Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Sistematika
Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI yang meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis.
BAB III : PENUTUP yang meliputi kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP DASAR PENYAKIT HERPES
Herpes di bagi menjadi 3 :
1.
2.
3.

Herpes Simpleks
Herpes Genital
Herpes Zoester

A. Herpes Simpleks.
1. Pengertian
Herpes simpleks adalah penyakit akut yang ditandai dengan timbulnya vesikula yang
berkelompok, timbul berulang,yang mengenai permukaan mukokutaneus, yang disebabkan oleh
Virus

Herpes

Simpleks.

(Mutaqin,Arif.2012.

Sistem

integumen.

Jakarta

Salemba

Medika)Herpes simpleks adalah infeksi virus yang paling umum. Kondisi yang muncul karena
infeksi ini sangat bervariasi meliputi infeksi tanpa gejala,pilek,herpes pada genatal. Herpes

simpleks mengikuti pola yang biasa pada familivirus herpes, infeksi primer,inkubasi (masa
latten) dan reaktivasi (infeksivirus). ( Brunner & Sudart. 2001. Keperawatan Medical Bedah.
Jakarta :EGC)

2. Etiologi
HSV ditularkan melalui kontak langsung. Infeksi HSV terjadi melalui inokulasi virus ke
dalam permukaan mukosa ( misalnya : orofaring, serviks,konjungtiva ) atau melalui suatu lesi
dikulit. HSV -1 ditularkan terutama melalui kontak dengan air liur yang terinfeksi virus,
sedangkan HSV-2 ditularkan secara seksual atau dari infeksi melalui kontak pada jalan akhir
seorang ibu untuk bayinya yang lahir.(Mutaqin,Arif. 2012. Sistem integumen. Jakarta : Salemba
Medika)

3. Patofisiologi
Infeksi primer dimulai 2 20 hari setelah mengalami kontak. Infeksigenetalia HSVtipe 1
dan 2 secara klinis identik. Individu dengan riwayat lesiorang dan antibodi HSV tipe 1cenderung
untuk menderita infeksi HSV tipe 2yang tidak begitu berat. Infeksi primer dapat menimbulkan
lesi atau gejalayang ringan atau tidak sama sekali. Akan tetapi pada wanita, infeksi
herpesgenitalis primer secara khas ditunjukkan oleh adanya vesikel nultipel padalabia mayora
dan minora, menyebar pada perineum dan paha, yang kemudian berlanjut menjadi tukak yang
sangat nyeri.HSV mempunyai kemampuan untuk reaktivasi melalui beberaparangsangan
(misalnya : demam, trauma, stress emosional, sinar matahari danmenstruasi). HSV tipe1 dapat
aktif kembali 8-10 kali lebih sering didaerahgenital daripada genitalia. Sementaraitu, HSV-1
dapat aktif kembali dan lebihsering pada bagian oral dari pada genital dari pada di daerah orol
abial.Reaktivasi lebih umum dan parah terjadi pada individu
Dengankondisi penurunan fungsi imun. (Mutaqin,Arif. 2012. Sistem integumen. Jakarta :
Salemba Medika)

4. Tanda Dan Gejala


Gejala dapat dicirikan dengan lesi dimulut,faring, kelopak mata,atau genital. Suatu saat
lesi pada area ini akan berkelompok. Pejamu yang terinfeksi mungkin mengalami gejala umum
seperti demam, sakit tenggorokan, kelemahan dan limfadenopati. Keparahan gejala karena
kekebalan yang disupresi meliputi penyebaran penyakit yang luas dengan lesiyang tampak di
area

yang

luas

antara

lain

membran

mukosa

dan

kulit.

Infeksi primer

mungkin

berlangsung selama beberapa hari.


a. Infeksi primer
hampir semua orang yang terinfeksi tidak mengetahuiepisode pertama dari infeksi
herpes simplek. Pada gejala individu, infeksi primer adalah tahap dimana mungkin rasa
nyeri muncul dan gejala memanjang tahap sesudahnya.
b. Masa latten
Virus yang awalnya menginfeksi sel epitel membrane mukosa dan kulit akan
menyerang sel saraf sensorik selama masa latten. Pada masa ini virus tidak melakukkan
replikasi tetapi tetap hidup. Pada keadaan ini,adanya stressor emosi atau fisiologik dapat
menyebabkan virus aktif kembali.
c. Reaktivasi infeksi.
Virus melakukan replikasi pada reaktivasi dari infeksi baik dengan menunjukkan
gejala atau tanpa gejala. Pada kasus lain dapat terjadi penyebaran virus pada orang lain.
Umumnya, reinfeksi simtomatik tidak terlalu parah dan dalam waktu yang lebih singkat
dariinfeksi primer. Gejala yang muncul kembali dari infeksi mempunyai periode prodroal
dan dapat diketahui dengan adanya sensasi gatal, panas atau kesemutan. ( Brunner &
Sudart. 2001. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta :EGC)

5. Komplikasi

Komplikasi yang paling signifikan dari HSV adalah ensefalitis meskipun jarang,
merupakan kasus fatal sekitar 60-80%. HSV dapat muncul sebagai penyakit menular seperti
pneumonia, kolitis, esofagitis pada pasien HIV. Suatu saat tersebar secara luas pada pasien
dengan luka bakar yang berat.
Infeksi primer atau rekuren selama hamil dapat menimbulkan infeksikongenital janin dan
bayi baru lahir. Komplikasi dapat berupa infeksi local sampai dengan kelainan dan kadang
meninggal.( Brunner & Sudart. 2001.Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis tentang virus herpes simpleks dapat dibuat dengan kulturvirus atau tes
serologik. Seringnya penggunaan test usap Tzanck menggunakan kikisan dari lesi dan
menambahan pewarna khusus langsung mengobservasi sel multinukleus raksasa yang
menandakan HSV atau infeksi lain. ( Brunner & Sudart. 2001. Keperawatan Medical Bedah.
Jakarta :EGC)
7. Penatalaksanaan Medis
Herpes simpleks ensefalitis dan infeksi neonatal umunya diatasi asiklovir. Asiklovir juga
telah menunjukkan penanganan yang efektif untuk membatasi morbiditas dari episode awal pada
herpes genital dan untuk munculnya kembali menifestasi herpes yang berat.( Brunner & Sudart.
2001. Keperawatan MedicalBedah. Jakarta : EGC)

B. Herpes Genitalia
1. Pengertian
Merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya
(bokong, daerah anal dan paha).
Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanyadapat menyebabkan
herpes genital. Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan
4

rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai
daerah genital. HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis
sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamindan infeksi pada neonatus. Komplikasi
tersebut menjadi bahan pemikiran.
Danmenjadiperhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli
kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan
mempunyai riwayat yang berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus
mengalami masa laten atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus
dormanini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks fasial-oral
rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau coldsore dan ditemukan pada 2540% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi.
a. Herpes simpleks fasial-oral
Biasanyasembuh sendiri. Tetapi pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat
ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esofagus.
b. Virus herpes
Merupakan sekelompok virus yang termasuk dalam famili herpes viridae yang
mempunyai morfologi yang identik dan mempunyaikemampuan untuk berada dalam
keadaan laten dalam sel hospes setelahinfeksi primer.
Virus yang berada dalam keadaan laten dapat bertahan untuk periode yang lama
bahkan seumur hidup penderita. Virus tersebut tetapmempunyai kemampuan untuk
mengadakan reaktivasi kembali sehingga dapatterjadi infeksi yang rekuren.
2. Etiologi
Herpes genitalis disebabkan oleh HSV atau herpes virus hominis(HVH), yang merupakan
anggota dari famili herpesviridae. Adapun tipe-tipedari HSV :
a. Herpes simplex virus tipe I

pada umunya menyebabkan lesi atau luka pada sekitar wajah, bibir, mukosa
mulut, dan leher.
b. Herpes simplex virus tipe II
umumnya menyebabkan lesi pada genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan
paha).Herpes simplex virus tergolong dalam famili herpes virus, selain HSVyang juga
termasuk dalam golongan ini adalah Epstein Barr (mono) danvarisela zoster yang
menyebabkan herpes zoster dan varicella. Sebagian besar kasus herpes genitalis
disebabkan oleh HSV-2, namun tidak menutup kemungkinan HSV-1 menyebabkan
kelainan yang sama.Pada umumnya disebabkan oleh HSV-2 yang penularannya secara
utama melalui vaginal atau anal seks. Beberapa tahun ini, HSV-1 telah lebih sering juga
menyebabkan herpes genital. HSV-1 genital menyebar lewat oralseks yang memiliki cold
sore pada mulut atau bibir, tetapi beberapa kasus dihasilkan dari vaginal atau anal seks.

3. Patofisiologi
HSV-1 dan HSV-2 adalah termasuk dalam famili herphes viridae,sebuah grup virus DNA
rantai ganda lipid-enveloped yang berperanan secaraluas pada infeksi manusia. Kedua serotipe
HSV dan virus varicella zostermempunyai hubungan dekat sebagai subfamili virus alphaherpesviridae.Alfa herpes virus menginfeksi tipe sel multiple, bertumbuh cepat dansecara efisien
menghancurkan sel host dan infeksi pada sel host. Infeksi padanatural host ditandai oleh lesi
epidermis, seringkali melibatkan permukaanmukosa dengan penyebaran virus pada sistem saraf
dan menetap sebagaiinfeksi laten pada neuron, dimana dapat aktif kembali secara
periodik.Transmisi infeksi HSV seringkali berlangsung lewat kontak erat dengan pasien yang
dapat menularkan virus lewat permukaan mukosa.Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada
orofaring, virus menyebarmelalui droplet pernapasan, atau melalui kontak langsung dengan
saliva yangterinfeksi. HSV-2 biasanya ditularkan secara seksual. Setelah virus masuk kedalam
tubuh hospes, terjadi penggabungan dengan DNA hospes dan mengadakan multiplikasi serta
menimbulkan kelainan pada kulit.
4. Tanda dan Gejala
6

Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik.Simptom dari infeksi
awal (saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3
hingga 9 hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun
pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga
merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. InfeksiHSV-1 dan HSV-2 agak
susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus.
Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul diskrotum, bokong atau paha. Luka dapat
muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi. Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam
dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun
gejalanya sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nyeri dan disuria


Uretral dan vaginal discharge
Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
Nyeri pada rektum, tenesmus
Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada

tingkat infeksi.
g. Limfadenopati inguinal
h. Faringitis
i. Cervisitisa
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubunganseksual (termasuk
hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadisetelah interval yang lama dan
biasanya setengah dari kasus tidakmenampakkan gejala.Erupsi dapat didahului dengan
gejala prodormal, yangmenyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa
papulkecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepatmembentuk
erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium,
frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, padasuatu waktu bila ada
faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasidan multiplikasi kembali sehingga
7

terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga
kelainan yangtimbul dan gejala tidak seberat infeksi primer.Faktor pencetus antara lain:
trauma, koitus yang berlebihan,demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang
merangsang,alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Padasebagian
besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkanoutbreaks beberapa kali dalam
setahun. HSV berdiam dalam sel sarafdi tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka
akan bergerak darisaraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka
ditempat terjadinya outbreaks.Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis :
gejaiaklinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung daristadium penyakit
dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi: Infeksi primer stadium laten
replikasi virus stadium rekurenManifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada
tempatinfeksi,

dan

status

imunitas

host.

Infeksi

primer

dengan

HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnyaterhadap HSV-1
atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat,dengan gejala dan tanda sistemik dan
sering menyebabkan komplikasi.

5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzankdiwarnai dengan
pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak.
Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah.Cara pemeriksaan laboratorium yang
lain adalah sebagai berikut.
a. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan
inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit daneksudat sereus yang
merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk
vesikel.
b. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan :
1) ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2
8

2) Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.

c. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan
prosedur pilihan yang merupakan gold standard padastadium awal infeksi. Bahan
pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus padastadium awal (vesikel atau pustul),
hasilnya lebih baik dari pada bila diambildari lesi ulkus atau krusta.Pada herpes genitalis
rekuren

hasil

kultur

cepat

menjadi

negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya
pelepasanvirus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat
atauketerlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi,maka hasil
positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.
6. Komplikasi
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada
orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan system imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi
gejala herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan
sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes okuler.Herpes
okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat jugadisebabkan HSV-2. Herpes
dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan.Wanita hamil yang menderita
herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat meninggal atau
mengalami gangguan padaotak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal
ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat melalui plasenta sampai kesirkulasi fetal
serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin.Infeksi neonatal mempunyai angka
mortalitas 60%, separuh dari yang hidupmenderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
7. Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun
pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
9

a. menjaga kebersihan local


b. menghindari trauma atau faktor pencetus.
c. Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara local sebesar 5% sampai
40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki
efek samping di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat
juga terjadi.Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatananda
akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantumencegah
terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnyaherpes pada partner
seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah :
1) Asiklovir (Zovirus)
2) Famsiklovir
3) Valasiklovir (Valtres)
1) Asiklovir pada infeksi HVS genitalis primer
asiklovir intravena (5 mg/kgBB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5
kali/hari saelama 10-14hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol)
dsapat

mengurangilamanya

gejala

dan

ekskresi

virus

serta

mempercepat

penyembuhan.
2) Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat danhampir lengkap
berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar danmeningkatkan bioavaibilitas
asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral1000 mg valasiklovir menghasilkan
kadar obat dalam darah yang sama denganasiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg
telah dibandingkan asiklovir 200 mg5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes
genitalis episode awal.
3) Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektifmenghambat
replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovirmemerlukan timidin
kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dansering terjadi resistensi silang
dengan

asiklovir.

Waktu

paruh
10

intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki po
tensi pemberian dosis satu kali sehari. Absorbsi peroral 70% dan

dimetabolisme

dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolismedengan baik.

8. Pencegahan
Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV.Kondom dapat
menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapatterjadi pada daerah yang tidak
tertutup kondom ketika terjadi ekskresivirus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9
menyebabkan HSVmenjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan
melakukankontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpesoral.Secara
ringkas ada 5 langkah utama untuk pencegahan herpes genitalyaitu:
a. Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalisdan PMS
b.
c.
d.
e.

lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.


Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow updengan tepat.
Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yangterinfeksi.
Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperandalam
pencegahan.

C. Herpes Zostera.
1. Pengertian
Merupakan kelainnan inflamatorik viral dimana virus penyebabnya menimbulkan erupsi
vesikular yang terasa nyeri disepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau lebih ganglion
posterior. Infeksi ini disebabkan oleh virus varisela yang dikenal sebagain virus varisela zoster.
Virus ini merupakan anggota kelompok virus DNA. Virus cacar air dan herpes zoster tidak dapat
dibedakan sehingga diberi nama varisela zoster.
2. Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus
berinti DNA. Virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae. VVZ
11

dalam subfamili alfa mempunyai sifat khasmenyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang
menyebabkan lesi vaskular.

3. Patofisiologi
Sesudah seseorang menderita cacar air, virus varisela zoater yangdiyakini sebagai
penyebab terjadinya penyakit ini hidup secara inaktif(dormant) didalam sel sel saraf didekat
otak dan medula spinalis. Kemudianhari ketika virus yang laten ini mengalami reaktivitasi, virus
berjalan lewatsaraf perifer ke kulit. Virus varisela dormant diaktifkan dan timbul vesikel
vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit disekitarnyamengalami edema
dan perdarahan. Kedaan ini biasanya didahului atau disertainyeri hebat dan atau rasa
terbakar.Meskipun setiap saraf dapat terkena tetapi saraf terakal, lumbal, ataukranial agaknya
paling sering terserang. Herpes zoster dapat berlangsung,kurang lebih 3 minggu.Adanya
keterlibatan saraf perifer secara lokal memberikan responnyeri, kerusakan integritas jaringan
terjadi akibat vesikula. Respon sistematikmemberikan manifestasi peningkatan suhu tubuh,
perasaan tidak enak badan,dan gangguan gastrointestinal. Respon psikologis pada kondisi adanya
lesi pada kulit memberikan respon kecemasan dan gangguan gambaran diri.

4. Tanda dan Gejala


Gejala ini terjadi beberapa hari menjelang keluarnya erupsi seperti sakit kepala,malaise,
dan demam. Gambaran yang paling khas pada herpeszhoster adalah erupsi yang lokalista dan
hampir selalu unilateral. Keluhanyang berat biasanya terjadi pada usia tua. Pada anak-anak
(jarang), hanya timbul keluhan ringan dan erupsinya cepat menyembuh. Menurut
daerah penyerangannya dikenal ;
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Herpes zhoster oftalmika ; menyerang dahi dan sekitar mata.


Herpes zhoster servikalis menyerang pundak dan lengan.
Herpes zhoster torakalis menyerang dada dan perut.
Herpes zhoster lumbalis menyerang bokongdan paha.
Herpes zhoster sakralis menyerang sekitar anus dan genital.
Herpes zhoster otikum menyerang telinga.

12

5. Komplikasi
Herpes zoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan orang. Bila timbul
komplikasi, hal-hal berikut dapat terjadi:
a. Neuralgia pasca herpes.
Ini adalah komplikasi yang paling umum. Nyeri saraf (neuralgia) akibat herpes zoster ini
tetap bertahan setelah lepuhan kulit menghilang. Masalah ini jarang terjadi pada orang yang
berusiadi bawah 50. Rasa nyeri biasanya secara bertahap menghilang dalam satu bulan tetapi
pada beberapa orang dapat berlangsung berbulan-bulan bilatanpa pengobatan.
b. Infeksi kulit.
Kadang-kadang lepuhan terinfeksi oleh bakteri sehinggakulit sekitarnya menjadi merah
meradang. Jika hal ini terjadi maka Andamungkin perlu antibiotik.
c. Masalah mata.
Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangansebagian atau seluruh bagian
mata yang mengancam penglihatan.
d. Kelemahan/layuh otot.
Kadang-kadang, saraf yang terkena dampakadalah saraf motorik dan saraf sensorik yang
sensitif. Hal ini dapatmenimbulkan kelemahan ( palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh
saraf.
e. Komplikasi lain.
Misalnya, infeksi otak oleh virus varisela-zoster,
atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yangsangat serius tapi jarang
terjadi. Penderita herpes zoster dengan sistemkekebalan tubuh lemah lebih berisiko
mengembangkan komplikasi langkaini.

13

6. Pemeriksaan diagnostic
Secara laboratorik, pemeriksaan sedian apus secara tzanc membantu menegakkan
diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak demikian pula pemeriksaan cairan
vesikula atau material biopsy mikroskop electron, serta tes serologic.
7. Penatalaksanaan
Asiklovir telah menujukan keefektifan dalam menurunkan kepasrahan dari infeksi
varisela (baik cacar air atau herpes zoster ) pada pasien dengan masalah imunosupresi. Obat ini
juga dianjurkan pada pejamu dengan imun yang kompeten dengan varisela penomonia yang
terlihat pada cacar air. Saat ini, imun anak dan orang dewasa dengan bentuk cacar air lebih
ringan telah diatasi dengan asiklovir oral dengan penurunan gejala. Dalam hal ini,keuntungan
asiklovir untuk pengobatan manifestasi herpes zoster pada pasien dengan imun kompoten masih
dalam penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Herpes di bagi menjadi 3 :
1. Herpes Simpleks
penyakit akut yang ditandai dengan timbulnya vesikula yang berkelompok, timbul
berulang,yang mengenai permukaan mukokutaneus, yang disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks.
2. Herpes Genital
Merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan
sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha
3. Herpes Zoester
14

Merupakan kelainan inflamatorik viral dimana virus penyebabnya menimbulkan erupsi


vesikular yang terasa nyeri disepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau lebih
ganglion posterior.

15

Anda mungkin juga menyukai