BETON BERTULANG
I. PENDAHULUAN
Konstruksi Beton Bertulang : merupakan gabungan (kombinasi) dari
material beton dan material baja tulangan, yang bersama-sama memikul
beban-beban yang bekerja pada struktur.
Elemen-elemen struktur pada konstruksi beton bertulang :
BALOK
KOLOM
SISTEM PELAT
PONDASI
Daya layan yang baik : defleksi dan deformasi tidak terlalu besar ( <
deformasi ijin)
Kekuatan yang cukup : struktur mampu menahan beban puncak
(maksimum) selama usia bangunan. Struktur harus mempunyai perilaku
daktail dalam memikul beban-beban luar, terutama untuk struktur yang
direncanakan memikul beban gempa kuat.
Fungsi : unsur estetika dan pemanfaatan bangunan harus dipenuhi
Ekonomis : biaya konstruksi yang meliputi biaya struktur dan pondasi,
arsitektur/finishing, elektrikal & mekanikal, plumbing, dll, dilakukan seekonomis mungkin tanpa mengabaikan aspek-aspek teknis maupun
spesikasi yang disayaratkan.
beban mati
beban hidup
beban gempa
ruang olahraga
lantai ruang dansa
tangga, bordes tangga
: 400 kg/m2
: 500 kg/m 2
: 300 kg/m2
[ kg/m2]
dimana : V = kecepatan angin, [ m/detik]
: Beton Bertulang
: 4 lantai dan 1 basement
: fc = 25 MPa
: fy = 390 MPa (U-39) untuk D >13 mm
fy = 240 MPa (U-24) untuk D <13 mm
: Gedung Perkantoran
: 3,50 m
: 3,70 m
: 3,70 m
: 3,70 m
: 3,70 m
3. Dimensi Kolom
Untuk kolom direncanakan berukuran 400/600 :
1
b
.L
..l = 4000 mm
10
4000
b
.b > 400 mm
10
Jadi ukuran kolom 400/600 ...... (memenuhi syarat )
4. Dimensi Pelat
Direncanakan :
Balok Induk Arah Y
Balok Induk Arah X
Balok Anak
: 300 / 600
: 300 / 600
: 200 / 400
0,8 (f y /1500)
36 5( m 0,12(1 (1/ )))
x ln
Untuk menentukan besarnya m maka dicari dulu tebal minimum dan tebal maksimum
dari pelat :
0,8 (f y /1500)
h min
x ln
36 9
0,8 ( 240 / 1500)
x 350
36 9 (0,6)
= 8,12 cm
0,8 (f y /1500)
h min
x ln
36
0,8 ( 240 / 1500)
x 350
36
= 9,33 cm
Berdasarkan penampang pada tulangan pelat dengan balok, dimana balok tersebut
berada, sesuai dengan SK SNI T 15 1991 03 pasal 3-6-2 ayat 4, lebar efektif
( be ) diperhitungkan, maka diambil tebal pelat 12 cm.
ln 0,8 f y /1500
36 5 m 0,12 1 1/
h 3,406 12 3,406......Ok.
2). h
ln 0,8 f y /1500
36 9
345 0,8 240 / 1500
h
36 9(0,6)
h8
12 8
ok!
Dimensi
B. Anak (mm)
200 x 400
200 x 400
200 x 400
200 x 400
200 x 400
Dimensi
Pelat (mm)
120
120
120
120
100
: 2400 Kg/m3
: 250 Kg/m2
:
21 Kg/m2
:
24 Kg/m2
:
11 Kg/m2
:
7 Kg/m2
:
15 Kg/m2
:
15 Kg/m2
9. Baja INP 20
10. Atap genteng seng
11. Kayu
:
:
:
26,3 Kg/m
7 kg/m2
660 kg/m3
1. Beban Vertikal
a. Pelat Lantai atap (atap dak beton)
Beban mati
Plafon + penggantung
= 18 kg/m2
Water proofing
= 15 kg/m2
Instalasi listrik & Plumbing
= 15 kg/m+2
q1 = 48 kg/m2
Beban hidup
Qh atap
= 100 kg/m2
Qh hujan
= 40 kg/m+2
q2 = 140 kg/m2 x 0,75 = 105 kg/m2
Pasangan dinding 1/2 bata = (1,9 + 1)m x 250 kg/m2
= 725 kg/m
Beban ditransfer pada balok.
Untuk jendela/kusen dan pintu dianggap tidak ada (beratnya sama dengan berat
dinding).
b. Pelat Lantai 1 4
Beban mati
Spesi tebal 3 cm
= 3cm x 21 kg/m2/cm
Ubin tebal 2 cm
= 2cm x 24 kg/m2/cm
Plafon + penggantung
Instalasi listrik & Plumbing
= 63 kg/m2
= 48 kg/m2
= 18 kg/m2
2
= 15 kg/m+
= 432 kg/m2
q1
Beban hidup
Qh lantai = q2 = 250 kg/m2 x 0,75 = 187,5 kg/m2
Dinding bata
Pasangan dinding 1/2 bata = 3,8 m x 250 kg/m2 = 950 kg/m
2. Menghitung waktu getar alami (T), pada arah yang ditinjau (Tx dan Ty), dihitung
dengan menggunakan rumus empiris yang diberikan berdasarkan jenis struktur
yang digunakan. Untuk struktur gedung beton bertulang :
T = 0,06 H3/4 ; dengan H merupakan tinggi gedung.
T = 0,06 (23) 3/4 = 0,063
3. Menentukan koefisien gempa dasar (C), yang ditentukan berdasarkan wilayah
gempa dimana bangunan tersebut berada, jenis tanah dibawah bangunan dan
waktu alami gedung.
Untuk perencanaan rumah sakit ini, terletak di wilayah Jakarta (Depok)
merupakan wilayah gempa 3, dengan jenis tanah lunak diperoleh C=0,07.
4. Menentukan faktor keutamaan struktur (I). Faktor keutamaan struktur
bedasarkan dari fungsi bangunan tersebut. Rumah sakit merupakan fasilitasfasilitas penting yang harus tetap berfungsi sesudah suatu gempa terjadi,
mempunyai faktor keutamaan I = 1,5.
5. Menentukan faktor jenis struktur (K). Faktor jenis struktur ditentukan
berdasarkan jenis struktur dan material yang digunakan. Faktor jenis struktur
adalah portail daktail beton bertulang, dengan K = 1,0.
dimana :
D = Beban mati yang bekerja pada gedung
L = Beban hidup yang bekerja pada gedung
Ex = Beban gempa statik arah X
Ey = Beban gempa statik aray Y
Dari hasil masing-masing kombinasi pembebanan ini, nilai yang akan digunakan
adalah nilai maksimumnya.
4. ANALISA STRUKTUR
Analisa struktur adalah prosedur penting untuk mengetahui perilaku struktur akibat
gaya-gaya yang tertentu yang dialami suatu struktur. Dengan menganalisa struktur,
dapat diketahui besarnya perpindahan, lendutan, reaksi perletakan, dan gaya-gaya
dalam yang terjadi akibat pembebanan yang terjadi pada struktur. Hasil analisa
diperlukan untuk merencanakan dimensi maupun material yang akan dipakai pada
struktur tersebut.
Jenis elemen yang digunakan adalah elemen portal ruang (3D) dan elemen shell.
Elemen portal ruang digunakan untuk memodelkan kolom, balok serta balok anak
sedangkan elemen shell digunakan untuk memodelkan plat lantai.
Prosedur analisa yang dilakukan mencakup tahap-tahap sebagai berikut :
1. Menentukan geometri struktur
2. Menetukan material dan dimensi elemen struktur
3. Menentukan Load Case dan beban yang bekerja pada struktur
4. Menentukan diafragma tiap lantai
5. Menetukan beban dinamik
6. Running input data yang sudah didefenisikan
7. Periksa hasil analisa
8. Check desain struktur.
4.1. INPUT DATA
Pada proses input data dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Satuan yang digunakan
2. Gambarkan struktur rangka ruang 3D
3. Definisikan tipe pengekangan pada struktur (joint restraint)
4. Definisikan material yang digunakan
5. Definisikan ukuran dan bentuk penampang frame pada elemen struktur
6. Definisikan ukuran dan bentuk penampang shell pada elemen struktur
7. Definisikan jenis beban statis dan dinamis yang diberikan pada struktur
8. Kombinasi pembebanan pada struktur.
4.2. ANALISIS MODEL
Setelah semua data beban statis dan dinamik ditentukan dapat dilakukan analisis
model sebagai berikut :
1. Simpan model terlebih dahulu sebelum dirunning.
2. Running model dengan analisa dinamis.
Rasio minimum tulangan susut dan temperatur untuk pelat satu arah
TIPE PELAT
Pelat yang menggunakan batang tulangan deform mutu
300 MPa
Pelat yang menggunakan batang tulangan deform atau
jaring kawat las (polos atau deform) mutu 400 MPa
Pelat yang menggunakan batang tulangan dan
tegangan leleh melebihi 400 MPa yang diukur pada
regangan leleh sebesar 0,35 %
RASIO
TULANGAN ()
0,0020
0,0018
0,0018
400/f
Untuk sistem pelat dua arah, penempatan tulangannya sesuai dengan sifat beban dan
kondisi tumpuannya, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Luas tulangan pada masing-masing arah harus dihitung berdasarkan nilai momen
pada penampang kritis, tetapi luas tulangan minimum untuk menahan susut dan
temperatur harus tetap dipenuhi.
2. Jarak antara tulangan pada penampang kritis tidak boleh lebih besar dari tebal pelat,
kecuali untuk konstruksi pelat berusuk.
3. Tulangan momen positif yang tegak lurus terhadap suatu tepi yang tidak menerus,
dari bentang tepi harus dilanjutkan sampai ke tepi pelat dan harus tertanam ke
dalam balok sprandel, kolom atau dinding paling sedikit 150 mm.
4. Tulangan momen negatif yang tegak lurus terhadap suatu tepi yang tidak menerus
harus dibengkokkan, diberi kait atau jangkar ke dalam balok sprandel, kolom atau
dinding agar kemampuan menahan momen dipenuhi.
3,
05
m
400
/60
0
B
20
0/
40
0
3,
75
m
C
6,
15
m
D
3,
75
m
E
3,00 m
7,20 m
7,20 m
7,20 m
7,20 m
4,00 m
F
3600 mm 6150 mm
120 mm
20 mm
100 mm
fc = 25 MPa
fy = 240 MPa
ly = 6,150 m
lx = 3,60 m
Perhitungan Momen
1. Analisa Pembebanan
a. Beban Mati
- Pelat
: 0,12 m x 2400 kg/m3
- Plafond + penggantung
- Instalasi listrik & plumbing
- Spesi
: 3 cm x 21 kg/m2/cm
- Keramik
: 2 cm x 24 kg/m2/cm
qD
= 288 kg/m2
= 18 kg/m2
= 15 kg/m2
= 63 kg/m2
= 48 kg/m2 +
= 432 kg/m2
b. Beban Hidup :
= 250 kg/m2
qL
lx
= 918,4 kg/m2
= 1,708 < 2
Berdasarkan Tabel 4.5 buku Struktur Beton Bertulang Standar Baru SK-SNI-T-15-199103 Untuk Ly/Lx = 1,708 didapat persamaan momen permeter lebar sebagai berikut :
Mlx
Mly
Mtx
Mty
Mtix
Mtiy
= 0,06175 qT lx2
= 0,02175 qT lx2
= - 0,106875 qT lx2
= - 0,077 qT lx2
= Mlx
= Mly
=
=
=
=
=
=
510,4008 kg.m
179,7768 kg.m
-883,386 kg.m
-636,4512 kg.m
255,2004 kg.m
89,8884 kg.m
fc '
cu
1
b 0,85
fy
cu y
25
600
b 0,85
0,85
= 0,053757
240
600 240
mak 0,75 b
mak 0,75 x 0,053757 = 0,040318
Koefisien tahanan, Rn : Rn = Mn/bd2 =
6380010/(1000 x 1002 )
Rn = 0,638001 N/mm2
.f y
R n .f y 1 0,59.
f c '
f y
Mn
f
10,59
y
f c '
bd 2
240
25
a=
0,85f c 'b 0,85x25MPa.1000mm
= 8,86588 mm
Mn = As . fy d a/2 = 785 mm2 x 240 MPa 100 mm 8,86588/2
min
= 0,005833
fy
240
b 0,85
fc '
cu
1
fy
cu y
25
600
0,85
= 0,053757
240
600 240
0,75 b
0,75 x 0,053757
= 0,040318
b 0,85
mak
mak
11042325/(1000 x 1002)
Rn = 1,1042325 N/mm2
.f y
R n .f y 1 0,59.
f c '
f y
Mn
f y 1- 0,59
2
f c '
bd
240
25
min
= 0,005833
f y 240
b 0,85
fc '
cu
1
fy
cu y
25
600
0,85
= 0,053757
240
600 240
mak 0,75 b
mak 0,75 x 0,053757
= 0,040318
Koefisien tahanan, Rn
Rn = Mn/bd2 = 7955640/(1000 x 1002) Rn = 0,7955640 N/mm2
.f y
R n .f y 1 0,59.
f c '
f y
Mu
f
10,59
y
f c '
bd 2
b 0,85
240
25
a=
= 8,86588 mm
0,85f c 'b 0,85x25MPa. 1000mm
Mn = As . fy d a/2
= 785 mm2 x 240 Mpa 100 mm 8,86588/2
= 1800,4834 kgm
Dari Buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang (CUR jilid 4) Tabel 5.3.c :
Mutu beton fc= 25 MPa, Mutu baja fy = 390 MPa, d/d= 0,149
Dengan interpolasi didapat = 0,01495
min = 1,4 /fy = 1,4 /390 = 0.00359 ( rasio tulangan minimum untuk balok)
b 0,85
fc '
cu
1
fy
cu y
25
390
0,85 x 0,85
maks
600
600 390
= 0,028069
4 D19
2 D19
12 cm
28 cm
20 cm
Penulangan Daerah Tumpuan Balok
b. Penulangan Daerah Lapangan Balok
Bentang 6,15 meter
Mu = 45,4694 kNm
Ukuran Balok 200/400
Tinggi efektif balok (d)
= h - p - tulangan sengkang tulangan utama
dimana :
h = tinggi balok
= 400 mm
p = penutup beton
= 40 mm (SNI 1991 ayat 3.16.7 butir 1)
= faktor reduksi
= 0,8
(SNI 1991 ayat 3.2.3 butir 2)
= diameter tul. utama
= 19 mm
= diameter tul. sengkang = 8 mm
1 untuk fc = 25 => 0,85
Rn
Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang (CUR jilid 4) Tabel 5.3.c yaitu :
Mutu beton fc = 25 MPa, Mutu baja fy = 390 MPa, d/d = 0,149
Dengan interpolasi didapat = 0,00931
min
b 0,85
fc '
cu
1
fy
cu y
25
390
0,85 x 0,85
600
= 0,028069
600 390
maks
syarat
2 D19
12 cm
28 cm
3 D19
20 cm
Penulangan Daerah Lapangan Balok
6.2 PENULANGAN BALOK TERHADAP GESER
Tulangan geser balok direncanakan berdasarkan gaya geser maksimum yang dialami
balok. Dalam perencanaan, kekuatan geser yang diberikan oleh baja tulangan dan
beton harus lebih besar dari gaya geser yang dialami balok.
Vu < Vn
dimana : Vn = Vc + Vs
Vc = kuat geser nominal yang dipikul oleh beton, Vc = 0,17
Vs = kuat geser nominal yang dipikul oleh baja tulangan
Tulangan geser dihitung berdasarkan syarat sebagai berikut :
f c '.b.d ( MPa)
s =
= 471 mm
b
200
Jarak sengkang maksimum yang diizinkan adalah :
smaks = d/2 = 340,5 / 2 = 170,25 mm
Periksa daerah tanpa tulangan geser :
Vu < 0,5 Vc
0,5 Vc = 17,366 kN
s =
= 471 mm
b
200
Jarak sengkang maksimum yang diizinkan adalah :
smaks = d/2 = 340,5 / 2 = 170,25 mm
Periksa daerah tanpa tulangan geser :
Vu < 0,5 Vc
0,5 Vc = 26,316
Check luas tulangan minimum
Av min
= (b . smaks) / 3.fy
= (200 . 170,5) / 3.240 = 47,29 mm2
Av > Av min ; 157 mm2 > 47,29 mm2
Dipasang sengkang sepanjang 3,075 m (L/2) ditengah bentang adalah 10-150 mm.
fc '
15
Tc =
. b2. h
Kuat momen torsi yang disumbangkan oleh tulangan torsi, ditentukan dengan rumus :
Ts =
At . 1 . b 1 . h 1 . f y
atau
Ts =
At . 1 . b 1 . h 1 . f y
s
s
dimana :
At = luas satu sengkang penahan torsi sejarak s
s = jarak dari pusat ke pusat sengakang ke arah memanjang balok
1 = suatu koefisien sebagai fungsi dari h1(y1) dan b1(x1)
Jumlah tulangan torsi searah tulangan memanjang balok persegi, menurut SK SNI T151991-03 pasal 3.4.6.9 adalah
b1 h1
s
(Tu - Ts ). s
Karena A1
maka, untuk luas tulangan torsi At diperoleh :
1 .b1 .h1 .f y
At 2.A 1 .
At
b1 h1 2.(Tu Tc )
x
b1 . h1
1 . f y
Nilai maksimum dari kuat momen torsi nominal yang disumbangkan oleh tulangan pada
kondisi keruntuhan tarik (Under Reinforce) menurut SK SNI T15-1991-03 pasal 3.4.6.9.4
adalah : Ts < 4.Tc
Penulangan Torsi Balok
Penulangan torsi balok dihitung bedasarkan SK SNI T-15-1991-03. Penulangan torsi
balok direncanakan terhadap torsi maksimum dari hasil kombinasi pembebanan. Nilainilai torsi maksimum dapat dilihat pada analisa struktur.
Data :
Tinggi Balok = 400 mm, Lebar Balok = 200 mm, Penutup Beton = 40 mm
Mutu Beton fc = 25 MPa, Mutu Baja fy= 240 MPa, Faktor Reduksi = 0,6
Panjang Bentang = 6,15 m
Momen Torsi (Tu) = 5,3973 kNm = 5,3973 .106 Nmm
Momen Torsi yang disumbangkan beton
f '
c
2
Tc =
15 . b . h
Tc = 0,6 x 5,333 .106 = 3,2 .106 Nmm
25
2
6
Check : Tc < Tu
=
15 . 200 . 400 = 5,333 . 10 Nmm
2,818
h1 110
Dari grafik pada gambar 7.8 buku CUR jilid 1 diperoleh nilai 1 = 2,16
At
174,02 mm 2
0,75
. Agr .0,85. f c ' 0,65.360000.0,85.25
Pn
.e / h 0,75 x 0,3595 0,2696
. Agr .0,85. f c '
d/h
= 50 / 600 = 0,083 r = 0,018
= 1,0 ; = r . = 0,018 .1,0 = 0,018 ( tulangan kolom : 1% - 8%)
Luas Tulangan:
As = . Agr = 0,018 . 240.000 mm2 = 4320 mm2 dipakai 14 D 25 ( 6868 mm2)
Untuk sengkang digunakan D10 dengan jarak tidak boleh besar dari (SNI 1991 pasal
3.14.4. butir 4.2):
a. Delapan kali diameter tulangan longitudinal
b. Seperempat ukuran kolom terkecil
c. Lebih kecil atau sama dengan 100 mm
Diambil sengkang D 10 100 mm
8.PERENCANAAN PONDASI
8.1. Daya dukung Pondasi
Dari hasil penyelidikan tanah diketahui data tanah sebagai berikut :
Dari hasil uji sondir dan boring terlihat lapisan tanah keras dijumpai pada kedalaman
3,00 m dibawah muka tanah dengan qc 150 kg/cm2. Dengan pertimbangan terhadap
kondisi tanah dan beban yang dipikul maka dipilih tipe pondasi sumuran sebagai
pondasi dari struktur gedung rumah sakit ini.
Daya dukung untuk pondasi sumuran, diambil daya dukung ujung saja, sedangkan daya
dukung lekatan diabaikan : (Meyerhoff) :
Qu = Ap. qc
dimana : Qu = daya dukung ultimate
Ap = luas penampang sumuran
1 2
Iw
Es
dimana :
H = penurunan seketika (m)
q = gaya yang bekerja
B = ukuran pondasi
Iw = faktor pengaruh yang tergantung pada bentuk pondasi dan kekuatan
pondasi
Es = modulus elastisitas tanah ( ksf / MPa)
= nilai banding poison.
b.Penurunan konsolidasi ( Consolidation Settlement )
Penurunan konsolidasi adalah penurunan yang terjadi tergantung waktu. Biasanya
terjadi pada tanah lempung dan memakan waktu yang lama.
Rumus penurunan konsolidasi adalah :
Cc
P P
H log o
1 eo
P
o
dimana :
H = penurunan konsolidasi (m)
P = tambahan tegangan pada tengah-tengah lapisan akan berkonsolidasi
eo = rasio rongga rata-rata
Cc = indeks kompresi
Po = tekanan efektif kolom tanah penutup
H = tebal lapisan
Pada perencanaan pondasi sumuran ini, direncanakan hanya sampai kedalaman
lapisan tanah pasir, maka tidak perlu ditinjau penurunan akibat konsolidasi. Jadi
penurunan elastis pada penurunan langsung terjadi pada waktu bangunan sudah
selesai.
Penurunan terjadi akibat :
1. Penurunan akibat elastisitas tanah digunakan rumus:
1 2
. Iw
St = q . B .
Es
dimana :
St = penurunan yang terjadi akibat elastisitas tanah
q
= tekanan tanah pada tegangan kontak
B
= diameter pondasi
= poisson ratio
Es = modulus elastisitas tanah
Iw = faktor pengaruh bentuk ujung pondasi
2. Penurunan akibat elastisitas beton digunakan rumus :
P.L
Sb =
A.E b b
dimana :
Sb = perpendekan aksial
P
= gaya normal yang bekerja
L
= kedalaman pondasi
A
= luas penampang pondasi
Eb = Modulus elastisitas beton
f c . bo . d
Dimana :
= faktor reduksi kekuatan untuk geser dan torsi (pasal 3.2.3 ayat 2)
c = perbandingan antara sisi kolom terpanjang dan sisi kolom terpendek
bo = keliling penampang kritis geser.
d = tebal efektif poer
2. Penulangan Pile Cap
Tinggi efektif Poer (d)
d = h p tul. utama
Rn =
Mu
. b . d 2
; =
1
m
min = 1,4 / fy
fc
f
y
b 0,85 x 0,85
maks = 0,75 b
Syarat : min < < maks
1 1 2 . m
600
600 f
y
Rn
fy
As
=.b.d
H = kedalaman Pondasi
D = diameter Pondasi
Penulangan Poer
Dimensi Poer = 1,5 m x 1,5 m
Pu kolom
= 439.640 kg
Estimasi tulangan utama = 22 mm, Penutup beton (d c) = 50 mm
Perhitungan tebal poer
Kuat geser beton ( Vc )
fc '
x
b
x
d
o
6
c
Vc =
x
x bo x d .SK-SNI 3.4.11 butir 2
dimana :
Vc = Kuat geser beton
c = Perbandingan antara sisi kolom terpanjang dengan sisi terpendek
= 600/400 = 1,5
d = tebal efektif poer
bo = keliling penampang tegangan geser 2 ( 2 (600 + d ))= 2400 + 4d
2
1 1,5
25
x
Vc =
x ( 2400 + 4d ) x ( d ) = 1,944 x 2400 + 4 d2
2
= 4666,667d + 7,778d
Vu < Vc
Vu = 439640 kg
439,640.104 < 0,6 (4666,667d + 7,778d2)
4,667d2 + 2800d 4396400 > 0, didapat d = 715,989 mm. (Dipakai 720 mm)
tebal poer (h) = d + p + tul. utama = 720 + 50 + 22 = 792 mm 800 mm
Vu
Vn
Vn < 1/3
fc '
Penulangan Poer
P = 439,64 ton
M = 15283,12 Kgm
Momen yang terjadi pada titik A :
MA = ( 76,52. .2.0,7 ) + ( 4,22. 2/3.2.0,7 )= 57,502 tm = 575,02 kNm
Tinggi efektif poer ( d )
d = h p tul utama = 600 - 50 ..22 = 539 mm
Mu = 575,02/0,6 KNm
Mu
575.02 / 0,6
2
2
Rn = b.d = 2.0,539
= 164,94 kN/m2
dari tabel didapat = 0,0008