PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembenihan
Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan
tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau suau kegiatan pemeliharaan
yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih yang dihasilkan
menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran (Effendi, 2004).
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika
secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan
manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Bioteknologi
perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus pada bidang perikanan.
Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan sangat luas, mulai dari rekayasa
media budidaya, ikan, hingga pascapanen hasil perikanan. Pemanfaatan mikroba
telah terbukti mampu mempertahankan kualitas media budidaya sehingga aman
untuk digunakan sebagai media budidaya ikan.
Bioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan
melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh
cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya.
1. HIPOFISA
Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan
dalam tulang stenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon
yaitu GH, ACTH,TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002) Hipofisa
terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama
yang harus diambil adalah mengeluarkan otak.Kelenjar pituitari atau kelenjar
hipofisa merupakan organ yang relatif kecil ukurannya jika dibandingkan dengan
ukuran tubuh, tetapi mempunyai pengaruh pada sejumlah proses vital dalam tubuh
manusia maupun hewan. Pengaruh yang luas dari kelenjar hipofisa di dalam tubuh
disebabkan olah kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa tersebut
(Djojosoebagio,1990).Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa ada
sembilan macam, yaitu: ACTH, TSH,FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin,
dan Oksitosin (Partodihardjo, 1987). FSH dan LHadalah dua hormon yang
mempunyai daya kerja mengatur fungsi kelenjar kelamin. FSHmempunyai daya
kerja merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan pada testismemberikan
rangsangan
terhadap
spermatogenesis.
LH
mempunyai
daya
kerja
1) Ikan donor dan resipien diutamakan yang sejenis: hal ini karena jika ikan
donor dan resipien sejenis maka sifat-sifatnya akan sama terutama karakter
hipofisa dan sifat hormone gonadotrofinnya sehingga akan terjadi sinergi
hormon saat disuntikan ke ikan resipien akibatnya akan meminimalisasi
ketidakcocokan hormon.
2) Tidak terkena penyakit menular: ikan yang digunakan harus ikan sehat,
tidak ada luka, dan tidak terkena penyakit menular, karena jika ikan donor
terinfeksi penyakit menular maka akan menular kepada ikan resipien
melalui proses hipofisasi.
3) Ikan harus matang gonad dan tidak mati melebihi 4 jam : ikan dewasa
yang matang gonad hipofisanya terlihat jelas, sedangkan benih belum
terlihat, ikan harus matang gonad agar sekresi gonadotrofin dari hipofisa
banyak, ikan bukan yang sudah mati melebihi 4 jam karena ikan yang
sudah mati hipofisanya berhenti mengsekskresikan hormon gonadotrofin.
Menyiapkan ekstrak hipofisa
1) Kelenjar hipofisa diambil dengan hati hati dengan pinset dan diletakkan di
tepi alat penggerus.
2) Kemudian kelenjar hipofisa digerus dengan cara memutar-mutar alat
3)
4)
5)
6)
7)
2. SEX REVERSAL
a. Pengertian Sex Reversal
Kelemahan dari cara ini adalah hasilnya tidak bisa seragam dikarenakan
perbandingan alamiah kelamin yang tidak selalu sama. Misalkan pada ikan hias,
nisbah kelamin anakan tidak selalu 1:1 tetapi 50% jantan:50% betina pada
pemijahan pertama, dan 30% jantan:50% betina pada pemijahan berikutnya.
b. Metode Sex Reversal
1. Hormon Steroid
Salah satu teknik reversal adalah dengan memberikan hormon
steroid pada fase labil kelamin. Pada beberapa spesies iakn teleost gonochoristic,
fisiologo kelamin dapat dengan mudah dimanipulasi melalui pemberian hormone
steroid.(piferrer et al. 1994). Nagy et al. (1981) menjelaskan bahwa keberhasilan
manipulasi kelamin pada ikan menggunakan hormn dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain : jenis dan umur ikan, dosis hormon, lama waktu, dan cara
pemberian hormon serta lingkungan tempat pemberian hormon dilakukan.
2. Aromatase dan Aromatase Inhibitor
Selain dengan hormn steroid, diferensiasi kelamin juga dipengaruhi
oleh ekspresi dari gen yang menghasilkan enzim aromatase (Patino 1997).
Aromatase adalah enzim cytochrome P-450 yang mengkatalis perubahan dari
androgen menjadi esterogen. Aktivitas enzim aromatase terbatas pada daerah
dengan target estradiol dan berfungsi untuk mengatur jenis kelamin, reproduksi
dan tingah laku (Callard et al. 1990). Ada 2 bentuk gen aromatsae pada ikan
yaitu : aromatase otak dan armatase ovari. Aromatase ota berperan sebagai
pengatur perilaku sex spesifik pada mamalia dan burung (Schlinger & Callard
1990, diacu dalam Melo & Ramsdell 2001) dan juga mengatur reproduksi pada
ikan
3. GINOGENESIS
Ginogenesis adalah proses terbentuknya zigot dari gamet betina tanpa
kontribusi dari gamet jantan. Dalam ginogenesis gamet jantan hanya berfungsi
untuk merangsang perkembangan telur dan sifat-sifat genetisnya tidak diturunkan.
Ginogenesis dapat terjadi secara alami dan buatan. Nagy et al,. 1978,
menyebutkan ginogenesis adalah terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan
genetik gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya berfungsi secara fisik saja,
sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan pathenogenetis betina
(telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk
merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi
secara genetic (Sumantadinata, 1981). Ginogenesis secara alami jarang terjadi
pada pembuahan, karena nukleus sperma yang masuk ke dalam telur yang dalam
keadaan tidak aktif jarang didapatkan, pada beberapa populasi ikan karper krusia
(Carrasius auratus gibelio) dan beberapa spesies dari family Poecilidae di
Meksiko terjadi ginogenesis secara alami. Sedangkan ginogenesis buatan
dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan pembuahan dan awal
perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1). membuat supaya bahan genetik
jantan menjadi tidak aktif 2). mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur dapat
menjadi zigot. Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif dengan radiasi
sinar gama, sinar X dan sinar ultraviolet (Purdom, 1993).
Perlakuan Ginogenesis
Untuk mendapatkan benih ikan yang monosex secara ginogenesis ada
beberapa perlakuan yang dapat dilakukan yakni antara lain:
a. Penyinaran sperma dengan sinar ultraviolet Sebelum sperma dicampur
dengan sel telur (pemijahan buatan) sperma tersebut diberi perlakuan
penyinaran dengan sinar UV. Hal ini dilakukan untuk merusak bahan
genetik
sperma.
Komposisi
kimiawi
sperma
pada
plasma
inti
jumlah
kromosom
telur
mengganda
lagi
pada
awal
perkembangan zigot (Nagy et al:, 1978). Kejut suhu disini berupa kejutan
panas dan kejutan dingin. Pemberian kejutan panas lebih singkat
6
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://jlcome.blogspot.com/2007/06/ginogenesis-ikan-lele-clarias-sp.html. di
akses 16 april 2015
http://perikananunram.blogspot.com/2011/06/proses-ginogenesis.html. di akses 16
april 2015
http://dhariyan.blogspot.com/2013/03/pembenihan.html. di akses 16 april 2015
http://www.webmd.com/sexual-conditions/news/20110105/sex-reversal-genetic.
di akses 16 april 2015