Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PASCA PANEN PRIMER TANAMAN JAGUNG

Setelah jagung dipanen perlu dilakukan beberapa langkah penanganan untuk


mendapatkan jagung yang siap diolah menjadi berbagai bahan pangan. Langkah-langkah
penanganan jagung sangat dipengaruhi tujuan akhir pemanfaatan jagung. Jagung yang
akan digunakan sebagai sayuran tentulah berbeda penanganannya dengan jagung yang
akan digunakan sebagai jagung pipil. Sebaiknya setiap langkah penanganan jagung
dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar tidak banyak kehilangan hasil yang terjadi.
Berikut adalah langkah-langkah penanganan jagung secara umum.
PENGUPASAN
Setelah jagung dipanen, langkah selanjutnya adalah pengupasan kulit atau
pengopekan kulit jagung. Pengopekan kulit jagung dilakukan berdasarkan tujuan
penggunaan jagung. Ada berbagai cara pengopekan jagung.
Pengopekan jagung semi (baby corn) dilakukan sampai jagung kelihatan, kulit
muda pada pangkal tongkol jagung ditinggalkan sepanjang 5 7 cm. Rambut-rambut
jagung dibersihkan. Sedangkan jagung yang akan digunakan untuk jagung sayur
biasanya tidak dikopek atau sebaliknya dikopek sampai bersih. Demikian juga jagung
yang akan dikonsumsi untuk jagung rebus. Berbeda dengan jagung yang akan digunakan
sebagai biji kering jagung, biasanya jagung dikopek dan dibuang rambutnya sampai
bersih kemudian dijemur. Tetapi ada juga jagung yang dikopek hanya dengan mengupas
kulitnya kemudian ditarik sampai ke pangkal tongkol sehingga bijinya kelihatan, tanpa
harus membuang kulitnya. Kulit jagung ini digunakan untuk mengikat jagung satu dengan
lainnya.
Tujuan pengopekan jagung adalah untuk menurunkan kadar air dankelembaban
sekitar biji. Kelembaban pada biji jagung akan menyebabkan kerusakan biji dan
tumbuhnya cendawan. Selain itu pengopekan kulit jagung dapat memudahkan dan
memperingan pengangkutan selama proses pengeringan (Purwono dan Hartono, 2002).

PENGERINGAN JAGUNG
Setelah dipanen, agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama atau siap
dipasarkan, jagung perlu dikeringkan. Jagung dapat dikeringkan dalam berbagai
keadaan, yaitu:
1.

Dikeringkan di tongkol dengan kulit pada tanaman jagung

Pengeringan ini dilakukan pada jagung tanpa memotongnya dari batang tanaman. Kulit
jagung tidak dikupas. Agar sinar matahari tidak terhalangi sampai ke buah jagung,
dilakukan pemangkasan daun-daun jagung.
2.

Dikeringkan di tongkol dengan kulit dikupas pada tanaman jagung

Pengeringan ini dilakukan pada jagung tanpa memotongnya dari batang tanaman. Kulit
jagung dikupas, tetapi tetap menempel pada pangkal batang buah. Agar sinar matahari
tidak terhalangi sampai ke buah jagung, dilakukan pemangkasan daun-daun jagung.
3.

Dikeringkan di tong

kol dengan kulitnya (klobot)

Pengeringan jagung di tongkol dengan kulit (klobot) dilakukan setelah jagung dipotong
dari batang pohon tanpa mengupas kulit buah jagung.
4.

Dikeringkan di tongkol dengan kulit sudah dikupas (dikopek)

Pengeringan di tongkol dengan kulit sudah dikupas dilakukan pada jagung yang telah
dipotong dari batang pohon jagung dan kulit jagung sudah dikupas. Cara pengupasan
kulit jagung ada dua macam, yaitu kulit tetap ditinggalkan di pangkal tongkol jagung
dan kulit jagung dibuang. Kulit jagung yang terdapat pada pangkal tongkol jagung
tersebut digunakan untuk mengikat, sehingga jagung mudah dibawa.
5.

Dikeringkan sudah berupa jagung pipilan

Pengeringan jagung pipilan dilakukan setelah jagung dipipil dari tongkol. Pengeringan
cara ini sebaiknya dilakukan dengan teliti, karena bila dilakukan sembarangan akan
banyak hasil biji jagung yang terbuang.
Pengeringan jagung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dikeringkan secara
alami dan dikeringkan secara buatan. Pengeringan jagung secara alami dilakukan dengan

menggunakan panas dari sinar matahari atau perapian dapur. Penjemuran sampai jagung
cukup kering untuk disimpan biasanya berlangsung kurang lebih selama 60 jam pada
cuaca cerah. Umumnya pengeringan jagung tongkol dilaksanakan sampai kadar air
mencapai 18-20%. Sedangkan pengeringan jagung pipil dianjurkan dilakukan sampai
kadar air mencapai 13-14%. Pengeringan jagung secara buatan dilakukan dengan
menggunakan mesin pengering atau grain dryer (Wijandi, 2003). Pengeringan jagung
pipil dengan mesin dilakukan pada suhu 38-43 0C sehingga kadar air jagung
turun

menjadi 12-13%. Mesin pengering biji jagung dapat digunakan setiap saat dan

dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan
(Purwono dan Hartono, 2002).
PEMIPILAN BIJI JAGUNG
Pemipilan dilakukan untuk mempermudah proses penanganan dan pengolahan
jagung. Pemipilan jagung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan
menggunakan alat pemipil. Pemipilan jagung secara manual adalah dengan menggunakan
tangan,

sedangkan

dengan

menggunakan

alat

pemipil

adalah

memipil

dengan

menggunakan alat. Ada berbagai model alat pemipil jagung. Sebaiknya pemilihan alat
pemipil jagung disesuaikan dengan kapasitas pipil yang diinginkan.
Pemipilan jagung dengan tangan dapat dilakukan dengan baik apabila kadar air
jagung adalah antara 14-20%. Sedangkan pemipilan jagung dengan alat pemipil atau
mesin pemipil sebaiknya dilakukan pada kadar air jagung antara 18-20% (Wijandi,
2003).
PEMBERSIHAN
Setelah jagung dipipil, terutama jagung yang dipipil dengan mesin atau alat
pemipil perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran yang tercampur
dengan jagung pipil misalnya tanah, potongan janggel, biji yang pecah, biji yang lapuk,
dan batu. Pembersihan jagung pipilan dari kotoran dapat dilakukan secara manual atau
dengan menggunakan alat. Pembersihan jagung pipilan secara manual dilakukan dengan
menampi atau mengaduk-aduk biji jagung dan menyapunya dengan sapu lidi. Pembersihan

jagung pipil dengan menggunakan alat berupa ayakan atau saringan. Pembersihan jagung
pipil dengan menggunakan ayakan atau saringan ini selain membersihkan juga dapat
sekaligus untuk sortasi (Wijandi, 2003).
PENGEMASAN JAGUNG
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran,
mengurangi serangan jamur dan hama (Purwono dan Hartono, 2002).
Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan pasar jagung. Umumnya, kemasan
yang digunakan berupa karung dengan berat antara 25-50 kg, sedangkan eceran
seberat 1-5 kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan di supermarket umumnya
menggunakan plastik wrapping seberat 1kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung
(Purwono dan Hartono, 2002).
PENYIMPANAN JAGUNG
Penyimpanan jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara penyimpanan
jagung yang biasa dilakukan oleh para petani adalah dengan menyimpan jagung kering
yang masih ditongkol. Jagung tongkol kering ini diletakkan di atas perapian atau
disimpan di tempat yang kering, tidak terkena air hujan. Tempat penyimpanan jagung
juga sebaiknya tidak ada tikus. Selain menyimpan jagung yang masih melekat di tongkol,
jagung juga disimpan dalam bentuk pipilan kering. Jagung tongkol kering lebih tahan
disimpan dalam waktu lama dari pada jagung pipil kering.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan apabila jagung akan disimpan dalam
gudang. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Kebersihan gudang: sebaiknya gudang dibersihkan dan disemprot dengan
insktisida yang aman untuk mencegah hama bubuk.
2.
Kelembaban
mikroorganisme.

gudang:

gudang

yang

lembab

akan

mendukung

tumbuhnya

3.
Alas : agar kadar air pada biji jagung terjaga, sebaiknya lantai gudang dialasi
dengan denga papan.

Anda mungkin juga menyukai