Anda di halaman 1dari 8

a.

b.
c.
d.
e.

Drosophila melanogaster pada kondisi lingkungan normal adalah organisme diploid dengan
empat buah kromosom. Masing-masing kromosom mempunyai pasangan yang homolog kecuali
kromosom X dan kromosom Y. Drosophila melanogaster mempunyai penyebaran yang
kosmopolit diseluruh dunia. Menurut shorrock (1972), di Inggris tercatat lebih dari 32 genus
Drosophila. Di Indonesia, Wheeler (1981), mencatat sekitar 600 jenis Drosophila melanogaster
telah ditemukan.
Menurut Dr. wildan (2003), Genetika berasal dari kata genos yang artinya asal usul. Ilmu
genetika merupakan ilmu yang dipelajari untuk mengetahui bagaimana sifat keturunan
(hereditas) itu diwariskan kepada keturunan-keturunan selanjutnya, serta variasi yang mungkin
timbul di dalamnya. Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan
kita sendiri serta setiap mahluk hidup yang berada di lingkungan kita.
Ilmuwan pertama yang membuktikan bahwa pemindahan sifat dapat mempunyai pola
yang dapat diperkirakan, tidak berasal dari instuisi akademis atau ilmiah, sebagaimana orang
sangka, namun dari lingkungan yang sunyi di sebuah biara di Austria adalah Gregor Mendel
pada pertengahan abad ke-19. Dia mengkombinasikan pemikiran yang logis, perhatian yang
besar terhadap hibridisasi tanaman, dan bakat dalam analisa statistic, sampai pada suatu
kesimpulan yang dikenal sebagai Hukum Hukum Genetika Klasik (Dasar Dasar Genetika,
Anna C. Pai :1985)
Dulu yang biasa dipergunakan sebagai bahan percobaan genetika hanya tumbuhan.
Karena tumbuhan mudah ditanam, mudah dikontrol suasana lingkungannya, dan mudah pula
dibuat penyerbukan bunganya. Baru tahun 1905 mulai dipakai hewan, sejak W.E. Castle
memperkenalkan lalat buah Drosophila melanogaster. Ternyata lalat yang sangat biasa kita
jumpai mengerumuni pisang, papaya, tomat, nasi basi atau tempat sampah kita di rumah, baik
sekali dipakai bahan percobaan genetika.
Keuntungan Drosophila melanogaster dipakai ialah :
Mudah membiak di laboratorium, dengan bahan makanan sederhana (dimasukkan ke dalam
tabung reaksi saja)
Seekor induk bertelur ribuan butir semasa hidupnya
Berkembang biak cepat, terdapat 20-25 generasi setahun
Jumlah kromosom relative sedikit, yakni 3 4 pasang saja
Kromosom yang terdapat dalam sel sel kelenjar ludah besarnya ada 100x besar kromosom
biasa, disebut kromosom raksasa, sehingga tabiat kromosom itu mudah diamati di bawah
mikroskop biasa (mikroskop cahaya).

Pelaksanaan praktikum genetika selalu berhubungan dengan pembuktian hokum-hukum


genetika. Untuk membuktikan hukum-hukum genetika tersebut selalu berhubungan dengan
perhitungan jumlah fenotip yang muncul. Penghitungan jumlah fenotip yang muncul tidak dapat
dilakukan dengan cara membunuh lalat buah, tetapi tidak dapat pula dilakukan pada saat lalat
buah hidup. Hal ini disebabkan karena :
a. Drosophila melanogaster yang mati akan berubah warna, terutama warna mata menjadi lebih
kehitam-hitaman dengan tubuh berubah menjadi coklat tua. Hal ini akan menyulitkan
pengamatan apabila mutan yang diamati berbeda dalam hal warna tubuh dan warna mata.

b. Posisi sayap Drosophila melanogaster yang mati akan naik ke atas, sehingga menyulitkan
pengamatan mutan mutan yang berhubungan dengan mutan sayap yang melengkung atau
mutan dengan posisi sayap yang berbeda-beda.
Teknik analisis Chi-Kuadrat
Metode Chi-kudrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil atau angka angka yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Teknik ini biasa digunakan untuk perhitungan
hasil percobaan genetika. Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang
diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Perbandingan
yang diharapkan (hipotesis) berdasarkan pemisahan alele secara bebas, pembuahan gamet secara
rambang dan terjadi segregasi sempurna (Crowder L.V, 1990).

Ciri-ciri morfologi Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut:


A.
Integumen
Drosophila melanogaster mempunyai kulit yang keras sebagai proteksi tubuh yang disebut
integument. Integument dibuat oleh epidermis. Penyusun integumen adalah polisakarida nitrogen
yang dinamakan khitin. Integumen dibentuk pada larva fase terakhir.
B.
Kepala (Caput)
Pada bagian kepala terdapat bagian bagian yang penting :
a.
Mata
Ada 2 macam mata pada Drosophila melanogaster, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata
tunggal berjumlah 3 buah yang membentuk segitiga pada bagian atas kepala yang disebut
ocellus. Mata majemuk adalah penerima cahaya yang lebih khusus.
b.
Antena
Antena berperan dalam penerimaan rangsang suara dan kimia. Tercatat, Drosophila
melanogaster mampu menerima langsung rangsang buah yang mengalami fermentasi sampai
sejauh 40 cm.
c.
Mulut
Bagian-bagian mulut mengalami modifikasi untuk makan makanan berupa zat cair.
Mulut Drosophila
melanogaster tidak
mempunyai mandibulla,
sedangkan maxilla nya
mengalami modifikasi menjadi maxillary palps.
C.
Thorax
Thorax Drosophila melanogaster dibagi menjadi 3 segmen, yaitu Prothorax, Mesothorax,
dan Metathorax. Pada thorax terhadap kaki. Ada perbedaan kaki antaraDrosophila
melanogaster jantan dan betina. Drosophila melanogaster jantan memilikisex comb (sisir
kelamin) yang terdapat pada sepasang kaki depannya. Sex comb terdapat pada tarsal pertama atau
kedua.
D.
Abdomen
Drosophila melanogaster mempunyai 11 ruas abdomen. Pada segmen 1-7 terdapat
spirakel sebagai alat respirasi. Pada hewan betina, segmen 8 dan 9 menjadi alat peletak telur dan

segmen 10 dan 11 menjadi membran di sekitar anus. Pada hewan jantan, segmen ke 7 menjadi
membran, segmen ke 8 memipih, dan segmen ke 9 menjadi alat genital. Pada bagian ini terdapat
bulu berwarna hitam yang disebut bristle comb. Segmen ke 10 memipih sepanjang anus dan
segmen ke 11 menjadi membrane.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Drosophila Drosophila melanogaster pada kondisi lingkungan normal adalah organisme


diploid dengan empat buah kromosom. Masing masing kromosom mempunyai pasangan yang
homolog kecuali kromosom X dan Y. Gen-gen terdapat sepanjang kromosom dan terdapat
berpasangan, kecuali pada kromosom X pada hewan jantan. Umumnya pada kromosom Y tidak
terdapat gen.
Jika suatu muatan ditemukan dan ditentukan oleh gen yang terdapat pada setiap
kromosom yang homolog, maka mutasi itu disebut resesif, sedangkan jika suatu gen muatan
ditemukan hanya pada satu kromosom dan mampu menimbulkan fenotip baru, maka mutasi
disebut dominan. Disebutkan bahwa ada beberapa macam mutan dari lalat buah drosophila ,
antara lain white (w), white apricot (w a), white eosin (we), singed (sn), vermillion (v), miniature
(m), Bar (B), Star (S), dumpy (dp), black (b), Bristle (Bl), cinnabar (cn), vestigial (vg), Lobe (L),
brown (bw), curly (Cy), Plum (Pm), sepia (se), Dichaete (D), curled (cu), ebony (e), rough (ro).
Mutan lalat buah memiliki symbol angka yang selalu mengikutinya. Arti dari symbol
angka yang mengikuti berarti letak mutasi pada kromosom dan angka berikutnya menunjukkan
lokasi mutasi pada kromosom. Misalnya dumpy (2-13,0) berarti mutan dumpy terjadi mutasi
pada kromosom ke-2 dan pada posisi 13 unit dari ujung kromosom tersebut.
Laboratorium Genetika dan Botani Universitas Muhammadiyah Purwokerto memiliki
tujuh mutan Drosophila dan satu normal yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum
genetika. Ada 8 jenis lalat yaitu:
Normal (+)
: sayap lebih panjang dari panjang tubuh, mata coklat
w
: white (1-1,5) warna mata dan oceli putih, asal dari USA dan Malaysia
dp
: dumpy (2-13,0) sayap pendek dan tumpul, asal dari USA
b
: black (2-48,5) warna tubuh hitam, asal dari Malaysia
vg
: vestigial (2-67,0) sayap dan halter rudiment. Asal dari USA dan Malaysia.
se
: sepia (3-26,0) warna mata merah tua, asal dari USA
7. cu
: curled (3-50) sayap melengkung ke atas, asal radiasi.
8. ye
: yellow (1-0,0) warna tubuh, rambut sikat dan rambut berwarna kuning
coklat
Kebanyakan sifat organisme diwariskan kepada keturunannya, tetapi tidak semua sifat
pasti diwariskan. Terjadi hal seperti demikian karena cara pewarisan sifat-sifat tersebut berbeda
beda. Ada sifat yang diwariskan secara dominan, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi
sifat itu menutup ekspresi gen yang mengawasi sifat lawannya yang resesif, sehingga sifat resesif
sama sekali tidak tampak. Sifat resesif baru tampak apabila kedua gen resesif berkumpul pada
satu individu.
.

III.

Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan :
1. Cawan petri
2. 2 buah botol medium masing-masing berisi mutan black dan vestigial
3. 2 buah botol medium yang belum terisi lalat buah
4. Kapas
5. Pipet tetes
6. Botol eterisasi
7. Botol kultur dengan sumbat busa
8. Kuas
9. Styrofoam
10. Wadah berisi air sabun
b.
1.
2.
3.
4.

Bahan yang digunakan :


Mutan Drosophila melanogaster yaitu normal dan black
Eter
Air sabun
Medium

IV.
1.
2.
3.

Cara Kerja
Menyiapkan 2 botol yang berisi 2 mutan yaitu normal dan black.
Botol pertama berisi populasi normal dan yang satunya lagi berisi populasi mutan jantan black.
Mengambil mutan jantan black, kemudian membiusnya dan memindahkanya ke medium kosong
yang pertama.
4. Membuang semua populasi normal yang terdapat pada botol medium berisi mutan normal.
5. Mengecek mutan vestigial setiap 8 jam dimulai dari awal pembuangan semua mutan normal
yang lahir ada dalam botol untuk mengambil betina normal yang masih perawan.
6. Membius normal betina tersebut dan mencampurkanya dengan black jantan.
7. Melakukan pengambilan betina vestigial samapai berjumlah 15-20 ekor.
8. Menunggu hingga muncul larva F1.
9. Membuang semua parentalnya dan membiarkan larva F1 tumbuh menjadi lalat.
10. Setelah larva F1 berubah menjadi lalat F1, memindahkan seluruh lalat F1 tersebut kedalam
medium yang baru.
11. Membiarkan lalat F1 tersebut melakukan perkawinan.
12. Apabila sudah muncul larva F2 yang cukup banyak, membuang F1 nya.
13. Membiarkan larva F2 tumbuh menjadi lalat F2.
14. Menghitung jumlah lalat F2 yang diperoleh

VI.

Pembahasan

Secara morfologi, drosophila dapat dibedakan dengan mudah antara jantan dan betinanya.
Ukuran tubuh drosophila betina lebih besar dibandingkan dengan jantannya. Drosophila jantan
memiliki sex combo (sisir kelamin) yang terdapat pada sepasang kaki depannya, sedangkan pada
betina tidak. Bagian tubuh drosophila betina bagian belakangnya berbentuk agak runcing,
sedangkan pada betina bentuknya lebih datar atau tidak lancip.
Pada praktikum kali ini, laboratorium memberikan 8 jenis lalat buah drosophila, dapat
dibedakan menjadi :
1. Normal (+) : sayap lebih panjang dari panjang tubuh, mata coklat, tubuhnya berwarna kelabu
2. (w)
: warna mata dan oceli putih , tubuh normal
3. (dp)
: sayap pendek dan tumpul, mata normal
4. (b)
: warna tubuh hitam
5. vg
: sayap dan halter rudiment (tidak berkembang)
6. se
: warna mata merah tua, warna dan sayap normal
7. cu
: sayap melengkung ke atas, asal radiasi.
8. ye
: warna tubuh, rambut sikat dan rambut berwarna kuning coklat
Hukum Mendel I : Pemisahan gen se alel. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika
pembuatan gamet individu yang memiliki genotype heterozigot, sehingga tiap gamet mengadung
salah satu alel tersebut. Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1 karakter
berbeda : Monohibrid. Sayap lalat buah yang normal panjangnya sayapnya melebihi panjang
tubuhnya dan tubuhnya tidak berwarna hitam. Sedangkan lalat buah black memiliki sayap yang
hampir sama dengan normal, akan tetapi semua tubuhnya berwarna hitam. Normal tentu saja
lebih dominan terhadap black.
Symbol :
P
:

+ : normal,
x

(normal)
F1

b : black

(black)

(normal)
Dapat dikatakan bahwa, individu normal mempunyai alel sayap yang normal, sedangkan
individu black mempynyai sayap yang hampir sama dengan normal yang berbeda warna
tubuhnya, kalau balck warna tubuh hitam . Akibatnya, jika induk normal mewariskan gamet yang
normal pada anak, sedangkan individu black mewariskan satu gamet black nya, maka keturunan
tersebut tampak normal.

F2

F1

F1

+
b

Jika antara F1 ini dikawinkan, maka akan diperoleh perbandingan fenotip generasi F2 = 3 normal :
1 black
Pada praktikum yang saya lakukan hasilnya tidak biasa menghasilkan perbandingan fenotip
generasi F2 = 3 normal : 1 black, karena percobaan yang saya lakukan tidak berhasil karena
disebabkan oleh beberapa faktor
Medium yang saya dapatkan berair, setelah mengganti medium yang kedua juga berair sehingga
lalat mau makan terjebak karena ada air dan mati
Lalat virjin yang saya dapatkan sangat sulit,karena mementasnya lama sehingga lalat jantan
menunggu lama dan akhirnya mati.
Mungkin karena kurang ketelitian dan kurang perawatan yang saya lakukan pada praktikum ini.
Sehingga praktikum yang saya lakukan tidak sesuai dengan hukum mendel danJika
dibandingkan dengan tabel Chi-Kuadrat, maka hasil yang diperoleh pada hipotesis nol pada taraf
kepercayaan 95%, artinya persilangan tersebut tidak sesuai dengan dari Hukum Mendel I karena
percobaan yang saya lakukan tidak berhasil.
VII.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kesimpulan

Dari praktikum yang saya peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut :


Makin banyak jumlah generasi yang dihitung, maka perhitungan tersebut mendekati ratio
kenyataan terhadap ratio teoritis.
Bentuk tubuh Drosophila melanogaster betina lebih besar dibandingkan Drosophila
melanogaster jantan.
Teknik analisis Chi-Kuadrat digunakan untuk perhitungan hasil percobaan genetika dengan hasil
yang diharapkan berdasarkan hipotesis.
Persilangan monohybrid adalah hasil perkawinan antara 2 individu yang punya sifat beda
Semua individu F1 adalah seragam atau sama
Perkawinan monohybrid (Aa x Aa) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan
yang fenotip 3:1
Pada praktikum yang saya lakukan hasilnya tidak biasa menghasilkan perbandingan fenotip
generasi F2 = 3 normal : 1 black, karena percobaan yang saya lakukan tidak berhasil karena :

Medium yang saya dapatkan berair, setelah mengganti medium yang kedua juga berair sehingga
lalat mau makan terjebak karena ada air dan mati
Lalat virjin yang saya dapatkan sangat sulit,karena mementasnya lama sehingga lalat jantan
menunggu lama dan akhirnya mati.
Mungkin karena kurang ketelitian dan kurang perawatan yang saya lakukan pada praktikum ini

DAFTAR PUSTAKA
Pai, Anna. C. 1985. Dasar Dasar Genetika. Bandung : Erlangga
Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : UMP
Yatim, Wildan. 2003. GENETIKA. Edisi 5. Bandung : Tarsito

Diposkan oleh yongky abdurrahman wachid di 00.30


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2014 (13)

Mei (3)

April (3)

Februari (1)

Januari (6)

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERSILANGAN GEN TERPAUT...

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERSILANGAN PADA MUTAN...

kultur jaringan tembakau

KULTUR TUNAS PISANG

AKLIMATISASI ANGGREK

Kultut Melinj

Mengenai Saya

yongky abdurrahman wachid


Lihat profil lengkapku

Animasi running dog

Anda mungkin juga menyukai