Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB (Tucer et al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80%
mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup
mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri
punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih lanjut. (Secer et al,
2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan sekitar
2% pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja beton
Finlandia berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki, dan
sebanyak 60% dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan mengalami nyeri
pinggang. Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian, prevalensi seumur
hidup telah meningkat dari 42% menjadi 59% (Wheeler,2013)

Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dilakukan oleh Benita naude (2008) mengenai nyeri


punggung bawah pada pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika Selatan
menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di pekerja rumah sakit
adalah 47%. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah jenis kelamin wanita dan
keikutsertaan pekerja dalam aktivitas fisik. Tidak ada pengaruh dari penyakit
penyerta dalam resiko nyeri punggung bawah.
Sebanyak 31,25% perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap dan posisi
kerja yang beresiko cedera muskuloskeletal. Perawat yang mengalami nyeri
punggung bawah sebanyak 18,75 %. Terdapat hubungan antara usia dan masa
kerja dengan nyeri punggung bawah (Fathoni et al, 2012)
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk memberikan
masukan pada pihak yg terlibat dalam menangani masalah nyeri punggung bawah
pada perawat agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat agar
gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian
adalah: Apakah yang menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah pada perawat
di RSUD dr.Pirngadi Medan?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah pada perawat di
RSUD dr.Pirngadi Medan.

1.3.2. Tujuan khusus


1. Mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah berdasarkan
kebiasaan, beban, dan jenis pekerjaan pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan

Universitas Sumatera Utara

2. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, jumlah jam


bekerja, dan beban kerja dalam sehari pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Diharapkan dapat memberi masukan pada Rumah Sakit tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada
perawat sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun langkahlangkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang
diakibatkan oleh lama bekerja dan tingkat beban pekerjaan melalui
pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.
2. Diharapkan

hasil

penelitian

dapat

meningkatkan

informasi

pada

masyarakat dan khususnya pada perawat tentang faktor-faktor yang paling


berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat
diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.
3. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan
mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti
lain.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai