I.

INTRODUKSI DAN
PEMAHAMAN KEPEMIMPINAN
UNTUK PENGEMBANGAN
KESEHATAN

KEBUTUHAN KEPEMIMPINAN
DALAM PENGEMBANGAN
KESEHATAN
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN ADALAH KREATIFITAS DALAM
BERTINDAK, KEMAMPUAN UTK MELIHAT MASA
SAAT INI YG BERHUBUNGAN DG MASA DEPAN,
NAMUN TETAP MENGHARGAI MASA LALU.
DALAM KESEHATAN MASYARAKAT LEBIH DARI
SEKEDAR PEMIMPIN INDIVIDUAL ATAU
INDIVIDU DALAM POSISI KEPEMIMPINAN
KESMAS SECARA MENDALAM TERLIBAT DLM
KEPEMIMPINAN SBG AGEN PERUBAHAN
SOSIAL DG MENGIDENTIFIKASI MASALAH KES
DAN RESIKONYA SERTA MENSTIMULASI
TINDAKAN UNTUK MENGATASINYA.

 MENJELANG ABAD KE-21 SECARA TDK

MENGHERANKAN TERJADI PENINGKATAN
PERHATIAN TERHADAP KONSEP PERUBAHAN.
PERUBAHAN SELALU ADA DAN SELALU
MENJADI FAKTA KEHIDUPAN. UTK MENGATUR
PERUBAHAN YG TERJADI, LAYANAN KES DAN
PROFESIONAL KESMAS HARUS TERLIBAT
DLM TINGKAT PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
DAN POLITIK.
MEREKA HARUS MENYUSUN VISI MENGENAI
LAYANAN KES DAN BEKERJASAMA UTK
MEWUJUDKAN VISI TSB. AGAR TUGAS TSB
TERLAKSANA PROFESIONAL TERSEBUT
HARUS MEMILIKI BERBAGAI KETERAMPILAN
KEPEMIMPINAN.

 PELATIHAN KEPEMIMPINAN MASA DEPAN

SANGAT PENTING, TDK SAJA PELATIHAN
SPESIALIS KESMAS, NAMUN JUGA DLM
TEKNIK DAN INSTRUMEN MANAJEMEN
YG TERBARU.
UNTUK MENDUKUNG EFEKTIVITAS
KESMAS PADA TINGKAT LOKAL, NEGARA
BAGIAN, DAN FEDERAL, MEREKA
MEMBUTUHKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI YANG BAIK, PENGAMBILAN
KPTS, PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DSB.

 PEMIMPIN HARUS MEMPELAJARI

BAGAIMANA ORGANISASI, BAGAIMANA
BEKERJA ANTAR ORGANISASI, DAN
BAGAIMANA MENGINTEGRASIKAN
KEGIATAN ORGANISASI KE DALAM
MASYARAKAT YANG MEREKA LAYANI.
KEPEMIMPINAN KESMAS JUGA MENCAKUP
KOMITMENT TERHADAP KEADILAN
SOSIAL,NAMUN TDK BOLEH
MEMBIARKAN KOMITMENT TSB
MENGURANGI KEMAMPUAN MEREKA UTK
MENJALANI AGENDA KESMAS YG TELAH
DISUSUN DENGAN BAIK.

 SELAIN ITU MEREKA HARUS BEKERJA

DALAM PARADIGMA YG MENGATUR
KESMAS, NAMUN HAL TSB BUKAN
BERARTI BHW MEREKA TDK DAPAT
MENGUBAH PARADIGMA TSB.
PEMIMPIN MENGUSULKAN
PARADIGMA BARU KETIKA
PARADIGMA LAMA KEHILANGAN
KEEFEKTIFANNYA.

PRINSIP KEPEMIMPINAN KESMAS

1. INFRASTRUKTUR KESMAS HARUS
DIPERKUAT OLEH PENGGUNA FUNGSI INTI
DAN LAYANAN ESENSIAL KESMAS. SEBAGAI
PEDOMAN UTK PERUBAHAN YG TERUS
TERJADI PEMIMPIN KESMAS HARUS
MENGEVALUASI STATUS KESMAS,
MENGEVALUASI KEPASTIAN MASYARAKAT
UTK MEMENUHI PRIORITAS KESEHATANNYA,
DAN MENGIMPLEMENTASIKAN TINDAKAN
PREVENTIF UTK MENGURANGI DAMPAK ATAU
BAHKAN MENGHINDARI KRISIS KESMAS.

2. TUJUAN KESMAS ADALAH

MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN
SETIAP INDIVIDU DLM MASYARAKAT.
PEMIMPIN KESMAS SANGAT PERCAYA
BHW PROMKES DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT DAPAT DILAKUKAN. BERKAITAN
DG HAL INI KESMAS BERBEDA DG
LAYANAN MEDIS, YG MENEKANKAN PADA
PENGOBATAN DAN REHABILITASI. SETIAP
INDIVIDU HARUS MEMPELAJARI MANFAAT
KESMAS DAN BAGAIMANA KUALITAS
HIDUP DAPAT DITINGKATKAN SECARA
OPTIMAL JIKA ATURAN TERTENTU DIIKUTI.

3. KOALISI MASYARAKAT HARUS

DIBENTUK UTK MEMENUHI
KEBUTUHAN KESMAS DALAM
KOMUNITAS. KESMAS MERUPAKAN
TANGGUNG JAWAB KOMUNITAS DAN
AKTIVITASNYA BERBASIS POPULASI.
INI BERARTI BHW MISI KESMAS
ADALAH BEKERJA DG SEMUA
KELOMPOK DALAM KOMUNITAS UTK
MENINGKATKAN KESEHATAN
SELURUH ANGGOTA.

4. PEMIMPIN KESMAS LOKAL DAN NEGARA

BAGIAN HARUS BEKERJASAMA UTK
MELINDUNGI KESMAS. SETIAP INDIVIDU
TANPA MENGHIRAUKAN STATUS GENDER,
RAS, ETNIK, ATAU SOSEK, PEMIMPIN
KESMAS BENAR-BENAR PERCAYA PADA
PRINSIP BHW SEMUA MANUSIA
DICIPTAKAN SAMA.
5. PERENCANAAN KESMAS YG RASIONAL
MEMBUTUHKAN KOLABORASI ANTARA
PEMIMPIN LEMBAGA KESMAS, DEWAN
KES LOKAL (JIKA ADA), SERTA DEWAN
LOKAL, DAN DAERAH YANG LAIN.

6. PEMIMPIN KESMAS YG BARU HARUS

MEMPELAJARI TEKNIK DAN PRAKTEK
KEPEMIMPINAN DARI PIMPINAN KESMAS YG
BERPENGALAMAN.
7. PEMIMPIN KESMAS HARUS MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN MEREKA
SECARA KONTINUE, PIMPINAN TDK PERNAH
BERHENTI BELAJAR.
8. PEMIMPIN TDK HANYA BERKOMITMENT PADA
PEMBELAJARAN SEPANJANG HIDUP, NAMUN
JUGA PADA PERKEMBANGAN DIRINYA, HARGA
DIRI MERUPAKAN FAKTOR UTAMA DLM
PENGEMBANGAN DIRI DAN PENTING UTK
KOMPETENSI PERSONAL YG DIBUTUHKAN UTK
MENGHADAPI TANTANGAN KEHIDUPAN.

9. IMFRASTRUKTUR KESMAS HARUS

BERDASARKAN PONDASI PROTEKSI
KES UTK SEMUA, NILAI DAN PRINSIP
DEMOKRATIS, SERTA PENGHARGAAN
TERHADAP STRUKTUR SOSIAL
BUDAYA.
10. PEMIMPIN KESMAS HARUS BERPIKIR
SECARA LOKAL NAMUN BERTINDAK
SECARA LOKAL.
11. PEMIMPIN KESMAS HARUS MENJADI
MANAJER YANG BAIK.

12. PEMIMPIN HARUS BERHUBUNGAN

DENGAN MANAJER DAN STAF LAIN
DALAM ORGANISASI, PEMIMPIN HARUS
MENJADI PENGARAH DAN MOTIVATOR
KEGIATAN DALAM ORGANISASI,
PEMIMPIN HARUS MEMPENGARUHI
SEMUA FASE KERJA DALAM ORGANISASI
DAN HARUS MENGANTISIPASI MASA
DEPAN DAN MENGEMBANGKAN
ORGANISASI DENGAN CARA
MEMPERTIMBANGKAN MASA DEPAN TSB.
13. PEMIMPIN KESMAS HARUS PROAKTIF
DAN TIDAK REAKTIF.

14. SETIAP TINGKAT SISTEM KESMAS

MEMBUTUHKAN PEMIMPIN. FAKTANYA,
PEMIMPIN TIDAK HARUS MEMILIKI POSISI
RESMI UTK MENJADI PIMPINAN DAN
SEPERTINYA KEKUATAN MENJADI
SEMAKIN TINGGI.
15. PEMIMPIN KESMAS MEMPRAKTEKKAN
KEAKHLIAN MEREKA PADA TINGKAT
KOMUNITAS DAN HARUS MEMAHAMI APA
YG DIMAKSUD DG KOMUNITAS.
16. PEMIMPIN KESMAS HARUS
MEMPRAKTEKKAN APA YG MEREKA
AJARKAN.

KEPEMIMPINAN KESMAS DAN

PENDEKATAN SISTEM DLM PERUBAHAN
ORGANISASI
PEMBENTUKAN TIM MERUPAKAN BAGIAN
PENTING DALAM MEMIMPIN LEMBAGA KESMAS.
KETIKA TIM DITETAPKAN, TIM PERLU
MENGKLARIFIKASI NILAI YG AKAN MENGARAHKAN
AKTIFITAS MEREKA.
PEMIMPIN KESMAS HARUS :
1. BERPIKIR SECARA SISTEMATIS DAN BERTINDAK
SECARA STRATEGIS.
2. MEMPROMOSIKAN PERUBAHAN
3. MENDUKUNG NILAI LEMBAGA DAN
MASYARAKAT

4. MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA INPUT

SISTEM, INTERVENSI PROGRAM, DAN
OUTPUT.
5. MEMANTAU DAN MENGEVALUASI DAMPAK
PERUBAHAN
6. MEMPRAKTEKKAN PEMIKIRAN SISTEM PADA
LIMA TINGKAT KEPEMIMPINAN, YAITU:
-PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PERSONAL
-KEPEMIMPINAN PADA TINGKAT TIM
-KEPEMIMPINAN PADA TINGKAT LEMBAGA
-KEPEMIMPINAN PADA TINGKAT KOMUNITAS
-KEPEMIMPINAN PADA TINGKAT
PROFESIONAL

TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

KESMAS

1. MEMAHAMI BAGAIMANA LEMBAGA BERFUNGSI

2. MENDELEGASIKAN OTORITAS JIKA
MEMUNGKINKAN.
3. MEMANTAU KEPUASAN KONSUMEN
4. MEMBUAT PERUBAHAN STRUKTURAL DLM
LEMBAGA UTK MENGAKOMODASI MASALAH
KESMAS YG ADA ATAU YG BARU.
5. MENGGALI MASA DEPAN ALTERNATIF UTK
LEMBAGA
6. MENETAPKAN MODEL FUNGSI INTI DLM AKTIVITAS
LEMBAGA
7. MEMBERDAYAKAN STAF LEMBAGA DAN ANGGOTA
MASYARAKAT

KUALITAS PEMIMPIN DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN
KONSEP PERUBAHAN
PERUBAHAN TIDAK DAPAT DIELAKKAN
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.
HERACLITUS, SEORANG FILSAFAT
YUNANI KUNO PERNAH BERKATA
BAHWA DI DUNIA INI TIDAK ADA
YANG PERMANEN, KECUALI
PERUBAHAN.

 PERNYATAAN TSB SAMPAI SAAT INI

MASIH MENGANDUNG KEBENARAN
KARENA MEMANG PADA
KENYATAANNYA DI DUNIA INI SELALU
TERJADI PERUBAHAN YANG MENCAKUP
SELURUH SEGI KEHIDUPAN, BAIK PADA
TINGKAT INDIVIDU MAUPUN PADA
TINGKAT ORGANISASI.
PERUBAHAN DALAM SATU BIDANG
PASTI MEMBAWA DAMPAK LANGSUNG
MAUPUN TIDAK LANGSUNG PADA
BIDANG KEHIDUPAN YANG LAINNYA.

 DENGAN KATA LAIN, SUATU

PERUBAHAN MERUPAKAN DEPENDENT
VARIABLE UNTUK PERUBAHAN YANG
LAINNYA DAN OLEH KARENA ITU
ANTARA SATU PERUBAHAN DENGAN
PERUBAHAN YG LAINNYA SELALU
TERDAPAT INTERELASI DAN
INTERDEPENDENSI NYATA, MESKIPUN
KORELASINYA MUNGKIN TIDAK
SEGERA DAPAT DILIHAT.

 OLEH KARENA PERUBAHAN MEMANG SELALU

TERJADI DAN PASTI AKAN SELALU TERJADI,
PEMIMPIN ORGANISASI DISAMPING HARUS
MEMILIKI KEPEKAAN THP PERUBAHANPERUBAHAN YG TERJADI DI LUAR ORGANISASI
YG DIPIMPINNYA HRS MAMPU
MEMPERHITUNGKAN DAN
MENGAKOMODASIKAN DAMPAK DARI
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI ITU,
DISAMPING ITU HARUS PULA MEMPUNYAI
KETERAMPILAN DAN KEBERANIAN UTK
MELAKUKAN PERUBAHAN DI DALAM
ORGANISASI DEMI PENINGKATAN KEMAMPUAN
ORGANISASI UTK MENCAPAI TUJUAN YG TELAH
DITETAPKAN.

PERUBAHAN MANAJEMEN
PERUBAHAN ADALAH RESPON TERENCANA
ATAU TAK TERENCANA TERHADAP TEKANANTEKANAN DAN DESAKAN-DESAKAN YANG
ADA.
MANAJEMEN PERUBAHAN ADALAH UPAYA YG
DILAKUKAN UTK MENGELOLA AKIBAT-AKIBAT
YG DITIMBULKAN KARENA TERJADINYA
PERUBAHAN DALAM ORGANISASI.
PERUBAHAN MEMPUNYAI MANFAAT BAGI
KELANGSUNGAN HIDUP SUATU
ORGANISASI, TANPA ADANYA PERUBAHAN
MAKA DAPAT DIPASTIKAN BHW USIA
ORGANISASI TDK AKAN BERTAHAN LAMA.

TUJUAN PERUBAHAN
PERUBAHAN BERTUJUAN AGAR
ORGANISASI TIDAK MENJADI STATIS
MELAINKAN TETAP DINAMIS DALAM
MENGHADAPI PERKEMBANGAN
JAMAN, KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN
DIBIDANG PELAYANAN MASYARAKAT
ADALAH PENINGKATAN KESADARAN
MASYARAKAT AKAN PELAYANAN YANG
BERKUALITAS.

TIPE PERUBAHAN
1. PERUBAHAN RUTIN, DIMANA TELAH
DIRENCANAKAN DAN DIBANGUN
MELALUI PROSES ORGANISASI
2. PERUBAHAN PENINGKATAN, YANG
MENCAKUP KEUNTUNGAN ATAU NILAI
YANG TELAH DICAPAI ORGANISASI.
3. PERUBAHAN INOVATIF, YANG
MENCAKUP CARA BAGAIMANA
ORGANISASI MEMBERIKAN
PELAYANANNYA.

TAHAP-TAHAP MANAJEMEN
PERUBAHAN
1. TAHAP IDENTIFIKASI PERUBAHAN, PADA
TAHAP INI SESEORANG ATAU KELOMPOK
DAPAT MENGENAL KEBUTUHAN
PERUBAHAN DAN MENGIDENTIFIKASI TIPE
PERUBAHAN.
2. TAHAP PERENCANAAN PERUBAHAN, PADA
TAHAP INI HARUS DIANALISIS MENGENAI
DIAGNOSTIK SITUASIONAL TEKNIK,
PEMILIHAN STRATEGI UMUM, DAN
PEMILIHAN. DLM PROSES INI PERLU
DIPERTIMBANGKAN ADANYA FAKTOR
PENDUKUNG SHG PERUBAHAN DAPAT
TERJADI DENGAN BAIK.

3. TAHAP IMPLEMENTASI PERUBAHAN,

DIMANA TERJADI PROSES PENCAIRAN,
PERUBAHAN DAN PEMBEKUAN YANG
DIHARAPKAN. APABILA SUATU PERUBAHAN
SEDANG TERJADI KEMUNGKINAN TIMBUL
MASALAH. UNTUK ITU PERLU DILAKUKAN
MONITORING PERUBAHAN.
4. TAHAP EVALUASI DAN UMPAN BALIK.
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI DIPERLUKAN
DATA, OLEH KARENA ITU DLM TAHAP INI
DILAKUKAN PENGUMPULAN DATA DAN
EVALUASI DATA TERSEBUT. HASIL EVALUASI
INI DAPAT DIUMPAN BALIK KEPADA TAHAP
PERTAMA SHG MEMBERI DAMPAK PADA
PERUBAHAN YG DIINGINKAN BERIKUTNYA.

SASARAN-SASARAN PERUBAHAN
1. PERUBAHAN DALAM STRUKTUR
ORGANISASI
2. PERUBAHAN PROSEDUR KERJA
3. PERUBAHAN DALAM HUBUNGAN
KERJA ANTAR PERSONAL

FAKTOR-FAKTOR YG
MEMPENGARUHI PERUBAHAN
1.
2.
3.
4.
5.

PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
KEPERCAYAAN
LINGKUNGAN
TUJUAN ORGANISASI

PERILAKU PERUBAHAN
1. PARA PELAKU PERUBAHAN DENGAN
KEKUASAAN RESMI (LEGITIMACY OF CHANGE),
ADALAH MEREKA YG MEMILIKI KEKUASAAN YG
DIAKUI SECARA FORMAL DAN DIANGGAP SAH
2. PARA PENDORONG DAN PENGANJUR
TIMBULNYA PERUBAHAN (INSTIGATORS OF
CHANGE) ADALAH MEREKA YG MEMANDANG
PERLUNYA PERUBAHAN KRN TELAH
MEMBANDINGKAN DAN MELIHAT SESUATU YG
BAIK DITEMPAT LAIN, SEPERTI MEREKA YG BARU
KEMBALI DARI STUDI BANDING.
3. PARA FASILITATOR PERUBAHAN (FACILITATOR
OF CHANGE) ADALAH MEREKA YG MEMILIKI
KEWIBAWAAN DAN DIAKUI SERTA DIKENAL SBG
PEMIMPIN INFORMAL YG MEMUDAHKAN SERTA
MELICINKAN PROSES TIMBULNYA PERUBAHAN.

KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI PELAKU

PERUBAHAN
1. MEMILIKI PEMIKIRAN DAN IDE INOVATIF,
BERSEMANGAT DAN BERANI
2. SELALU MENCARI HAL-HAL BARU YG MENANTANG
DG MEMPERTIMBANGKAN RESIKO YG TIDAK TERLALU
TINGGI
3. INGINSELALU MELIHAT ORGANISASI, MASYARAKAT
ATAU INSTITUSINYA BERKEMBANG MAJU DAN
MEMILIKI LOYALITAS YG TINGGI SERTA KOMITMEN YG
KUAT.
4. PANDAI BERORGANISASI, CERDIK DLM BERPOLITIK,
MENGERTI SISTEM KEKUASAAN SERTA BATAS-BATAS
PERUBAHAN YG INGIN DILAKUKAN TETAPI TDK
TERKALAHKAN OLEH RINTANGAN & KETERBATASAN
YG ADA
5. DAPAT MENJADI ANGGOTA DAN PEMAIN TIM YG
EFEKTIF SERTA GAMPANG DAN SENANG BERKAWAN.

MASALAH DALAM PERUBAHAN

1. Penolakan individu, antara lain
disebabkan :
a. Kebiasaan
b. Rasa aman
c. Faktor ekonomi
d. Takut akan sesuatu yg tidak
diketahui
e. Persepsi
2. Penolakan organisasi

Penolakan organisasi
1. Inersia struktural, artinya penolakan yg
terstruktur. Organisasi, lengkap dg tujuan,
struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan
lain sebaginya menghasilkan stabilitas. Jika
perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan
stabilitas terganggu.
2. Fokus perubahan berdampak luas.
Perubahan dalam organisasi tidak mungkin
terjadi hanya difokuskan pada satu bagian saja
karena organisasi merupakan suatu sistem, Jika
satu bagian diubah maka bagian lain pun
terpengaruh olehnya. Jika manjemen mengubah
proses kerja dg teknologi baru tanpa merubah
struktur organisasinya, maka perubahan sulit
berjalan lancar.

3. Ancaman terhadap keahlian.

Perubahan dalam pola organisasional bisa
mengancam keahlian kelompok kerja
tertentu. Misalnya, penggunaan komputer
utk merancang suatu desain, mengancam
kedudukan para juru gambar.
4. Ancaman thd hubungan kekuasaan
yg telah mapan. Mengintoduksi sistem
pengambilan keputusan partisipatif
seringkali bisa dipandang sebagai
ancaman kewenangan para penyelia dan
manajer tingkat menengah.

6. Ancaman terhadap alokasi

sumberdaya. Kelompok-kelompok
dlm organisasi yg mengendalikan
sumberdaya dg jumlah relatif besar
sering melihat perubahan organisasi
sebagai ancaman bagi mereka.
Apakah perubahan akan mengurangi
anggaran atau pegawai kelompok
kerjanya ?

Strategi mengatasi penolakan

1. Pendidikan dan komunikasi
2. Partisipasi
3. Memberikan kemudahan dan
dukungan
4. Negosiasi
5. Naipulasi dan kooptasi
6. Paksaan

KUALITAS PEMIMPIN DALAM

MENGHADAPI PERUBAHAN
1. Pemimpin harus memiliki kredibilitas dan
reputasi yg hebat, agar ia mampu
memberikan inspirasi dan memotivasi
kepada setiap orang.
2. Pemimpin harus memiliki keterampilan utk
dapat mengenali perubahan-perubahan
penting, serta mampu mengambil tempat
di dlm hati setiap orang, agar semua orang
dlm organisasi bisa saling menyatu dan
saling berempati, utk membawa
perubahan itu kearah yg lebih memberi
manfaat positif buat organisasi dan buat
setiap manusianya.

3. Pemimpin harus bisa membangkitkan

semangat dan gairah perubahan dari
setiap orang dlm organisasi utk
menyesuaikan diri dg lebih cepat, serta
berjuang keras utk mendapatkan hasil
perubahan yg lebih baik dari rencana yg
ada. Pemimpin harus menyadarkan setiap
orang, agar selalu menggunakan cara-cara
profesionalisme dlm merespon setiap
perubahan. Utk itu pemimpin harus duduk
bersama semua kekuatan sumberdaya
manusianya, utk berbicara tentang
perubahan-perubahan itu dg cara-cara
penuh inspirasi dan profesional.

4. Pemimpin harus cerdas menggunakan tema

perubahan dalam organisasinya, sbg sarana utk
meningkatkan keuntungan kompetitif bisnis
usahanya. Pemimpin harus bisa menggambarkan
perubahan itu secara nyata dipikiran setiap
orang, dan memberikan cermin perubahan utk
dapat dilihat setiap orang tentang wujud asli dari
perubahan tsb.
5. Pemimpin harus memberi inspirasi kepada setiap
orang, utk menghadapi perubahan dalam
pekerjaan, utk menghadapi perubahan dlm
keluarga, utk menghadapi perubahan dalam
hidup. Dan dlm semua aspek yg bertujuan utk
meningkatkan gairah dan kepercayaan diri
organisasi, utk memenangkan persaingan dlm
kompetisi bisnis yg ketat.

6. Pemimpin harus mengajak dan

menggandeng setiap hati dan setiap pikiran,
utk berpikir dan bertindak dlm semangat
meningkatkan semua potensi organisasi,
agar mampu menangani semua potensi
hebat secara lebih baik, dg cara mengubah
hal-hal yg menghambat gerak sukses
organisasi.
7. Pemimpin harus cerdas membimbing setiap
orang utk berhenti berwacana secara
berkepanjangan. Dan mengajak setiap orang
utk melakukan tindakan-tindakan yg
membantu organisasi. Tindakan yg terfokus
pada upaya meningkatkan kinerja, dlm
kemampuan manajemen menghadapi
perubahan yg tak pasti.

8. Pemimpin harus selalu menggunakan pola atau

model berpikir yg sederhana dan jelas, agar setiap
orang di dlm organisasi tdk terjebak dalam cara
berpikir yg merumitkan, shg makna perubahan itu
tdk menjadi kabur.
Pola berpikir yg lebih sederhana akan mendekatkan
semua solusi terbaik melalui logika dan akal sehat,
yg dapat diukur kebenarannya. Berpikir sederhana
akan menuntun pemimpin dan pengikutnya dalam
jalur yg tdk rumit utk menemukan segala macam
solusi terbaik, dimana semua solusi itu masih bisa
diukur kebenarannya dg pikiran yg jernih yg
berlogika cerdas, semua solusi terbaik pada
dasarnya telah ada, hanya saja diperlukan
keandalan kepemimpinan yg solid dan kuat, utk
menjadi lebih sederhana, jernih, dan sabar dlm
menyusuri jalur sederhana menuju puncak
penghasil solusi andal buat sebuah perubahan yg
hebat dan bermanfaat.