Anda di halaman 1dari 15

Bentuk Bentuk Preairan Umum

A. Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk
perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan
bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau,
rawa dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran
Sungai (DAS). Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh
suatu ilmu yang disebut hidrologi.
Menurut jenisnya Perairan Darat dapat di golongkan menjadi beberapa bagian
yaitu :
1. Sungai
Adalah saluran alami yang berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah, air salju
yang mencair ke danau atau ke laut.
A. Jenis-Jenis Sungai
1. Berdasarkan jenis sumber airnya
o
o
o
o

Sungai hujan
Sungai mata air
Sungai gletser ( dari salju yang mencairr )
Sungai campuran ( campuran dari ketiga sumber diatas )
2. Berdasarkan volume airnya

o Sungai ephemeral ( sungai yang mengalir saat terjadinya hujan atau setelah
hujan )
o Sungai intermiten ( sungai yang mengalir hanya pada saat musim penghujan )
o Sungai pherenial ( sungai yang mengalir sepanjang tahun )
3. Berdasarkan arah aliran airnya
o Sungai konsekuen ( arah alirannya sesuai dengan struktur geologisnya)
o Sungai subsekuen ( arah aliran tegak lurus dengan sungai konsekuen )
o Sungai obsekuen ( arah alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen
dan menuju sungai subsekuen )
o Sungai resekuen ( arah alirannya sesuia dengan sungai konsekuen )
o Sungai insekuen ( sungai yang arah alirannya tidak teratur )
4. Berdasarkan struktur geologinya
o
o

Sungai antiseden ( sungai yang mampu mempertahankan alirannya )


Sungai reverse ( sungai yang tidak mampu mengimbangi pengangkatan
sehingga terjadi perubahan arah aliran )

Sungai superposed ( sungai yang mengalir pada suatu dartan paneplain


sehingga struktur batuan tersingkap )
B. Pola Aliran Sungai
a) Pola radial
Dapat dibedakan menjadi pola radial memusat ( Sentripetal ) dan pola
radial menyebar ( Sentrifugal ). Pola radial memusat terjadi di daerah yang
berupa basin sedangkan pola radial menyebar terjadi di daerah yang
berbentuk kubah ( dome ).

b) Pola dendritik
Pola aliran yang tidak teratur. Anak sungai bermuara ke induk sungai
dengan sudut tumpul . pola ini ada pada daerah dataran rendah

Pola Aliran Dendritik


c) Pola trellis
Pola ini terdapat pada daerah lipatan. Aliran dari anak sungai sejajar
dengan sungai induk , dan alirannya bertemu membentuk sudut siku-siku

Pola Aliran Trellis

d) Pola annular
Annular adalah sungai utama melingkar dengan anak sungai yang
membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan
yang berseling antara lunak dan keras.

Pola aliran annular


e) Pola rectangular
Pola aliran terjadi pada daerah patahan. Anak-anak sungai yang menuju
induk sungai membentuk sudut siku-siku

Pola Aliran Rectangular

2. Danau
Adalah tubuh air dalam jumlah besar yang menempati basin di wilayah
daratan. Suatu genangan dapat disebut danau jika paling tidak memiliki tiga
kriteria yaitu :
1. Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga mampu
menimbulkan gelombang
2. Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut
3. Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan
danau

Danau terjadi dari berbagai sebab


a) Danau Glasial
terjadi dari akibat adanya erosi dan pengendapan akibat aktivitas gletser di
lereng-lereng bukit atau pegunungan

Danau Glasial Akibat Dari Mencairnya Es


b) Danau Vulkanik
Terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik. Kaldera yang terbentuk akibat
letusan berapi tergenang oleh air hujan. Danau seperti ini disebu juga danau
crater

Danau Maninjau merupakan contoh danau vulkanik

c) Danau Tektonik
Terbentuk akibat adanya gerakan lempeng tektonik, gerakan ini dapat
menyebabkan terjadinya patahan sehingga terbentuk lembah kemudian terisi
air hujan dan membentuk suatu genangan yang disebut danau

Danau Singkarak merupakan contoh danau tektonik

d) Danau Tekto-Vulkanik

Terbentuk akibat adanya gerakan tektonik dan vulkanik sehingga terjadi


patahan dan gunung berapi. Bekas gunung berapi menjadi suatu basin yang
kemudian terisi air hujan dan terjadi danau

Danau Toba merupakan contoh danau tekto-vulkanik


e) Danau Karst
Terbentuk akibat adanya prose solusi atau pelarutan kapur oleh air sehingga
terbentuk suatu dolin/dolina jika dolin ini terisi air hujan maka terbentuk
danau

Danau Lais da Rims di Swiss merupakan contoh danau karst

f) Danau Aliran

Sungai yang besar biasanya membentuk kelokan aliran sungai di hilir sungai
tersebut, yang disebut meander. Hasil erosi oleh sungai yang terendapkan akan
menutup aliran sungai pada meander sehingga meander sungai terpisah dari
aliran sungai yang baru. Jika sisa aliran ini terisi lebih lanjut oleh air, maka
akan terbentuk danau oxbow atau danau tapal kuda. Danau Oxbow sering
dijumpai di beberapa sungai di Kalimantan.

Contoh Danau Oxbow


g) Danau Laguna
Terjadi akibat kombinasi antara angin dan ombak yang menyebabkan
terjadinya tanggul pasir di sepanjang pantai dan kemudian membentuk suatu
laguna

Danau San Juan merupakan contoh danau laguna

h) Danau Buatan
Terjadi akibat pembendungan sungai oleh manusia

Waduk Gajah Mungkur merupakan contoh danau buatan

3. Telaga
Telaga hampir sama dengan danau, hanya luasnya lebih sempit. Telaga tidak
memiliki tingkatan suhu pada kedalamannya dan belum ada gelombang yang
mengabrasi. Munculnya telaga sama dengan awal terjadinya sebuah danau

Telaga ngebel di Ponorogo dimanfaatkan sebagai tempat rekreas


4. Rawa

Adalah suatu daerah datar atau sedikit cekung yang tergenang oleh air. Rawa
airnya bersifat asam, warna airnya kemerahan, dan kurang baik untuk irigasi

Rawa Terbesar Di Dunia, Rawa Sudd

5. Air Tanah
Adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh satu atau
dua lapisan tanah atau batuan yang kedap air. Pada saat ini air tanah mempunyai
peranan yan penting untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia

Sumur dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidup


B. Perairan Laut

Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin.
Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut sampai ke dasar laut. Ilmu yang
mempelajari tentang keadaan lautan disebut oceanografi. Luas laut dibandingkan
dengan daratan adalah 7 : 3.
Laut dapat di klasifikasikan berdasarkan :
A. Menurut terjadinya
Laut menurut terjadinya dibedakan menjadi :

Laut Transgresi
Laut yang meluas, terjadi karena daratan rendah yang tergenang oleh air
laut. Pada perairan Indonesia terdapat dua wilayah yang merupakan
termasuk laut transgresi yakni Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.

Laut Ingresi
Laut yang dalam, terjadinya karena dasar laut mengalami penurunan. Pada
perairan Indonesia laut - laut yang merupakan jenis laut ingresi adalah:
Laut Banda (kedalaman 7.440 meter), Laut Maluku, Laut Flores, Laut
Sulawesi. Di luar Indonesia perairan laut yang merupakan jenis laut
ingresi adalah: Laut Jepang (kedalaman 4.000 meter), Laut Karibia
(kedalaman 5.505 meter).

Laut Regresi
Laut yang menyempit, terjadinya karena menyempitnya luas permukaan
laut karena kegiatan erosi dan sedimentasi yang tiada henti-hentinya serta
berlangsung selama berabad-abad mengakibatkan semakin meluasnya
dataran pantai. Pada perairan Indonesia

B. Menurut kedalamannya
Laut menurut kedalamannyanya dapat dibedakan menjadi beberapa zona :

Zona pesisir (littoral zone)


Wilayah laut antara garis batas air pasang naik dengan garis batas air
pasang surut. Wilayah ini tergenang pada saat pasang naik sedangkan pada
surut wilayah ini tidak tergenang air laut.

Zona laut dangkal (neuritic zone)

Wilayah laut yang dangkal antara batas pasang surut sampai kedalaman
200 meter. Zona ini kaya akan ikan dan tumbuh-tumbuhan laut, karena
masih terdapat sinar matahari yang menyebabkan fotosintesis dapat
berjalan baik (matahari dapat menembus air laut hingga kedalaman 90
meter). Pada zona ini pula plankton dapat tumbuh dengan subur karena
terdapat banyak oksigen, dan masih terdapat ombak yang menyebabkan
tersebarnya plankton sebagai makanan utama ikan.

Zona laut dalam (bathyal zone)


Wilayah laut yang dalam dengan kedalamannya antara 200 meter hingga
kedalaman 1.000 meter. Karena sinar matahari sudah tidak dapat
menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang namun binatang
masih banyak terdapat di wilayah laut ini.

Zona laut sangat dalam (abyssal zone)


Wilayah laut yang kedalamannya lebih dari 1.000 meter, zona ini
merupakan zona yang sangat gelap sehingga sudah tidak terdapat lagi
tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup, namun masih ada binatang - binatang
yang dapat hidup pada wilayah yang memiliki organ yang dapat
menimbulkan cahaya sendiri.

C. Menurut letaknya
Laut menurut letaknya, laut diklasifikasikan menjadi:

Laut tepi
Laut yang terletak di tepi benua dan dipisahkan dari samudera oleh pulaupulau. Perairan laut yang termasuk ke dalam klasifikasi laut tepi antara
lain : Laut Jepang, Laut Cina Selatan, Laut Utara

Laut tengah
Laut yang terletak diantara benua - benua. Perairan laut yang termasuk ke
dalam klasifikasi laut tengah antara lain : Laut tengah, Laut Australia, Laut
Karibia, Teluk Meksiko.

Laut pedalaman

Laut yang hampir seluruhnya di kelilingi dengan daratan. Perairan laut yang
termasuk ke dalam klasifikasi laut pedalaman antara lain : Laut Baltik, Laut
Hitam, Laut (Danau) Kaspia.

Morfologi Dasar Laut


Morfologi dasar laut terdiri atas :

Landas Kontinen (Continental Shelf)


Wilayah laut yang dangkal disepanjang pantai yang kedalamannya kurang
dari 200 meter dengan sudut kemiringan lereng kira-kira 0,4%

Dangkalan (Plat)
Merupakan perluasan dari landas kontinen dengan kedalam lebih kurang
200 meter dan masih merupakan kelanjutan benua.

Lereng Benua (Continental Slope)


Merupakan kelanjutan dangkalan dengan sudut kemiringan lereng 4%
hingga 6%

Dasar Samudera (Ocean Floor)


Dasar Samudera terdiri atas,
1. Dasar Samudera Landai (Deep Sea Plain)
Dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1000 meter, bentuk dasar
laut landai.
2. Laut Dalam (The Deeps)
Dasar laut dalam yang berbentuk palung laut.

Relief Dasar Samudera


Relief Dasar Samudera (Ocean Floor) membentuk pola dasar samudera dengan
berbagai macam tipe, yakni:
1. Gunung Laut
2. Gunung Dasar Laut
3. Guyot
4. Punggung Laut
5. Ambang Laut (Drempel)
6. Lubuk Laut (Bekken / Basin)
7. Palung Laut (Trog)
Pengukuran Kedalaman Laut

Pengukuran Kedalaman Laut dapat dilakukan dengan mudah. Para ahli


oceanografi mengukur kedalaman laut / samudera dengan menggunakan cara :
1. Draad Louding
2. Echo Louding
Susunan Sifat Air Laut
Suhu Air Laut
Suhu Air Laut pada Perairan Indonesia yang terletak di daerah tropik, maka
hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan air lautnya tinggi, berkisar 26 C
- 30 C. Perubahan temperatur (amplitudo) air laut, kecil karena air laut lambat
menjadi panas dan lambat menjadi dingin. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor:
1. Air laut selalu bergerak sehingga panas yang diterimanya dijalarkan dan
disebar kemana-mana
2. Permukaan air laut bertindak sebagai cermin sehingga panas matahari
yang diterimanya dipantulkan kembali. Sedangkan panas yang diterima air
sebagian digunakan untuk penguapan.
3. Pada malam lambat menjadi dingin karena:
a) Uap air di atas permukaan air laut yang telah menjadi dingin
menghalangi pelepasan panas.
b) Permukaan air laut yang mengkilat menghalangi pelepasan panas.
Suhu air laut makin ke dalam makin turun temperaturnya, pada kedalaman lebih
kurang 4.000 meter, temperaturnya antara 1 C - 2 C.
Kadar Garam Air Laut (Salinitas)
Kadar Garam Air Laut (Salinitas) adalah banyaknya garam (dalam gram) yang
terdapat pada 1 kilogram air laut. Kadar garam tersebut dinyatakan dalam persen
(%) atau permil (0/00).
Tinggi rendahnya kadar garam pada air laut sangat tergantung kepada banyak
sedikitnya :
1.
2.
3.
4.
5.

Penguapan
Sungai yang bermuara ke laut tersebut
Curah hujan
Pemasukan air dari samudera di sekitarnya.
Air yang berasal dari gletser

Kepadatan

Kepadatan air laut adalah 1,026 - 1,028. Jika dibandingkan dengan air murni, air
laut memiliki kepadatan yang lebih besar karena mengandung banyak garamgaraman.
Tekanan
Tekanan air laut tidak sama besarnya pada kedalaman yang berbeda, makin dalam
tingkat kedalaman laut maka makin besar tekanannya. Tekanan udara tiap m
permukaan air laut sebesar 10.000 kilogram harus diperhitungkan sebagai faktor
penghitung dalam mengukur tekanan air laut. Berat untuk 1 meter air laut lebih
kurang 1150 kilogram. Jadi tekanan air laut pada kedalaman 100 meter adalah:
100 x 1150 kg + 10.000 kg = 125.000 kg/m.

DAFTAR PUSTAKA

https://pesonageografi.wordpress.com/2011/02/19/perairan-darat
https://arisudev.wordpress.com/2011/12/17/berbagai-jenis-danau
http://uniqpost.com/49161/berpetualang-penuh-tantangan-di-sudd-rawa-terbesardi-dunia
Sumber :http://geografi.sekolah virtual.or.id
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/10/perairan-laut.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • BJU IPS DEVRITA-dikonversi-ditandatangani
    BJU IPS DEVRITA-dikonversi-ditandatangani
    Dokumen13 halaman
    BJU IPS DEVRITA-dikonversi-ditandatangani
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Oleng
    Oleng
    Dokumen17 halaman
    Oleng
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bioremediasi
    Makalah Bioremediasi
    Dokumen11 halaman
    Makalah Bioremediasi
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Fabel
    Kumpulan Fabel
    Dokumen7 halaman
    Kumpulan Fabel
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Fabel
    Kumpulan Fabel
    Dokumen7 halaman
    Kumpulan Fabel
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Bentuk Perairan
    Bentuk Perairan
    Dokumen1 halaman
    Bentuk Perairan
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isijyju
    Daftar Isijyju
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isijyju
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Biotek Rizky
    Biotek Rizky
    Dokumen9 halaman
    Biotek Rizky
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isijyju
    Daftar Isijyju
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isijyju
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Biotek Rizky
    Biotek Rizky
    Dokumen9 halaman
    Biotek Rizky
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Pencegahan Kepunahan Ikan Belida
    Pencegahan Kepunahan Ikan Belida
    Dokumen15 halaman
    Pencegahan Kepunahan Ikan Belida
    Mahbub Jalil Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • LPJ
    LPJ
    Dokumen17 halaman
    LPJ
    DioNychle ResChelio
    Belum ada peringkat