Anda di halaman 1dari 4

Proses Pengecoran

Teknik Manufaktur II

Muhammad Hazim
Fesa (1310912012)

C E T A K A N D A N P A SIR C E T A K A
N

etakan adalah salah satu alat yang sangat penting dalam proses pengecoran.
Umumnya untuk pengecoran skala kecil pengecor banyak menggunakan pasir sebagai
cetakannya tetapi tidak semua jenis pasir bisa digunakan sebagai cetakan.
Dapat dikatakan bahwa coran yang baik dihasilkan dari logam yang sesuai yang
dituang ke dalam cetakan yang baik, yang terbuat dari pasir cetak yang baik pula.

Cetakan
Ada banyak jenis cetakan dan metoda pembuatan cetakan yang dapat dipakai pada
proses pengecoran. Masing-masing jenis cetakan dan metoda pembuatannya masing-masing
mempunyai batas kemampuan, keuntungan dan kerugiannya.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pemilihan jenis cetakan dan
proses pembuatannya, antara lain:
1.Ongkos modal peralatan dan bahan.
2.Ongkos kerja akhir cetakan agar siap dipakai, misalnya pembakaran, pengangkutan, dll.
3.Ketepatan ukuran dan dimensi coran.
4.pengendalian cetakan (polusi dan daur ulang bahan).
5.Ongkos proses pembuatan termasuk yield logam.
6.Ongkos pengerjaan akhir coran termasuk pemotongan, pengelasan, perlakuan panas, dan
permesinan.
7.Jumlah coran per satuan waktu.
8.Luas dan besarnya lantai bengkel pengecoran.
Pada prinsipnya faktor-faktor tersebut diperhitungkan untuk memperoleh hasil guna
yang tinggi dengan mutu logam yang sesuai dengan keinginan pemesan.
Umumnya pemilihan jenis cetakan dan metoda pembuatan cetakan pada proses pengecoran
lebih ditekankan terhadap beberapa teknis dan pertimbangan ekonomisnya di samping faktor
kemungkinan penerapan teknologi yang mampu digunakan.
Jenis-jenis cetakan tersebut antara lain :
a.Cetakan pasir basah (Green sand moulds)
b.Cetakan pasir muka kering (Skin dried moulds)
c.Cetakan pasir kering (Dry sand moulds)
d.Cetakan semen (Cemen process moulds)
e.Cetakan pasir proses CO2 (CO2 process moulds)
f.Cetakan pasir kulit kerang (Croning/Shell process moulds)
g.Cetakan pasir furan

Pasir Cetak
Cetakan pasir yang digunakan pada industri pengecoran logam dapat dibagi dalam dua
bagian, yaitu cetakan pasir dengan bahan pengikat lempung dan cetakan pasir dengan bahan
pengikat khusus seperti kaca, air, semen, dammar dan sebagainya. Pemilihan jenis pasir cetak
biasanya disesuaikan dengan pemilihan cetakan yang akan dipakai yang memenuhi syarat-

syarat kriteria dari pasir cetak itu sendiri.


Secara umum pasir yang dapat dijadikan sebagai pasir cetak perlu memperhatikan syaratsyarat sebagai berikut :
1.Memiliki sifat refraktori yang sangat baik
2.Permeabilitas yang cukup baik untuk melewatkan dengan cepat gas yag terjadi pada saat
logam cair dituang ke dalam cetakan
3.Kekuatan yang cukup baik untuk menahan tekanan pada saat logam cair dituang ke dalam
cetakan
4.mampu cetaknya baik
5.Mampu padatnya baik
6.Dapat digunakan ulang untuk cetakan
7.Mampu ambruk setelah penuangannya baik
8.Tahan panas terhadap temperatur logam yang dituang
9.Distribusi besar butir yang cocok
10.Mengalami peristiwa kimia dan fisika karena logam cair mempunyai temperatur yang
tinggi
11.Tidak menimbulkan polusi
12.Pasir harus murah.
Pasir cetak yang memiliki sifat-sifat tersebut di atas secara umum diperoleh langsung dari
alam dan dapat segera digunakan dalam pembuatan cetakan, atau mendapatkan perbaikan
terlebih dahulu dengan menghilangkan atau menambah sebagian bahan pengganggu, dengan
penambahan bahan-bahan tertentu atau dengan perlakuan khusus lainnya.
Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki pasir cetak harus dilakukan pengujian pasir pada
pasir cetak tersebut. Pengujian pasir cetak yang dilakukan pada cetakan pasir basah untuk
produk bushing ini adalah :
1.Pengujian kadar air.
2.Pengujian kadar lempung
3.Pengujian permeabilitas.
4.Pengujian kekuatan pasir (kekuatan tekan basah dan kekuatan geser).
5.Pengujian distribusi besar butir pasir.
6.Pengujian Surface Stability Index (SSI).

T u n g k u P e n g e c oran
Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk mencairkan logam pada
proses pengecoran (casting) atau untuk memanaskan bahan dalam proses
perlakuan panas (heat Treatmet).maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi
penting. Sebagai contoh, beberapa bahan tidak akan mentolelir sulfur dalam bahan
bakar. Bahan bakar padat akan menghasilkan bahan partikulat yang akan
mengganggu bahan baku yang ditempatkan didalam tungku. Untuk alasan ini,
maka (Abrianto Akuan, 2009).:
1. Hampir seluruh tungku menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar gas
atau listrik sebagai masukan energinya.
2. Tungku induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk mencairkan baja
dan besi tuang.
3. Tungku pelelehan untuk bahan baku bukan besi menggunakan bahan
bakar minyak.
4. Tungku yang dibakar dengan minyak bakar hampir seluruhnya
menggunakan bahan bakar keoresin, terutama untuk pemanasan kembali
dan perlakuan panas bahan.
Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin sampai
mencapai suhu yang optimal. Kunci dari operasi tungku yang efisien terletak pada
pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih yang minimum.
Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah (dibawah 70 %)
dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari
90 %). Hal ini disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi
didalam tungku (Abrianto Akuan, 2009).

Sumber : Diktat Pengecoran Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai