Anda di halaman 1dari 47

II.

PENGERTIAN DAN GAYA


KEPEMIMPINAN

I. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN BERASAL DARI KATA BAHASA
INGGRIS, YAITU LEADERSHIP.
MENURUT TIKNO LENSUFIE, KEPEMIMPINAN
MEMILIKI ARTI LUAS, MELIPUTI ILMU TENTANG
KEPEMIMPINAN, TEKNIK KEPEMIMPINAN, SENI
MEMIMPIN, CIRI KEPEMIMPINAN, SERTA SEJARAH
KEPEMIMPINAN.
TIKNO LENSUFIE DLM BUKUNYA YG BERJUDUL
LEADERSHIP UTK PROFESIONAL DAN
MAHASISWA MEMBERIKAN PENGERTIAN
PEMIMPIN SEBAGAI SESEORANG YANG MAMPU
MENGGERAKKAN PENGIKUT UNTUK MENCAPAI
TUJUAN ORGANISASI

KEPEMIMPINAN BUKAN BERARTI


MEMIMPIN ORANG UNTUK SESAAT
(insidental) SEPERTI MEMIMPIN
UPACARA BENDERA, MEMIMPIN PADUAN
SUARU DSB, TAPI KEPEMIMPINAN LEBIH
KEPADA SESEORANG YANG MEMIMPIN
SUATU ORGANISASI ATAU INSTITUSI.
KEPEMIMPINAN ADALAH PROSES
MEMPENGARUHI ATAU MEMBERI
CONTOH OLEH PEMIMPIN KEPADA
PENGIKUTNYA DALAM UPAYA MENCAPAI
TUJUAN ORGANISASI.

KEPEMIMPINAN vs KEKUASAAN
KEPEMIMPINAN, MELIPUTI PROSES
MEMPENGARUHI DAN MEMOTIVASI ORANG
LAIN UTK MELAKUKAN SESUATU SESUAI
TUJUAN BERSAMA. PROSES MEMPENGARUHI
DLM MENENTUKAN TUJUAN ORGANISASI,
MEMOTIVASI PERILAKU PENGIKUT UTK
MENCAPAI TUJUAN, MEMPENGARUHI UTK
MEMPERBAIKI KELOMPOK DAN BUDAYANYA.
KEKUASAAN, ADALAH KEMAMPUAN
UNTUK MEMPENGARUHI ORANG LAIN
UNTUK MAU MELAKUKAN APA YG
DIINGINKAN PIHAK LAINNYA.

KOMPONEN-KOMPONEN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
1. PEMIMPIN, YAITU ORANG YG MAMPU
MENGGERAKKAN PENGIKUT UTK MENCAPAI
TUJUAN ORGANISASI. PEMIMPIN HARUS PUNYA
VISI, SPIRIT, KARAKTER, INTEGRITAS, DAN
KAPABILITAS YG TINGGI.
2. KEMAMPUAN MENGGERAKKAN, YAITU BAGAIMANA
PEMIMPIN MENGGERAKKAN PENGIKUTNYA UTK
MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI.
3. PENGIKUT, YAITU ORANG-ORANG YG BERADA
DIBAWAH OTORITAS ATAU JABATAN SEORANG
PEMIMPIN.
4. TUJUAN YG BAIK, YAITU APA YG INGIN DICAPAI
OLEH ORGANISASI TERSEBUT.
5. ORGANISASI, YAITU WADAH ATAU TEMPAT
KEPEMIMPINAN BERADA.

DEFINISI KEPEMIMPINAN
1. George R. Terry (Sutarto,1998).
Kepemimpinan adalah hubungan yg ada
dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja
secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
2. H.Koontz & ODonnel Principles of
Management
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempersuasi orang-orang untuk
bekerjasama dalam pencapaian tujuan
bersama.

3. Kartini Kartono (1994)


Kepemimpinan itu sifatnya spesifik,
khas, diperlukan bagi satu situasi
khusus. Sebab dlm suatu kelompok
yg melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, dan mempunyai satu
tujuan serta peralatan-peralatan
yang khusus. Pemimpin kelompok
dengan ciri-ciri karakteristik itu
merupakan fungsi dari situasi khusus.

IMPLIKASI KEPEMIMPINAN
Banyak definisi kepemimpinan yang telah dikemukakan
para ahli, dari definisi-definisi tersebut kepemimpinan
memiliki beberapa implikasi, antara lain :
1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak
lain, yaitu para karyawan atau bawahan yg memiliki
kemauan utk menerima arahan dari pemimpin.
Tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan
ada pimpinan.
2. Seorang pemimpin yg efektif adalah seseorang yg dg
kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya utk
mencapai kinerja yg memuaskan.

3. Kepemimpinan harus memiliki


kejujuran terhadap diri sendiri
(integrity), sikap bertanggung jawab
yg tulus(compassion) , pengetahuan
(cognizance), keberanian bertindak
sesuai dg keyakinan (commitment),
kepercayaan pada diri sendiri dan
orang lain (confidence) dan
kemampuan untuk meyakinkan
orang lain (communication) dalam
membangun organisasi.

II. TEORI PEMBENTUKAN PEMIMPIN


Sesuai dengan beragamnya definisi
mengenai kepemimpinan, teori-teori
tentang pembentukan pimpinan pun
bermacam ragam.
Secara umum dapat digolongkan
kedalam empat kategori besar, yaitu:
1. Pengaruh kekuasaan
2. Bakat
3. Perilaku
4. Situasi

1. Teori Pengaruh Kekuasaan


Teori yg dikemukakan oleh French dan
Raven (1959) menyatakan bhw
kepemimpinan bersumber pada kekuasaan
dalam satu kelompok atau organisasi.
Orang-orang yang mempunyai akses
terhadap sumber kekuasaan dalam suatu
kelompok atau organisasi tertentu akan
mengendalikan atau memimpin kelompok
organisasi itu.
Sumber kekuasaan itu bisa berupa
kedudukan, kepribadian, dan politik.

a. Kekuasaan yg bersumber pada


kedudukan

Kekuasaan yg bersumber pada kedudukan terdiri


atas :
1). Kekuasaan formal atau legal , termasuk dalam
jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas,
presiden atau perdana menteri dsb yg mendapat
kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dg
peraturan atau perundangan yg resmi.
2). Kendali atas sumber dan ganjaran.
Majikan yg menggaji karyawan, majikan yg
mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor
yg dapat memberi ganjaran kepada bawahannya,
dsb, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan
seperti ini.

3). Kendali atas hukum .


Ganjaran biasanya terkait dg hukuman shg
kendali atas ganjaran biasa juga kendali
atas hukuman. Walaupun demikian, ada
kepemimpinan yg sumbernya hanya
kendali atas hukuman saja, ini merupakan
kepemimpinan yg berdasarkan pada rasa
takut.
Contoh para preman yg memungut pajak
kepada pedagang, pedagang akan tunduk
kepada preman karena takut akan
mendapat perlakuan kasar.

4). Kendali atas informasi.


Informasi ganjaran positif bagi orang yg
memerlukannya, shg siapa pun yg
menguasai informasi dapat menjadi
pemimpin. Misalnya adalah orang yg
paling tahu arah jalan maka otomatis dia
akan menjadi pimpinan rombongan.
5). Kendali ekologi (lingkungan).
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga
perekayasa situasi. Contoh adalah kendali
atas penempatan jabatan(Oldham, 1975).
Seorang atasan, manajer, atau kepala
bagian personalia mempunyai kekuasaan
atas bawahannya, karena ia boleh
menentukan posisi anggotanya.

b. Kekuasaan yg bersumber pada


Kepribadian
Kekuasaan yg bersumber pada kepribadian
berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu:
1). Keahlian atau keterampilan.
Dalam agama Islam, orang yg menjadi imam
adalah orang yg paling fasih membaca ayat
al-Quran. Demikian pula dalam pesawat
atau kapal, orang yg paling ahli dalam
mengemudilah yg akan menjadi pemimpin.
2). Persahabatan atau Kesetiaan .
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia
kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan, shg seseorang dianggap sebagai
pemimpin.

3). Karisma (Hourse, 1977).


Ciri kepribadian yg menyebabkan
timbulnya kewibawaan pribadi dari
pemimpin juga merupakan salah
satu sumber kekuasaan dalam
proses kepemimpinan.

c. Kekuasaan yang bersumber


pada politik
Kekuasaan yg bersumber pada politik (Pfeffer,
1981):
1). Kendali atas proses Pembuatan Keputusan.
Dalam organisasi, ketua menentukan
apakah suatu keputusan yg akan dibuat
akan dilaksanakan atau tidak.
2). Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985).
Kepemimpinan atas sumber kekuasaan
politik ditentukan juga atas hak atau
kewenangan utk membuat kerjasama dg
kelompok lain.

3). Partisipasi (Pfeffer, 1981). Pemimpin


mengatur partisipasi anggotanya,
siapa yg boleh berpartisipasi, dalam
bentuk apa tiap anggota
berpartisipasi, dsbnya.
4). Institusionalisasi. Pemimpin agama
menikahkan pasangan suami isteri,
menentukan terbentuknya keluarga
baru. Notaris atau hakim menentukan
berdirinya suatu yayasan atau
perusahaan baru, dsbnya.

2. Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait),
teori karismatik atau transformasi.
Inti dari teori ini adalah bhw kepemimpinan
terjadi karena sifat-sifat atau bakat yg khas
yg terdapat dalam diri pemimpin yg dapat
diwujudkan dlm perilaku kepemimpinan.
Sifat atau bakat ini dinamakan karisma atau
wibawa.
Sbg contoh: Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel
Castro, Mahatma Gandi, Ibu Theresa dan
Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki
sifat yg tdk dimiliki pemimpin-pemimpin lain.

Pemimpin-pemimpin karismatik tidak


dapat disamakan dg tokoh-tokoh yg
kewibawaan, kekuasaan atau
kepemimpinannya bersumber atau
ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan
dongeng-dongeng. Misalnya keturunan
raja, bangsawan, orang sakti, keturunan yg
dianggap titisan dewa dan sebagainya.
Karisma yg ditunjang oleh mitos dan
legenda ini bukanlah datang dari bakat
atau sifat pribadi yang bersangkutan, shg
tidak dapat digolongkan dalam teori bakat
yg sedang dibicarakan ini.

Teori bakat menurut Hourse (1977)


Bahwa karisma yg berupa bakat atau sifat
adalah hal yg dapat dijelaskan secara
objektif ilmiah, sehingga dapat diteliti,
diukur, dan dibuktikan keberadaannya.
Teori bakat menurut Baas (1985)
Ada faktor-faktor tambahan lain yg
menyebabkan lahirnya kepemimpinan
karismatik selain faktor bawaan sejak
lahir yg dikemukakan oleh Hourse, yaitu
faktor antesenden (hal yg mendahului
terjadinya seorang pemimpin), faktor
atribusi (keyakinan sendiri) dan faktor
konsekuensi dari kepemimpinan.

3. Teori Perilaku
Teori ini memusatkan perhatiannya pada
perilaku pemimpin dalam kaitannya
dengan struktur dan organisasi kelompok.
Oleh karena itu, teori perilaku ini lebih
sesuai untuk kepemimpinan dalam
lingkungan organisasi atau perusahaan,
karena pemimpin digariskan dengan jelas.
Menurur Mintzberg (1973)
mengemukakan sepuluh peran pemimpin
(manajer) .

Peran dalam hubungan antarpribadi adalah


sebagai pemimpin, penghubung dan panutan
(figurehead).
Peran yang berkaitan dg pemrosesan informasi
adalah sebagai pemantau, penyebaran
informasi dan juru bicara.
Peran yg berkaitan dg pembuatan keputusan
adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian
anggaran, pengalokasian sumber, dan
negosiator.
Bagaimana seorang pemimpin memenuhi
kesepuluh peran itu, hal itu akan ditentukan
bagaimana kepemimpinannya. Mereka akan
memiliki kecocokan dg salah satu peran, dan
biasanya mereka akan unggul dalam hal itu.

Menurut Page, 1985 dan Tomow, 1987 juga


memusatkan teori kepemimpinannya pada
peran yg dibawakan pemimpin dalam posisi
manajerial. Menurutnya ada sembilan
kewajiban dan tanggung jawab manajer
dalam organisasi, yaitu: penyelia
(supervising), perencana dan pengorganisasi,
pembuat keputusan, pemantau indikator,
pengendalian, perwakilan, pengkoordinasi,
konsultasi, dan adminstrasi.
Sebagai manajer sudah barang tentu
seseorang yg dapat menduduki sembilan
peran tsb., namun setiap orang memiliki
kemampuan tersendiri, shg ada yg kuat di
peran tertentu dan lemah di peran yang lain.

4. Teori Situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara
perilaku pimpinan dan situasi dilingkungan
pemimpin itu.
Terdapat dua macam hubungan :
1). Perilaku pemimpin yg merupakan hasil atau
akibat dari situasi.
2). Perilaku pemimpin merupakan penentu atau
penyebab situasi.
Pada hubungan pertama, pemimpin merupakan
variable ikutan (dependent variable), sedangkan
yg kedua masuk dalam variable bebas
(independent variable).

a. Perilaku pemimpin sebagai


akibat situasi

Teori-teori yg membicarakan hal ini adalah :


1). Teori peran (role theory) dari Merton
(1957)
disini perilaku pemimpin disesuaikan pada
perannya dalam kelompok, misalnya peran
seorang komandan berbeda dengan peran
seorang ayah, sehingga perilaku seorang
pemimpin berbeda ketika dia sedang
berperan sebagai komandan dan ketika dia
sedang menjadi ayah.

2). Teori Harapan ( Expectancy


theory) dari Nebecker & Mitchell
(1974), yg mengatakan bhw
pemimpin ditentukan oleh harapan
kelompoknya, misalnya seorang
ayah diharapkan untuk mencari
nafkah bagi keluarganya, sedangkan
ayah yang lain diharapkan untuk
memberikan pendidikan bagi anakanaknya.

3). Teori Adaptif-Reaktif (adaptivereactive theory) dari Osborne & Hunt


(1975), yg mengatakan bhw perilaku
pemimpin tdk ditentukan oleh satu
faktor tertentu,tetapi oleh interaksi
antara beberapa faktor dalam suatu
situasi (multiple influence model).
Dengan kata lain, pemimpin setiap kali
menyesuaikan perilakunya pada
perubahan situasi. Misalnya, perilaku
komandan berbeda pada saat perang
dan pada saat damai.

4). Teori Pilihan Kendala (Constraints


choices model) dari Stewan
(1967,1976,1982) yg mengatakan bahwa
perilaku pemimpina disesuaikan dengan
kendala-kendala yang ada. Ia akan
memilih perilaku yang kendalanya
terkecil. Misalnya seorang komandan
tentara dalam situasi pertempuran, jika
mengambil suatu tindakan kemungkinan
korban sedikit dan kemenangan akan
dicapai maka komandan akan
melaksanakan hal itu, namun bila
sebaliknya, lebih baik menunggu sampai
situasi menguntungkan.

b. Perilaku pemimpin sebagai


Penyebab Situasi
Dalam teori ini pemimpin dipandang
sebagai pihak yang bereaksi
terhadap situasi semata-mata, tetapi
dipandang sebagai pihak yang lebih
aktif, yang mengambil inisiatif dan
yang memberi dampak pada situasi.
Teori ini dinamakan juga teori model
kontingensi (contingency models).

Pendapat bbrp ahli tentang model


kontingensi
Hourse & Mitchell (1974) ;
mengemukakan empat tipe perilaku
pemimpin, yaitu : suportif (mendukung),
detektif (memberi petunjuk), partisipatif
(ikut terlibat), dan orientasi prestasi
(tujuan pencapaian terbaik).
Hersey & Blanchard (1969,1977,1982);
mengemukakan dua tipe perilaku
pemimpin, yaitu: lebih mementingkan
tugas (task behavior) dan lebih
mementingkan hubungan (relationship
behavior).

Kerr & Jernier (1978) menyatakan,


ada dua macam variable situasi,
yaitu: yang mendukung efektivitas
kepemimpinan (substitutes) dan
menghambat efektivitas
kepemimpinan.
Menghadapi dua situasi itu memiliki
sikap kepemimpinan yang berbeda,
yaitu ; instrumental (mengawali,
merangsang) dan supartif
(melanjutkan, mempertahankan).

Vroom & Yettom (1973) mendasarkan


pada bagaimana perilaku pembuatan
keputusan pemimpin mempengaruhi
kualitas pembuatan keputusan
bawahan dan penerimaan bawahan
terhadap keputusan.
Ada tiga prosedur pembuatan
keputusan, yaitu; otokratik (membuat
sendiri), konsultasi (konsultasi terlebih
dahulu), dan keputusan bersama.

Fiedler (1964,1967) dan Sarwono (1995),


yang mengatakan bhw efektivitas
kepemimpinan tergantung pada persepsi
pemimpin terhadap anggota
kelompoknya. Persepsi pemimpin
terhadap anggotanya diukur berdasarkan
pada pandangannya terhadap anggota
yang paling lemah, paling rendah
prestasinya atau paling tidak disukai (LPC
/ last preferred co-worked).
Sumber: Sarwono. S.W, Psikologi Sosial,
2005, Jakarta, Balai Pustaka.

III. SYARAT DAN SIFAT SEBAGAI


PEMIMPIN
Banyak sifat-sifat ideal yg dituntut bagi
seorang pemimpin berbeda-beda menurut
bidang kegiatan, jenis atau tipe
kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga
latar belakang budaya dan kebangsaan.
Untuk memperoleh perbandingan yg luas
berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau
syarat-syarat kepemimpinan yg diajukan
bbrp ahli, pemuka masyarakat, dan
bahkan berdasarkan tradisi masyarakat
tertentu.

Menurut Dr. Roeslan Abdul Gani


Seorang Pemimpin harus memiliki kelebihan
dalam tiga hal dari orang-orang yang
dipimpinnya, yaitu:
1. Kelebihan dalam bidang ratio, artinya
seorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan tentang tujuan dan asas
organisasi yang dipimpinnya. Memiliki
pengetahuan tentang cara-cara untuk
menjalankan organisasi secara efisien, dan
dapat memberikan keyakinan kepada orangorang yang dipimpin ke arah berhasilnya
tujuan.

2. Kelebihan dalam bidang rohaniah,


artinya seorang pemimpin harus
memiliki sifat-sifat yang memancarkan
keluhuran budi, ketinggian moral, dan
kesederhanaan watak.
3. Kelebihan dalam bidang
lahiriah/jasmaniah, artinya dengan
kelebihan ketahanan jasmaniah ini
seorang pemimpin akan mampu
memberikan contoh semangat dan
prestasi kerja sehari-hari yang baik
kepada orang-orang yang dipimpin.

Menurut Terry
Menyebutkan adanya delapan syarat yg harus
dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik,
yaitu:
1. Kekuatan atau energi; seorang pemimpin harus
memiliki kekuatan lahiriah dan rohaniah shg
mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk
memecahkan masalah-masalah yg dihadapi.
2. Penguasaan emosional; seorang pemimpin harus
dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah
marah dan putus asa.
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan;
seorang pemimpin harus dapat mengadakan
hubungan yg manusiawi dg bawahannya dan
orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan
bantuan dalam setiap kesulitan yg dihadapinya.

4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan


mampu menimbulkan semangat, gairah,
dan ketekunan dalam bekerja.
5. Kecakapan berkomunikasi; kemampuan
menyampaikan ide, pendapat serta
keinginan dengan baik kepada orang lain,
serta dapat dengan mudah mengambil
intisari pembicaraan.
6. Kecakapan mengajar, pemimpin yang
baik adalah guru yang mampu mengajar
dan memberikan teladan dan petunjukpetunjuk, menerangkan yang belum
dengan gambaran jelas serta memperbaiki
yang salah.

7. Kecakapan bergaul; dapat mengetahui


sifat dan watak orang lain melalui
pergaulan agar dengan mudah dapat
memperoleh kesetiaan dan kepercayaan.
Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja
dengan senang hati dan sukarela untuk
mencapai tujuan.
8. Kemampuan teknis kepemimpinan;
mengetahui asas dan tujuan organisasi.
Mampu merencanakan, mengorganisasi,
mendelegasikan wewenang, mengambil
keputusan, mengawasi dll untuk
tercapainya tujuan. Seorang pemimpin
harus menguasai baik kemampuan
manajerial maupun kemampuan teknis
dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

Jenderal Soeharto
Dalam amanatnya mengenai masalah
kepemimpinan berdasarkan Panca Sila,
menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, yaitu:
1. Ketuhanan YME, yaitu kesadaran beragama dan
beriman teguh.
2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri
tauladan yg baik di hadapan anak buah.
3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat untuk
menggugah semangat di tengah-tengah
masyarakat
(anak buah).
4. Tut Wuri Handayani, yaitu memberi pengaruh baik
dan mendorong dari belakang kepada anak buah.

5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi


dan berani mengoreksi anak buah.
6. Ambeg parama arta, yaitu memilih
dengan tepat mana yang harus
didahulukan.
7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang
sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari
atasan terhadap bawahan, dari bawahan
terhadap atasan dan juga kesamping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan
membatasi penggunaan dan pengeluaran
segala sesuatu untuk keperluan yang
benar-benar penting.

10. Sifat terbuka, yaitu kemauan,


kerelaan, keikhlasan, dan keberanian
untuk mempertanggung jawabkan
tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan,
kerelaan, dan keikhlasan untuk pada
saatnya menyerahkan tugas dan
tanggung jawab serta kedudukan
kepada generasi muda guna
diteruskannya.

Resi Abiyasa
Seperti yang diajarkan oleh Resi Abiyasa
kepada Ksatriya Arjuna dalam kisah-kisah
Mahabrata, yaitu: Heneng, Hening,
Heling, dan Hawas.
1). Heneng, artinya tenang, seorang
pemimpin harus memiliki sifat tenang
dalam menhadapi segala persoalan. Jika
mudah gelisah maka anak buah pun akan
menjadi gelisah. Dengan ketenangan
segala persoalan akan lebih mudah
dihadapi.

2). Hening artinya cipta, seorang


pemimpin harus memiliki ide,
prakarsa, dan kreatif.
3). Heling artinya ingat atau sadar,
seorang pemimpin harus selalu ingat
kepada orang-orang yang
dipimpinnya atau kepada rakyat.
4). Hawas artinya waspada, seorang
pemimpin harus selalu waspada
terhadap segala sesuatu yang
mungkin terjadi.

Sri Rama
Sri Rama kepada Wibisana ketika hendak menjadi
raja di Alengka menggantikan Rahwana kakaknya.
Dalam dunia pewayangan terdapat delapan sikap
atau laku, yang disebut dengan Hasta Brata, yaitu:
1. Surya Brata, seperti matahari menerangi dunia
2. Bayu Brata, seperti angin memberikan kesejukan
3. Indra Brata, seperti hujan yg memberikan
kesuburan
4. Dhana Brata, harta /kekayaan utk kepentingan
bersama
5. Sasi Brata, seperti bulan yg disenangi
6. Yama Brata, artinya jiwa yg tegas menegakkan
keadilan
7. Pasa Brata, senjata yg tdk pernah meleset
8. Agni Brata, artinya api membangkitkan semangat.

IV. GAYA KEPEMIMPINAN


Istilah gaya secara kasar adalah sama
dengan cara yang digunakan pemimpin di
dalam mempengaruhi para pengikutnya.
Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti
yang ia lihat.
Tugas : Tuliskan beberapa gaya
kepemimpinan yang dapt kamu himpun
beserta ciri-cirinya (karakteristik).

Anda mungkin juga menyukai