PENGERINGAN JAGUNG
Setelah dipanen, agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama atau siap
dipasarkan, jagung perlu dikeringkan. Jagung dapat dikeringkan dalam berbagai
keadaan, yaitu:
1.
Pengeringan ini dilakukan pada jagung tanpa memotongnya dari batang tanaman. Kulit
jagung tidak dikupas. Agar sinar matahari tidak terhalangi sampai ke buah jagung,
dilakukan pemangkasan daun-daun jagung.
2.
Pengeringan ini dilakukan pada jagung tanpa memotongnya dari batang tanaman. Kulit
jagung dikupas, tetapi tetap menempel pada pangkal batang buah. Agar sinar matahari
tidak terhalangi sampai ke buah jagung, dilakukan pemangkasan daun-daun jagung.
3.
Dikeringkan di tong
Pengeringan jagung di tongkol dengan kulit (klobot) dilakukan setelah jagung dipotong
dari batang pohon tanpa mengupas kulit buah jagung.
4.
Pengeringan di tongkol dengan kulit sudah dikupas dilakukan pada jagung yang telah
dipotong dari batang pohon jagung dan kulit jagung sudah dikupas. Cara pengupasan
kulit jagung ada dua macam, yaitu kulit tetap ditinggalkan di pangkal tongkol jagung
dan kulit jagung dibuang. Kulit jagung yang terdapat pada pangkal tongkol jagung
tersebut digunakan untuk mengikat, sehingga jagung mudah dibawa.
5.
Pengeringan jagung pipilan dilakukan setelah jagung dipipil dari tongkol. Pengeringan
cara ini sebaiknya dilakukan dengan teliti, karena bila dilakukan sembarangan akan
banyak hasil biji jagung yang terbuang.
Pengeringan jagung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dikeringkan secara
alami dan dikeringkan secara buatan. Pengeringan jagung secara alami dilakukan dengan
menggunakan panas dari sinar matahari atau perapian dapur. Penjemuran sampai jagung
cukup kering untuk disimpan biasanya berlangsung kurang lebih selama 60 jam pada
cuaca cerah. Umumnya pengeringan jagung tongkol dilaksanakan sampai kadar air
mencapai 18-20%. Sedangkan pengeringan jagung pipil dianjurkan dilakukan sampai
kadar air mencapai 13-14%. Pengeringan jagung secara buatan dilakukan dengan
menggunakan mesin pengering atau grain dryer (Wijandi, 2003). Pengeringan jagung
pipil dengan mesin dilakukan pada suhu 38-43 0C sehingga kadar air jagung
turun
menjadi 12-13%. Mesin pengering biji jagung dapat digunakan setiap saat dan
dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan
(Purwono dan Hartono, 2002).
PEMIPILAN BIJI JAGUNG
Pemipilan dilakukan untuk mempermudah proses penanganan dan pengolahan
jagung. Pemipilan jagung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan
menggunakan alat pemipil. Pemipilan jagung secara manual adalah dengan menggunakan
tangan,
sedangkan
dengan
menggunakan
alat
pemipil
adalah
memipil
dengan
menggunakan alat. Ada berbagai model alat pemipil jagung. Sebaiknya pemilihan alat
pemipil jagung disesuaikan dengan kapasitas pipil yang diinginkan.
Pemipilan jagung dengan tangan dapat dilakukan dengan baik apabila kadar air
jagung adalah antara 14-20%. Sedangkan pemipilan jagung dengan alat pemipil atau
mesin pemipil sebaiknya dilakukan pada kadar air jagung antara 18-20% (Wijandi,
2003).
PEMBERSIHAN
Setelah jagung dipipil, terutama jagung yang dipipil dengan mesin atau alat
pemipil perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran yang tercampur
dengan jagung pipil misalnya tanah, potongan janggel, biji yang pecah, biji yang lapuk,
dan batu. Pembersihan jagung pipilan dari kotoran dapat dilakukan secara manual atau
dengan menggunakan alat. Pembersihan jagung pipilan secara manual dilakukan dengan
menampi atau mengaduk-aduk biji jagung dan menyapunya dengan sapu lidi. Pembersihan
jagung pipil dengan menggunakan alat berupa ayakan atau saringan. Pembersihan jagung
pipil dengan menggunakan ayakan atau saringan ini selain membersihkan juga dapat
sekaligus untuk sortasi (Wijandi, 2003).
PENGEMASAN JAGUNG
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran,
mengurangi serangan jamur dan hama (Purwono dan Hartono, 2002).
Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan pasar jagung. Umumnya, kemasan
yang digunakan berupa karung dengan berat antara 25-50 kg, sedangkan eceran
seberat 1-5 kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan di supermarket umumnya
menggunakan plastik wrapping seberat 1kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung
(Purwono dan Hartono, 2002).
PENYIMPANAN JAGUNG
Penyimpanan jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara penyimpanan
jagung yang biasa dilakukan oleh para petani adalah dengan menyimpan jagung kering
yang masih ditongkol. Jagung tongkol kering ini diletakkan di atas perapian atau
disimpan di tempat yang kering, tidak terkena air hujan. Tempat penyimpanan jagung
juga sebaiknya tidak ada tikus. Selain menyimpan jagung yang masih melekat di tongkol,
jagung juga disimpan dalam bentuk pipilan kering. Jagung tongkol kering lebih tahan
disimpan dalam waktu lama dari pada jagung pipil kering.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan apabila jagung akan disimpan dalam
gudang. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Kebersihan gudang: sebaiknya gudang dibersihkan dan disemprot dengan
insktisida yang aman untuk mencegah hama bubuk.
2.
Kelembaban
mikroorganisme.
gudang:
gudang
yang
lembab
akan
mendukung
tumbuhnya
3.
Alas : agar kadar air pada biji jagung terjaga, sebaiknya lantai gudang dialasi
dengan denga papan.