DEWASA
ANAK
DEWASA
ANAK
DEWASA
Pemakaian : 3- 4 x / hari
Sediaan : Inj 24 mg/ml amp 10 ml, Tab 200 mg
TEOFILIN
Dosis :
DEWASA
ANAK
ANAK: unknown
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : BRONEX Tab 8 mg, BISOLVON Inj 2mg/ml, Eliksir 4 mg/5 ml, Kapsul 8 mg,
Syrup 10mg/5 ml
ASETILSISTEIN
Dosis :
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Fluimucil Granula 200 mg/kantong, Kapsul 200 mg, Tablet Eff. 600 mg,
Fluimucil Pediatric Granula 100 mg /kantong
KARBOSISTEIN
Dosis :
ANAK
ANAK: unknown
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Syrup 15 mg/ml, Tab 30 mg, MUCOS Syrup 30 mg/ml
ANALGETIK ANTIPIRETIK
4. Golongan obat : PARA AMINO FENOL
PARACETAMOL
Dosis :
DEWASA
ANAK
DEWASA
DEWASA
ANTI INFLAMASI
- Dosis lazim th/ = 1,2 1,8 g/hari
- Dosis max = 2,4 gram / hari (terbagi dlm 3 4 dosis)
ANALGETIK
- Dosis lazim th/ = 0,6 1,2 g / hari (terbagi dlm 3 4 dosis)
DEWASA
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : NALFON Kapsul 300 mg, KapTab Ss. 600 mg
NATRIUM DIKLOFENAK
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 2 4 x / hari
Sediaan : Kapsul 25 mg
ANTIHISTAMIN
7. Golongan obat : ANTI HISTAMIN (AH-1)
KLORFENIRAMIN MALEAT ( CTM )
Dosis :
DEWASA
ANAK
DEWASA: 25 50 mg
ANAK: 5 mg/kgBB/hari
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Inj 10 mg/ml, Syrup 12,5 mg/5 ml
DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dosis :
DEWASA: 2 mg
ANAK
- 2 6 thn : 0,5 mg
- 6 12 thn : 1 mg
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : POLARAMINE Tab 2 mg, Syrup 2 mg/5 ml
8. Golongan obat : ANTI HISTAMIN (AH-1) NON SEDATIF
LORATADIN
Dosis :
DEWASA: 10 mg / hari
ANAK
DEWASA: 10 mg/hari
Pemakaian : 1 x / hari
Sediaan : PROALERT Syrup 5 mg/5 ml, Tab 10 mg
TERFENADIN
Dosis :
ANAK
- 3 6 thn : 15 mg 2x / hari
- 6 12 thn : 30 mg 2x / hari
Pemakaian : 1 2 x / hari
DEWASA
Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Tab 200 mg
RANITIDIN
Dosis :
Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Tab 150 mg, ZANTADIN Tab 300 mg
FAMOTIDIN
Dosis :
DEWASA: 20 40 mg
DEWASA
ANAK
DEWASA
ANAK
ANAK
DEWASA
Pemakaian : 2x / hari
Sediaan : Tab 250 mg, 500 mg
ASAM NALIDIKSAT
Dosis :
DEWASA
ANAK
Pemakaian : 2 x/ hari
Sediaan : Tab Se. 500 mg
12. Golongan obat : TETRASIKLIN
TETRASIKLIN
Dosis :
Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
DOKSISIKLIN
Dosis :
DEWASA
- 100-200 mg
- Acne : 50 mg/hari selama 6-12 minggu
Pemakaian : 1 x / hari
Sediaan : Kapsul 100 mg
OKSITETRASIKLIN
Dosis :
Pemakaian : 2x / hari
Sediaan : Inj 50 mg/vial, Salep Mata 1%,
Salep 3% @ tube 5 gr
13. Golongan obat : PENISILIN (a.c)
AMPISILIN
Dosis :
DEWASA
Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, KapTab 500 mg,
Dry Syrup 125 mg/5 ml, 250 mg/ 5 ml
FENOKSIMETIL PENISILIN ( Penc-V)
Dosis :
ANAK
Dosis :
DEWASA
ANAK
DEWASA
- 500 mg
- 50 mg/kgBB/hari
Pemakaian : 4 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, Suspensi 125 mg/5 ml (60 ml)
TIAMFENIKOL
Dosis :
Pemakaian : 4 x / hari
ANAK
Pemakaian : ###
Sediaan : FLATIN, Tab 500 mg
Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal,
diantaranya :
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenis telah saya bahas secara lengkap pada artikel
sebelumnya, antara lain :
- obat bebas
- obat bebas terbatas
- obat keras
- obat psikotropika dan narkotika.
Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi artikel selengkapnya:
PENGGOLONGAN OBAT berdasarkan Undang Undang dan Peraturan Menteri
Kesehatan
obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang,
contoh vitamin dan hormon.
pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit.
contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.
Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat
antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.
dibagi menjadi 2 :
- sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
- lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu
tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll
Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,
contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat.
Penggolongan Obat
Ilmu Farmasi : Penggolongan Obat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi . (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi.
yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan
untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan
distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek (obat
keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker),
obat keras, psikotropika dan narkotika. Untuk obat yang dapat diperoleh tanpa
resep dokter maka pada kemasan dan etiketnya tertera tanda khusus.
1. Obat Bebas
Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual
bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan
dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol, vitamin
Obat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda peringatan dalam
kemasannya:
P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.
P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.
P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.
P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.
P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin,
sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
diabetes, obat penenang, dll)
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.
a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu
Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.
b. Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
Narkotika golongan I
Contohnya : Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium mentah, Opium
masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun koka, Kokain mentah, dll
Narkotika golongan II
Contohnya : Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll
Narkotika golongan III
Contohnya : Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmorfina,
dll
Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter
Lebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan Narkotika
golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009 di : LABEL NARKOTIKA
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
04
MENGENAL OBAT LEBIH DEKAT: Label, Penggolongan dan Dosis Obat
Pada kesempatan ini saya akan memposting beberapa hal yang perlu diketahui
tentang obat dipasaran, baik itu label obat, penggolongan obat, cara penyimpanan
obat, pemesanan obat sampai pada perhitungan dosis obat. Gimana tertarik..??
Tertarik ga tertarik tetep wajib baca...!! Untuk lebih jelasnya silahkan baca sampai
akhir....!!!
Narkotika (obat bius atau daftar O = opium), dapat menimbulkan ketagihan harus
dg pengawasan dokter, contoh: candu, opium, morfin
Psikotropika (obat berbahaya), memengaruhi proses mental, contoh:ekstasi,
diazepam, barbital.
Obat Keras (daftar G = Geverlijk = berbahaya) adalah obat yang memiliki dosis
maksimum atau terdaftar sebagai obat keras, diberi tanda khusus berupa lingkaran
merah dengan hurup K, semua obat baru, dan seidaan parenteral.
Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan), dengan lingkaran
berwarna biru serta diberikan tanda peringatan.
Obat bebas, yaitu dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan dengan
tanda lingkaran berwana hijau.
Label Obat Daftar W
Penyimpanan Obat
Ruang penyimpanan : aman (bebas serangga), sirkulasi udara baik, suhu (sejuk),
terhindar dari matahari
Tata ruang : mudah bergerak
Tersedia palet, rak, almari khusus, almari pendingin
Alat pemadam kebakaran
Penumpukan (kerusakan fisik)
Kebersihan ruangan
Semua obat harus disimpan dengan baik dalam wadah dan tutup yg memenuhi
syarat
Label jelas, nama obat dapat dibaca dengan jelas
Obat tanpa etiket/label dan diragukan isinya lebih baik dibuang
Simpan obat sesuai petunjuk pd label (ditempat sejuk dan terhindar dari sinar
matahari langsung)
Penyusunan Obat
Kartu stok
Mengetahui ketersediaan obat,
Mengetahui kekosongan/kelebihan obat
Mengetahui trend penggunaan obat
Sebagai alat untuk pelaporan
Catatan harian pemakaian/pengeluaran obat
Lembar pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)
Daftar obat rusak/kadaluarsa
Pemesanan Obat
Hitung kebutuhan obat rata2 / bulan
Catat frekuensi pengiriman
Tentukan faktor pemesanan ulang
3 bila dikirim perbulan
5 bila dikirim setiap 2 bulan
7 bila dikirim setiap 3 bulan
9 bila dikirim setiap 4 bulan
Contoh : kebutuhan amoksilin tiap bulan: 3 botol bila pemesanan dikirim tiap 3
bulan faktor pemesanan 7, jadi jumlah pemesanan ulang: 3x7 = 21 botol
Dosis Obat
Dosis obat: jumlah obat yang diberikan kepada penderita
Macam dosis:
Dosis dalam satuan berat (gram, mg, mikrogram)
Dosis dalam satuan isi (ml)
Dosis dalam satuan unit (International Unit)
Macam Dosis:
Dosis medicinalis = dosis terapeutik = dosis lazim
Dosis permulaan = initial dose
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
MENGENAL PENGGOLONGAN OBAT (Bagian 1)
Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu
obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan
obat yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
1. Obat Bebas
2. Obat Keras
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat
OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa
resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi
vitamin (Livron B Plex, )
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran
biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih
dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang
dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah
diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya
memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba
obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan
mempergunakan resep dokter.
menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi
obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin,
penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya
bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan
dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi
dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep
dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.
3.1.PSIKOTROPIKA
3.2. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat ,
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam narkotika:
a. Opiod (Opiat)
Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan :
Morfin
Heroin (putaw)
Codein
Demerol (pethidina)
Methadone
b. Kokain
c. Cannabis (ganja)
(bersambung)
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,