periode olfaktori. Selama periode ini, impuls tidak dapat melewati neuron.
Penghantaran lewat sinapsis
Impuls (rangsangan) yang diterima oleh neuron sensori, dihantarkan melalui sel
saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron
yang satu dengan yang lainnya. Ujung akson menyampaikan rangsang menuju
dendrit sel saraf (neuron) yang lain membentuk tombol sinaps. Antar tombol
sinapsis dengan dendrit terdapat celah sempit yang disebut celah sinapsis. Pada
sitoplasma, di setiap tombol sinapsis terdapat neurotransmitter (zat penghantar).
Neurotransmitter membawa impuls ke membran postsinaps (pada akson penerima
impuls). Setelah menyampaikan impuls neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim
yang dikeluarkan oleh membran postsinaps. Jika neurotransmitternya berupa asetil
kolin, maka akan dihidrolisis oleh asetil kolin esterase. Hasil hidrolisis asetil kolin
yang berupa kolin dan asam etanoat selanjutnya disimpan di gelembung sinapsis.
Fungsi dari hasil hidrolisis ini untuk memecah molekul impuls (molekul
neurotransmitter) menjadi molekul yang lebih kecil/sederhana yang dapat bereaksi
secara kimiawi sehingga dapat digunakan kembali saat menerima rangsang.
2. Neurotransmitter
Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh,
homeostasis seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan cairan,
keseimbangan hormonal, mengatur emosi, ingatan, aktivitas motorik dan lain-lain.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu neuroglia dan neuron. Neuroglia berfungsi
untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi
dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. (dr. Liza; 2010)
Komunikasi antar neuron terjadi melalui penghubung antar neuron atau sinaps.
Sebuah sinaps bukan merupakan hubungan langsung, tetapi terdapat celah pemisah
(celah sinaps) yang harus dilewati oleh impuls yang dihantarkan. Neurotransmiter
merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi elektrik dari
sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. (dr. Euis Heryati, M.Kes dan dr. Nur
Faizah R, M.Kes; 2008)
Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang. Sifat
neurotransmitter adalah sebagai berikut: (dr. Rina Herowati, M.Si., Apt., dkk; 2012)
Disintesis di neuron presinaps
Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps
Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis
Segera dipindahkan dari sinaps melalui uptake atau degradasi
Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon biologis.
Meskipun dalam beberapa bagian sistem saraf kegiatan elektrik satu neuron dapat
langsung merangsang neuron lainnya, namun pada sejumlah besar kasus terdapat
senyawa kimia yang berfungsi sebagai agen pengantar. Ketika sebuah impuls saraf
mencapai ujung axon, suatu senyawa kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan
dan masuk ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter terikat pada reseptor khusus pada
selaput sel penerima dan mengubah daya tembusnya ke arah depolarisasi. Jika
depolarisasi menjadi cukup besar untuk dapat melampaui titik rangsang, maka sel itu
membakar aksi potensial melalui axonnya untuk mempengaruhi neuron lain. Proses
ini terjadi pada sinaps eksitatori, tetapi ada juga sinaps inhibitori yang bekerja
bersamaan tetapi dengan cara berlawanan. (dr. Euis Heryati, M.Kes dan dr. Nur
Faizah R, M.Kes; 2008)
Secara umum neurotransmitter dibagi dalam 4 klas, yaitu : (dr. Euis Heryati, M.Kes
dan dr. Nur Faizah R, M.Kes; 2008)
Klas Asetilkholin
Asetilkholin (ACh) disekresikan oleh neuron-neuron di sebagian besar otak dan
ganglia basalis, neuron motorik yang menginervasi otot skelet, neuron
preganglion sistem saraf otonom, neuron postganglion saraf parasimpatik dan
sebagian saraf simpatik. Pada sebagian,besar kasus, asetilkholin mempunyai efek
eksitasi, namun dapat juga berefek inhibisi pada beberapa ujung saraf
parasimpatik perifer,misalnya pada otot jantung. ACh yang disekresikan oleh
neuron motorik pada otot skelet bertanggung jawab terhadap kontraksi atau
gerakan otot. Obat-obatan tertentu seperti toksin botulinum atau curare dapat
menghalangi pengaliran ACh dari tombol terminal pada ujung axon, sehingga
menyebabkan kelumpuhan otot. ACh yang ditemukan di otak berhubungan
dengan proses belajar dan memori, sehingga bila ada gangguan pada
neurotransmitter ini diduga berhubungan dengan penyakit Alzheimer yang
Serotonin
Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak dan berproyeksi di
sebagian besar area otak. Serotonin dapat bekerja sebagai penghambat jaras rasa
sakit dalam medulla spinalis, dan juga dianggap dapat membantu pengaturan
kehendak/hati nurani seseorang. Serotonin yang menurun berhubungan dengan
gejala depresi, dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan
jumlah reseptor postsinaps 5-HT1A dan 5-HT2a pada pasien denagn depresi berat.
Serotonin disekresikan oleh nukleus yang berasal dari rafe medial batang otak dan
berproyeksi disebahagian besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks
dorsalis medula spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai
bahan penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di daerah
sistem syaraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu pengaturan kehendak
seseorang, bahkan mungkin juga menyebabkan tidur (Guyton 1997: 714).
Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan vasokontriksi kuat dan
perangsang kontraksi otak polos. Produksi serotonin sangat meningkat pada
karsinoid ganas penyakit yang ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang
tersebar luas didalam jaringan argentafin rongga abdomen (Martin,David .
1987:364) Sistem respons fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon
fight and flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin,
respon terhadap ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak proses
kompleks dalam organ-organ vital seperti otak, sistem kardiovaskular, otot, hati
dan terlihat sedikit pada organ kulit, gastrointestinal dan jaringan limfoid. (Martin,
David, 1987:625)
Adanya gangguan serotonin dapat menjadi penanda kerentanan terhadap
kekambuhan depresi. Kadar serotonin rendah didapat pada penderita yang agresif
dan bunuh diri (Bhagwagar 2002, Thase ME 2000, dalam Amir, N 2005).
Sementara jumlah yang meningkat diduga dapat menyebabkan tidur dan relaksasi.
Biosintesis katekolamin (Dopamine, Norepinephrine dan Epinephrine). (dr.
Rina Herowati, M.Si., Apt.; 2012)
1. Hidroksilasi
Pada tahap ini reaksi melibatkan konversi tirosin, oksigen dan
tetrahidrobiopterin menjadi dopa dan dihidrobiopterin. Reaksi ini dikatalisis
enzim tirosin hidroksilase dan bersifat ireversibel.
2. Dekarboksilasi
Pada tahap ini enzim dekarboksilase dopa akan mengkatalisis dekarboksilasi
dopa menghasilkan dopamin. Defisiensi enzim ini akan menyebabkan
penyakit Parkinson. Reaksi ini bersifat ireversibel. Kofaktor untuk reaksi ini
adalah PLP (pyridoxal phosphate). Pada sel yang mensekresi dopamin, jalur
neurotransmiter berakhir pada tahap ini.
3. Hidroksilasi
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim dopamine =-hydroxylase. Reaktan meliputi
dopamine, O2 dan askorbat (vitamin C). Produknya adalah norepinephrine, air
dan dehidroaskorbat. Reaksi ini bersifat ireversibel. Produk dari sel
noradrenergik adalah norepinefrin dan jalurnya berakhir di sini.
4. Metilasi
Reaksi ini dikatalisis oleh feniletanolamin N-metiltransferase. Norepinefrin
dan Sadenosilmetionin (ado-Met) membentuk epinephrine dan S-adenosil
homosistein (ado-Hcy).
Metabolisme katekolamin (dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.; 2012)
Metabolisme katekolamin merupakan reaksi yang kompleks. Enzim utama yang
terlibat dalam degradasi katekolamin adalah monoamine oxidase (MAO), yang
mendegradasi asam amino alifatis. MAO sendiri merupakan target penting dalam
pengembangan obat. Intermediat aldehid kemudian dioksidasi menjadi asam
karboksilat yang sesuai, atau direduksi menjadi alkohol. Monoamine oxidase
ditemukan terutama di membrane mitokondria, dalam bentuk isoenzim. Enzim
lain yang terlibat dalam biodegradasi katekolamin adalah catecholamine
Omethyltransferase (COMT), suatu enzim sitoplasma yang menggunakan Sadenosyl.
Biosintesis Serotonin : (dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.; 2012)
Serotonin didegradasi melalui dua reaksi : Oksidasi dan Dehidrogenasi Serotonin
disintesis di sistem saraf pusat dan sel kromafin dari asam amino Triptofan,
melalui dua tahapan reaksi:
1. Hidroksilasi.
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah triptofan hidroksilase. Kofaktor
dalam reaksi ini adalah tetrahidrobiopterin, yang dikonversi menjadi
dihidrobiopterin.
2. Dekarboksilasi
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah hidroksitriptofan dekarboksilase.
dilepaskan karena ada rasa nyeri, latihan relaksasi, latihan yang berat, dan makan
cabai yang sangat pedas.
Pelepasan Neurotransmiter
Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-sinapsis. Neuron
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut neuron post-sinapsis. Bila impuls
sampai pada ujung neuron pre-sinapsis, maka vesikula sinapsis bergerak dan
melebur dengan membran neuron pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan
3. Potensial Membran
Potensial membran adalah perbedaan konsentrasi realatif kation dan anion pada sisi
yang berseberangan pada membran plasma yang menyebabkan sisi sitoplasmik
membran bermuatan negatif dibandingkan sisi ekstraseluler. Potensial membran
muncul karena adanya dua kekuatan yang saling berlawanan, yaitu kekuatan yang
muncul dari peristiwa difusi dan kekuatan dari tekanan elektrostatis.
DIFUSI
Dalam kondisi normal (tidak ada hambatan dalam peristiwa difusi), molekulmolekul akan berdifusi dari bagian yang memiliki konsentrasi tinggi ke bagian
yang saling berlawanan. Ion positif disebut dengan cations dan ion negatif disebut
dengan anions. Partikel dengan muatan-muatan listrik yang sejenis akan saling
tolak menolak, sedangkan partikel dengan muatan-muatan listrik yang berlawanan
akan saling tarik menarik. Tarikan yang berulang-ulang antara cations dan anions
ini disebut dengan tekanan elektrostatis. Seperti halnya peristiwa difusi yang
menggerakkan molekul dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi rendah, maka
tekanan elektrostatis akan memindahkan cations dari daerah yang berlebihan ion
positif dan memindahkan anions dari daerah yang berlebihan ion negatif.
Membran sel dikelilingi oleh ion-ion listrik yang ditimbulkan oleh cairan-cairan kimia
disekitarnya. Cairan bagian dalam membran (intracellular fluid) terdiri dari:
Ion Natrium (sodium), pembawa muatan positif (Na+)
Ion Kalium (potassium), pembawa muatan positif (K+)
on Klorida, pembawa muatan negatif (Cl-)
Ion Protein/Organik, pembawa muatan negatif (An-)
Sedangkan cairan bagian luar membran (extracellular fluid) terdiri dari:
1011 Natrium (sodium), pembawa muatan positif (Na+)
Ion Kalium (potassium), pembawa muatan positif (K+)
Ion Klorida, pembawa muatan negatif (Cl-)
4. Potensial Aksi
Potensial aksi adalah peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu depolarisasi membran
pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan
stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson semakin cepat penghantaran
potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding terbalik dengan luas penampang
penghantar arus tersebut. Potensial aksi dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke
dalam melintasi membran. Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah
bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah ini dan memulai
potensial aksi kedua. Pada lokasi potensial aksi pertama membran mengalami
repolarisasi ketika K+ mengalir keluar. Potensial aksi ketiga merambat secara
berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui mekanisme ini aliran ion lokal
menembus membran plasma dan menghasilkan impuls saarf yang merambat
sepanjang akson tersebut. Saluran ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh
voltase yang menghasilkan potensial aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus
Ranvier. Cairan ekstraseluler juga berhubungan dengan membran akson namun
melompat dari satu nodus ke nodus lain melewati daerah yang berinsulasi myelin
pada membran di antara nodus itu. Mekanisme ini disebut penghantaran bersalto
salvatory conduction..
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Liza. Otak manusia, neurotransmiter , dan stress. Dinkes kab. Cirebon. 2010
Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 1997. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Heryati, M.Kes, dr. Euis. Faizah R, M.Kes, dr. Nur. Diktat Kuliah Psikologi Faal.
http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend._Luar_Biasa/197710132005012Euis_Heryati/Diktat_Kuliahx.Pdf. Diakses Tanggal 7 November 2013
Herowati, M.Si., Apt., dr. Rina, dkk. Bab VI : Neurotransmiter : Kegiatan Belajar I :
Pendahuluan Neurotransmiter. 2012; 6.2:6.6
Price SA, Wilson LM. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf. In: Pendit BU, Hartanto H,
Wulansari P, Mahanani DA,Editors. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, 6th ed. Jakarta: EGC; 2005;p.1007.