Anda di halaman 1dari 31

1.

Golongan obat : ADRENEGIK SELEKTIF Beta-2


SALBUTAMOL
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 2-4 mg/x


- Dosis max = 8 mg

ANAK

- Dosis lazim th/ = < 2 thn : 0,2 mg/kgBB (4x/hari)


- 2-6 thn : 1-2 mg
- 6-12 thn : 2 mg
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : Tab 2 mg, 4 mg
TERBUTALIN (sulfat)
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 2,5 mg


- Dosis max = 5 mg

ANAK

- Dosis lazim th/ = < 7 thn : 0,075 mg


- 7 15 thn : 2,5 mg
Pemakaian : 2 3 x / hari
Sediaan : BRASMATIC, Tab 2,5 mg , Syrup 1,5 mg/5 ml
2. Golongan obat : XANTIN
AMINOFILIN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 100-300 mg


- Dosis max = 300-600 mg

ANAK: Dosis lazim th/ = 5 mg/kgBB

Pemakaian : 3- 4 x / hari
Sediaan : Inj 24 mg/ml amp 10 ml, Tab 200 mg
TEOFILIN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 130 150 mg


- Dosis max = 500 mg

ANAK

- Dosis lazim th/ = < 1 thn : 65 75 mg


- 6 -12 thn : 65 -150 mg
Pemakaian : 3 4x / hari
Sediaan : AMILEX Syrup 130 mg/15 ml, Tab 150 mg, NITRASMA KapTab 150 mg
MUKOLITIK
3. Golongan obat : MUKOLITIK
BROMHEKSIN
Dosis :

DEWASA: Dosis lazim th/ = 4-8 mg

ANAK: unknown

Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : BRONEX Tab 8 mg, BISOLVON Inj 2mg/ml, Eliksir 4 mg/5 ml, Kapsul 8 mg,
Syrup 10mg/5 ml
ASETILSISTEIN
Dosis :

DEWASA: Dosis lazim th/ = 200 mg

ANAK: Dosis lazim th/ = 100 mg

Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Fluimucil Granula 200 mg/kantong, Kapsul 200 mg, Tablet Eff. 600 mg,
Fluimucil Pediatric Granula 100 mg /kantong
KARBOSISTEIN
Dosis :

DEWASA: Dosis lazim th/ = 750 mg

ANAK

- Dosis lazim th/ = 2 5 thn : 62,5 125 mg (4x)


- 6 12 thn : 250 mg
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : MUCOTAB Syrup 250 mg / 5 ml, Tab 375 mg, MUCOPRONT Syrup 300 mg /
5 ml,
MUCICLAR Syrup 100 mg / 5 ml
AMBROKSOL
Dosis :

DEWASA: Dosis lazim th/ = 15 30 mg

ANAK: unknown

Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Syrup 15 mg/ml, Tab 30 mg, MUCOS Syrup 30 mg/ml
ANALGETIK ANTIPIRETIK
4. Golongan obat : PARA AMINO FENOL
PARACETAMOL
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 500 1000 mg


- Dosis max = 4000 mg/hari

ANAK

- 3 bln 1 thn : 60 120 mg


- 1 5 thn : 120 250 mg
- 6 12 thn : 250 500 mg
(maksimum 4 dosis / 24 jam)
Pemakaian : 4 x / hari ( tiap 4-6 jam /hari )
Sediaan : Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml
5. Golongan obat : SALISILAT (p.c)
ASETOSAL / ASPIRIN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 300 900 mg


- Dosis max = 4 gram / hari

ANAK: kontraindikasi: REYE SYNDROME

Pemakaian : 4 x / hari (tiap 4-6 jam /hari )


Sediaan : Tab 100 mg, 500 mg
6. Golongan obat : AINS (p.c)
IBUPROFEN
Dosis :

DEWASA

ANTI INFLAMASI
- Dosis lazim th/ = 1,2 1,8 g/hari
- Dosis max = 2,4 gram / hari (terbagi dlm 3 4 dosis)
ANALGETIK
- Dosis lazim th/ = 0,6 1,2 g / hari (terbagi dlm 3 4 dosis)

ANAK: 20 40 mg/kgBB/hari (dosis terbagi) JUVENIL ARTHRITIS

( TIDAK DIANJURKAN Untuk ANAK BB < 7 kg )


Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : Tab 200 mg, 400 mg
FENOPROFEN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 200 600 mg


- Dosis max = 3 gram / hari

ANAK: Tidak boleh

Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : NALFON Kapsul 300 mg, KapTab Ss. 600 mg
NATRIUM DIKLOFENAK
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 75 150 mg/hari


- Dosis max = 150 mg / hari

ANAK

- 1-12 tahun, JUVENIL ARTHRITS, p.o / p.rect,


- 1 3 mg/kgBB/hari (dalam dosis terbagi)
Pemakaian : 2 3 x / hari
Sediaan : Tab 25 mg, 50 mg
INDOMETASIN
Dosis :

DEWASA: 50 200 mg/hari (dalam dosis terbagi)

ANAK : Tidak dianjurkan

Pemakaian : 2 4 x / hari

Sediaan : Kapsul 25 mg
ANTIHISTAMIN
7. Golongan obat : ANTI HISTAMIN (AH-1)
KLORFENIRAMIN MALEAT ( CTM )
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 4 mg


- Dosis max = 24 mg/hari

ANAK

- < 1 thn : tidak dianjurkan


- 1 2 thn : 1 mg 2 x/hari
- 2 5 thn : 1 mg tiap 4 6 jam, Dosis max = 6 mg/hari
- 6 12 thn : 2 mg tiap 4 6 jam, Dosis max = 12 mg/hari
Pemakaian : 4 x / hari ( realtif, tergantung kebutuhan)
Sediaan : Tab 4 mg
DIFENHIDRAMIN KLORIDA
Dosis :

DEWASA: 25 50 mg

ANAK: 5 mg/kgBB/hari

Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Inj 10 mg/ml, Syrup 12,5 mg/5 ml
DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Dosis :

DEWASA: 2 mg

ANAK

- 2 6 thn : 0,5 mg

- 6 12 thn : 1 mg
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : POLARAMINE Tab 2 mg, Syrup 2 mg/5 ml
8. Golongan obat : ANTI HISTAMIN (AH-1) NON SEDATIF
LORATADIN
Dosis :

DEWASA: 10 mg / hari

ANAK

- 2-12 thn (dibawah 30 kg) : 5 mg/hari


- Lebih dari 30 kg : 10 mg/hari
Pemakaian : 1 x / hari
Sediaan : Tab 10 mg, CLARITIN Tab 10 mg,
Syrup 5 mg/5 ml
ASTEMIZOL
Dosis :

DEWASA: 10 mg/hari

ANAK: 6 12 thn : 5 mg/hari

Pemakaian : 1 x / hari
Sediaan : PROALERT Syrup 5 mg/5 ml, Tab 10 mg
TERFENADIN
Dosis :

DEWASA: 60 120 mg / hari

ANAK

- 3 6 thn : 15 mg 2x / hari
- 6 12 thn : 30 mg 2x / hari
Pemakaian : 1 2 x / hari

Sediaan : NADANE Tab 60 mg, Tab Forte 120 mg, Suspensi 30 mg / 5 ml


9. Golongan obat : ANTI HISTAMIN (AH-2)
SIMETIDIN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 400 800 mg (2x)


- Dosis max = 2,4 g / hari

ANAK: > 1 thn : 25 30 mg/kgBB/hari

Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Tab 200 mg
RANITIDIN
Dosis :

DEWASA: 150 300 mg (2x)

ANAK: 2 4 mg/kgBB/hari (2x), Max 300 mg/hari

Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Tab 150 mg, ZANTADIN Tab 300 mg
FAMOTIDIN
Dosis :

DEWASA: 20 40 mg

ANAK: Tidak Dianjurkan

Pemakaian : 1 x / hari (sebelum tidur malam)


Sediaan : Tab 20mg. 40 mg
ANTIBIOTIKA
10. Golongan obat : MAKROLID
ERITROMISIN
Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 250 500 mg (tiap 6 jam) ATAU


- 500 1000 mg (tiap 12 jam)
- Dosis max = 4 g/ hari

ANAK

- Dosisi lazim th/ = < 2 thn : 125 mg (tiap 6 jam)


- 2-8 thn : 250 mg (tiap 6 jam)
- > 8 Thn : sama dgn Dosis Dewasa
Pemakaian : 2 4 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg. 500 mg, Syrup 200 mg / 5 ml
KLARITROMISIN
Dosis :

DEWASA

- 250 mg tiap 12 jam ( selama 7 hari )


- 500 mg tiap 12 jam ( selama 14 hari ) Inf BERAT

ANAK

- BB < 8 kg : 7,5 mg 2x/hari


- 8 11 kg (1-2 thn) : 62,5 mg 2x/hari
- 12 19 kg (3 6 thn) : 125 mg 2x/hari
- 20 29 kg (7 9 thn) : 187,5 mg 2x/hari
- 30 40 kg (10 12 thn) : 250 mg 2x/hari
Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : ABBOTIC KapTab 250 mg, 500 mg,
Dry Syrup 125 mg/ 5 ml
AZITROMISIN
Dosis :

DEWASA: 500 mg 1 x / hari, (selama 3 hari)

ANAK

- > 6 bulan : 10 mg/kgBB, 1x / hari ( u/ 3 hari )


- BB 26 35 kg : 300 mg, 1x / hari ( u/ 3 hari )
- BB 36 45 kg : 400 mg, 1x / hari ( u/ 3 hari )
Pemakaian : 1x / hari
Sediaan : ZITHROMAX KapTab 250 mg, 500 mg,
Inj 276 mg/vial, Dry Syrup 600 mg/15 ml, 900 mg/22,5 ml
11. Golongan obat : KUINOLON
SIPROFLOKSASIN
Dosis :

DEWASA

- ISPA : 250 750 mg


- ISK : 250 500 mg
- (untuk kasus akut: 250 mg 2x/hari, slm 3 hari)

ANAK: TIDAK DIANJURKAN

Pemakaian : 2x / hari
Sediaan : Tab 250 mg, 500 mg
ASAM NALIDIKSAT
Dosis :

DEWASA

- 1 g tiap 6 jam (selama 7 hari)


- Infeksi kronis : 500 mg tiap 6 jam

ANAK

- > 3 bulan, 50 mg/kgBB/hari


- jangka panjang : 30 mg/kgBB/hari

Pemakaian : 2 x/ hari
Sediaan : Tab Se. 500 mg
12. Golongan obat : TETRASIKLIN
TETRASIKLIN
Dosis :

DEWASA: 250 500 mg tiap 6 jam

ANAK: Tidak Dianjurkan !

Pemakaian : 2 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg
DOKSISIKLIN
Dosis :

DEWASA

- 100-200 mg
- Acne : 50 mg/hari selama 6-12 minggu

ANAK: Tidak Dianjurkan !

Pemakaian : 1 x / hari
Sediaan : Kapsul 100 mg
OKSITETRASIKLIN
Dosis :

DEWASA: 250 500 mg tiap 6 jam

ANAK: Tidak Dianjurkan !

Pemakaian : 2x / hari
Sediaan : Inj 50 mg/vial, Salep Mata 1%,
Salep 3% @ tube 5 gr
13. Golongan obat : PENISILIN (a.c)
AMPISILIN

Dosis :

DEWASA

- 250 1000 mg tiap 6 jam


- ISK : 500 mg tiap 8 jam

ANAK: Setengah Dosis Dewasa

Pemakaian : 3-4 x / hari


Sediaan : KapTab 250 mg, 500 mg, Dry Syrup 125 mg/5 ml, 250 mg/ 5 ml, Serbuk
Inj.
500 mg/vial, 1000 mg/ vial
AMOKSISILIN
Dosis :

DEWASA: 250 500 mg tiap 8 jam

ANAK: < 10 tahun : 125 250 mg tiap 8 jam

Pemakaian : 3 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, KapTab 500 mg,
Dry Syrup 125 mg/5 ml, 250 mg/ 5 ml
FENOKSIMETIL PENISILIN ( Penc-V)
Dosis :

DEWASA: 500 750 mg tiap 6 jam

ANAK

- < 1 thn : 62,5 mg


- 1 5 thn : 125 mg
- 6 12 thn : 250 mg
Pemakaian : 4 x / hari (tiap 6 jam)
Sediaan : Tab 250 mg. 500 mg
14. Golongan obat : SULFONAMID-TRIMETOPRIM
KOTRIMOKSAZOL

Dosis :

DEWASA

- Dosis lazim th/ = 960 mg tiap 12 jam


- Dosis Max = 1,44 g tiap 12 jam

ANAK

- Dibawah 2 tahun & ibu hamil TIDAK dianjurkan


- 6 12 tahun 480 mg
- 6 bulan 5 thn : 240 mg
- 6 minggu 5 bulan : 120 mg
Pemakaian : 2x / hari (tiap 12 jam)
Sediaan : Suspensi 240 mg/5ml fl = 60 ml,
Tab 480 mg, 120 mg
15. Golongan obat : KLORAMFENIKOL
KLORAMFENIKOL
Dosis :

DEWASA

- 500 mg
- 50 mg/kgBB/hari

ANAK: 50 100 mg/kgBB/ hari

Pemakaian : 4 x / hari
Sediaan : Kapsul 250 mg, Suspensi 125 mg/5 ml (60 ml)
TIAMFENIKOL
Dosis :

DEWASA: 1 g/kgBB/hari bagi 4 dosis

ANAK: 25 mg/kgBB/ hari bagi 4 dosis

Pemakaian : 4 x / hari

Sediaan : Kapsul 250 mg, 500 mg


AMUBISID
16. Golongan obat : METRONIDAZOL
METRONIDAZOL
Dosis :

DEWASA: 800 mg tiap 8 jam selama 5 hari

ANAK

- 1 3 thn : 200 mg tiap 8 jam


- 3 7 thn : 200 mg tiap 6 jam
- 7 10 thn : 200 400 tiap 8 jam
Pemakaian : 3 4 x / hari
Sediaan : Tab 250 mg, 500 mg
TINIDAZOL
Dosis :

DEWASA: 2 g/ hari selama 2-3 hari

ANAK: 50-60 mg/kgBB/hari selama 3 hari

Pemakaian : ###
Sediaan : FLATIN, Tab 500 mg

Penggolongan Obat (Lengkap)

Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal,
diantaranya :
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya

Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat


Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
Diantara banyak penggolongan obat, yang paling populer ialah berdasarkan jenis,
well kita langsung membahas penggolongan obat.

1. Penggolongan obat berdasarkan jenis

Penggolongan obat berdasarkan jenis telah saya bahas secara lengkap pada artikel
sebelumnya, antara lain :
- obat bebas
- obat bebas terbatas
- obat keras
- obat psikotropika dan narkotika.
Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi artikel selengkapnya:
PENGGOLONGAN OBAT berdasarkan Undang Undang dan Peraturan Menteri
Kesehatan

2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat


dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :
obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba, contoh antibiotik
obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin,
dan serum.
obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik

obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang,
contoh vitamin dan hormon.
pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit.
contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.
Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat
antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian


dibagi menjadi 2 golongan :
- obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet
- obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh
sulfur, dll

4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian


dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet,
kapsul, serbuk, dll
perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang
tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari
pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah.,
masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet
hisap, hormon-hormon
Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara
intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
langsung ke organ, contoh intrakardial
melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan

dibagi menjadi 2 :
- sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
- lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu
tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi


dibagi menjadi 2 golongan :
- farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh
hormon dan vitamin
- kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya


dibagi menjadi 2 :

Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,
contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat.

Penggolongan Obat
Ilmu Farmasi : Penggolongan Obat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Lihat Artikel lain terkait, dengan klik :


PENGGOLONGAN OBAT LENGKAP : penggolongan berdasarkan banyak aspek
KLASIFIKASI OBAT : obat generik, mitu, obat paten, nama dagang, wajib apotek,
eselsial, dll
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL : Jamu, obat herbal terstandar (OHT) dan
fitofarmaka
PENGGOLONGAN NARKOTIKA : golongan I, golongan II dan golongan III

Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi . (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi.
yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan
untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan
distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek (obat
keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh apoteker),
obat keras, psikotropika dan narkotika. Untuk obat yang dapat diperoleh tanpa
resep dokter maka pada kemasan dan etiketnya tertera tanda khusus.

Penggolongan Jenis Obat berdasarkan berbagai undang undang dan peraturan


menteri kesehatan dibagi menjadi :

1. Obat Bebas

Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual
bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan
dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol, vitamin
Obat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.

2. Obat Bebas Terbatas (Daftar W: Warschuwing)

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda peringatan dalam
kemasannya:
P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.
P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.
P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.
P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.
P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.

Contoh obat : CTM, Antimo, noza


Obat bebas terbatas dan obat bebas disebut juga OTC (over the counter)
Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di toko obat, dan apotik tanpa resep dokter.

3. Obat Keras (Daftar G : Gevarlijk : berbahaya)

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin,
sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
diabetes, obat penenang, dll)
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

4. Obat Psikotropika dan Narkotika (Daftar O)

a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu
Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

b. Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
Narkotika golongan I
Contohnya : Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium mentah, Opium
masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun koka, Kokain mentah, dll
Narkotika golongan II
Contohnya : Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll
Narkotika golongan III
Contohnya : Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmorfina,
dll

Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter
Lebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan Narkotika
golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009 di : LABEL NARKOTIKA

Sumber: Depkes RI (2006) Bina kefarmasian dan kemendiknas RI, Farmasetika


dasar, IMO dll

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

04
MENGENAL OBAT LEBIH DEKAT: Label, Penggolongan dan Dosis Obat

Pada kesempatan ini saya akan memposting beberapa hal yang perlu diketahui
tentang obat dipasaran, baik itu label obat, penggolongan obat, cara penyimpanan
obat, pemesanan obat sampai pada perhitungan dosis obat. Gimana tertarik..??
Tertarik ga tertarik tetep wajib baca...!! Untuk lebih jelasnya silahkan baca sampai
akhir....!!!

Label Obat berisi:


Nama dagang / generik
Nama , alamat pabrik
Komposisi
Aturan pakai
No. registrasi: contoh : Depkes RI : DTL 123456789012 ( 15 digit )
No.batch / kode produksi
Expired date / kadaluwarsa
Penggolongan Obat Menurut Undang-Undang

Narkotika (obat bius atau daftar O = opium), dapat menimbulkan ketagihan harus
dg pengawasan dokter, contoh: candu, opium, morfin
Psikotropika (obat berbahaya), memengaruhi proses mental, contoh:ekstasi,
diazepam, barbital.
Obat Keras (daftar G = Geverlijk = berbahaya) adalah obat yang memiliki dosis
maksimum atau terdaftar sebagai obat keras, diberi tanda khusus berupa lingkaran
merah dengan hurup K, semua obat baru, dan seidaan parenteral.
Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan), dengan lingkaran
berwarna biru serta diberikan tanda peringatan.
Obat bebas, yaitu dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan dengan
tanda lingkaran berwana hijau.
Label Obat Daftar W

Penyimpanan Obat
Ruang penyimpanan : aman (bebas serangga), sirkulasi udara baik, suhu (sejuk),
terhindar dari matahari
Tata ruang : mudah bergerak
Tersedia palet, rak, almari khusus, almari pendingin
Alat pemadam kebakaran
Penumpukan (kerusakan fisik)
Kebersihan ruangan
Semua obat harus disimpan dengan baik dalam wadah dan tutup yg memenuhi
syarat
Label jelas, nama obat dapat dibaca dengan jelas
Obat tanpa etiket/label dan diragukan isinya lebih baik dibuang
Simpan obat sesuai petunjuk pd label (ditempat sejuk dan terhindar dari sinar
matahari langsung)
Penyusunan Obat

Prinsip FIFO ; FEFO


Obat kemasan besar diletakkan di palet
Obat kemasan kecil disusun di rak
Narkotik-psikotropik di almari khusus
Vaksin, suppositoria di almari pendingin
Disusun dan dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan obat (syrup, tablet, obat
luar, alkes habis pakai, alat kontrasepsi)
Disusun secara alphabetis
Cantumkan nama obat pada kartu stok, letakkan dekat bahan obatnya
Obat expired date dipisahkan tersendiri
Pengamatan Mutu
Tablet: perubahan warna, bau , rasa, lembab
Tablet salut: pecah, lengket, rusak
Kapsul: lengket, terbuka, perubahan warna pada cangkang
Salep: berubah warna, bintik2, wadah rusak, perubahan bau (tengik)
Cairan: berubah warna,perubahan kekentalan
Injeksi: warna berubah, endapan keruh, wadah rusak, bocor
Pengujian laboratorium
Pemberian Obat
4T1W: Tepat (obat, dosis, sasaran, manfaat),
Waspada (efek samping) Etiket: nama pasien, tanggal, no, aturan pakai, instruksi
lainnya
Pastikan sendok yg digunakan: sendok teh (Cth) : 5 cc, sendok makan (C) : 15 cc
Berikan penjelasan kepada pasien tentang: cara pemakaian/minum obat, kegunaan
obat, penyimpanan serta kemungkinan efek samping obat.
Pencatatan dan Pelaporan
Sarana Pencatatan dan Pelaporan

Kartu stok
Mengetahui ketersediaan obat,
Mengetahui kekosongan/kelebihan obat
Mengetahui trend penggunaan obat
Sebagai alat untuk pelaporan
Catatan harian pemakaian/pengeluaran obat
Lembar pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)
Daftar obat rusak/kadaluarsa
Pemesanan Obat
Hitung kebutuhan obat rata2 / bulan
Catat frekuensi pengiriman
Tentukan faktor pemesanan ulang
3 bila dikirim perbulan
5 bila dikirim setiap 2 bulan
7 bila dikirim setiap 3 bulan
9 bila dikirim setiap 4 bulan
Contoh : kebutuhan amoksilin tiap bulan: 3 botol bila pemesanan dikirim tiap 3
bulan faktor pemesanan 7, jadi jumlah pemesanan ulang: 3x7 = 21 botol
Dosis Obat
Dosis obat: jumlah obat yang diberikan kepada penderita
Macam dosis:
Dosis dalam satuan berat (gram, mg, mikrogram)
Dosis dalam satuan isi (ml)
Dosis dalam satuan unit (International Unit)
Macam Dosis:
Dosis medicinalis = dosis terapeutik = dosis lazim
Dosis permulaan = initial dose

Dosis pemeliharaan = maintenance dose


Dosis toxica = dosis sampai terjadi keracunan
Dosis letalis = dosis sampai terjadi kematian
Dosis Maksimum
DM: dosis tertinggi yang relatif masih aman (dewasa)
DM prn: dosis boleh melebihi kalau diperlukan doktermemakai tanda seru (1 2
mg!)
DM untuk anak: dihitung khusus
Dosis Anak
Dosis anak idealnya berdasarkan BB atau LPT (luas permukaan tubuh)
Diperhitungkan dengan DD (dosis dewasa) dengan menggunakan rumus:
Dosis Anak Berdasar Umur
Rumus Young: { n / (n + 12)} x DD
Rumus Dilling: ( n / 20 ) x DD
Rumus Cowlling: { (n+1) / 24 } x DD
Rumus Fried: ( m / 150) x DD
Keterangan: n = tahun, m = bulan, DD=dosis dewasa
Dosis Anak Berdasar BB
Rumus Clark: ( BB / 70 ) x DD
Rumus Augeberger: { (1 BB+10) / 100 } x DD
Keterangan: BB = BB anak dalam Kg
Dosis Khusus
Dosis penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak dan persentase BB
tanpa lemak (BBTL)
BBTL = BB x (100 - % lemak)
Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)
Dosis diturunkan ( 75 % DD)

Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM)


Dosis penderita ginjal:
Ekskresi obat terganggu obat lebih lama di peredarah darah
Dosis dan interval obat harus diatur
Dosis dari Vial / Ampul:
Berapa cc harus dihisap untuk mendapatkan dosis penicillin 150.000 IU dari vial
penicillin yang berlabel 600.000 IU/cc?
Rumus: dosis diket / dosis tanya = cc diket / cc tanya
600.000/150.000 = 1cc/xcc
X = 0,25 cc
Dosis Tetesan Infus
Infus dewasa (makro) 1 cc = 20 tetes, infus anak (mikro) 1cc = 60 tetes (atau
ditentukan lain
Rumus: cc/jam cc/menit tts/menit
Berapa tetes menit harus diberikan pada: bayi 200/3 jam serta dewasa 1500
cc/6jam?
Persen Dalam Obat Campuran
Persen b/b untuk bahan padat/padat Contoh: Salisilat talk 10%
Persen v/v untuk bahan cair/cair Contoh: Alkohol 70% Persen b/v untuk obat
suntik Contoh: Morphin HCl 1%
Persen v/b untuk cairan minyak/obat asli Contoh: salep, cream

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
MENGENAL PENGGOLONGAN OBAT (Bagian 1)

Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang


menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan
definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1)

pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik


atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau (2) dalam pemulihan,
perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dapat
merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D)
atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam
tubuh.

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu
obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan
obat yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.

Berdasarkan undang-undang obat digolongkan dalam :

1. Obat Bebas

2. Obat Keras

3. Obat Psikotropika dan Narkoba

Berikut penjabaran masing-masing golongan tsb :

1. OBAT BEBAS

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter (disebut obat
OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas.

1.1. Obat bebas

Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .

Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa
resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi
vitamin (Livron B Plex, )

1.2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran
biru bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak kecil
berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai
berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu; sakit yang ringan masih
dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang tentunya juga obat yang
dipergunakan adalah golongan obat bebas dan bebas terbatas yang dengan mudah
diperoleh masyarakat. Namun apabila kondisi penyakit semakin serius sebaiknya
memeriksakan ke dokter. Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba
obat sendiri terhadap obat - obat yang seharusnya diperoleh dengan
mempergunakan resep dokter.

Apabila menggunakan obat-obatan yang dengan mudah diperoleh tanpa


menggunakan resep dokter atau yang dikenal dengan Golongan Obat Bebas dan
Golongan Obat Bebas Terbatas, selain meyakini bahwa obat tersebut telah memiliki
izin beredar dengan pencantuman nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan atau Departemen Kesehatan, terdapat hal- hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya: Kondisi obat apakah masih baik atau sudak rusak, Perhatikan tanggal
kadaluarsa (masa berlaku) obat, membaca dan mengikuti keterangan atau
informasi yang tercantum pada kemasan obat atau pada brosur / selebaran yang

menyertai obat yang berisi tentang Indikasi (merupakan petunjuk kegunaan obat
dalam pengobatan),
kontra-indikasi (yaitu petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan), efek
samping (yaitu efek yang timbul, yang bukan efek yang diinginkan), dosis obat
(takaran pemakaian obat), cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi
obat dengan obat lain yang digunakan dan dengan makanan yang dimakan.

2. OBAT KERAS

Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin,
penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)

Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya
bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.

3. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan
dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu.

Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi
dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep
dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.

3.1.PSIKOTROPIKA

Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau


merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta
mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Jenis jenis yang termasuk psikotropika:


a. Ecstasy
b. Sabu-sabu

3.2. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat ,
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.

Macam-macam narkotika:

a. Opiod (Opiat)
Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan :

Morfin
Heroin (putaw)
Codein
Demerol (pethidina)
Methadone

b. Kokain

c. Cannabis (ganja)

(bersambung)
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai