Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING

Is Immediate Chest Radiograph Necessary After Central Venous


Catheter Placement in a Surgical Intensive Care Unit?

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan dokter


Stase Ilmu Radiologi

OLEH :
Revina Andayani

J 500090013

PEMBIMBING:
dr. Hardiyanto, Sp.Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
Is Immediate Chest Radiograph Necessary After Central Venous Catheter
Placement in a Surgical Intensive Care Unit?
OLEH :
Revina Andayani

J 500090013

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari

tanggal

September 2014

Pembimbing :
dr. Hardiyanto, Sp.Rad

(.........................................)

Dipresentasikan dihadapan :
dr. Hardiyanto, Sp.Rad

(.........................................)

Disahkan Ka. Program Profesi:


dr. Dona Dewi Nirlawati

(.........................................)

Pengertian Vena Sentral


Dari 250 vena di seluruh tubuh manusia, yang dianggap sebagai vena sentral
adalah vena-vena yang dekat dengan jantung sebagai pusat sirkulasi. Semakin
dekat ke jantung, ukuran vena semakin besar dan aliran darahnya semakin tinggi.
Vena yang berdiameter besar dan beraliran darah cepat seperti itu adalah vena
kava superior, vena kava inferior, vena brakiosefalika, vena subklavia, vena iliaka
komunis dan vena iliaka eksternal.

Sejarah
Sejarah akses vena sentral tidak bisa dilepaskan dari peran seorang dokter
pemenang hadiah nobel kedokteran, Werner Forssmann. Pada tahun 1929,
Forssmann menjadi pioner sekaligus pasien pertama yang memasukkan kateter
ureter ukuran Fr 4 sepanjang 35 cm melalui vena lengan kirinya sendiri,
meneruskannya sampai ke atrium kanan. Pada tahun 1953, Dr. Sven Ivar
Seldinger (1921-1999), seorang ahli radiologi yang inovatif memperkenalkan

suatu teknik insersi kateter dengan bantuan kawat penuntun, yang akhirnya
dikenal sebagai teknik Seldinger. Sejak kateterisasi yang pertama oleh Forrsmann
dan revolusi insersi kateter dengan teknik Seldinger, alat akses vena sentral telah
mencapai kemajuan yang luar biasa.

Jenis
Ada beberapa jenis alat akses vena sentral (central venous access device, CVAD)
yang telah diproduksi untuk kepentingan medis. Dengan tersedianya alat tersebut,
akses vena sentral bisa dilakukan dengan pemasangan kateter langsung ke vena
sentral menggunakan kateter CVC (Central Venous Catheter) atau melewatkan
kateter ke vena sentral melalui vena perifer dengan menggunakan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheter).

Kateter jenis Non-tunneled atau jenis tunneled


Kateter jenis Non-tunneled difiksasi pada tempat insersinya. Jenis ini yang paling
sering dipakai. Contohnya adalah Quinton catheters. Kateter jenis Tunneled
ditanam di bawah kulit pada tempat insersi dan memiliki tempat keluar yang
terpisah. Tempat keluar itu biasanya terletak di dada. Contohnya adalah Hickman
catheters dan Groshong catheters.

Akses implanT
Implanted port
Prinsipnya mirip jenis tunneled, tapi seluruhnya tertanam di bawah kulit.

Kateter sentral insersi perifer


Seperti namanya kateter ini dimasukkan dari vena perifer (biasanya pada
pembuluh darah di lengan), dan ujungnya diarahkan sampai masuk ke dalam vena
sentral.

Indikasi dan kegunaan


(1) Pengukuran tekanan vena sentral pada pada kegawatdaruratan guna
mengetahui kecukupan cairan. (2) Sebagai jalur infus (a) Bila akses vena perifer
sulit dilakukan (b) Pemberian obat yang bersifat kaustik atau sklerosan bagi vena
perifer, seperti inotropic, Amiodarone, cairan hipertonis, KCl, dan lain-lain. (c)
Nutrisi parenteral baik jangka pendek, jangka panjang maupun permanen (d)
Pemberian antibiotika jangka panjang (e) Pemberian anti nyeri jangka panjag (f)
Pemberian kemoterapi (3) Dialisis (4) Plasmaferesis (5) Pengambilan sampel
darah berulang (6) Pengambilan sel induk darah perifer (7) Akses intravena
berulang lainnya (8) Kateterisasi jantung kanan dalam pemantauan hemodinamik

Komplikasi
Pemasangan kateter vena sentral mengandung risiko komplikasi, baik mekanis,
infeksi, maupun komplikasi thrombosis.
1.Komplikasi Infeksi
Kateter sebagai akses vena sentral, merupakan jalur masuk kuman yang sangat
potensial karena menghubungkan dunia luar langsung ke sirkulasi darah.
Angkanya cukup mencemaskan. Komplikasi infeksi pada penggunaan CVC
berkisar dari 5-26 %. Di Amerika Serikat saja, dengan asumsi setiap tahunnya
terdapat 15 juta hari penggunaan CVC di ICU, diperkirakan terjadi 80.000 kasus
infeksi terkait CVC.
Karena itu, pada setiap penderita yang menggunakan CVC yang kemudian
menunjukkan tanda dan gejala infeksi tanpa sumber yang tidak jelas, anggap saja
bahwa CVC tersebut menjadi sumber infeksinya. Jika terdapat kecurigaan infeksi
yang berkaitan dengan CVC maka harus diambil dua contoh kultur darah untuk
evaluasi terjadinya bakteremia.
Infeksi terkait kateter bisa dengan cara salah satu dari ketiga mekanisme berikut:
(1)Infeksi lokal dari tempat insersi, (2)kolonisasi kuman kateter dan
(3)hematogen.
Untuk mengurangi risiko infeksi, dilakukan paket tindakan berikut
1) Higiene tangan 2) Gunakan duk selebar tubuh 3) Gunakan antiseptik
Chlorhexidine gluconate 4) Pemilihan lokasi insersi yang optimal 5) Evaluasi
harian penggunaan alat akses vena sentral 6) Lakukan disinfeksi pintu akses
intravena sebelum dipakai
2. Komplikasi Mekanis
Komplikasi mekanis saat pemasangan kateter mencakup arterial puncture,
hematoma, pneumothorax, hemothorax, arrhythmia, dan malposisi kateter. Risiko
terjadinya berbeda-beda antara setiap lokasi insersi. Komplikasi mekanis seperti
tertinggalnya guidewire juga bisa terjadi.

3. Komplikasi Thrombosis
Kanulasi vena sentral rentan dengan risiko thrombosis vena sentral, yang
potensial memicu tromboembolisme vena. Trombosis bisa terjadi pada hari

pertama kanulasi. Risiko terendah adalah pada kanulasi vena subklavia. Jika
kateter tidak diperlukan lagi, lebih baik segera dikeluarkan untuk mengurangi
risiko thrombosis yang berkaitan dengan kateter.

Anda mungkin juga menyukai