DDKA KEL 3 New
DDKA KEL 3 New
2.1
Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kation golongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebaga
igaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat
dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian
dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi ini kesetimbangan:H2S 2H+ + S2-akan bergeser ke
kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk mengendapkan
kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.Penambahan amonium
hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg
menjadi Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+,
Cr3+ dan Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3 (putih).
Ion sulfida dapat bereaksi dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan
sulfida FeS (hitam) dan MnS(coklat).
Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan
NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga kation tersebut tidak
larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua sub golongan dalam kation
golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan terbentuk, tetapi
aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut membentuk kompleks Al(OH) 4-,
Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain tidak larut. Mn(OH) 2 akan teroksidasi oleh
udara menjadi MnO2yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat
oksidasi kedua zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2lambat larut.
Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini dengan
caramereduksinya menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung:
BESI, Fe
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi mengandung
sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini
1
memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam
klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan garamgaram besi(II) dab gas hydrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2
Asam sulfat pekat yang panas, menghasilkan ion-ion besi(II) dan belerang dioksida :
2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2O
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi(II) dan amonia :
g.
Dengan larutan kalium sianida terbentuk endapan coklat kekuningan yang larut
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna ungu
dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O
Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat
teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat.
Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2
Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila
terkena udara menjadi coklat
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4+
Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari mangan sulfida.
Mn2+ + S2- MnS
Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan amonium fosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- Mn(NH4) PO4
Aluminium
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia
melebur pada 6590. Bila terkena udara , objek-objek alumunium teroksidasi pada permukaan
tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asal klorida encer dengan
mudah melanjutkan logam ini, pelarutan lebih dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer:
2Al + 6H+
2Al3+ + 3H2
2Al3+ + 3H2
+ 6Cl-
2Al3+
+ 3SO4
+ 3SO2
+H2O
Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Denag hidroksida hidroksida alkali,
terbentuk larutan terahidroksoaluminat :
2Al + 2OH- + 6H2O
2[Al(OH04]- + 3H2
0,166M
alumunium
Al2(SO4)3,
16H2O,
atau
tawas
kalium,
Al(OH)3
+ 3N
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan
memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+ _ Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+ _ Cr2O72- + H2O
Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan terbentuknya
dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan putih
yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat
dilakukan dengan BaCl2memberikan endapan kuning barium kromat.
CrO42- + Ba2+ BaCrO4
KROMIUM
Kromium adalah logam kristalin yang putih , tak begitu liat dan tak dapat di tempa
dengan berarti. Ia melebur pada 17665C. logam ini larut dalam asam klorida encer atau
pekat. Jika tak terkena udara, akan terbentuk ion-ion kromium (II) :
Cr + 2H+ Cr2+ + H2
Cr + 2HCl Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium, sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan tervalen :
4Cr2+ + O2+ 4H+ 4Cr3+ + 2H2O
Asam sulfat encer menyerang kromium perlahan-lahan dengan membentuk hidrogen.
Dalam asam sulfat pekat panas, kromium melarut dengan mudah , pada mana ion-ion
kromium (III) dan belerang dioksida terbentuk :
2Cr + 6 H2SO4 2Cr3+ +3 SO42- + 3SO2 + 6 H2O
Asam nitrat, baik yang encer maupun yang pekat, membuat kromium menjadi pasif, begitu
pula asam sulfat pekat dingin dan air raja .
Dengan larutan amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari
kromium hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan.
Cr3+ + 3NH3 + 3H2O Cr(OH)3 + 3NH4+
Cr(OH)3+ 6NH3 Cr(NH3)6 3+ + 3OH5
Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
Cr3+ + 3OH- Cr(OH)3
Dengan larutan natrium karbonat terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida
2Cr3+ + 3CO32-+ 3H2O 2Cr(OH)3 +3C
Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan abu-abu hijau dari kromium hidroksida 2Cr3+ + 3S2- + 6H2O 2Cr(OH)3+3H2S
d. Dengan larutan natrium asetat tidak terbentuk endapan dalam larutan netral dingin
walaupun dengan mendidihkan.
K0BALT
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat secara magnetis. Ia
melebur pada 1490 C. logam ini mudah melarut dalam asam-asam mineral encer :
Co + 2H+ Co2+ + H2
Pelarut dalam asam nitrat di sertai dengan pembentukan nitrogen oksida
Co + 2HNO3 + 6H+ 3 Co2+ + 2NO + 4H2O
Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion kobalt (II) Co2+ ;
Kadang-kadang, khususnya dalam kompleks-kompleks, di jumpai ion kobalt (III),
Co3+ . kedua ion ini masing-masing di turunkan Co2O3 . oksida kobalt (II) kobalt
(III), Co3O4 , juga diketahui.
Reaksi-reaksi ion kobalt(II).
Reaksi ion kobalt (II) dapat di pelajari dengan larutan kobalt (II) klorida, CoCl 2, 6H2O,
0,5M atau kobalt (II) nitrat Co (NO3)2. 6 H2O,larutan natrium hyroksida. Dalam keadaan
dingin, mengendap suatu garam basa berwarna biru.
Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO 3
ammonium, sedikit ammonia akan mengendapkan garam basa seperti dalam reaksi Co 2+ +
NH3 + H2O + NO3- Co (OH)NO3 +NH4+
kobalt (II) sulfida dari larutan netral atu basa : Co 2+ + S2- CoS Endapan tak larut dalam
asam kolrid encer atau asam asetat ( meskipun tak akan terjadi pengendapan dari larutanlarutan demikian ). Asam nitrat pekat,panas, atau air raja, melarutkan endapan, sementara
belerang
putih
tetap
tertinggal
a.
7
c.
d.
pada 110-150C. Zink melebur pada 410C dan mendidih pada 906C.
Zink-zink komersial dapat mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat
encer dengan mengeluarkan hydrogen:
Zn + 2H+ Zn2+ + H2
Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas yang
dilepaskan:
4Zn + 10H+ + NO3- 4Zn2+ + NH4+ + 3h2O
Dengan bertambah pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk dinitrogen oksida
( N2O), nitrogen oksida (NO):
4Zn + 10H+ + 2NO3- 4Zn2+ + N2O + 5H2O
3Zn + 8HNO3 3Zn2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
Asam nitrat pekat mempunyai pengaruh yang kecil terhadap zink, karena rendahnya
kelarutan zink nitrat dalam suasana demikian. Dengan asam sulfat pekat, panas,
dilepaskan belerang dioksida:
Zn + 2H2SO4 Zn2+ + SO2 + SO42- + 2H2O
Zink juga larut dalam hidroksida alkali, pada mana terbentuk tetrahidroksoziinkat(II):
Zn + 2OH- + 2H2O [Zn(OH)4]2- + H2
Zink membentuk hanya satu seri garam: garam-garam ini mengandung kation
zink(II), yang diturunkan dari zink oksida, ZnO.
Reaksi-reaksi dari ion zink:
Larutan natrium hidroksida: endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink zink
hidroksida:
Zn2+ + 2OH- D Zn(OH)2
Endapan larut dalam asam:
Zn(OH)2 + 2H+ D Zn2+ + 2H2O
Dan juga dalam reagensia yang berlebihan:
Zn(OH)2 + 2OH- D [Zn(OH)4]2Jadi, zink hidroksida adalah senyawa yang bersifat amfoter.
Larutan ammonia: endapan zink putih hidroksida, yang mudah larut dalam reagensia
berlebihan
dan
dalam
tetraaminazinkat(II).
8
larutan
garam
ammonium,
karna
menghasilkan
Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan
larut dalam asam.
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Zn(OH)2 + 2H+ Zn2++ 2H2O
Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih.
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4+
Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan putih
Zn2+ + S2- MnS
Dengan larutan dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putih
Zn2+ + HPO42- Zn(PO4)2 + 2H+
10
PENGAMATAN
Identifikasi kation golongan III : Fe+, Fe3+, Al3+, Zn2+, CO2+, Ni2+
Sampel
Prosedur 1
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeSO4
NaOH
FeCL3
NaOH
Al2(SO4)3
NaOH
ZnCl2
NaOH
CO(NH3)2
NaOH
NiSO4
NaOH
Prosedur 2
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeSO4
NH4OH
FeCL3
NH4OH
Al2(SO4)3
NH4OH
ZnCl2
NH4OH
CO(NH3)2
NH4OH
NiSO4
NH4OH
Prosedur 3
No
Kation
Preaksi
Pengamatan
FeSO4
K4[Fe(CN)6]
11
FeCl3
K4[Fe(CN)6]
ZnCl2
K4[Fe(CN)6]
Prosedur 4
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeSO4
K3[Fe(CN)6]
FeCl3
K3[Fe(CN)6]
ZnCl2
K3[Fe(CN)6]
Prosedur 5
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeCl3
Na2HPO3
Al(SO4)3
Na2HPO3
ZnCl2
Na2HPO3
Prosedur 6
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeSO4
NH4SCN
FeCl3
NH4SCN
CO(NO3)2
NH4SCN
Prosedur 7
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
NiSO4
DMG
Prosedur 8
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
FeCl3
Na Asetat
Al2(SO4)3
Na Asetat
Prosedur 9
12
No
Kation
Pereaksi
Pengamatan
Al2(SO4)3
Na2CO3
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3
sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini
dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian
dijenuhkan dengan H2S. Identifikasi Mn.Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi
Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO 3) dalam asam
nitrat. Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abuabu. Ia melebur pada 6590. Bila terkena udara , objek-objek alumunium teroksidasi pada
permukaan tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Kromium
adalah logam kristalin yang putih , tak begitu liat dan tak dapat di tempa dengan berarti. Ia
melebur pada 17665C. logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Dengan larutan
amonia terjadi endapan abu-abu hijau sampai abu-abu biru seperti gelatin dari kromium
hidroksida yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan. Kobalt adalah logam berwarna abuabu seperti baja, dan bersifat secara magnetis. Ia melebur pada 1490 C.Dengan larutan
natrium hidroksida terbentuk endapan seperti gelatin yang putih. Endapan larut dalam asam
13
DAFTAR PUSTAKA
mindstrom444.blogspot.com/2011/05/analisis-kation-golongan-iii.htm
prabudiasto.wordpress.com/2012/05/20/kation-golongan-iii-3/
www.yousaytoo.com/pemisahan-dan...kation-golongan-3-iii-a/5253681
id.wikipedia.org/wiki/Analisis_anorganik_kualitatif
tanayatanaya.blogspot.com/2013/.../kation-pemisahan-golongan-i-iii.htm
14