Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS BESAR

Seorang Anak Perempuan 3 Tahun 8 Bulan dengan


Kejang Demam Simpleks dan Tonsilofaringitis Akut
Fathia Khairani

PENDAHULUAN
Bangkitan
Bangkitan kejang
kejang
disebabkan
disebabkan suhu
suhu >38
>38ooC
C
rektal
rektal tanpa
tanpa infeksi
infeksi SSP
SSP
atau
atau gangguan
gangguan elektrolit
elektrolit
akut
akut pada
pada anak
anak >1
>1 bulan,
bulan,
tanpa
tanpa riw
riw kejang
kejang
sebelumnya
sebelumnya

Amerika: 2-5%
Jepang: 8,8%
Cina: 0,5-1,5%
Indonesia: 2-5% anak 6
bulan

simpleks
- <15 menit
- Umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan
fokal
- Tidak berulang dalam 24
jam

kompleks:
- >15 menit
- Fokal / parsial 1 sisi, atau
umum didahului kejang
parsial
- Berulang dalam 24 jam

KEJANG
DEMAM2. Kejang demam
1. Kejang demam

LAPORAN KASUS

NAMA
: An. K
USIA
: 3 tahun 8 bulan
TANGGAL LAHIR : 2 Juni 2011
JENIS KELAMIN
: Perempuan
ALAMAT
: Semarang
TANGGAL MASUK RS : 23 Januari 2015
TANGGAL KELUAR RS : 30 Januari 2015

Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu pasien pada 24 Januari 2015 di
C1L1 00.00

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

18 jam SMRS (sejak pagi) anak demam tinggi, mendadak, terus menerus, suhu
diukur oleh ibunya 390C. Menggigil (-), nyeri kepala (-), batuk (-), pilek (-), mual (-),
muntah (-), nyeri telan (-), keluar cairan dari telinga (-), bintik merah pada kulit
seperti digigit nyamuk (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB cair (-), BAB hitam
seperti petis (-), BAK nyeri (-). Anak lalu dibawa berobat ke dokter umum dan diberi
obat penurun panas. Setelah minum obat, demam anak turun tetapi tidak sampai
suhu normal
6 jam SMRS, anak kembali demam tinggi, oleh ibu suhu diukur 400C. Anak lalu
kejang, selama 2 menit, kejang seluruh tubuh, kaku pada tangan dan kaki.
Sebelum dan sesudah kejang anak sadar, saat kejang anak tidak sadar, kejang lalu
berhenti sendiri. Anak belum pernah kejang tanpa demam atau dengan demam
sebelumnya. Oleh orang tua, anak lalu dibawa ke IGD RSDK.
Di IGD, anak dipasang infus, diperiksa laboratorium darah dan diberikan obat
mencegah kejang lewat infuse. Kemudian anak dirawat inap di C1L1 Bag.
Neurologi

Riwaya
t
Penyak
it
Riwaya
Dahulu
t
Penyak
it
Keluarg
Riwaya
a
t Sosial
Ekono
mi

Riwayat kejang disertai demam


sebelumnya (-)
Riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya (-)
Riwayat dirawat di RS sebelumnya
disangkal
Riwayat trauma kepala sebelumnya
disangkal

Tidak terdapat anggota keluarga yang


pernah mengalami kejang
Riwayat alergi debu, dingin atau
makanan (-)
Riwayat asma tidak ada

Ayah dan ibu bekerja sebagai buruh


pabrik dengan penghasilan perbulan
Rp 5.000.000,00. Ayah dan ibu
menanggung 2 orang anak yang belum
mandiri.
BPJS non PBI.
Kesan: sosial ekonomi cukup

Pedigree

Riwayat Perinata
perawatan antenatal
>4 kali di bidan
Trauma (-),
perdarahan selama
kehamilan(-), sakit
selama kehamilan(-)
mengkonsumsi
vitamin dan tablet Fe
dari dokter, vaksin
TT(+)
tidak mengkonsumsi
jamu dan obat diluar
resep dokter.
Terdapat riwayat
terpapar asap rokok
dan terpapar polusi
udara ketika hamil,
tidak memiliki hewan
berbulu.

Riwayat
Prenatal

Riwayat
Natal
lahir bayi
perempuan dari ibu
G2P1A0 usia 33
tahun, 38 minggu,
secara SC atas
indikasi plasenta
previa
Kebiruan(-),
trauma(-), kuning(-).
Berat bayi lahir 2500
gram, panjang lahir
46 cm.

setelah
persalinan, bayi
dirawat gabung
bersama ibu,
kemudian
dikatakan sehat
dan keluar dari
rumah sakit
Rutin ke
posyandu,
imunisasi di bidan
posyandu, dan
dikatakan sehat.

Riwayat
Postnatal

Riwayat
Persalina
n
Riwayat
Imunisas
i
Riwayat
KB
orangtua

1.Perempuan, aterm, spontan, bidan, BBL


2700 gram, PBL lupa (22/10/2007 )
2. Perempuan, aterm, SC atas indikasi
plasenta previa, BBL 2500gram, PBL 46cm
(10/9/2013 )

Oleh bidan di posyandu


Kesan: imunisasi dasar lengkap sesuai usia

Saat ini ibu menggunakan IUD

Riwayat Makan dan Minum


0-2 bulan
2-8

Diberi ASI semau anak

susu Lactogen karena produksi ASI berhenti dan ibu


sebanyak 6-8x perhari 2-3 sendok takar
bulan bekerja,
@60cc-90 cc.

8-9 bulan

susu Chilmil sebanyak 8-10x perhari 3 sendok takar


@90cc dan nasi tim

9-12 bulan
12 bulansekarang

pisang, pepaya, susu pediasure karena anak


dikatakan gizi kurang, sebanyak 8-10x perhari 3
sendok takar @90cc dan bubur nestle serelac 2-4x
perhari @ sachet

pisang, pepaya, susu pediasure sebanyak 8-10x


perhari 3 sendok takar @90cc dan 2x nasi lunak +
lauk (ikan, tahu, tempe) @3-5 sendok teh, habis

ASI
eksklusif
Kualitas
cukup
Kuantitas
cukup

Cross
Sectiona

l
Riwayat
Pertumbuhan
dan
Perkembangan

WAZ = -0,77 (BB normal)


HAZ = -0,69 (perawakan
normal)
WHZ = -0,54 (gizi baik)

Arah pertumbuhan:
Longitudin normal growth (N2)
Pola pertumbuhan:
al
normogrowth

Perkembang
an

Perkembangan
sesuai usia

Pemeriksan Fisik
24 Januari 2015

Mesosefal (47 cm)


Datar, sudah menutup

KU: sadar, kurang


aktif, nafas spontan,
kejang (-), terpasang
infus (+)

Rambut: hitam,
tidak mudah
dicabut
Conjungtiva palpebra
anemis (-), sklera ikterik (-),
reflek cahaya +/+, 3mm
bulat isokor, reflek kornea
+/+

Tanda Vital
TD: 90/50
mmHg
HR : 132x/mnt
Nadi: i/t cukup
RR: 28x/mnt
Suhu: 37,8C
aksila
Nafas cuping (-),
discharge (-),
Bibir tidak kering,
sianosis (-)
Lidah deviasi (-), tremor
(-)

discharge -/-, nyeri tekan


-/-

OUE hiperemis
(-), anus dbn

Leher: simetris,
pembesaran nnll (-),
kaku kuduk (-)
Tenggorok: T2-2 hiperemis,
faring hiperemis (+)

Pemeriksan Fisik
I: simetris statis dinamis,
retraksi (-)
Pa: stem fremitus
kanan=kiri
Pe: sonor di seluruh lap.
paru
A: SD vesikuler +/+
ST ronkhi -/ST hantaran -/ST wheezing -/I: datar, venektasi
(-)
A: bising usus (+)
normal
Pe: timpani, pekak
sisi (+) normal,
pekak alih (-)
Pa: supel, turgor
kembali cepat,
hepar tidak teraba,
lien S0

26 Desember 2014

I: iktus kordis tidak


tampak
Pa: IC di SIC IV 2 cm
med LMCS
Pe: konfigurasi cor dbn
A: BJ I-II murni, bising
(-), gallop (-).
Sup
M1 > M2,
A1 < A2, Inf
Sianosis
-/P1< P2
-/Akral dingin
-/-/Edema
-/-/Cap refill
<2
<2
Tonus
N/N
N/N
Klonus
-/-/R fisiologis +N/+N
+N/+N

Rangsang
Meningeal
Kaku kuduk (-)
Brudzinsky I (-)
Brudzinsky II (-)
Kernig sign (-)

Nervus
Craniales
N. I
: membaui (+/+)
N. II : reflek cahay (+/+), 3mm, bulat isokor
N. III, IV, VI: posisi di tengah (+/+), gerakan bola mata bebas
(+/+), strabismus (-/-)
N. V : reflek kornea (+/+), sensibilitas wajah (+/+)
N. VII
: wajah simetris, perot (-), lipatan nasolabialis
simetris
N. VIII
: mendengar (+/+)
N. IX, X
: arcus faring simetris
N. XI
: angkat bahu (+/+), menoleh (+/+)
N. XII
: deviasi lidah (-), tremor (-)

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriks

Hasil

aan

(24/12/20

Hematolo

14)

Satuan

Nilai
Rujukan

gi
Hb
Ht
Eritrosit
MCH

12,5
35,3
4,6
26,9

g/Dl

10.50

%
106/uL
Pg

15.00
36 44
3 5.4
23.00

MCV

79,1

fL

31.00
77 101

MCHC

34

g/dL

29.00

103/uL
103/uL

36.00
5. 14.5
150 400

Leukosit
Trombosit

11,4
211

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

(24/12/2014)

Nilai
Rujukan

Glukosa sewaktu

112

Mg/dL

80-160

Ureum

31

Mg/dL

15-39

0,35

g/dL

0,60-1,30

Natrium

136

Mmol/L

136-145

Kalium

3,9

Mmol/L

3,5-5,1

Chlorida

104

Mmol/L

98-107

Kreatinin
Elektrolit

Kebutuhan 24 Jam
Kebutuhan

Cairan (cc)

Kalori (kkal)

Protein (gr)

24 jam

1190cc

1500kal

18gr

Inf D5 NS

480

81,6

3x 1 porsi makan

300

42

3 x 200 cc susu Dancow

600

1144,42
420

25,2

3+
Jumlah

1380

1564,42

67,2

% AKG

115,96%

104,29%

373,33%

DIAGNOSIS KERJA
1.. Observasi kejang dengan demam
Dd/ ekstrakranial
Dd/ Kejang demam simpleks
Kejang demam kompleks
Intracranial
Dd/ meningitis
Meningoencephalitis
2. Febris 1 hari
Dd/ IRA atas
Dd/ Tonsilofaringitis akut
ISK
3. Gizi baik, BB baik, perawakan normal

Observasi kejang dengan demam


Dd/ ekstrakranial
Dd/ KDS
KDK
Intracranial
Dd/ meningitis
Meningoencephalitis
IP Dx : S : O:IP Rx : Infus D5 NS 480cc/hari
Inj. Diazepam 5mg intravena (bila kejang)
PO : paracetamol syrup 180 mg (1 sendok takar obat)
tiap 4 jam
Diazepam pulvis 3 mg/8 jam
IP Mx : keadaan umum, tanda vital, kejang berulang

IP Ex :
Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa anak
mengalami kejang dengan demam yang kemungkinan
karena sebab infeksi diluar otak
Menjelaskan kepada orang tua mengenai faktor-faktor risiko
kejang berulang
Menjelaskan kepada orang tua jika muncul kejang lagi
untuk segera melaporkan ke petugas kesehatan (saat di
bangsal) atau dibawa ke dokter (bila sudah di rumah)
Menjelaskan kepada orang tua mengenai penatalaksanaan
kejang di rumah dan cara pemakaian diazepam rectal
(posisikan anak miring kiri, tungkai bawah kanan ditekuk,
tungkai kiri diluruskan, masukkan diazepam rectal ke anus
setelah dibuka, setelah itu tabung ditekan, rapatkan pantat
anak untuk mencegah obat keluar), kemudian anak dibawa
ke tenaga kesehatan terdekat.

Febris 1 hari
Dd/ IRA atas
Dd/ tonsilofaringitis akut
Faringitis akut
ISK
IP Dx : S : O : konsul bagian THT (untuk mencari fokal infeksi
otitis media akut), urin rutin, kultur urin, hitung jenis,
preparat darah hapus
IP Rx : Paracetamol syrup 180 mg (1 sendok takar obat)
tiap 4 jam
IP Mx : keadaan umum, tanda vital

Gizi baik, BB baik, perawakan normal


IP Dx : S : O:IP Rx : Diet lunak 1300 kkal (3x nasi)
Susu Dancow 3+ 3x200 cc
IP Mx : status antropometri (timbang BB tiap bulan, ukur TB
tiap 3 bulan)
IP Ex : menjelaskan kepada orang tua bahwa kondisi gizi anak
baik dan
tetap perlu dipertahankan dalam pemberian nutrisi yang
mencukupi.

KUNJUNGAN RUMAH
KAMAR
MANDI

RUANG JEMUR

D
A
P
U
R

MEJA MAKAN
RUANG
KELUARGA

TV

KAMAR
ORANG TUA

KAMAR
ANAK

RUANG
TAMU

Kebiasaan Sehari-hari

Asuh :
Anak tinggal dengan kedua orang tuanya dan kakaknya.
Ayah bekerja sebagai pegawai SPBU
Perawatan sehari-hari oleh ibu pasien
Bila sakit pasien dibawa ke dokter umum, Puskesmas atau
RSDK. Jarak rumah ke praktek dokter umum 500m, jarak
ke Puskesmas 3 km, jarak ke RSDK 7 km. Dapat
ditempuh dengan sepeda motor.
Asih :
Kasih sayang diberikan oleh ayah, ibu, dan kakak pasien
Asah :
Stimulasi mental diperoleh terutama dari ibu yang
berpendidikan SMA dan ayah yang berpendidikan SMA

Anda mungkin juga menyukai