METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan yang
terletak di Provinsi Kepri. Dan waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014
sampai selesai.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Indriantoro (1999:115) merupakan sekelompok orang,
kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi
yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada dalam
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Bintan.
3.2.2
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono: 2008 :
91).
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sample.
Purposive sample dalam penelitian ini adalah pejabat Eselon III (Sekretaris Dinas,
Sekretaris Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang) dan Eselon IV (Kepala Sub
Bagian Keuangan Program dan Pelaporan serta staff yang ikut serta dalam
penyusunan anggaran) yang terdapat di Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan
yang berjumlah 104 orang. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah pegawai
yang menjabat posisi tersebut ikut serta dalam penyusunan anggaran sehingga
43
44
dapat memberikan informasi kepada peneliti, tentang sejauh mana SKPD ikut
serta dalam partisipasi anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan secara
keseluruhan.
No
Tabel 3.1
Nama-nama SKPD
Nama SKPD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah
Sampel
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
104
n 1+ N e 2
45
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan yang ditoleransi dalam sampel (5 %)
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 104 dari masingmasing SKPD, maka dengan besar jumlah tersebut dan demi menghemat biaya,
tenaga dan waktu maka penulis mengambil sampel dengan taraf kesalahan 5%
(0.05) dari populasi yang berjumlah 104, terdapat sampel sebanyak :
n
N
2
1+ N e
n=
104
2
1+104 (0,05)
n=
104
1+0,26
104
n= 1,26
8.139
1+81,39
8.139
82,39
n 82
dapat dikatakan bahwa jumlah sampel dari 104 dari masing-masing SKPD adalah
sebanyak 82 responden.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari instansi Pemerintah Daerah Kabupaten
Bintan dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna
mengumpulkan informasi dari objek penelitian tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
46
47
seberapa efektif dan efisien individu telah bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Indikator kinerja manajerial dalam penelitian ini menurut Mahoney
et.al adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perencanaan.
Investigasi.
Pengkoordinasian.
Evaluasi.
Pengawasan.
Pengaturan Staff.
Negosiasi.
Perwakilan atau representasi.
Variabel kinerja aparat pemerintah daerah diukur dengan menggunakan
skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden
menunjukkan rendahnya kinerja manajerial daerah dan skor tinggi (5)
menunjukkan tingginya kinerja manajerial. Untuk variabel kinerja manajerial ini
menggunakan kuesioner penelitian Nivo Wulandari (2007).
8.5.2
Variabel Independen
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden
48
Variabel Moderating
Variabel Moderating adalah tipe variabel yang memperkuat ataupun
Rekan kerja.
Gaji/ upah.
Kemampuan atasan.
Pekerjaan itu sendiri.
Kesempatan untuk maju/ berkembang.
Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5
dimana skor terendah (1) menunjukkan kepuasan kerja rendah, sedangkan skor
tinggi (5) menunjukkan kepuasan kerja tinggi. Untuk variabel kepuasan kerja ini
menggunakan kuesioner penelitian HM. Affandi (2002).
8.5.3.2 Informasi Kerja yang Relevan
49
50
sesuatu.
7. Berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.
8. Selalu tepat waktu dan ingin menjalankan kedisiplinan.
9. Memberi andil lebih dari yang diharapkan.
Masing-masing bagian dari instrumen motivasi untuk pengukurannya
menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5. Dimana skor terendah (1)
menunjukkan motivasi kerja rendah, sedangkan skor tinggi (5) menunjukkan
motivasi kerja tinggi. Untuk variabel motivasi kerja ini menggunakan kuesioner
penelitian Revano Ramadanil (2008).
Operasional
Variabel
Penelitian
Kinerja
Manajerial
(Y)
(Sumber:
Nivo
Wulandari
(2007)
Partsisipasi
Penyusunan
Anggaran
(X1)
Tabel 3.2
Operasional dan Pengukuran Variabel
Sub
Indikator
Variabel
Seberapa
efektif dan
efisien
individu
telah
bekerja
untuk
mencapai
tujuan.
Proses
partisipasi
penyusunan
anggaran
1.
2.
3.
4.
Butir
Skala
Pertanya Penguku
an
ran
Perencanaan dan investigasi. 1, 2
Ordinal
Pengkoordinasian
dan 3
pengaturan staff.
Pengawasan dan evaluasi.
5, 6
Negosiasi dan perwakilan
4
atau representasi.
1. Keikutsertaan
dalam 1, 2, 3
penyusunan anggaran.
2. Kepuasan dalam penyusunan 4
anggaran.
Ordinal
51
(Sumber:
Nivo
Wulandari
(2007)
Kepuasan
Kerja (X2)
(Sumber:
HM. Affandi
(2002)
5, 6
7, 8
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
Ordinal
1, 2, 3, 4
Ordinal
2
4, 5
Ordinal
52
5. Suka
tantangan,
ingin
menguji
kemampuan,
menyukai
pencarian
intelektual.
6. Memperagakan
ketidakpuasan
yang
konstruktif,
selalu
memikirkan
perbaikan
sesuatu.
7. Berorientasi pada sasaran
atau hasil kerja.
8. Selalu tepat waktu dan ingin
menjalankan kedisiplinan.
9. Memberi andil lebih dari
yang diharapkan.
10, 11
8, 9
12
53
sebagai berikut: 1. Bila rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid. 2. Bila rhitung < rtabel,
maka dinyatakan tidak valid.
3.7.2
Uji Reliabilitas
Pengujian reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil
pengukuran variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah cronbach
alpha dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya. Koefisien
cronbach alpha yang lebih dari 0,60 menunjukkan keandalan (reliabilitas)
instrumen. Selain itu, yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi
konsistensi internal reliabilitasnya.
3.8 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik adalah data yang
berdistribusi normal. Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan grafik histogram
atau grafik normal P-Plot dimana prinsip dari normalitas ditunjukkan dengan
tingkat penyebaran data pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat
histogran dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikat arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.9 Uji Asumsi Klasik
54
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dan interaksi
variabel moderasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam
regresi dapat dilihat dari nilai torelance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF).
3.9.2
Uji Heteroskedastisitas
Suatu model regresi dikatakan mengandung heterokedastisitas bila varians
variabel dalam model tidak sama (konstan) akibatnya penaksir besar meskipun
penaksir
yang
diperoleh
menggambarkan
populasinya
tidak
bias
dan
Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi bila ada korelasi antara anggota sampel yang
55
model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel
dependen pada nilai variabel independen tertentu.
Umumnya untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan uji DurbinWatson dengan ketentuan:
a. Jika DW dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif.
b. Jika DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.
c. Jika DW diatas +2, berarti autokorelasi negatif.
3.10 Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis
3.10.1 Pengujian Hipotesis
Dalam menganalisis data digunakan statistik inferens (statistik induktif).
Untuk mengetahui tingkat signifikansi korelasi antara variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y), maka diperlukan model statistik untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena hipotesis penelitian yang dirumuskan
menunjukkan pada penelitian korelatif, maka teknik yang digunakan dalam
menganalisis tingkat signifikansi untuk masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen adalah model statistika analisis regresi linier
sederhana dan analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis).
3.10.2 Koefsien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan
persentase semua pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
(Andi Supangat, 2008: 350). Persentase menunjukkan seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 (nol) dan satu (1). Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas. Sebaliknya, semakin besar koefisien determinasi maka akan semakin
baik variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian
56
dimana
57
: Koefisien regresi
: Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
partisipasi
penyusunan
anggaran
58
: Koefisien regresi
: Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji
t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan
standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi
pengaruh kepuasan kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
59
: Koefisien regresi
: Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah informasi kerja yang relevan berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Uji t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang
merupakan standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat
sugnifikansi pengaruh informasi kerja yang relevan terhadap hubungan antara
60
Hipotesis 4
Hipotesis keempat dari penelitian ini adalah apakah motivasi kerja
berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
kinerja manajerial.
Hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Ha4 : Motivasi kerja mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial.
H04 : Motivasi kerja tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penyusunan
anggaran terhadap kinerja manajerial.
Diuji dengan persamaan regresi:
Y = 0 + 1X1 + 4X4+ 7X1X4 + e
Dimana:
Y
: Kinerja Manajerial
X1
: Partisipasi Penyusunan Anggaran
X4
: Motivasi Kerja
X1X4 : Interaksi antara X1 dan X4
: Koefisien regresi
: Standar error
Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan uji parsial (uji t). uji t
digunakan untuk mengetahui apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Uji
t dilakukan dengan 2 arah dengan tingkat keyakinan 95% (yang merupakan
standar tingkat keyakinan untuk peneliti bisnis) dan uji tingkat sugnifikansi
pengaruh motivasi kerja terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan
61