Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Pencemaran lingkungan Akibat Limbah Sablon . Pembuatan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Kimia Lingkungan Makalah ini ini dapat
digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan untuk mahasiswa.
Penyusun menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa
mendatang. Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam mengetahui berbagai hal.
Dalam hal ini kami akan melakukan observasi tentang pencemaran air sungai sebagai salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kimia Lingkungan dan penglihatan kami mengenai
pencemaran air sungai yang makin tercemar.
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia
dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat
dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang
memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu
sudah cukup sulit untuk didapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh
bermacam macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan
kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Telah terjadi banyak sekali pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat bagi
para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan bandeng juga
banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta termasuk cukup
parah. Sehingga indikator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang secara pesat. Selain
itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya
pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi pencemaran air akibat penggunaan
pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama. Petani menggunakan pestisida di sekitar mata
air Lingsar dan Ranget (Bali Post, 14/8/03).
Krisis air juga terjadi di hampir semua P. Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota
kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain
merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air
dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu
dan hilir. Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh
di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta
keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran
air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
Apa faktor faktor yang menyebabkan pencemaran air sungai?
Apa dampak yang ditimbulkan?
Bagaimana cara menanggulangi pencemaran air sungai?
1.3
TUJUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, makalah ini bertujuan untuk
membahas mengenai pencemaran air yang makin marak terjadi. Di dalam makalah ini juga akan
dibahas sumber, dampak dan penanggulangan pencemaran air. Diharapakan dengan adanya
penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka akan
timbul kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan
didapat sumber air yang aman untuk kita konsumsi.
1.4
MANFAAT
Bagi peneliti:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu
lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut. Menurut undang undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Yang dikatakan sebagai polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi
ambang batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan
pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan tersebut dapat
menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya
malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan lingkungan yang terkena
polutan (tempat terjadinya), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran tanah
3. Pencemaran udara
2.2
2.2.1
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dalam PP No 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai, Pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu
yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1, ayat 2).
2.2.2
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen lain sehingga kualitas
air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.
Sumber langsung meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan
sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air
tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung sisa dari aktifitas
pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas
manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Selain itu pencemaran air
dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
Seperti limbah pabrik yang mengalir ke sungai seperti di sungai Citarum.
2.2.3
Ciri-ciri air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung dengan
jenis air dan polutan yang terkandung di dalamnya. Karena itu, dibutuhkan suatu pengujian
untuk menentukan sifat sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari
batasan polusi air.
Tabel 2.1 Kandungan Maksimal logam yang diperbolehkan dalam air (dalam ukuran mg/L)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Logam
Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)
Barium (Ba)
Mangan (Mn)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Krom Heksavalen (Cr6+)
Kadimum (Cd)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Arsen (As)
Selenium (Se)
Logam berat seperti merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr),
Seng (Zn), dan Nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering
meninbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya
pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi
oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Tabel 2.2 Jenis jenis industri pembuangan limbah yang mengandung logam berat
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Limbah
Kertas
Petro-chemical
Pengelantang
Pupuk
Kilang Minyak
Baja
Logam Bukan Besi
Kendaraan Bermotor, Pesawat Terbang
Gelas, Semen, Keramik
Logam Berat
Cr, Hg, Pb, Zn, Cu, Ni
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Sn
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Sn
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu,Ni
Cr, Ni, Pb, Zn, Cd, Cu
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu, Ni, Sn
Cr, Hg, Pb, Zn, Cu
Cr, Hg, Pb, Zn, Cd, Cu, Sn
Cr
10
11
Tekstil
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Cr
Cr, Zn
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1
VARIABEL PENELITIAN
3.1.1 Variabel bebas.
Pencemaran air sungai disebabkan limbah rumah tangga dan limbah industri.
3.1.2 Variabel terikat.
Meningkatnya limbah disungai menyebabkan kualitas air sungai semakin berkurang.
3.2
TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di:
1.
2.
3.
4.
3.3
Hari/Tanggal
Kegiatan
Tempat
.
1.
Senin, 21 April
Mencari lokasi
2014
pengambilan sampel
Selasa, 22 April
Air
Pengambilan sampel
Sekarbela
Sungai Kekalik, Sungai
2014
Air
Selasa, 22 April
Melakukan percobaan I
Sekarbela
Percobaan dilakukan di
2014
Laboratorium Kimia,
2.
3.
4.
Selasa, 22 April
mencium bau
Melakukan percobaan
Percobaan dilakukan di
2014
II yakni pengujian
Universitas Mataram
Selasa, 22 April
dengan teh
Melakukan percobaan
Percobaan dilakukan di
2014
rumah Martin
Rabu, 23 April
Biologi
Melanjutkan
Percobaan dilakukan di
2014
pengamatan untuk
percobaan II tentang
Universitas Mataram
Minggu, 27
secara kimia
Melakukan pengamatan
Percobaan dilakukan di
April 2014
rumah Martin
Selasa, 29 April
secara biologi
Pengumpulan semua
Pengamatan dilakukan di
2014
data percobaan/
pengujian dan
Mataram
mendiskusikan hasil
9.
Minggu, 11 Mei
Pengamatan dilakukan di
2014
penelitian serta
pembuatan dokumen
Mataram
untuk presentasi
3.4
METODE
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode
observasi dan eksperimen.
3.5
2.
Hot plate
Cawan petri
Gelas ukur
3. Uji biologi sederhana
Botol kaca bening
3.6
LANGKAH KERJA
Uji fisika sederhana
Perlakuan 1
1) Tambahkan masing masing 50 ml air sampel (air sungai jangkuk, kekalik
dan sekarbela)
2) Ukur suhu air sampel dengan menggunakan termometer
3) Tambahkan 25 ml air standar (aquades) kedalam erlenmeyer.
4) Perhatikan reaksi yang terjadi, seperti perubahan warna, kekeruhan, suhu,
bau dan rasa.
5) Tambahkan 25ml air bersih (aquades) kedalam gelas ukur sampel.
6) Ukur suhu air campuran dengan menggunakan termometer.
Uji kimia sederhana
Perlakuan 1
1) Masukkan 10 ml air sampel (air sungai jangkuk, kekalik dan sekarbela) ke
dalam cawan petri.
2)
Perlakuan 2
1) Masukan 100 ml air sampel kedalam erlenmeyer.
2) Masukan 50 ml air teh kedalam Erlenmeyer berisi air sampel
3) Diamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan air the dalam keadaan
terbuka selama semalam.
Uji biologi
1)
2)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL
4.1.1
Uji Fisika
Uji Fisika
Sampel Air Sungai
Tawal ( C )
30
Tcampuran ( C)
29
Warna
Warna awal keruh
setelah
ditambah
aquades kekeruhan air
berkurang.
29
28,5
Warna
awal
keruh
setelah
ditambah
aquades kekeruhan air
Jangkuk
Sampel Air Sungai
Kekalek
berkurang.
30
29
Sekarbela
Dari hasil uji secara fisika pada ketiga sampel air sungai tersebut menunjukkan bahwa air
sungai dari ketiga daerah telah tercemar dengan ciri ciri fisik seperti bau yang menyengat,
warna air sangat keruh, dan suhu yang tinggi yang dapat merusak ekosistem dan biota air.
Perbandingan ketiganya air sungai Jangkuk lebih bersih daripada air sungai Kekalik dan
Sekarbela.
a) Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Kekeruhan sampel air
disebabkan oleh partikel partikel yang tersuspensi dalam air.
b) Tidak Berbau
Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau. Bau dapat dirasakan langsung
oleh indera penciuman. Air yang mempunyai bau mengindikasikan ada terjadi proses
dekomposisi bahan bahan organic oleh mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh
senyawa fenol yang terdapat dalam air atau penyebab lainnya yang menyebabkan air
tidak tidak layak dikonsumsi.
c) Suhu Normal
Air yang baik mempunyai suhu normal yakni 25
batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah
yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme.
d) Warna
Warna pada air dapat disebabkan oleh macam macam bahan kimia atau organik. Air
yang layak dikosnsumsi harus jernih dan tidak berwarna.
Uji Kimia
Setelah disimpan sehari semalam, sampel air sungai yang telah dicampur seduhan teh
terdapat gumpalan hitam, perubahan warna menjadi gelap dan lapisan minyak pada permukaan
air yang menunjukkan kualitas air tidak dijadikan bahan baku air minum. Alasan penggunaan
seduhan air teh pada uji kimia ini adalah karena kemampuan air untuk mengekstraksi komponen
teh terutama kafein pada teh. Kemampuan air untuk mengekstraksi akan berkurang bila
kandungan zat terlarutnya pada sampel air sungai sangat tinggi. Jika air yang digunakan untuk
menyeduh teh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO 3)2 dan Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan
asam dan membentuk garam garam Ca dan Mg dengan melepaskan CO 2 sehingga warna
seduhan menjadi gelap. Selain menggunakan seduhan teh untuk uji kimia, kami juga melakukan
uji dengan menggunakan indikator universal untuk mengetahui pH dari ketiga smapel air sungai.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa pH dari smapel air adalah 5. Dari hasil ini
menunjukkan bahwa air sungai Jangkuk, Sekarbela dan Kekalek bersifat asam dan tidak baik
untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan peraturan Permenkes bahwa air yang memiliki kualitas
baik adalah air yang memiliki pH 7 (pH netral).
Uji Biologis
Analisa kualitas air secara biologis bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
dalam air. Dengan mata telanjang tidak adapat diketahui keberadaan mikroorganisme. Namun,
ini dapat dilakukan dengan uji sederhana yaitu dengan cara mendiamkan air selama beberapa
hari, paling tidak selama lima hari. Dari hasil perlakuan uji biologis ini diperoleh data bahwa:
Endapan kotor berwarna coklat lebih banyak ditemukan pada air sungai Kekalek daripada air
sungai Sekarbela dan Jangkuk. Dan lumut lebih banyak tumbuh pada sampel air sungai
Sekarbela daripada air sungai Kekalik dan Jangkuk. Adanya endapan dan lumut pada sampel air
tersebut menunjukkan bahwa adanya aktivitas biologis dan kimiawi mikroorganisme yang
mengkontaminasi kandungan air dan dapat merusak ekosistem serta biota air.
Gambar 4. Uji biologis
Pada penelitian ini, kami juga menemukan tanaman yang hidup di sungai tersebut seperti
kangkung (Ipomoea Aquatica). Di mana tanaman kangkung tersebut tumbuh subur dan bias
dikatakan sebagai sumber makanan bagi masyarakat setempat khususnya di daerah Dasan
Agung. Padahal sesuai dengan hasil penelitian kami bahwa sungai tersebut dalam keadaan kotor
dan banyak mengandung polutan yang menurunkan kualitas air sunagi. Tanaman kangkung dapat
hidup dengan baik di ekosistem sungai disebabkan limbah rumah tangga berupa detergen yang
mengandung bahan surfaktan dan bahan bahan seperti logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang
terkandung dalam air sungai diserap oleh kangkung yang bekerjasama dengan mikroorganisme
yang selanjutnya dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) tersebut menjadi kurang
atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi. Polpraset & Sikka
(1986) menuliskan bahwa pada dasarnya semua jenis akar tanaman air dapat menyerap seluruh
substansi dalam air dan sesuatu yang terkandung di dalamnya tanpa seleksi, seperti spons
penyerap dalam cairan. Proses ini dilakukan bertahap (Anonim, 2003), yaitu :
1. Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari
media sehingga berakumulasi di sekitar akar tumbuhan, proses
hyperacumulation.
2. Rizofiltration (rhizo = akar) adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh
akar untuk menempel pada akar. Proses ini telah dibuktikan dengan percobaan menanam bunga
matahari pada kolam mengandung zat radio aktif di Chernobyl Ukraina.
3. Phytostabilization yaitu penempelan zat zat kontaminan tertentu pada akar yang tidak
mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil) pada akar
sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
4. Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, atau plented-assisted
bioremediation. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
gr/cm3 terletak di sudut kanan bawah sistem periodik S dan biasanya bernomor atom 22 sampai
92 dari perioda 4 sampai 7. Degradation, yaitu penguraian zat zat kontaminan oleh aktivitas
mikroba yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur berada di sekitar akar tumbuhan.
Misalnya ragi, fungi dan bakteri (Miettinen, 1977).
Jadi, tanaman kangkung hidup pada ekosistem sungai yang tercemar oleh polutan dengan cara
menyerap zat polutan tersebut dan mendegradasi dengan bantuan mikroorganisme sehingga
polutan tersebut dapat berubah menjadi zat yang tidak berbahaya bagi tanaman air khususnya
kangkung.
4.2
DESKRIPSI DATA
4.2.1
di antaranya yaitu:
1. Berkembangnya industri industri.
Saat ini industri industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi,
tingkat produksi maupun limbah yang dihasilkan. Industri industri khususnya industri tahu dan
tempe yang berada di daerah Kekalek dan hasil penyulingan emas yang berada di daerah
Sekarbela yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam
sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam
sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta sifat fisik air. Polutan
yang dihasilkan oleh pabrik dapat berupa:
Logam berat: raksa (Hg) hasil penyulingan emas di Sekarbela.
Panas: air yang tinggi temperaturnya yang dihasilkan dari pembuatan tahu dan tempe di
Kekalek sulit menyerap oksigen (O2) yang pada akhirnya akan mematikan biota air.
2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga
dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui parit dan
akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah
tangga bisa juga membawa bibit bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia
sehingga menimbulkan epidemik yang luas di masyarakat.
4.1.2
membersihkan diri.
air sebagai media untuk hidup vector penyakit.
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan kami tentang pencemaran air sungai di sekitar