Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Kewarganegaraan

Peran Demokrasi dalam Mewujudkan


Masyarakat yang Adil dan Makmur
Kelompok 7

Grace Irene Jessica


(1320025041)
Ayu Naraswari Nesa
(1320025037)
Novita Ayurini (1320025072)
Riska Yuliantari (1320025052)
Rosi Arista Dewi
(1320025080)
Diki Sudarsana (1320025050)
Ary Sandy Widiarta
(1320025039)

Demokrasi

salah satu konsep, dari beberapa


konsep sistem pemerintahan yang
dipandang paling ideal saat ini untuk
mencapai kemakmuran rakyat.
Indonesia adalah salah satu negara
yang menerapkan konsep ini sebagai
landasan kehidupan bernegara.

Demokratisasi dalam prakteknya masih menimbulkan sisi

Masyarakat Madani

Istilah masyarakat madani pertama kali digulirkan oleh


Datok Seri Anwar Ibrahim . Masyarakat madani dapat
dipandang mampu membangun kehidupan masyarakat
beradab yang ditegakkan di atas akhlakul karimah,
masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis dengan
landasan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Apabila ditinjau di lapangan tentang ukuran


masyarakat Indonesia dari sisi demokrasinya,
saat ini bangsa ini telah banyak mengalami
transformasi demokrasi dimana penduduknya
mulai paham akan peran serta haknya sebagai
warga negara. Kelompok warga negara usia
muda merupakan kelompok besar yang
dianggap paling paham akan ekstensi dari
demokrasi, sementara itu kelompok usia tua
adalah kelompok mayoritas yang acuh dan
berpandangan skeptis tentang demokrasi.
Faktor
inilah
yang
menyebabkan
iklim
demokrasi saat ini sarat akan praktik kotor,

Kendala dalam mewujudkan masyarakat madani


di Indonesia :
Kualitas sdm yang belum memadai karena
pendidikan yang belum merata,
Masih
rendahnya
pendidikan
politik
masyarakat, kondisi ekonomi nasional yang
belum stabil pasca krisis moneter,
Tingginya angkatan kerja yang belum terserap
karena lapangan kerja yang terbatas,
Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca
reformasi.

Relasi Masyarakat Madani dan


Demokratisasi
Masyarakat
madani
dan
demokratisasi
merupakan suatu entitas yang korelatif,
menurut Dawam keduanya adalah bagaikan
dua sisi mata uang, dan keduanya bersifat koeksistensi. Artinya disini, hanya dalam civil
society yang kuatlah sebuah demokrasi dapat
ditegakkan dengan baik dan hanya dalam
suasana demokratislah civil society dapat
berkembang dengan wajar.

Larry Diamond menyebutkan bahwa setidaknya ada 6 kontribusi


yang diberikan dari masyarakat madani terhadap perkembangan
proses demokrasi. Keenam kontribusi tersebut yaitu:
1. sebagai wahana penyedia sumber daya politik, ekonomi,
kebudayaan
dan
moral
untuk
mengawasi
dan
menjaga
keseimbangan pejabat negara;
2. pluralisme yang ada dalam masyarakat madani, bila diorganisir
dapat dijadikan sebagai dasar penting persaingan demokrasi;
3. memperkaya partisipasi politik dan emningkatkan kesadaran
kewarganegaraan;
4. ikut menjaga stabilitas politik;
5. tempat untuk menggembleng pemimpin politik;
6. menghalangi dominasi rezim otoriter dan mencegah terjadinya
serta mempercepat runtuhnya rezim.

Peran Demokrasi dalam Membentuk


Masyarakat Madani
Di era reformasi ini, pemberdayaan masyarakat dalam
kehidupan sosial politik, hukum, ekonomi dan budaya
merupakan suatu kondisi yang tidak terelakan. Suatu
pemberdayaan rakyat akan berhasil apabila di negeri ini
tercipta suatu "ruang publik" yang membuka peluang bagi
hadir dan tumbuh suburnya kreativitas rakyat. Ruang
publik, atau ruang dialog yang dibuka lebar oleh negara
selama ini sangat memungkinkan orang (masyarakat)
berekspresi untuk menyatakan diri dan suara hati
nuraninya. Dalam hal ini kita melihat, betapa besar efek
yang ditimbulkan oleh gerakan reformasi.

Hal ini terbukti, rakyat beramai-ramai membangun organisasiorganisasi kemasyarakatan, bahkan partai politik sekalipun, yang di
masa Orde baru jelas sangat tidak memungkinkan.
Pemberdayaan rakyat hanya akan terjadi bila iklim demokrasi dapat
ditegakkan, dan demokrasi akan berhasil bila rakyatnya menghargai
pluralisme di segala bidang. Intinya pendapat tersebut adalah bahwa
pemberdayaan rakyat tanpa ada toleransi dan rasa menghormati
terhadap pluralisme akan menimbulkan suatu iklim demokrasi yang
anarkis, chaotic, penindasan terhadap minoritas, termasuk
pemaksaan kehendak. Selama Orba berkuasa, kita memperoleh
pengalaman berharga (pengalaman pahit), dimana pluralisme politik
menjadi sesuatu yang tabu sehingga proses demokrasi berjalan
dengan tersendat-sendat, dan bahkan mencapai titik nadir, karena
begitu kuatnya penetrasi kekuasaan dengan berbagai bentuk
tindakan represifnya terhadap komponen masyarakat (bawah).

Intinya, kemandirian masyarakat atas negara merupakan salah


satu prasyarat terpenting dari terbentuknya sistem politik yang
demokratis. Masyarakat mandiri memfungsikan diri sebagai alat
kedaulatan individu-indivdu di dalamnya merupakan pribadi
yang sederajat dalam berbagai matra kehidupan. Tidak ada
campur tangan negara yang menyangkut hak-hak asasi, apalagi
memaksa. Sebaliknya, negara lebih banyak berperan sebagai
fasilitator untuk memenuhi kepentingan masyarakat.

Terima Kasih atas


perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai