1)
Ismail Sulaiman*1)
Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,
Banda Aceh - 23111, Indonesia
*)
email: drismailsulaiman@gmail.com
ABSTRACT
Extraction method on raw materials patchouli (Pogestemon cablin) can be done by four methods, such as
Randall, evaporation, hydro-distillation and DIC. These methods compared to four to get the patchouli alcohol were
analyzed by GC MS to produce the optimum amount of essential oils and economically on an industrial scale.
Randall and DIC method can be done quickly, while evaporation and hydro-distillation method takes longer, but the
hydro-distillation method is more stable and efficient in the process of extraction of essential oils. The time required
for the essential oil by Randall method 4 minutes, 3 hours evaporation method, hydro-distillation 7 hours and DIC for
6 minutes. The longer the process of extracting will produce the yield value and need the higher energy.
Keywords: Pogostemon cablin, patchouli alcohol, extraction, DIC, GC-MS
PENDAHULUAN
Minyak atsiri sudah dikenal sejak 3000 tahun
yang lalu dan sudah digunakan serta dipelajari sejak
lama.Pada awalnya minyak atsiri digunakan oleh
bangsa Mesir sebagai bahan ritual dan obat-obatan
pada bidang kedokteran dan terus berkembang hingga
ke berbagai negara seperti Cina, Iran dan India.Menurut
sejarah minyak atsiri dihasilkan sebagai bahan dasar
dari parfum pada abad ke 13 dan perkembangan
teknologi dan inovasi, minyak atsiri terus berkembang
sampai penggunaanya sebagai bahan dasar makanan,
kosemetik dan juga obat-obatan (Mosset al., 2003).
Minyak atsiri dikenal dengan penggunaannya sebagai
bahan dasar anti mikroba dan juga aroma terapi yang
digunakan dengan carahidrodistilasi atauekstraksi
dengan menggunakan uap air, beberapa teknik dan
metode untuk mengekstrak minyak nilam sudah dikenal
sejak lama. Kedua metode tersebut menggunakan air
sebagai pelarut yang diuapkan secara konveksi dan
atau kondensasi, dan pemisahan minyak atsiri dengan
air biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama
dapat mencapai 10 jam, metode ini membutuhkan
energi yang sangat besar dan akan mempengaruhi
degradasi molekul pada minyak nilam tersebut (Farhatet
al., 2007).
Minyak atsiri pada umumnya memiliki struktur
molekul yang mudah menguap atau dikenal dengan
volatil yang berasal dari ikatan turunan dari beberapa
tumbuhanyang menghasilkan minyak atsiri.Minyak atsiri
tersebut, memiliki lebih dari seratus aroma dan ikatan
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
dalam proses ekstraksi merupakan salah satu faktor
penting, lama proses ektraksi, efisiensi ekstraksi,
degradasi komponen pada saat ekstraksi dan metode
ekstrasi yang tepat pada bahan baku (Gamiz Gracia,
2000; Jimenez-Carmona, 1999).
Pemisahan minyak atsiri dari beberapa
campuran molekul yang komplek, dapat dipisahkan
dengan carakromatografi distilasi, dan ekstraksi dengan
pelarut.Molekul utama adalah 95 % senyawa terpen,
alkohol dan berbagai molekul organik lainnya. Minyak
atsiri dapat dikelompokkan secara homogen yang sifat
fisiknya sebagai berikut:keadaan cair, volatilitas, pucat
kuning, indeks bias biasanya tinggi, polaritas rendah,
kerentanan terhadap oksidasi, dan juga cenderung
polimerisasi untuk membentuk produk resin (BocquelBaritaux, 1991).
Minyak atsiri mengandung banyak bahan kimia
yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi asalusulnya dan diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
hidrokarbon terpene (monoterpene, seskuiterpen),
produk oksigen sebagai senyawa aromatik (alkohol,
ester, eter) jenis fenilpropanoid (Bocquel-Baritaux,1991).
Studi
perbedaan
metode
ekstraksi
ini
diharapkan dapat menghasilkan metode yang terbaik
untuk mengekstrak minyak nilam dengan proporsi
minyak yang optimum dan efisien serta ekonomis.
METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
Daun Nilam yang digunakan adalah daun nilam
yang sudah dikeringkan dari Perkebunan masyarakat
Aceh Barat dengan kadar air 10%. Pelarut yang
digunakan, kloroform, heksan dan aquades.
Alat yang digunakan adalah mesin Randall type
VELP solvent extraction SER 48/3, Mesin destilasi uap
ESL/1000 produksi PIGNAT, mesin ekstraksi uap air
dengan tipe clevenger dengan evaporasi buchi type R114, dan Mesin DIC (dtente instantane controle) tipe
HTV (high temperature vapor), spatula, dan timbangan.
B. Prosedur Penelitian
Pada ekstraksi minyak nilam ini menggunakan 4
metode ekstraksi; metode Randall, metode uap air
(evaporasi), metodehidrodistilasi dan metode DIC.
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
Nilam(area pic)
8880770
9989224
11142112
10288578
11157472
Kloroform
8026738
9559223
Heksan
4284328
5126001
Gambar 3. Perbandingan larutan kloroform dan heksan untuk minyak nilam pada ekstraksi minimal 2 jam dan maksimal 6 jam, semakin tinggi piktogram maka akan semakin banyak jumlah minyak atsiri yang dihasilkan
melalui satuan (Mcounts).
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
sehingga metode ini digolongkan kedalam metode
klasik.
Dalam
percobaan
ini,
kami
juga
membandingkan efektivitas dua pelarut: heksan dan
kloroform untuk membandingkan pelarut terbaik dalam
mempertahankan minyak atsiri.Dari hasil pengamatan
dan penelitian dengan menggunakan GC-MS pada
grafik, menunjukkan bahwa kloroformlebih efektif
dibandingkan dengan heksandikarenakan piktogram
yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan
heksan.Senyawa yang dipilih dalam ekstraksi grafik ini
adalahPatchouli alkohol (C15H26O).
B. Ekstraksi dengan Distilasi Uap (Evaporasi)
Ekstraksi dengan distilasi uap merupakan
metode ekstraksi pada industri parfum. Pada percobaan
ini dilakukan uji kinetik ekstraksi selama 7 jam. Dalam
percobaan ini, minyak atsiri nilam yang dihasilkan pada
titik optimum 3%, seperti pada Tabel 2.
Jumlah total minyak yang diekstraksi akan
meningkat seiring dengan waktu, namun peningkatan ini
lama kelamaan akan menjadi lemah,ekstraksi awal 0,35
g untuk jam pertama, kemudian 0,3 g setelah 3 jam,
0,28 setelah 5 jam dan 0,22 g pada saat 7 jam
ekstraksi.Total minyak atsiri dari minyak nilam (Patchouli
oil) dihasilkan sebesar 1,174 gr dengan kelembaban
bahan baku 10,74% dan rendemen 2,63% berat kering.
1h
3h
5h
7h
Total
0.359
0.300
0.289
0.226
1.174
Komposisi
-Patchoulene
2,6
9-epi-caryophyllene
0,7
Elemenene
1,8
-selinene
3,9
caryophyllene
4,8
-Guaiene
23,3
-Guaiene
20,0
Patchoulol
19,4
-himachalene
0,9
-patchoulene
8,0
-patchoulene
5,8
-himachalene
0,6
Seyhellene
3,3
Ftalete
1,7
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
D. Ekstraksi dengan Metode DIC
Ekstraksi dengan menggunakan metode DIC
merupakan salah satu metode baru yang dilakukan
untuk menghasilkan minyak atsiri dengan cara cepat
dan efektif. Pada proses ekstraksi DIC ini membutuhkan
tekanan dan waktu rentang (cycle) pada saat percobaan
berlangsung. Pada percobaan ini dilakukan selama 6
menit dengan 1s.d 9 cycle dan kemudian dihitung
jumlah ekstrak dari minyak yang dihasilkan, dan
rendemen minyak atsiri pada Tabel 4.
Pada ekstraksi ini digunakan tekanan 5 bar
dengan variasi cycle, pada umumnya jumlah dari cycle
akan menghasilkan volume kondensat yang berbeda
dan biasanya lebih banyak. Kelembaban dari produk
setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan DIC
akan mempengaruhi dari jumlah banyaknya cycle pada
percobaan. Tekanan yang sangat tinggi akan
menghasilkan bahan baku yang berwarna kecoklatan.
Oleh karena itu perlu ditemukan tekanan yang baik
untuk menghasilkan ekstraksi minyak atsiri tersebut.
Berat minyak sangat dipengaruhi oleh jumlah dari cycle,
rendemen dari minyak dapat meningkat dengan jumlah
cycle yang dihasilkan.
Dari hasil percobaan pada minyak nilam yang
diuji pada point 1 dan 9 menunjukkan point 9
menghasilkan minyak lebih banyak dan membutuhkan
energi yang banyak dari pada 1 cycle.Dalam dunia
industri digunakan 1 cycle untuk menghemat energi dan
menghasilkan minyak yang optimum.
Gambar 6. Hasil ekstraksi minyak nilam (metode DIC)
Bahan Baku
(gr)
Cycle
Kondensat
(ml)
Warna
Kelembaban
(%bs)
Berat Minyak
(gr)
Rendemen
%
Minyak nilam
40
300
Buram
10,74%
0,353
0,90%
Minyak nilam
40
810
Coklat
buram
10,74%
0,487
1,25%
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
11
Tabel 5. Perbandingan ekstraksi dengan menggunakan
evaporasi dan hirodistilasi
Bahan Baku Evaporasi
Patchouli
DIC
Hidrodistilasi
2,63%
2,39%
1 cycle
9 cycle
0,90%
1,25%
Energi
Bahan kimia
Hasil optimum
Randall
++(cukup)
Ya
++(cukup)
Hidrodistilasi
++(cukup)
Tidak
+++(lebih)
Evaporasi
++(cukup)
Tidak
+++(lebih)
DIC
++++ (sangat)
Tidak
++++ (sangat)
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah di lakukan,
metode ekstraksi yang menghasilkan nilai optimum
masing-masing adalah metode Randall membutuhkan 4
menit 5 cycle, metode distilasi uap membutuhkan 3 jam,
metode hidrodistilasi membutuhkan 7 jam dan metode
DIC membutuhkan 6 menit dengan tekanan 5 bar.
Komposisi utama pada nilam (Pogostemon cablin)
adalah
patchouli
alcohol
(C15H26O).
Metode
hidrodistilasi merupakan metode yang terbaik untuk
menghasilkan minyak atsiri dari nilam karena lebih stabil
dalam menghasilkan patchouli alcohol.
DAFTAR PUSTAKA
Ames. R, V.S.A. Mathiew. 1968.The Distillation of
Essential
Oils,
Tropical
Products
Institutes.10(1), 136-149.
Bure, M.C., dan Sellier N.M. 2004. Analysis of the
essential oil of Indonesian Patchouli
(Pogostemon cablin Benth).Using GS/MS
(EI/CI). Journal of Essential Oil Research,
Vol. 16; 17-19.
Bauer, D. Garbe, H. Surburg. 1997.Common fragrance
and
flavor
materials
-Preparation,
properties anduses, Wiley-VCH, New York,
pp 214.
Bocquel-Baritaux,O.1991.Etude
des
effets
dun
traitement thermique sur la qualit (flaveur)
dequelques plantes aromatiques: Basilic,
Ocimum basilicum L.; Menthe, Mentha
piperita;
Persil:Petroselinum
sativum
Hoffm. ; Estragon, Artemisia dracunculus
L. Thse de chimie, Universit de Paris VII,
137p.
12
J.J.C.
Scheffer,
A.
B.
Shendsen.
1979.Comparison of Isolation Procedures
for EssentialOils, I. Dill (Anethum
graveolens L.), Chem. Mikrobiol. Technol.
Lebensm. 6, 1-7.
Lechat-Vahirua.1994.Contribution
ltude
des
composs
organique
volatils
dhuilesessentielles de plantes aromatiques
mdicinales polynsiennes, Thse de
chimie, Montpellier, 268 p
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
Moss, M., Cook, J., Wesnes, K., Duckett, P. 2003.
Aroma of rosemary and lavender essential
oils differentially affect cognition ang mood
in healt adults. International Journal of
Neuroscience, 113: 15-38
Moyler,
Pichard.H.,
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014
13