Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI PADA MINYAK

NILAM (POGOSTEMON CABLIN)


COMPARISON OF SEVERAL METHODS EXTRACTION OF PATCHOULI OIL
(POGOSTEMON CABLIN)

1)

Ismail Sulaiman*1)
Program Studi Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,
Banda Aceh - 23111, Indonesia
*)
email: drismailsulaiman@gmail.com

ABSTRACT
Extraction method on raw materials patchouli (Pogestemon cablin) can be done by four methods, such as
Randall, evaporation, hydro-distillation and DIC. These methods compared to four to get the patchouli alcohol were
analyzed by GC MS to produce the optimum amount of essential oils and economically on an industrial scale.
Randall and DIC method can be done quickly, while evaporation and hydro-distillation method takes longer, but the
hydro-distillation method is more stable and efficient in the process of extraction of essential oils. The time required
for the essential oil by Randall method 4 minutes, 3 hours evaporation method, hydro-distillation 7 hours and DIC for
6 minutes. The longer the process of extracting will produce the yield value and need the higher energy.
Keywords: Pogostemon cablin, patchouli alcohol, extraction, DIC, GC-MS
PENDAHULUAN
Minyak atsiri sudah dikenal sejak 3000 tahun
yang lalu dan sudah digunakan serta dipelajari sejak
lama.Pada awalnya minyak atsiri digunakan oleh
bangsa Mesir sebagai bahan ritual dan obat-obatan
pada bidang kedokteran dan terus berkembang hingga
ke berbagai negara seperti Cina, Iran dan India.Menurut
sejarah minyak atsiri dihasilkan sebagai bahan dasar
dari parfum pada abad ke 13 dan perkembangan
teknologi dan inovasi, minyak atsiri terus berkembang
sampai penggunaanya sebagai bahan dasar makanan,
kosemetik dan juga obat-obatan (Mosset al., 2003).
Minyak atsiri dikenal dengan penggunaannya sebagai
bahan dasar anti mikroba dan juga aroma terapi yang
digunakan dengan carahidrodistilasi atauekstraksi
dengan menggunakan uap air, beberapa teknik dan
metode untuk mengekstrak minyak nilam sudah dikenal
sejak lama. Kedua metode tersebut menggunakan air
sebagai pelarut yang diuapkan secara konveksi dan
atau kondensasi, dan pemisahan minyak atsiri dengan
air biasanya membutuhkan waktu yang sangat lama
dapat mencapai 10 jam, metode ini membutuhkan
energi yang sangat besar dan akan mempengaruhi
degradasi molekul pada minyak nilam tersebut (Farhatet
al., 2007).
Minyak atsiri pada umumnya memiliki struktur
molekul yang mudah menguap atau dikenal dengan
volatil yang berasal dari ikatan turunan dari beberapa
tumbuhanyang menghasilkan minyak atsiri.Minyak atsiri
tersebut, memiliki lebih dari seratus aroma dan ikatan

kimia yang dijadikan dasar dari karakteristik aroma


alami. Tujuan dari ekstraksi minyak atsiri ini adalah
memanfaatkan produk yang alami sebagai bahan dasar
dalam proses pengolahan aroma pada beberapa produk
olahan. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai
bahan
dasar
campuran
kertas,
sebagai
pengharum.Minyak atsiri dapat dihasilkan dari beberapa
tumbuhan baik dalam bentuk batang, daun, akar dan
bunga.
Seiring dengan perkembangan terutama di
daerah tropis, tumbuhan minyak atsiri yang
dikembangkan di dunia saat ini mencapai 65 % yang
dikembangkan oleh India, Cina, Brazil, Indonesia,
Meksiko, Mesir dan Maroko. Amerika merupakan salah
satu negara produsen minyak atsiri terbesar untuk
bahan baku mints. Permintaan minyak atsiri saat ini
terhadap industri umum sebesar60 %, industri flavor 20
%, dan industri kedokteran 20 %.Industri minyak atsiri
juga terus berkembang seiring dengan teknologi yang
berkembang dan menemukan metode-metode baru
dalam mengekstrak minyak atsiri untuk menghasilkan
minyak yang optimum. (Irawan, 2010)
Berbagai metode dan cara untuk mengekstraksi
minyak atsiri dari beberapa tumbuhan aromatik yang
telah
banyak
dilakukan
melalui
beberapa
penelitian.Adapun metode yang pernah digunakan
adalah metode uap atau hidrodistilasi, dan beberapa
metode yang serupa seperti ekstraksi soklet dengan
menggunakan pelarut organik, dengan tekanan dan
distilasi uap lainnya. Kehilangan beberapa ikatan volatil

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014


dalam proses ekstraksi merupakan salah satu faktor
penting, lama proses ektraksi, efisiensi ekstraksi,
degradasi komponen pada saat ekstraksi dan metode
ekstrasi yang tepat pada bahan baku (Gamiz Gracia,
2000; Jimenez-Carmona, 1999).
Pemisahan minyak atsiri dari beberapa
campuran molekul yang komplek, dapat dipisahkan
dengan carakromatografi distilasi, dan ekstraksi dengan
pelarut.Molekul utama adalah 95 % senyawa terpen,
alkohol dan berbagai molekul organik lainnya. Minyak
atsiri dapat dikelompokkan secara homogen yang sifat
fisiknya sebagai berikut:keadaan cair, volatilitas, pucat
kuning, indeks bias biasanya tinggi, polaritas rendah,
kerentanan terhadap oksidasi, dan juga cenderung
polimerisasi untuk membentuk produk resin (BocquelBaritaux, 1991).
Minyak atsiri mengandung banyak bahan kimia
yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi asalusulnya dan diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
hidrokarbon terpene (monoterpene, seskuiterpen),
produk oksigen sebagai senyawa aromatik (alkohol,
ester, eter) jenis fenilpropanoid (Bocquel-Baritaux,1991).
Studi
perbedaan
metode
ekstraksi
ini
diharapkan dapat menghasilkan metode yang terbaik
untuk mengekstrak minyak nilam dengan proporsi
minyak yang optimum dan efisien serta ekonomis.
METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
Daun Nilam yang digunakan adalah daun nilam
yang sudah dikeringkan dari Perkebunan masyarakat
Aceh Barat dengan kadar air 10%. Pelarut yang
digunakan, kloroform, heksan dan aquades.
Alat yang digunakan adalah mesin Randall type
VELP solvent extraction SER 48/3, Mesin destilasi uap
ESL/1000 produksi PIGNAT, mesin ekstraksi uap air
dengan tipe clevenger dengan evaporasi buchi type R114, dan Mesin DIC (dtente instantane controle) tipe
HTV (high temperature vapor), spatula, dan timbangan.

no 22 yang sudah di potong-potong, kemudian diekstrak


dengan
menggunakan
pelarut
kloroform
dan
heksansebanyak 80 ml selama waktu yang ditentukan
pada penelitian kinetik dengan waktu (menit): 30, 60, 90,
120, 150, 180, 240, 360, 480. dan setelah diekstrak
semua sampel di masukkan kedalam vial dan dilakukan
analisis dengan menggunakan analisis gas kromatografi
(GC-MS) untuk melihat komposisi dari minyak atsiri.
2. Ekstraksi menggunakan uap air (evaporasi)
Metode evaporasimenggunakan 2 liter air yang
dipanaskan kemudian dimasukkan 50 gramdaun nilam.
Bahan baku dan air tidak menyatu namun uap air akan
bercampur dan menghasilkan komposisi minyak atsiri,
waktu ekstraksi yang digunakan adalah 1, 3, 5, dan 7
jam, semua sampel dipisahkan dengan menggunakan
kloroform dan heksanyang bertujuan menghilangkan air
didalam minyak atsiri dan di simpan di dalam vial untuk
di analisa komposisi dengan menggunakan gas
kromatografi (GC MS).
3. Extraksi menggunakan hidrodistillasi
Metode hidrodistilasi merupakan ekstraksi yang
dilakukan hampir sama dengan evaporasi, namun
sampel dan air dalam satu wadah.Sampel 50 gram
dimasukkan kedalam 2 liter air kemudian di panaskan
dan dihasilkan uap kondensasi dari sampel dan air, lalu
sampel minyak atsiri dan air dipisahkan dengan rotary
evaporator dengan menggunakan larutankloroform dan
heksanuntuk memurnikan minyak atsiri dari komposisi
air yang ada di dalamnya.

B. Prosedur Penelitian
Pada ekstraksi minyak nilam ini menggunakan 4
metode ekstraksi; metode Randall, metode uap air
(evaporasi), metodehidrodistilasi dan metode DIC.

4. Ekstraksi dengan menggunakan DIC (detente


instantane contrle)
Metode DIC merupakan suatu metode baru dalam
metode proses ekstraksi, mesin DIC yang digunakan
adalah type DIC HTV. Pemisahan ekstrak bahan baku
dengan menggunakan tekanan yang tinggi dan waktu
yang singkat dalam kondisi vakum.
Aplikasi dan teknologi DIC merupakan sebuah
sistem pemanasan dengan menggunakan uap air dan
mengekstrak bahan baku sehingga terjadi pemisahan
dengan kondisi perulangan atau cycle, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.

1. Metode Randall dengan menggunakan ekstraksi


pelarut.
Metode Randall ini menggunakan mesin VELP,
type SER 48/3 (Gambar 1). Dengan cara memasukkan
daun nilamsebanyak 3,5 gr kedalam kantong selulosa

5. Analisis kromatografi dengan fase gas.


Analisis GC MS yang dilakukan dengan
menggunakan gas helium sebagai fase gerak.Minyak
nilam diinjeksi dengan injector dan di masukkan ke
dalam kolom kemudian dideteksi melalui DIF.

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014

Gambar 2.Metode percobaan dengan menggunakan DIC

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Ekstraksi pelarut dengan menggunakan metode
Randall (kinetik)
Ekstraksi dengan menggunakan Randall
merupakan metode yang sangat tua dan sering
digunakan dalam beberapa analisis ekstraksi minyak.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu
optimum dari kurva yang dihasilkan melalui analisis GCMS pada setiap jamnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Penggunaan waktu dan pelarut terlihat bahwa

waktu optimum yang dibutuhkan untuk mengekstraksi


nilam adalah 3 dan 6jam yang menghasilkan piktogram
yang paling tinggi, merupakan waktu yang sangat efektif
untuk menghasilkan minyak lebih banyak. Ekstraksi
minyak nilam membutuhkan waktu yang lebih lama hal
ini disebabkan oleh struktur dan karakteristik yang khas
pada daun nilam.
Ekstraksi dengan menggunakan metode
Randall menghasilkan minyak atsiri dan bercampur
menjadi satu dengan pelarut (klorofom atau heksan)

Tabel 1. Perbandingan waktu dan penggunaan pelarut


Waktu (jam)

Nilam(area pic)

8880770

9989224

11142112

10288578

11157472

Kloroform

8026738

9559223

Heksan

4284328

5126001

Gambar 3. Perbandingan larutan kloroform dan heksan untuk minyak nilam pada ekstraksi minimal 2 jam dan maksimal 6 jam, semakin tinggi piktogram maka akan semakin banyak jumlah minyak atsiri yang dihasilkan
melalui satuan (Mcounts).
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014


sehingga metode ini digolongkan kedalam metode
klasik.
Dalam
percobaan
ini,
kami
juga
membandingkan efektivitas dua pelarut: heksan dan
kloroform untuk membandingkan pelarut terbaik dalam
mempertahankan minyak atsiri.Dari hasil pengamatan
dan penelitian dengan menggunakan GC-MS pada
grafik, menunjukkan bahwa kloroformlebih efektif
dibandingkan dengan heksandikarenakan piktogram
yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan
heksan.Senyawa yang dipilih dalam ekstraksi grafik ini
adalahPatchouli alkohol (C15H26O).
B. Ekstraksi dengan Distilasi Uap (Evaporasi)
Ekstraksi dengan distilasi uap merupakan
metode ekstraksi pada industri parfum. Pada percobaan
ini dilakukan uji kinetik ekstraksi selama 7 jam. Dalam
percobaan ini, minyak atsiri nilam yang dihasilkan pada
titik optimum 3%, seperti pada Tabel 2.
Jumlah total minyak yang diekstraksi akan
meningkat seiring dengan waktu, namun peningkatan ini
lama kelamaan akan menjadi lemah,ekstraksi awal 0,35
g untuk jam pertama, kemudian 0,3 g setelah 3 jam,
0,28 setelah 5 jam dan 0,22 g pada saat 7 jam
ekstraksi.Total minyak atsiri dari minyak nilam (Patchouli
oil) dihasilkan sebesar 1,174 gr dengan kelembaban
bahan baku 10,74% dan rendemen 2,63% berat kering.

Tabel 2. Total berat dari minyak nilam


Waktu (Jam)

Berat minyak (gr)

1h
3h
5h
7h
Total

0.359
0.300
0.289
0.226
1.174

Gambar 4. Rendemen Minyak Nilam 1, 2, 3, 5 dan 7


jam
10

Tabel 3. Komposisi minyak atsiri pada minyak nilam


(patchouli oil) (Donelian, et al., 2009)
Komposisi

Komposisi

-Patchoulene

2,6

9-epi-caryophyllene

0,7

Elemenene

1,8

-selinene

3,9

caryophyllene

4,8

-Guaiene

23,3

-Guaiene

20,0

Patchoulol

19,4

-himachalene

0,9

-patchoulene

8,0

-patchoulene

5,8

-himachalene

0,6

Seyhellene

3,3

Ftalete

1,7

C. Ekstraksi dengan Menggunakan Hidrodistilasi


Ekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan
hidrodistilasi merupakan ekstraksi yang mempunyai
prinsip yang sama pada ekstraksi dengan menggunakan
uap (evaporasi). Pada ekstraksi ini sampel dan air
dalam satu wadah. Minyak nilam (Patchouli oil) yang
dihasilkan dari 50 gr bahan baku adalah1,067 gr dengan
kelembaban bahan baku 10,74 % dan rendemen yang
dihasilkan 2,39 % berat kering.
Dari Gambar 5, dapat dilihat bahwa minyak
atsiri yang dihasilkan pada ekstraksi 9 jam merupakan
hasil ekstrak yang paling optimal. Waktu ekstraksi
sangat berpengaruh terhadap hasil dari jumlah minyak
atsiri yang dihasilkan. Antara hasil yang diperoleh
setelah 9 jam ekstraksi, menghasilkan perbedaan pada
saat 7 jam sekitar 1%. Hal ini menunjukkan bahwa
metode hidrodistilasisangat efektif.
Daun nilam merupakan bahan yang mudah
menghasilkan minyak atsiri dibandingkan dengan
tumbuhan lainnya, dengan waktu yang singkat akan
menghasilkan minyak atsiri yang optimal.

Gambar 5. Hasil ekstraksi minyak nilam dengan


menggunakan metode ekstraksi hidrodistilasi

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014


D. Ekstraksi dengan Metode DIC
Ekstraksi dengan menggunakan metode DIC
merupakan salah satu metode baru yang dilakukan
untuk menghasilkan minyak atsiri dengan cara cepat
dan efektif. Pada proses ekstraksi DIC ini membutuhkan
tekanan dan waktu rentang (cycle) pada saat percobaan
berlangsung. Pada percobaan ini dilakukan selama 6
menit dengan 1s.d 9 cycle dan kemudian dihitung
jumlah ekstrak dari minyak yang dihasilkan, dan
rendemen minyak atsiri pada Tabel 4.
Pada ekstraksi ini digunakan tekanan 5 bar
dengan variasi cycle, pada umumnya jumlah dari cycle
akan menghasilkan volume kondensat yang berbeda
dan biasanya lebih banyak. Kelembaban dari produk
setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan DIC
akan mempengaruhi dari jumlah banyaknya cycle pada
percobaan. Tekanan yang sangat tinggi akan
menghasilkan bahan baku yang berwarna kecoklatan.
Oleh karena itu perlu ditemukan tekanan yang baik
untuk menghasilkan ekstraksi minyak atsiri tersebut.
Berat minyak sangat dipengaruhi oleh jumlah dari cycle,
rendemen dari minyak dapat meningkat dengan jumlah
cycle yang dihasilkan.
Dari hasil percobaan pada minyak nilam yang
diuji pada point 1 dan 9 menunjukkan point 9
menghasilkan minyak lebih banyak dan membutuhkan
energi yang banyak dari pada 1 cycle.Dalam dunia
industri digunakan 1 cycle untuk menghemat energi dan
menghasilkan minyak yang optimum.
Gambar 6. Hasil ekstraksi minyak nilam (metode DIC)

E. Perbandingan dari Empat Metode Ekstraksi


Perbandingan
metode
ekstraksi
dapat
diklasifikasikan kedalam dua bentuk penggunaan.
Penggunaan
untuk
skala
industri
umumnya
membutuhkan energi yang kecil dan menghasilkan
ekstrak minyak atsiri yang banyak dan ekonomis,
sedangkan
untuk
skala
penelitian
tidak
mempertimbangkan nilai energi tetapi hasil minyak atsiri
yang optimum.
Metode Randall adalah salah satu metode yang
sering digunakan untuk analisis produk, namun tidak
untuk memproduksi minyak dalam skala besar
dikarenakan ekstraksi antar molekulnya membutuhkan
larutan lebih banyak. Penggunaannya juga sangat
terbatas dalam laboratorium dan analisis terhadap
komposisi dari produk secara umum.
Prinsip metode hidrodistilasi hampir sama
dengan metode ekstraksi dengan menggunakanuap air.
Perbedaan antara hidrodistilasi dan ekstraksi uap air
adalah pada posisi bahan baku yang digunakan.Metode
ini lebih sederhana dan mudah namun membutuhkan
energi yang sangat tinggi. Jumlah hasil ekstraksi
hidrodistilasi hampir sama dengan penguapan dengan
uap; hidrodistilasi ini lebih rendah hasilnya karena
hidrolisisnya lebih solubility dalam air dan untuk
penguapan dengan uap selalu lebih tinggi rendemen
yang dihasilkan dikarenakan minyak yang ada didalam
daun lebih cepat terpisahkan.
Metode DIC merupakan metode ekstraksi yang
masih sangat baru. Ekstraksi melalui DIC lebih mudah
dan cepat namun membutuhkan energi yang sangat
besar. Hasil ekstraksi yang dihasilkan jauh lebih besar
dibandingkan dengan metode lainnya, dikarenakan
metode DIC ini dapat mengekstrak bahan secara
langsung ke partikel yang lebih kecil dengan
menggunakan tekanan. Permasalahan yang dihadapi
pada DIC adalah jumlah bahan baku yang akan di
ekstrak tidak dapat dalam jumlah yang sedikit, karena
aplikasinya untuk industri jumlah bahan baku yang
dibutuhkan sangat banyak.

Tabel 4.Hasil ekstraksi dengan menggunakan DIC


Produk

Bahan Baku
(gr)

Cycle

Kondensat
(ml)

Warna

Kelembaban
(%bs)

Berat Minyak
(gr)

Rendemen
%

Minyak nilam

40

300

Buram

10,74%

0,353

0,90%

Minyak nilam

40

810

Coklat
buram

10,74%

0,487

1,25%

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014

11


Tabel 5. Perbandingan ekstraksi dengan menggunakan
evaporasi dan hirodistilasi
Bahan Baku Evaporasi
Patchouli

DIC

Hidrodistilasi

2,63%

2,39%

1 cycle

9 cycle

0,90%

1,25%

Tabel 6. Rekapitulasi metode ekstraksi


Metode

Energi

Bahan kimia

Hasil optimum

Randall

++(cukup)

Ya

++(cukup)

Hidrodistilasi

++(cukup)

Tidak

+++(lebih)

Evaporasi

++(cukup)

Tidak

+++(lebih)

DIC

++++ (sangat)

Tidak

++++ (sangat)

Chen, M.C. Kuo, C.M. Wu, C.T. Ho.1986. Pungent


compounds
of
ginger
(Zingiber
officinaleRoscoe) extracted by liquid
carbone dioxide, Journal of Agricultural
Food Chemistry. 34, 322-328.
Donelian, L.H.C. Carlson, T.J. Lopes, R.A.F. Machad.
2009.Comparison of extraction of patchouli
(Pogostemon cablin) essential oil with
supercritical CO2 and by steam distillation,
J. of Supercritical Fluids 48. p. 1520.
Farhat,

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah di lakukan,
metode ekstraksi yang menghasilkan nilai optimum
masing-masing adalah metode Randall membutuhkan 4
menit 5 cycle, metode distilasi uap membutuhkan 3 jam,
metode hidrodistilasi membutuhkan 7 jam dan metode
DIC membutuhkan 6 menit dengan tekanan 5 bar.
Komposisi utama pada nilam (Pogostemon cablin)
adalah
patchouli
alcohol
(C15H26O).
Metode
hidrodistilasi merupakan metode yang terbaik untuk
menghasilkan minyak atsiri dari nilam karena lebih stabil
dalam menghasilkan patchouli alcohol.

DAFTAR PUSTAKA
Ames. R, V.S.A. Mathiew. 1968.The Distillation of
Essential
Oils,
Tropical
Products
Institutes.10(1), 136-149.
Bure, M.C., dan Sellier N.M. 2004. Analysis of the
essential oil of Indonesian Patchouli
(Pogostemon cablin Benth).Using GS/MS
(EI/CI). Journal of Essential Oil Research,
Vol. 16; 17-19.
Bauer, D. Garbe, H. Surburg. 1997.Common fragrance
and
flavor
materials
-Preparation,
properties anduses, Wiley-VCH, New York,
pp 214.
Bocquel-Baritaux,O.1991.Etude
des
effets
dun
traitement thermique sur la qualit (flaveur)
dequelques plantes aromatiques: Basilic,
Ocimum basilicum L.; Menthe, Mentha
piperita;
Persil:Petroselinum
sativum
Hoffm. ; Estragon, Artemisia dracunculus
L. Thse de chimie, Universit de Paris VII,
137p.

12

M.A Meklati, B.Y., Chemat, F. 2007.


Comparison
of
different
Extraction
Methods: Cold pressing, Hydrodistillation
and solvent Free Microwave Extraction
used for the Isolation of Essential Oil from
Citrus fruits. Proceedings 38th International
Symposium on Essential oils, p.44 Graz
(Austria)

Fehrand G. Slenzhorn. 1979.Studies on the shelf life of


peppermint leaves, rosemary leaves and
thyme. Pharm Ztg, 124, 2342-2349.
Gamiz-Gracia,
L.,
Luque
de
Castro,
M.D.
2000.Continuous
subcritical
water
extraxtion of medical plant essential oil:
comparison whit conventional techniques.
Talanta, 51 1179-1185.
Guenther. 1965.The Essential Oils.Vol.I VI, D. Van
Norstand Company Inc., N.Y.
Irawan, B. 2010.Peningkatan Mutu Minyak Nilam
dengan Ekstraksi dan Destilasi pada
Berbagai
Komposisi
Pelarut.
Tesis
Magister
Teknik
Kimia
Universitas
Dipenogoro, Semarang.
Jianfang Wu, Xin Lua , Wanying Tang , Hongwei Kong,
Shenfan Zhoub , Guowang Xua. 2004.
Application
of
comprehensive
twodimensional gas chromatographytime-offlight massspectrometry in the analysis of
volatile oil of traditional Chinese medicines,
Jurnal of cromatographie.
Jimenez-Carmona, M.M., Ubera, J.L., Luque de Castro,
M.D. 1999.Comparison of continous
subcritical
water
extraction
and
hydrodistillation of marjoram essentiel oil,
Journal of Chromatography A, 855: 625632.
Koedam,

J.J.C.
Scheffer,
A.
B.
Shendsen.
1979.Comparison of Isolation Procedures
for EssentialOils, I. Dill (Anethum
graveolens L.), Chem. Mikrobiol. Technol.
Lebensm. 6, 1-7.

Lechat-Vahirua.1994.Contribution

ltude
des
composs
organique
volatils
dhuilesessentielles de plantes aromatiques
mdicinales polynsiennes, Thse de
chimie, Montpellier, 268 p

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014


Moss, M., Cook, J., Wesnes, K., Duckett, P. 2003.
Aroma of rosemary and lavender essential
oils differentially affect cognition ang mood
in healt adults. International Journal of
Neuroscience, 113: 15-38

Ph. Morin, H. Richard. 1985.Thermal degradation of


linalyl acetate during steam distillation.
In:Progress
in
Flavour
Research.
Amsterdam (Netherland): Elsevier,pp. 563576.

Moyler,

Pichard.H.,

D.A, R.M. Browning, M.A. Stephens.


1994.Carbon dioxide extraction of essential
oils. In:Developments in food science
Spices, herbs and edible fungi. Amsterdam:
G. Charalambous, pp. 145-170.

Pellerin.P. 1994.Extraction au CO2 supercritique des


matires
premires
naturelles
aromatiques,Parfums,
Cosmtiques,
Armes. 94 , 49-56.
Ph. Morin, C. Guenther, L. Peryon, H. Richard. 1985.
Etude
des
phnomnes
physico
chimiquesintervenant lors du procds
dhydrodistillation, Bulletin de la Socit
Chimique de France.5, 921-930.
Ph. Morin, H. Pichard, H. Richard. 1989.Evolution de la
composition dune huile essentielle aucours
de la distillation la vapeur. Cahiers
C.E.A.M.S., 2, 97-117.

J. Touche, Ph. Morin, H. Richard.


1999.Extraction par entranement la
vapeur deaude lhuile essentielle de
Lavandin. Influence de la pression sur la
cinetique dextraction. CahiersC.E.A.M.S.
2, 118- 131.

Richard. H., Ph. Morin, J. Adda, 1989.Utilisation du


dioxide de carbone lextraction des
armes,Rivista Italiana EPPOS. 7, 61-74.
Rizal, S. 2010. Kajian Proses Penyulingan Minyak Nilam
Menggunakan Sistem Distilasi Air. Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Taoussi, M.1992.Extraction des huiles essentielles: Effet
de la technologie utilise sur le
rendementet la composition chimique de
lhuile
essentielle.
Application

lEucalyptus camaldulensis Dehn;mmoire


de 3mes cycle agronomique option:
Industries Agricoles et Alimentaires; I.A.V.
Hassan II, Rabat.

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (6) No.1, 2014

13

Anda mungkin juga menyukai