


umumnya (Satker);
2. PTN dengan PPK BLU
3. PTN Badan Hukum

PENETAPAN DAN STATUTA PTN BH

Ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah


Statuta dimuat dalam Peraturan
Pemerintah

HAKIKAT PTN BH
Merupakan entitas hukum yang mandiri, namun masih
didalam lingkup Kemendikbud, yang memiliki otonomi
didalam tata kelola organisasi dan pola pengelolaan
keuangan serta memiliki kewenangan mandiri baik
akademik maupun non akademik serta memiliki kekayaan
tersendiri yang dipisahkan dari kekayaan negara kecuali
tanah

UNSUR HAKIKAT PTN BH


1.
2.
3.
4.

Entitas Hukum yang mandiri


Masih dalam lingkup Kemendikbud
Otonomi akademik dan non akademik
Memiliki kayaan sendiri yang dipisahkan dari negara,
kecuali tanah

ORGANISASI PTN BH
1. Majelis Wali Amanat (MWA)
2. Rektor
3. Senat Akademik
Ditambah Komite Audit

MWA
Adalah organ PTN BH yang menyusun dan
menetapkan kebijakan umum Universitas/Institut

KEANGGOTAAN MWA
Terdiri dari Unsur :
a. unsur Pemerintah;
b. unsur dosen;
c. unsur masyarakat; dan
d. unsur lain

KEWENANGAN MWA
1. menetapkan kebijakan umum atas penyelenggaraan
Universitas;
2. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Rektor;
3. Mengevaluasi Kinerja Rektor

REKTOR

Dipilih, Dilantik dan Diberhentikan oleh MWA


Bisa dari yang bukan PNS

WEWENANG REKTOR
1.

memimpin pelaksanaan pengelolaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada


masyarakat sesuai dengan visi dan misi

2.

mendirikan, mengubah nama, menggabungkan, dan membubarkan Fakultas setelah


mendapat pertimbangan SA dan persetujuan MWA

3.

mendirikan, mengubah nama, menggabungkan, dan membubarkan Program Studi


setelah mendapat persetujuan SA

4.

mengangkat dan memberhentikan pimpinan unsur pelaksana akademik, pimpinan


unsur penunjang akademik, pimpinan unsur pelaksana administrasi, dan pimpinan
unsur organisasi lain

5.

menjalin hubungan kemitraan dengan Pemerintah, dunia usaha, alumni, dan


masyarakat pada umumnya

6.

menetapkan peraturan tentang organisasi dan tata laksana

7.

mendayagunakan aset yang merupakan kekayaan negara yang belum dipisahkan di


luar kegiatan Tridharma perguruan tinggi

SENAT AKADEMIK
organ Universitas yang menyusun, merumuskan, dan
menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan
melakukan pengawasan di bidang akademik .

KOMPOSISI KEANGGOTAAN SA
1.
2.
3.
4.

Rektor/Wakil Rektor
Dekan/Perwakilan Dekan
Perwakilan Gurubesar
Perwakilan Dosen bukan guru besar

PIMPINAN SA

Pimpinan SA terdiri dari Ketua dan Sekretaris


Ketua tidak boleh dijabat oleh Rektor

KOMITE AUDIT (KA)


perangkat MWA yang secara independen berfungsi
melakukan evaluasi hasil audit internal dan eksternal atas
penyelenggaraan Universitas untuk dan atas nama MWA

KEANGGOTAAN KA

Terdiri dari orang yang menguasai :


a. pencatatan dan pelaporan keuangan;
b. tata kelola Perguruan Tinggi;
c. peraturan perundang-undangan di bidang
Pendidikan Tinggi; dan
d. pengelolaan barang milik negara.

KEWENANGAN BIDANG AKADEMIK


1.

2.

penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan


pendidikan terdiri atas:
a) persyaratan akademik mahasiswa yang akan diterima;
b) pembukaan, perubahan, dan penutupan Program Studi;
c) kurikulum Program Studi;
d) proses Pembelajaran;
e) penilaian hasil belajar;
f) persyaratan kelulusan; dan
g) wisuda;
penetapan norma, kebijakan operasional, serta pelaksanaan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

KEWENANGAN BIDANG NON AKADEMIK


1. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan organisasi terdiri atas:
a) rencana strategis dan operasional;
b) struktur organisasi dan tata kerja;
c) sistem pengendalian dan pengawasan internal; dan
d) sistem penjaminan mutu internal;
2. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan keuangan terdiri atas:
a) perencanaan dan pengelolaan anggaran jangka pendek dan jangka panjang;
b) tarif setiap jenis layanan pendidikan;
c) penerimaan, pembelanjaan, dan pengelolaan uang;
d) melakukan investasi jangka pendek dan jangka panjang;
e) membuat perjanjian dengan pihak ketiga dalam lingkup Tridharma Perguruan
Tinggi;
f) memiliki utang dan piutang jangka pendek dan jangka panjang; dan
g) sistem pencatatan dan pelaporan keuangan;

KEWENANGAN BIDANG NON AKADEMIK


3. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan kemahasiswaan terdiri atas:
a) kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler;
b) organisasi kemahasiswaan; dan
c) pembinaan bakat dan minat mahasiswa;
4. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan ketenagaan terdiri atas:
a) persyaratan dan prosedur penerimaan sumber daya manusia;
b) penugasan, pembinaan, dan pengembangan sumber daya manusia;
c) penyusunan target kerja dan jenjang karir sumber daya manusia; dan
d) pemberhentian sumber daya manusia; dan
5. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan sarana dan prasarana terdiri atas:
a) pemilikan sarana dan prasarana;
b) penggunaan sarana dan prasarana;
c) pemanfaatan sarana dan prasarana; dan
d) pemeliharaan sarana dan prasarana.

KEWENAGAN PTN BHH DIBIDANG KEUANGAN

Memiliki kewenangan secara mandiri atas pengelolaan dana


Menetapkan tarif
Memberikan remunerasi
Menarik dana masyarakat
Mendirikan badan usaha

KEWENANGAN BIDANG KETENAGAAN


1.
2.
3.

Terdiri dari ASN (PNS+PPPK) dan Pegawai Universitas


Dapat mengangkat Pegawai baik dosen maupun tenaga
pendidikan Universitas
Dapat memberikan remunerasi terhadap Pegawai

PTN-BH Basic Concept


Performance
Affirmation
Governance
Autonomy

Performance
Affirmation
Governance
Autonomy

PTN-BH
PTN-BLU
PTN-SATKER

KRITERIA KINERJA PTN-BH

Produktivitas Publikasi Internasional

Anda mungkin juga menyukai