Anda di halaman 1dari 6

MODEL LATIHAN PENELITIAN

(INQUIRY TRAINING)
Source : http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/model-latihan-penelitian-inquiry.html
A. PENGANTAR
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh tokoh bernama Suchman. Latihan penelitian
atau inquiry training bertolak dari kepercayaan bahwa perkembangan seseorang agar mandiri,
menuntut metode yang dapat memberi kemudahan bagi para mahasiswa untuk melibatkan diri
dalam penelitian ilmiah. Umumnya manusia selalu memiliki rasa ingin tahu, karena itu model
latihan penelitian ini memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi, memberikan arah
khusus sehingga mereka akan dapat melakukan eksplorasi itu dengan semangat besar dan dengan
penuh kesungguhan. Dengan model ini membantu para mahasiswa untuk melakukan penelitian
secara mandiri dengan cara yang berdisiplin. Yang diharapkan ialah para mahasiswa dapat
mempertanyakan, mengapa suatu peristiwa terjadi, dan menelitinya dengan cara mengumpulkan
dan mengolah data secara logis.
Latihan penelitian dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh pertanyaan. Dengan
situasi yang penuh teka-teki ini secara alami mahasiswa akan terdorong untuk memecahkan tekateki itu. Dengan cara ini diyakini bahwa para mahasiswa dapat menjadi semakin sadar akan proses
penelitian yang dilakukannya dan pada saat itu secara langsung dapat diajarkan cara melakukan
prosedur penelitian yang bersifat ilmiah. Yang paling penting, demikian menurut Suchman sebagai
pengembang model ini, menyajikan kepada para mahasiswa suatu sikap bahwa pengetahuan itu
bersifat tentatif artinya selalu terbuka untuk dikaji secara terus menerus.
Jadi, pada dasarnya model ini mengikuti teori Suchman sebagai berikut :
1. Secara alami para mahasiswa akan mencari sesuatu segera setelah dihadapkan pada masalah,
2. Mereka akan menjadi sadar tentang dan belajar mengenai strategi berpikir yang dimilikinya,
3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung melengkapi strategi yang telah dimiliki, dan
4. Penelitian yang bersifat kerjasama akan memperkaya proses berpikir dan membantu para
mahasiswa untuk belajar tentang sifat tentatif dari pengetahuan, sifat selalu berkembang dari
pengetahuan, dan menghargai berbagai alternatif penjelasan mengenai sesuatu hal.

B. IMPLEMENTASI MODEL LATIHAN PENELITIAN (INQUIRY)


DALAM PEMBELAJARAN

Walaupun dalam prakteknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam,


tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan
metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu :
1.

Question (pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang


memancing rasa ingin tahu siswa)

2.

Student Engangement (keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan


peran guru sebagai fasilitator.

3.

Cooperative Interaction (siswa diminta untuk berkomunikasi bekerja berpasangan dalam


kelompok)

4.

Perfomance Evaluation (dalam menjawab permasalahan siswa diminta untuk membuat


sebuah produk menghasilkan yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai
permasalahannya yang sedang dipecahkannya)

5.

Variety of Resources (siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar).

SINTAKMATIK
Model ini memiliki lima tahap seperti berikut : (Joyce dan Weil, 1986:61 dalam Udin S.
Winataputra, 2001:17) :
Tahap Pertama : Menghadapkan Masalah
1. Menjelaskan prosedur penelitian
2. Menyajikann situasi yang saling bertentangan atau berbeda.
Tahap Kedua : Mencari dan Mengkaji Data
1. Memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi
2. memeriksa tampilnya masalah.
Tahap Ketiga : Mengkaji Data dan Eksperimentasi
1. Mengisolasi variabel yang sesuai
2. Merumuskan hipotesis sebab akibat.
Tahap Keempat : Mengorganisasikan, Merumuskan dan Menjelaskan
Dilakukan dengan cara merumuskan cara-cara atau aturan untuk menjelaskan apa tang dilakukan
sebelumnya.
Tahap Kelima : Menganalisis Proses Penelitian
Dilakukan dengan cara menganalisis strategi pennelitian untuk mendapatkan prosedur yang lebih
efektif.

SISTEM SOSIAL
Model latihan penelitian dapat diorganisasikan secara lebih terstruktur dimana pengajar
mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus
ditempuh. Akan tetapi, harus tetap diperhatikan bahwa prinsip dan norma yang dikandung dalam
model ini ialah kerjasama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat. Interaksi mahasiswa harus
didorong dan digalakkan. Lingkungan intelektual juga ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai
ide yang relevan. Dalam konteks ini pengajar dan mahasiswa seyogyanya berpartisipasi atas dasar
persamaan derajat dalam menghadapi suatu ide.
PRINSIP PENGELOLAAN/REAKSI
1. Pertanyaan yang diajukan harus diungkapkan dengan jelas sehingga dapat dijawab oleh para
mahasiswa,
2. Mintalah para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan yang kurang tepat,
3. Jika ada butir persoalan yang tidak sahih, tunjukkan kepada para mahasiswa dengan jelas,
4. Gunakan bahasa yang baik untuk melakukan proses penelitian, misalnya dengan cara
menunjukkan kepada para mahasiswa teori mana yang memerlukan percobaan,
5. Cobalah berikan suasana kebebasan intelektual dengan cara tidak menilai teori yang
diajukan oleh para mahasiswa,
6. Berikan dorongan kepada para mahasiswa untuk merumuskan pertanyaan tentang teori dan
selanjutnya memberikan dukungan untuk melakukan perumusan generalisasi,
7. Berikan dorongan dan kemudahan bagi para mahasiswa untuk melakukan interaksi diantara
mereka.

SISTEM PENDUKUNG
Sarana yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah materi yang dapat
dikonfrontasikan pengajar yang mampu mengerti proses intelektual dan strategi penelitian, dan
sumber bahan yang mampu memberikan masalah-masalah yang menantang bagi para mahasiswa
untuk melakukan penelitian.
DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
Dampak instruksional model ini adalah :
1. Strategi untuk penelitian kretif
2. Semangat kreatif

Dampak pengiring :
1. Keterampilan proses keilmuan
2. Kemandirian atau otonomi dalam belajar
3. Toleransi terhadap ketidakpastian.

MODEL LATIHAN PENELITIAN


(Suchman dalam Joyce & Weil. 1986)
KEGIATAN
PENGAJAR
Menghadapkan masalah
- Jelaskan Prosedur
Penelitian

- Sajikan Situasi

LANGKAH POKOK

KEGIATAN
MAHASISWA

- Pahami Prosedur
Penelitian

- Temukan Masalah

Bermasalah
Mencari dan Mengkaji
Data
- Ajukan Pertanyaan
Tentang Inti Masalah

- Minta Rincian Masa-

- Rumuskan masalah

- Rinci Masalah

lah
- Beri Tugas Explorasi

- Cari Data Sementara

- Bimbing Merumuskan

- Rumuskan Hipotesis

Hipotesis
Eksperimentasi dan
Mengkaji Data
- Pantau Proses
Percobaan

- Adakan Proses
Percobaan

- Kaji Data Hasil


Percobaan
- Uji Hipotesis
Penarikan Kesimpulan dan
Rekomendasi
- Pacu Proses PenyimPulan

- Adakan Diskusi
- Buat Kesimpulan

- Undang Rekomendasi

- Berikan Rekomendasi

C. KESIMPULAN
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa dibenar-benar ditempatkan
sebagai subjek yang belajar.
Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru memilih masalah yang perlu disampaikan kepada siswa untuk dipecahkan,
namun dimungkinkan juga masalah yang akan dipecahkan dapat dipilih oleh siswa.

REFERENSI
Nurani Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Sutrisno Joko. 2008. Metode Pembelajaran Inquiry. www.erlangga.co.id
Winataputra U. S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai