STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama
: An.D
Usia
: 11 tahun
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Luka bakar di wajah, lengan kiri dan kanan, kaki kiri sejak 2 jam SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang : (Alloanamnesis)
OS datang dengan keluhan Luka bakar di wajah, lengan kiri dan kanan,
kaki kiri sejak 2 jam SMRS. Ayah pasien mengatakan waktu itu pasien sedang
bermain dengan temannya, dan pasien diminta oleh temannya untuk mengambil
layangan di atap rumah temannya dan saat pasien mengambil layangan tersebut
pasien terkena ledakan listrik. Ayah pasien dikabarkan setelah kejadian sehingga
ayah pasien tidak mengetahui secara keseluruhan kejadian tersebut dan ayah
pasien langsung membawa anaknya ke RSUD Cianjur. Menurut ayah pasien,
pasien sempat pingsan 5 menit di tempat kejadian.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Pengobatan :
Pasien langsung di bawa ke RSUD Cianjur
Riwayat Kebiasaan :
Kegiatan sehari hari OS sekolah dan bermain bersama teman sekolah dan teman
di sekitar rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Suhu
: 36,5 oC
Nadi
: 88 x/menit
Nafas
: 16 x/menit
Berat Badan
: 15kg
STATUS GENERALIS
Kepala
: Normocephal
Rambut
Mata
: Diameter Pupil
Refleks pupil
Konjungtiva
Sklera
Hidung
Mulut
Leher
: Deviasi trachea
:
:
:
:
3 mm/3 mm
+/+, isokor
anemis -/ikterik -/-
Jantung
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru-paru
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
: Inspeksi
Extremitas
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Superior
Inferior
STATUS LOKALIS
Inspeksi : Eritem
Palpasi : Nyeri tekan (+), pucat bila ditekan
Resume
An.D, 11 tahun 25 tahun datang dengan keluhan Luka bakar di wajah,
lengan kanan, kaki kiri sejak 2 jam SMRS. Ayah pasien mengatakan waktu itu
pasien sedang bermain dengan temannya, dan pasien diminta oleh temannya untuk
mengambil layangan di atap rumah temannya dan saat pasien mengambil
layangan tersebut pasien terkena ledakan listrik. Menurut ayah pasien, pasien
sempat pingsan 5 menit di tempat kejadian.
mandibula sinistra,
Comboutio 18% a.r thorax dan abdomen, Combutio 3 % a/r manus dextra,
Combutio 3 % a/r pedis sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Gula darah puasa
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
Kalsium
Hasil
94
33
36
16.6
0.8
132.0
4.43
1.18
Nilai rujukan
70-110
15-37
12-78
10-50
0-1.0
135-148
3.50-5.30
1.15- 1.29
Satuan
Mg%
U/L
U/L
mg%
mg%
mEq/L
mEq/L
mmol/L
Working Diagnose
-
Penatalaksanaan di UGD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Kulit merupakan salah satu unsur yang paling kompleks pada tubuh kita,
karena mempunyai banyak tipe sel, elemen dermal dan sangat struktural.
Meskipun pada awalnya kulit hanya sebagai pelindung dengan lingkungan sekitar.
Integritas struktural epidermis menciptakan penghalang semi permeable,
penyerapan kimia, mencegah kehilangan cairan, melindungi terhadap penetrasi
radiasi matahari, menghalangi agen infeksi untuk masuk. Selain itu kulit juga
mampu untuk mengatur panas tubuh. Kemudahan yang relative dalam
menganalisa specimen kulit telah membuat kulit menjadi salah satu jaringan tubuh
yang terbaik untuk dipelajari. Hal ini juga menjadi focus utama dari subspesialis
operasi plastik dan juga dermatologi, dan juga telah mendorong penelitian luas di
sejumlah bidang termasuk imunologi dan transplantasi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Secara anatomis kulit dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu epidermis,
membrane basalis, dan dermis. Dengan matriks ekstraseluler sangat sedikit,
epidermis terutama terdiri dari sel sel khusus yang melakukan fungsi vital.
Membrane basalis memenuhi
fungsi
fungsi
biologis
penghalang
selektif
adneksa.
Matriks
EPIDERMIS
Mempunyai ciri yaitu perdarahannya sedikit dan lapisannya tipis.
Terutama terdiri dari keratinosit, epidermis yang bersifat dinamis, berlapis lapis
sel yang matang. Dari lapisan internal sampai lapisan eksternal terdiri dari :
stratum basale, stratum germinativum, stratum spinosum, stratum lucidum,
stratum corneum. Sel basal adalah mitosis aktif, sel tunggal yang terakhir yang
dibedakan keratinosit pada struktur dasar dari epidermis. Sebagai sel basal,
mereka meninggalkan lamina basalis untuk memulai diffrensiasi dan migrasi ke
atas. Pada lapisan spinosus keratinosit dihubungkan oleh tonofibrils dan
memproduksi keratin. Sebagai sel sel yang naik ke atas, mereka kehilangan
kemampuan mitosis mereka. Dengan masuk ke dalam lapisan granular, sel
menumpuk pada granula keratohyalin. Pada lapisan tanduk, keratinosit yang
sudah tua, kehilangan hubungan interseluler dan tempatnya. Dari lapisam basal
sampai menuju tempatnya, keratinosit mempunyai waktu transit kira kira 40
56 hari.
Melanosit dan komponen lainnya dalam kulit mencegah penyerapan
radiasi yang berbahaya. Awalnya berasal dari sel precursor dari puncak syaraf,
dendritik melanosit memperpanjang proses ke atas, ke jaringan epidermis.
Jumlahnya sekitar satu untuk setiap 35 keratinosit, dan menghasilkan melanin dari
tirosin dan sistein. Setelah pigemen dikemas ke dalam melanosom dalam
melanosit tubuh, molekul pigmen diangkut ke epidermis melalui proses dendritik.
Sebagai proses dendritik, melanin di transfer ke keratinosit melalui fagositosis.
Meskipun ada perbedaan warna dalam kulit, kepadatan melanosit adalah konstan
antar individu. Ini merupakan tingkat produksi melanin, transfer ke keratinosit,
dan degradasi melanosom yang menentukan tingkat pigmentasi kulit. Orang
orang keturunan eropa utara mempunyai melanosit yang dilepaskan dalam jumlah
yang sedikit dari jumlah melanin, sedangkan orang orang keturunan afrika
terhadap
infeksi
virus
dan
neoplasma
kulit.
DERMIS
Mempunyai perdarahan yang lebih banyak dari epidermis dan lapisannya
tebal. Pada dermis terdapat nervus sensorik, folikel rambut, kelenjar ( sebasea,
holokrin, keringat, apokrin, dan jaringan ikat ). Dermis juga terbagi atas dua
lapisan, yaitu : lapisan luar atau lapisan papiler yang terdiri dari serat serat
kolagen dan retikular, berisi substansia dasar, dan lapisan dalam atau lapisan
retikuler yang dibentuk oleh serabut serabut kolagen padat, kasar dan bercabang
cabang yang sejajar dengan permukaan kulit. Dermis sebagian besar terdiri dari
1. Flame Burns
Kerusakan berasal dari suhu yang tinggi
2. Scald Burns
Kerusakan berasal dari kontak langsung dengan cairan panas
3. Contact Burns
Kerusakan berasal dari kontak
langsung dengan material solid
yang panas ataupun dingin
4. Chemicals Burns
Diakibatkan karena iritasi zat
kimia berbahaya
5. Electricity Burns
Konduksi listrik langsung ke
jaringan.
Sedangkan luka bakar berdasarkan
kedalamannya dibagi menjadi 4 derajat,
yaitu :
1. Derajat 1
Kerusakan lokal pada epidermis
2. Derajat 2 ( Superficial )
Kerusakan pada epidermis dan superficial dermis
Derajat 2 ( Deep )
Kerusakan pada epidermis dan dermis bagian dalam.
3. Derajat 3
Kerusakan terjadi pada epidermis, dermis, sampai subkutan
4. Derajat 4
Kerusakan terjadi pada kulit, lemak subkutan, sampai otot atau tulang.
Kulit menyediakan barier yang kokoh untuk proses pemindahan energi
kepada jaringan yang lebih dalam. Karena itu kebanyakan luka terbatas pada
lapisan ini. Daerah kulit yang luka dibagi menjadi 3 zona, yaitu :
1. Zona koagulasi
Adalah daerah yang langsung mengalami kerusakan ( koagulasi
protein ) karena luka bakar.
2. Zona stasis
Adalah daerah yang langsung berada diluar zona koagulasi. Di daerah
ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah ( tromboxan A2 suatu
vasokonstriktor kuat datang dengan konsentrasi tinggi pada luka bakar
yang berefek menghambat peningkatan aliran darah ) , trombosit,
leukosit sehingga diikuti oleh gangguan perfusi, diikuti oleh perubahan
11
banyak
melibatkan
reaksi
seluler.
Dapat
mengalami
PERUBAHAN SISTEMIK
Hematologi
Kehilangan plasma
Destruksi sel darah merah dalam perbandingan luasnya luka bakar :
- Sel lisis terhadap panas
- Thrombosis microvaskular pada area yang terbakar
- Penurunan platelets
- Penurunan fibrinogen
- Penurunan produksi fibrin
Gastrointestinal
Kebanyakan pasien dengan luka bakar >25% kemungkinan adanya
yang berpindah.
Secara umum, pasien membutuhkan NGT dan obat profilaksis dengan
H2 blocker.
Endokrin
Meningkatnya glucagon, kortisol, dan katekolamin
Penurunan insulin dan triiodotironin ( T3 )
12
Imunologi
Kehilangan fungsi barier kulit
Bila luas luka bakar >20%, sel sel imun akan menurun sesuai
Kardiovaskular
Pre resusitasi
Peningkatan permeabilitas mikrovaskular untuk melepaskan material
vasoaktif
Penurunan cardiac output
Peningkatan hematokrit karena penuruna volume darah, peningkatan
viskositasnya.
Oligouria, karena penurunan volume darah dan cardiac output
disebabkan oleh aliran darah ginjal menurun dan laju filtrasi
glomerulus menurun.
Post resusitasi
CO meningkat, yang berefek pada aliran darah ginjal dan peningkatan
LFG.
Peningkatan kebutuhan metabolic
Peningkatan glucagon dan katekolamin
Penurunan insulin dan thyroxin
Udem ( puncaknya pada 8 12 jam ) cairan hilang dari kompartemen
intravascular.
13
Pernapasan
Pada luka bakar yang tidak mengenai dada atau tidak ada trauma
9%,
ekstremitas
atas
berdasarkan
kedalaman
kerusakan
yang
terjadi.
MANIFESTASI KLINIS
Jenis kedalaman luka bakar bergantung kepada derajat luka bakarnya.
Kedalaman luka bakar diklasifikasikan berdasarkan derajat kerusakannya mulai
dari epidermis, dermis, lemak subkutan dan struktur yang mendasarinya.
Luka bakar derajat 1, kerusakan terbatas pada epidermis saja. Luka bakar
ini berasa nyeri, eritem, dan memucat bila ditekan dengan jari. Contohnya luka
bakar sengatan matahari. Luka ini tidak akan menimbulkan parut. Terapi luka
tersebut bertujuan untuk membuat nyaman dengan pemberian topikal salep yang
bersifat lembut yang mengandung ekstrak lidah buaya dan pemberian NSAID.
Luka bakar derajat 2 dibagi menjadi 2 tipe yaitu superficial dan dalam.
Keduanya mengenai kerusakan dermis. Luka bakar superficial dermis bercirikan
eritem, nyeri, memucat bila ditekan dan jarang sampai melepuh. Contohnya
15
termasuk tersiram air panas atau air karburator. Luka ini langsung mereepitelisasi
struktur epidermis, folikel rambut, dan kelenjar keringat dalam waktu 7 14 hari.
Setelah sembuh, akan menimbulkan diskolorisasi kulit yang ringan sampai batas
waktu yang lama. Sedangkan yang luka bakar derajat 2 tipe dalam mempunyai
penampakan yang pucat, tidak memudar bila ditekan, tapi masih berasa nyeri bila
ditusuk jarum. Luka ini sembuh dalam 14 35 hari mulai dari reepitelisasi folikel
rambut dan kelenjar keringat. Sering menimbulkan parut yang berat sebagai hasil
deri kehilangan dermis.
Luka bakar derajat 3 meliputi epidermis, dermis yang berkarakteristik
keras, eschar yang kasar yang tidak nyeri berwarna hitam, putih atau merah ceri.
Tidak ada epidermis dan dermis yang tersisa. Luka tersebut harus diobati dengan
reepitelisasi dari tepi luka. Luka dermis yang dalam dan luka bakar derajat 3
membutuhkan cangkok kulit ( graft ) dari pasien untuk penyembuhan luka. Luka
bakar derajat 4 meliputi organ lain di bawah kulit seperti otot, tulang dan otak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium darah yaitu darah rutin, ureum kreatinin,
elektrolit, GDS, dan analisa gas darah merupakan data dasar untuk menilai dan
mendiagnosis awal keadaan pasien.
Pada pemeriksaan radiologi foto thorax, apabila dicurigai adanya trauma
inhalasi dan pasca pemasangan CVP. Pemeriksaan kultur dan tes resistensi.
16
PENATALAKSANAAN
Pre Hospital
1. Sedapat mungkin penanganan ABC ( sesuai ATLS )
a. Airway, penilaian dan keamanan adalah prioritas nomor satu. Edema
jaringan supraglotis berlangsung selama 12 jam pertma dan dapat
menghambat jalan napas dengan cepat. Laring melindungi dari cedera
panas subglotis langsung, namun tidak dari luka akibat gas beracun
yang terhirup. Cedera inhalasi harus dicurigai jika pasien itu
terperangkap dalam ruangan tertutup atau ledakan. Tandanya adalah
suara serak, stridor, luka bakar wajah, rambut dan wajah hangus, dahak
berjelaga dan ada jelaga dalam orofaring. Keputusan untuk intubasi
trakea dilakukan lebih awal, tapi lebih baik krikotiroidotomi ( Curr
Opin Anaesthesiol 2003; 16:183 ).
b. Breathing, evaluasi usaha pernapasan, kedalaman pernapasan, dan
auskultasi bunyi pernapasan. Keadaan terberat pada pasien luka bakar
adalah insufisiensi paru dan gagal napas. Etiologinya bisa cedera
termal langsung ke saluran napas atas atau cedera akut paru sekunder
akibat aktivasi peradangan sistemik ( N Engl J Med 2000; 342:1301 ).
c. Circulation, resusitasi cairan merupakan manajemen awal luka bakar.
Luka
bakar
distributive
menyebabkan
ditandai
kombinasi
dengan
syok
pelepasan
hipovolemik
mediator
dan
inflamasi,
17
18
19
Pemantauan :
Diuresis (30-50 ml/jam)
Pada hari kedua, diberikan separuh jumlah kebutuhan koloid (darah) dan larutan
saline ditambah 2000 m1 glukosa; pemberian merata dalam 24 jam.
Lactate
(RL)
yang
diperkaya
dengan
elektrolit.
Sedangkan
granulasi lambat.
Monitor, kadar saturasi oksigen untuk mengamati keadaan pada
keracunan karbon monoksida.
Pemeriksaan Laboratorium, mencakup pemeriksaan darah lengkap,
eletrolit, dan fungsi ginjal, carboksihemoglobin arteri, evaluasi gas darah
arteri, serta urinalisis. Jangan lupa untuk pemeriksaan foto rontgen yang
4.
5.
6.
21
normal saline dan alat alat steril untuk menghapus semua lapisan
epidermis kulit, diikuti oleh penerapan agen antimikroba topikal dan
7.
perban steril.
Agen antimikroba topikal, merupakan andalan manajemen lokal
luka bakar. Sebelum penggunaan agen antimikroba topikal, organisme
paling
umum
yang
menyebabkan
infeksi
luka
bakar
adalah
22
Namun untuk pasien dengan alergi sulfa, obat ini merupakan pilihan wajar,
8.
luka
intravena. Dua
16-gauge
dimulai
segera untuk
besar memerlukan
besar
memberikan dukungan
cairan
perifer pada ekstremitas atas lebih disukai daripada akses vena sentral,
karena risiko infeksikateter
ditempatkan
situs lain
bawahkateter, jika
yang
cocok tidak
mungkin, untuk
2.
3.
4.
luasnya.
Disertai trauma jalan napas, luka listrik dan komplikasi lain.
PENGAWASAN
23
24
Luka bakar lebih cepat untuk skin graft ( setelah debridement tapi
25
Pada parut hipertropik ini terdapat fibroblast dengan filament kontraktil dalam
sitoplasma yang disebut myofibroblast. Bila myofibroblast kontraksi maka akan
terjadi penarikan serabut kolagen untuk membentuk supracoils yang menjadi
kontraktur dan menonjolkan parut. Parut hipertropik mempunyai jumlah air yang
banyak, fisiologi kelenjar limfe terganggu, sehingga menyebabkan udem.
Kontraktur berhenti pada suatu tingkatan dimana ada gaya penahanan yang
seimbang, ini dikurangi dengan meletakkan sendi dalam kedudukan yang pantas
dengan bidai atau traksi dengan pembalut yang menekan.
Leher
Letakkan sedikit ekstensi, bantal jangan diletakkan dikepala karena
mempermudah kontraktur dan menekan telinga sehingga menjadi chondritis.
Axilla
Lengan abduksi 900, bahu fleksi 100
Siku dan Lutut
Ekstensi penuh, pergelangan posisi netral.
Paha
Abduksi 200 dan ekstensi
Kaki dan tumit
Posisi netral atau berdiri
Tangan
Pergelangan netral, sendi metacarpal sedikit fleksi, sendi PIP ( proximal
inter phalangeal )sedikit ekstensi, ibu jari abduksi dan fleksi. Bila ekstensor
terbakar, latihan hanya fleksi ekstensi pergelangan tangan dan sendi metacarpal,
sendi PIP tidak boleh lebih dari 450, sesudah skin graft boleh > 45%.
26
DAFTAR PUSTAKA
Brunicardi, F. Charles. Schwartzs Principles of Surgery, ninth edition. The
McGraw-Hill Companies, Inc. United States of America. 2010
Klingensmith, Mary E dkk. Washington Manual of Surgery,The, 5th Edition. 2008
Lippincott Williams & Wilkins
Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed. 2007 Saunders, An Imprint of Elsevier
Stead, G. Latha. Firts Aid for the Surgery Clerkship. 2003. McGraw-Hill
Companies
27
28