Anatomi Pelvis
Tulang panggul (pelvis) terdiri dari dua tulang coxae, sacrum dan
coccygeus. Berartikulasi di anterior yaitu pada simphisis pubis, di
posterior pada artikulasio sacroiliaca. Struktur mirip cekungan ini
memindahkan berat dari badan ke tungkai bawah dan memberikan
perlindungan pada viscera, pembuluh darah , dan saraf di pelvis
(Apley, 1995)
Stabilitas cincin pelvis tergantung pada kekakuan tulang-tulang dan
integritas ligament yang kuat yang mengikat tiga segmen tulang
bersama-sama pada simphisis pubis dan artikulasio sacroiliaca.
Ligamen pengikat yang paling kuat dan yang paling penting dalah
ligament sacroiliaca dan ligament iliolumbal. Selama ligament-ligamen
itu utuh, penahan beban tidak akan terganggu. Ini adalah factor yang
penting untuk membedakan cidera yang stabil dan yang tidak stabil
pada cincin pelvis (Apley, 1995)
Tulang coxae (panggul) terdiri dari tiga tulang, yaitu tulang pubis, ilium,
dan ischium yang berhubungan secara sinostosis pada fossa acetabuli,
yang dibatasi oleh limbus acetabuli dan dikelilingi oleh facies lunata.
Incisura acetabuli membuka acetabulum ke inferior dan berbatasan
dengan foramen obturatorium (Platzer, 1997)
Tulang coxae atau disebut juga dengan innominate bone bentuknya
datar dan lebar, merupakan os ireguler yang membentuk bagian
terbesar pelvis. Tulang ini tersusun atas tiga buah tulang yaitu tulang
ilium, tulang ischium dan tulang pelvis yang corpusnya bersatu di
acetabulum, yang terletak di facies eksterna tulang ini. Tulang ilium,
disebut demikian karena menyangga pinggul, lebar di bagian superior
dan membentang ke cranial dari acetabulum. Tulang ischium letaknya
paling bawah dan merupakan bagiab paling kuat, berjalan ke bawah
dari acetabulum dan memanjang ke tuber ischiadicum, kemudian
melengkung ke ventral, bersama-sama tulang pubis membentuk
lubang besar yaitu foramen obturatorium. Tulang pubis memanjang ke
medial dari acetabulum dan bersendi di linea mediana dengan tulang
pubis sisi yang berseberangan dengan membentuk simfisis osseum
pubis, membentuk bagian depan pelvis (Hadiwidjaja, 2004)
Tulang pubis terdiri dari ramus superior ossis pubis dan ramus inferior
ossis pubis. Kedua rami tersebut dibatasi oleh foramen obturatorium.
Dekat ujung superior medialis facies symphysialis terdapat tuberculum
pubicum dari sana terdapat crista pubica terbentang ke medialis dan
pectin pubis mengarah ke lateralis terhadap linea arcuata. Pada tempat
peralihan dari ramus superior pubis ke ilium terdapat peninggian
disebut eminentia iliopubica. Sulcus obturatorius terletak inferior
terhadap tuberculum pubicum dan dibatasi sebelah dalam oleh
tuberculum obturatorium anterius dan tuberculum obturatorium
c. Fraktur-tekanan
Fraktur pada rami pubis cukup sering ditemukan dan sering dirasakan
yidak nyeri. Pada pasien osteoporosis dan osteomalasia yang berat.
Yang lebih sulit didiagnosis adalah fraktur-tekanan disekitar sendi
sacroiliaca. Ini adalah penyebab nyeri sacroiliaca yang tak lazim pada
orangtua yang menderita osteoporosis.
2. Fraktur pada cincin pelvis
Telah lama diperdebatkan bahwa karena kakunya pelvis, patah di suatu
tempat cincin pasti diikuti pada tempat yang lainnya, kecuali fraktur
akibat pukulan langsung atau fraktur pada anak-anak yang simfisis dan
sendi sacroiliaca masih elastic. Tetapi, patahan kedua sering tidak
ditemukan, baik karena fraktur tereduksi segera atau karena sendi
sacroiliaca hanya rusak sebagian. Dalam hal ini fraktur yang kelihatan
tidak mengalami pergeseran dan cincin bersifat stabil. Fraktur atau
kerusakan sendi yang jelas bergeser, dan semua fraktur cincin ganda
yang jelas, bersifat tak stabil. Perbedaan ini lebih bernilai praktis
daripada klasifikasi kedalam fraktur cincin tunggal dan ganda.
Tekanan anteroposterior, cidera ini biasanya disebabkan oleh tabrakan
frontal saat kecelakaan. Rami pubis mengalami fraktur atau tulang
inominata retak terbelah dan berotasi keluar disertai kerusakan
simphisis. Fraktur ini biasa disebut open book. Bagian posterior
ligament sacroiliaca robek sebagian, atau mungkin terdapat fraktur
pada bagian posterior ilium.
Tekanan lateral, tekanan dari sisi ke sisi pelvis menyebabkan cincin
melengkung dan patah. Di bagian anterior rami pubis, pada stu atau
kedua sisi mengalami fraktur dan di bagian posterior terdapat strain
sacroiliaca yang berat atau fraktur pada ilium, baik pada sisi yang
sama seperti fraktur rami pubis atau pada sisi yang sebaliknya pada
pelvis. Apabila terjadi pergeseran sendi sacroiliaca yang besar maka
pelvis tidak stabil.
Pemuntiran vertical, tulang inominata pada satu sisi bergeser secara
vertical, menyebabkan fraktur vertical, menyebabkan fraktur rami
pubis dan merusak daerah sacroiliaca pada sisi yang sama. Ini secara
khas terjadi tumpuan dengan salah satu kaki saat terjatuh dari
ketinggian. Cidera ini biasanya berat dan tidak stabil dengan robekan
jaringan lunak dan perdarahan retroperitoneal.
Tile (1988) membagi fraktur pelvis ke dalam cidera yang stabil, cidera
yang secara rotasi tak stabil dan cidera yang secara rotasi dan vertikal
tak stabil. Tipe A/stabil; ini temasuk avulse dan fraktur pada cincin
pelvis dengan sedikit atau tanpa pergeseran, Tipe B yaitu secara rotasi
tidak stabil tapi secara vertikal stabil. Daya rotasi luar yang mengena
pada satu sisi pelvis dapat merusak dan membuka simfisis biasa
disebut fraktur open book atau daya rotasi internal yaitu tekanan