Anda di halaman 1dari 16

1

Bab I
Pendahuluan

Latar belakang

Seluruh perusahaan bergantung pada manajemen yang efektif. Terlepas dari apakah
manajer menjalankan perusahaan internasional besar atau perusahaan pengiriman barang
lokal atau regional yang kecil, mereka melakukan fungsi yang serupa, bertanggung jawab
terhadap tugas-tugas serupa, dan memiliki tanggung jawab yang serupa. Kerja seluruh
manajer mancakup usaha mengembangkan strategi dan rencana taktis. Bersama berbagai hal
lainnya, mereka harus menganalisa lingkungan persaingan mereka serta merencanakan,
mengelola, mengarahkan, dan mengontrol operasi sehari-hari.
Walaupun kita berfous pada manajer dalam tataran bisnis, ingatlah bahwa prinsipprinsip manajemen ini diterapakan pada semua jenis organisasi. Para manajer bekerja di
badan amal, gereja, organisasi sosial, institusi pendidikan, dan badan pemerintahan.Perdana
Menteri Kanada, kurator di Museum Modern Art, dekan di perguruan tinggi, kepala
administrasi rumah sakit, semuanya tergolong manajer. Manajer di perusahaan kecil
mempunyai jenis keahlian yang sama, kemampuan untuk mengambil keputusan dan
menanggapi berbagia tantangan dengan mereka yang bekerja di perusahaan yang besar.

Rumusan Masalah
Bagaimana cara menetapkan sasaran dan merumuskan strategi sebagai

langkah awal manajemen efektif dan apa saja prosesnya?


Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis?
Apa saja empat kegiatan yang membentuk proses manajemen, tipe manajer,

serta dasar keterampilan manajemen?


Apa saja tiga bentuk wewenang dalam interaksi beseta penjelasannya!
Apa yang dimaksud dengan Organisasi Fungsional, organisassi Divisional,

dan Oganisasi Matiks?


Apa saja yang dibutuhkan dalam mengorganisasikan perusahaan bisnis ?
Bagaimana cara mengorganisasikan perusahaan bisnis ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara mengelola perusahaan bisnis dan cara

mengorganisasikan perusahaan bisnis tersebut


Membahas apa saja yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan perusahaan bisnis.
Menjelaskan cara yang dapat dilakukan dalam mengorganisasikan perusahaan
bisnis
1

Bab II
Pembahasan

Menetapkan Sasaran dan Merumuskan Strategi


Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal),

tujuan yang diharapkan (dan direncanakan) untuk dicapai suatu bisnis. Para manajer juga
harus membuat keputusan mengenai tindakan-tindakan yang akan dan tidak akan mencapai
sasaran perusahaan. Pada sebagian besar perusahaan, program dengan cakupan luas
mendasari keputusan itu. Program tersebut disebut strategi, yang merupakan perangkat luas
rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai
tujuan organisasi. Senelum itu kita harus tahu apa saja jenis-jenis strategi :
1. Strategi perusahaan (corporate strategy) bertujuan untuk menetapkan keseluruhan
sikap perusahaan terhadap pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau
lini produknya. Sebuah perusahaan bisa memutuskan untuk tumbuh dengan
meningkatkan aktivitas atau investasinya, atau menghemat dengan menguranginya.
2. Strategi bisnis (atau strategi persaingan), yang berlangsung pada tingkat unit bisnis
atau lini produk, berfokus pada peningkatan posisi bersaing perusahaan.
3. Strategi fungsional, para manajer dalam bidang spesifik memutuskan cara terbaik
mencapai tujuan perusahaan dengan bekerja seproduktif mungkin.

Menetapkan Sasaran Bisnis


Sasaran merupakan target kinerja, alat ukur keberhasilan atau kegagalan yang diukur

oleh organisasi dan manajer mereka pada tiap tingkatan. Tujuan Penetapan Sasaran,
Organisasi berfungsi secara sistematis karena organisasi itu menetapkan sasaran dan
rencananya.Organisasi berfungsi seperti itu karena melibatkan sumber dayanya pada
seluruh tingkatan untuk mencapai sasarannya. Empat maksud utama penetapan sasaran
organisasi adalah :
1. Penetapan sasaran memberikan arah dan panduan bagi para manajer di
semua tingkatan. Jika para manajer mengetahui dengan tepat arah perusahaan,
akan sedikit kemungkinan terjadinya kesalahan pada berbagai unit di perusahaan.
2. Penetapan sasaran membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
Bidang-bidang yang diharapkan tumbuh akan mendapatkan priorits utama.
Perusahaan mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke proyak-proyek baru
2

dengan potensi penjualan yang besar alih-alih alokasi sumber daya ke produk yang
telah mapan dengan potensi penjualan stagnan.
3. Penetapan sasaran membantu membangun budaya perusahaan. Selama
bertahun-tahun, General Electric bertujuan mendorong masing-masing divisinya
untuk menjadi yang nomor satu atau nomor dua di dalam industrinya. Hasilnya
adalah lingkungan dan budaya persaingan (terkadang penuh tekanan) yang
mengahargai keberhasilan dan memberikan sedikit toleransi terhadap kegagalan.
4. Penetapan sasaran membantu manajer menilai kinerjanya. Jika suatu unit
menetapkan sasaran meningkatkan penjualan mendekati 10% pada tahun tertentu,
para manajer di unit tersebut yang mencapai atau melampaui tujuannya akan diberi
penghargaan. Unit yang gagal dalam mencapai tujuan tersebut juga akan
diperhitungkan.

Macam-macam Sasaran
Sasaran akan berbeda-beda untuk setiap perusahaan, tergantung maksud dan misi

perusahaan itu. Setiap perusahaan, tentu saja memiliki tujuan atau alasan hidupnya
sendiri. Bisnis mencari laba, universitas bekerja untuk menemukan dan meneruskan
penegetahuan yang baru, dan badan pemerintahan menetapkan dan mendorong kebijakan
umum. Setiap perusahaan juga memiliki suatu misi dan pernyataan misi (mission
statement), pernyatann organisasi mengenai cara organisasi itu mencapai maksudnya
dalam lingkungan bisnis itu dijalankan. Pada umumnya, misi suatu perusahaan cukup
mudah dikenali, paling tidak pada tingkat pemahaman yang mendasar.
Pada banyak perusahaan, manajemen puncak menyusun dan mengedarkan pernyataan
misi yang terinci. Karena pernyataan seperti itu mencerminkan pengertian aktivitas
perusahannya sebagai pemasar (marketer). Terlepas dari maksud dan misi perusahaan,
setiap perusahaan memiliki sasaran jangka panajang, jangka menengah, dan jangka
pendek :
1. Sasaran jangka panjang berhubungan dengan periode waktu yang panjang, umumnya lima
tahun mendatang atau lebih.
2. Sasaran jangka menengah ditetapkan untuk periode antara satu sampai lima tahun.
Perusahaan biasanya memiliki sasaran jangka menengah di beberapa bidang. Contohnya,
sasaran departemen pemasaran mungkin adalah meningkatkan penjualan sekitar 3 persen
dalam dua tahun. Departemen produksi akan mengurangi beban biaya sekitar 6 persen
dalam empat tahu. Departemen sumber daya manusia berusaha mengurangi tingkat keluar3

masuk karyawan sekitar 10 persen dalam dua tahun. Sasaran departemen keuangan
meningkatkan 3 persen tingkat pengembalian investasi dalam tiga tahun.
3. Sasaran jangka pendek ditetapkan untuk sekitar satu tahun dan dikembangkan pada
beberapa bidang yang berbeda. Meningkatkan penjualan sekitar 2 persen tahun ini,
memotong biaya sampai 1 persen pada kuartal berikutnya, dan mengurangi tingkat keluarmasuk karyawan sampai 4 persen selama enam bulan berikutnya, semuanya adalah
sasaran jangka pendek.

Merumuskan Strategi
Perencanaan sering dihubungkan dengan apek praktis dalam menetapkan sasaran,

memilih taktik, dan menetapkan jadwal. Sebaliknya, strategi cenderung memiliki cakupan
yang lebih luas. Berdasarkan definisinya, strategi merupakan program luas yang
menggambarkan maksud organisasi. Strategi bisnis membuat garis besar mengenai cara
bisnis mencapai tujuannya dan memuat tanggapan organisasi terhadap tantangan dan
kebutuhan baru. Karena strategi yang dirumuskan dengan baik sangat penting bagi
keberhasilan suatu bisnis, sebagian besar manajer puncak mencurahkan perhatian (dan
kreativitas) pada proses itu.Untuk merumuskan sasaran strategis dilakukan langkahlangkah berikut :

Menetapkan Sasaran Strategis, Sasaran Strategis merupakan sasaran jangka

panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.


Analisis SWOT adalah identifikasi dan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
serta peluang dan ancaman lingkungan sebagai bagian dari perumusan strategi.
Setelah tujuan strategis ditetapkan, organisasi biasanya menempuh proses yang
disebut analisis SWOT ketika mereka terus merumuskan strategi mereka. Proses ini
mencakup penilaian kekuatan (strength) organisasi (S dan W) serta peluang
(opportunity) dan ancaman (threat) lingkungan (O dan T). Dalam merumuskan
strategi, mereka berupaya mengandalkan kekuatan organisasi dan memanfaatkan
peluang lingkungan. Selama proses ini, mereka bisa mencari cara mengatasi atau

menutup kelemahan organisasi dan mencegah atau menangkis ancaman lingkungan.


Menganalisis Organisasi dan Lingkungannya, Islilah analisis lingkungan
mencakup pengamatan dan penilaian lingkungan terhadap segala ancaman dan
peluang (proses pemindaian lingkungan bisnis terhadap segala ancaman dan peluang).
Perubahan selera konsumen dan perlawanan usaha pencaplokan oleh perusahaan
pesaing merupakan ancaman, seperti juga peraturan pemerintah yang baru. Ancaman
yang lebih penting adalah produk dan kompetitor baru. Sementara itu, peluang
4

mencakup bidang-bidang yang berpotansi untuk diperluas, dikembangkan, atau


dimanfaatkan perusahaan dengan kekuatan yang ada saat ini. Tujuan analisis
organisasi adalah untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Faktor-faktor kekuatan meliputi surplus uang tunai, angkatan kerja yang berdedikasi,
cukup tersedianya bakat manajerial, keahlian teknis, atau sedikitnya persaingan. Di
lain pihak, kurangnya uang tunai, pabrik yang sudah tua, serikat pekerja yang kuat,

dan citra yang buruk, dapat menjadi kelemahan penting.


Menyesuaikan Organisasi dengan Lingkungannya, langkah terakhir dalam
perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang dari lingkungan
terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses penyesuaian merupakan jantung
dari perumusan strategi. Lebih dari segi-segi strategi apa pun, menyesuaikan
perusahaan dengan lingkungannya merupakan dasar keberhasilan perencanaan dan
pelaksanaan

bisnis.

Dalam

jangka

waktu

yang

lama,

proses

itu

juga

menentukanapakah suatu perusahaan biasanya mengambil risiko atau berperilaku


lebih konservatif.
Hierarki Perencanaan, Perencanaan dapat dilihat pada tiga tingkatan : strategi, taktis,
dan operasional. Tanggung jawab manajerial ditetapkan pada masing-masing tingkat.
Tingkatan itu membentuk suatu hierarki karena pengimplementasian rencana-rencana
hanya dapat dijalankan apabila ada alur logika dari satu tingkatan ke tingkatan
berikutnya.
Rencana strategis adalah rencana yang mencerminkan keputusan mengenai
alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk
mencapai sasaran strategis. Rencana-rencana tersebut biasanya ditetapkan oleh
manajemen puncak, tetapi, seperti yang diketahui sebelumnya, kadang-kadang

bergantung pada input pihak-pihak lain di dalam organisasi.


Rencana taktis adalah rencana jangka pendek yang berhubungan dengan
penerapan aspek spesifik dari rencana strategis perusahaan. Rencana itu umumnya

melibatkan manajemen atas dan menengah.


Rencana operasional adalah rencana yang menetapakan target jangka pendek
untuk kinerja harian, mingguan, atau bulanan.

Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis


Karena lingkungan bisnis seringkali sukar diprediksi, dan karena kejadian yang tidak

diharapkan dapat menimbulkan masalah besar, sebagian besar manajer mengetahui bahwa
5

rencana yang telah disusun dengan matang sekali pun terkadang berantakan. Karena para
manajer mengetahui hal seperti itu mungkin terjadi, mereka kadang kala mengembangkan
rencana alternatif untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dua metode
umum untuk mengatasi hal-hal yang tidak diketahui dan tidak diprediksi adalh rencana
kontingen dan manajemen krisis.
Rencana Kontingensi adalah mengidentifikasi aspek-aspek penting bagi bisnis atau
lingkungannya yang mungkin memerlukan perubahan strategi. Berdasarkan sifatnya,
rencana kontingensi merupakan perlindungan terhadap perubahan yang mungkin
terjadi. Dengan demikian, rencana kontingensi (contingency planning) adalah
perencanaan terhadap perubahan. Rencana itu juga mengidentifikasi cara-cara yang

akan digunakan perusahaan dalam menanggapi perubahan yang terjadi.


Manajemen Krisis, krisis adalah keadaan darurat yang tidak diharapkan yang
memerlukan tanggapan secepatnya. Manajemen krisis mencakup metode organisasi

dalam menghadapi keadaan darurat.


2.3 Proses Manajemen, Tipe Manajer, dan Dasar Keterampilan Manajemen
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan sumber daya finansial, manusia, serta informasi suatu perusahaan untuk
mencapai sasarannya. Para manajer harus mengawasi penggunaan seluruh sumber daya
itu. Seluruh aspek pekerjaan seorang manajer saling berkaitan. Bisa jadi tiap manajer
akan dituntut untuk terjun dalam tiap aktivitas selama jangka waktu tertentu.
2.3.1 Proses Manajemen
1. Perencanaan
Menetapkan apa yang harus dilakukan sebuah organisasi dan bagaimana sebaiknya
melakukannya memerlukan perencanaan. Perencanaan memiliki tiga komponen. Hal
itu dimulai sewaktu para manajer menetapkan sasaran perusahaan. Selanjutnya,
mereka menegmbnagkan strategi mencapai sasaran tersebut. Setelah strategi
dikembangkan, mereka merancang rencana-rencana taktis dan operasional untuk
menjalankan strateginya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam
mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah proses manajemen yang memndu dan memotivasi karyawan untuk
mencapai sasaran organisasi. Para manajer mempunyai wewenang memberikan
perintah dan meminta hasilnya. Akan tetapi, pengarahan memerlukan aktivitas yang
lebih rumit. Dalam memberikan pengarahan (directing), seorang manajer bekerja
6

untuk memandu dan

memotivasi para

karyawan guna

mencapai sasaran

perusahaannya.
4. Pengawasan
Pengawasan (controlling) merupakan proses memonitor kinerja perusahaan untuk
memastikan bahwa perusahaan tersebut mencapai sasarannya. Setiap CEO harus
menaruh perhatian besar pada biaya dan kinerja. Pengawasan juga dapat
memperlihatkan di bidang mana saja kinerja menunjukkan hasil yang lebih baik
daripada yang diharapkan, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai basis untuk
memberikan penghargaan atau mengurangi biaya.
2.3.2 Tipe-tipe Manajer
Walaupun seluruh manajer melakukan perncanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan, tidak seluruh manajer memiliki tingkat tanggung jawab yang sama untuk
aktivitas itu.Manajer harus dikelompokkan sesuai dengan tingkatan dan bidang tanggung
jawabnya.
Tingkatan Manajemen, tiga tingkatan dasar manajemen adalah manajemen puncak,
menengah, dan lini pertama. Kebanyakan perusahaan memiliki lebih banyak manajer
menengah daripada manajer puncak dan lebih banyak manjer lini pertma daripada manajer
menengah. Kekuatan manajer dan kompleksitas tugas mereka meningkat sewaktu menaiki
tangga tersebut.

Manajer Puncak adalah manjer yang bertanggung jawab kepada dewan direksi dan
pemegang saham atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan. Jabatan itu
meliputi presiden, wakil presiden, treasurer, chief officer (CEO), dan chief financial
officer (CFO). Mereka menetapkan kebijakan umum, merumuskan strategi,
menyetujui seluruh keputusan penting, dan mewakili perusahaan dalam menghadapi

perusahaan lain serta badan-badan pemerintahan.


Manajer Menengah, satu peringkat di bawah manajer puncak adalah kelompok
manajer yang memiliki sejumlah otonomi dan derajat kepentingan, yang disebut
sebagai manajer menengah (middle manager). Jabatan seperti manajer pabrik,

manajer operasi, dan manajer divisi menandakan posisi manajemen menengah.


Manajer Lini Pertama adalah manajer yang bertanggung jawab dalam menyelia
pekerjaan karyawan. Mereka yang memegang jabatan seperti penyelia, manajer
kantor, dan pimpinan kelompok tergolong dalam manajer lini pertama (first line
manager). Walaupun mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk
7

bekerja dan menyelia karyawan yang melapor kepada mereka, aktivitas mereka tidak
terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Bidang-bidang Manajemen, pada perusahaan yang besar, manajer puncak, tengah, dan
lini pertama bekerja pada berbagai bidang, termasuk sumber daya manusia, operasi,
pemasaran, informasi dan keuangan.

Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagian besar perusahaan memiliki


manajer sumber daya manusia untuk merekrut, menerima, dan melatih karyawan,
mengevaluasi kinerja, dan menentukan besarnya kompensasi. Pada perusahaan
besa, perekrutan dan penerimaan karyawan, tingkat upah dan gaji, dan hubungan
tenaga kerja dilakukan pada departemen terpisah. Perusahaan lebih kecil biasanya
memiliki satu departemen yang bahkan hanya terdiri dari satu orang, yang

bertanggung jawab atas semua kegiatan sumber daya manusia.


Manajer Operasi, istilah operasi mengacu pada sistem yang digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Di antar tugas-tugas lain, manajer

operasi bertanggung jawab pada produksi, inventori, dan pengawasan kualitas.


Manajer Pemasaran, pemasaran mencakup pengembangan, penetapan harga,
promosi, dan distribusi barang dan jasa. Manajer pemasaran bertanggung jawab
menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran sangat
penting bagi perusahaan yang memasarkan produk-produk konsumen, perusahaan
seperti itu sering memiliki sejumlah menajer pemasaran pada beberapa tingkatan.
Perusahaan produk konsumen yang besar biasanya memiliki wakil presiden
pemasaran (puncak), beberapa manajer pemasaran regional (menengah), dan

beberapa manajer penjualan distrik (lini pertama).


Manajer Informasi, menduduki posisi manjerial yang cukup baru di banyak
perusahaan, manajer informasi merancang dan menerapkan sistem untuk
menggabungkan, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi. Peningkatan
drastis jumlah informasi yang tersedia maupun kemampuan untuk mengelolanya
telah memicu timbulnya fungsi penting ini. Meskipun saat ini jumlahnya masih
sedikit, peringkat manajer informasi semakin naik pada banyak tingkatan.
Beberapa perusahaan memiliki posisi manajemen puncak yang disebut sebagai
chief information officer (CIO). Manajer menengah membantu merancang sistem
informasi bagi divisi atau pabrik. Manajer sistem komputer pada bisnis yang lebih
kecil biasanya merupakan manajer lini pertama.

Manajer Keuangan adalah manajer yang bertanggung jawab atas perencanaan


dan pengawasan fungsi akuntansi dan sumber-sumber keuangan. Hampir setiap
perusahaan memiliki manajer keuangan untuk merencakan dan mengawasi fungsi
akuntansi dan sumber-sumber keuangannya. Tingkatan manajemen keuangan
meliputi chief financial officer (CFO) atau wakil presiden keuangan (puncak),

pengawas divisi (menengah), dan penyelia akuntansi (lini pertama)


Manajer-manajer Lain, beberapa perusahaan juga mempekerjakan para manajer
khusus. Contohnya, banyak perusahaan memilki manajer hubungan masyarakat.
Perusahaan kimia dan farmasi memiliki manajer penelitian dan pengembangan.
Kisaran kemungkinannya sangat luas, dan bidang-bidang manajemen dibatasi

hanya oleh kebutuhan dan imajinasi perusahaan.


2.3.3 Dasar Keterampilan Manajemen
Walaupun kisaran posisi manajemen hampir tidak terbatas, keberhasilan yang
dinikmati oleh orang-orang pada posisi tersebut dibatasi oleh keahlian dan kemampuan
mereka. Manajer yang efektif harus mengembangkan keterampilan teknis, hubungan
manusia, konseptual, pengambilan keputusan, dan manajemen waktu.
1. Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Adalah keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas khusus. Kemampuan
programmer menuliskan kode, kemampuan animator untuk menggambar, dan
kemampuan akuntan untuk mengaudit laporan perusahaan, semuanya merupakan
contoh keterampilan teknis melalui kombinasi antara pendidikan dan pengalaman.
Keterampilan teknis sangat berguna terutama bagi manajer lini pertama. Kebanyakan
dari mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membantu karyawan
memecahkan masalah yang berakaitan dengan pekerjaan, melatih mereka dalam
prosedur yang lebih efisien, dan memantau kinerja.
2. Keterampilan Hubungan Manusia (Human Relations Skills)
Manajer yang efektif umumnya juga memiliki keterampilan hubungan manusia, yaitu
kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Seorang manajer
dengan keterampilan hubungan manusia yang buruk akan mengalami masalah dengan
bawahannya, menyebabkan banyak karyawan mengundurkan diri atau pindah, dan
menyebabkan semangat kerja yang rendah. Walaupun penting pada semua tingkatan,
keterampilan hubungan manusia paling penting bagi manajer menengah, yang sering
bertindak sebagai jembatan antara manajer puncak, manajer lini pertama, dan manajer
bidang-bidang lain di organisasi. Para manajer harus memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik.
3. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills)
9

10

Merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak, untuk mendiagnosa


dan menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi di masa mendatang.
Keterampilan konseptual membantu individu mengetahui peluang (dan ancaman)
pasar yang baru. Keterampilan itu juga dapat membantu para manajer menganalisa
kemungkinan hasil keputusan-keputusan mereka. Kebutuhan akan keterampilan
konseptual berbeda pada bermacam tingkatan manajemen : Para manajer puncak
paling banyak bergantung pada keterampilan konseptual, dan yang paling sedikit
membutuhkannya adalah para manajer lini pertama. Meskipun maksud dan kebutuhan
beragam pekerjaan sehari-harinya berbeda, keterampilan konseptual hampir selalu
relevan dengan pekerjaan apa pun.
4. Keterampilan Pengambilan Keputusan (Decision Making Skills)
Mencakup kemampuan menentukan masalah dan menyeleksi tindakan terbaik.
Langkah-langkah dasar pengambilan keputusan adalah :
Menentukan permasalahan, mengumpulkan fakta-fakta, dan mengidentifikasi

alternatif penyelesaian.
Mengevaluasi masing-masing alternatif dan memilih alternatif terbaik.
Mengimplementasikan alterntif yang dipilih, meninjaunya secara berkala, dan

mengevaluasi efektivitas pilihan tersebut.


5. Keterampilan Pengelolaan Waktu (Time Mangement Skills)
Berkaitan dengan penggunaan waktu yang dimilki oleh para manajer secara produktif.
Untuk mengelola waktu secara efektif, para manajer harus memperhatikan empat
penyebab utama pemborosan waktu :
Administrasi. Beberapa manajer menggunakan terlalu banyak waktu
memutuskan apa yang harus dilakukan terkait dengan surat-surat atau laporan.
Kenyataannya, sebagian besar dokumen jenis itu sebenarnya rutin dan dapat
diatasi dengan cepat. Para manajer harus belajar mengenali dokumen

dokumen yang membutuhkan lebih banyak perhatian.


Telepon. Para pakar memperkirakan bahwa manajer sering diinterupsi oleh
telepon setiap lima menit. Untuk mengelola waktu secara lebih efektif, mereka
disarankan memilki sekretaris yang menyaring semua telepon masuk dan
menentukan waktu khusus untuk membalas telepon masuk yang penting.
Namun, meledaknya penggunaan ponsel membuat masalah ini menjadi

semakin buruk bagi banyak manajer.


Rapat. Banyak manajer menghabiskan paling tidak empat jam sehari untuk
rapat. Untuk membantu produktivitas waktu, orang yang menangani rapat

10

11

harus merincikan agenda yang jelas, mulai tepat pada waktunya, menjaga
setiap orang terfokus pada agenda tersebut, dan mengakhirinya tepat waktu.
Email. Semakin banyak manajer yang sangat bergantung pada email dan

bentuk komunikasi elektronik lain. Seperti memo dan telepon, banyak waktu
yang disia-siakan apabila manajer harus menyaring berbagai berkas elektronik
dan arsip. Semakin besar jumlah rata-rata pesan elektronik, waktu yang tersiasia akan semakin besar pula.
Keahlian manajemen untuk abad 21
o Ketrampilan manajemen global
Para manajer mmasa depan harus melengkapi ketrampilannya dengan alat-alat
dan teknik yang baik untuk dapat bersaing di pasar global.
o Ketrampilan manajemen teknologi
Teknologi berkaitan erat dengan komunikasi, jika manajer tidak menguasai
teknologi maka komunikasi yang akan berjalan dalam suatu perusahaan tidak
akan berjalan dengan baik

MENGORGANISASIKAN PERUSAHAAN BISNIS


Unsur- unsur yang mempengaruhi struktur organisasi

Apa yang dimaksud struktur organisasi itu ?


Struktur organisasi adalah spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu
organisasi beserta cara-cara mengaitkan pekerjaan satu dengan yang lainnya.

Faktor Penentu Organisasi

Tujuan
Tujuan diperlukan dalam pembentukan suatu organisasi agar suatu organisasi

tersebut dapat berjalan sesuai keinginan pemiliknya


Misi
Misi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menunjang tujuan/ visi
yang telah dibuat, karena tidak akan berguna jika hanya membuat tujuan tetapi

tidak ada kegiatan nyata yg dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.


Strategi Organisasi
Setelah misi dibuat maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi
perusahaan, apa saja hal yang akan dilakukan dalam strategi pemasaran,

produksi dan distribusi untuk mempermudah dalam mencapai suatu tujuan.


Teknologi dan informasi
11

12

Tanpa adanya teknologi dan informasi yang berkembang saat ini kita akan kalah
saing dengan pesaing kita yang sudah menggunakan teknologi yang canggih dan
informasi yang mudah diakses.

Rantai Komando

Sebagian organisasi bisnis mempunyai struktur organisasi. Setiap kotak dalam


suatu struktur menentukan besarnya jabatan yang diemban setiap karyawan.
Kotak- kotak tersebut dihubungkan dengan garis-garis yang saling terhubung satu
dengan yang lainnya. Garis- garis yang menghubungkan satu kotak dengan kotak
lainnya disebut sebagai Rantai Komando. Menunjukkan kewenangan dari setiap
kotak jabatan yang ada dalam struktur organisasi.

Dasar- dasar Pembentuk Struktur organisasi

Spesialisasi
: menentukan siapa yang akan mengerjakan apa
Spesialisasi Pekerjaan
Dalam satu perusahaan seluruh organisasi hanya memiliki satu pekerjaan utama,
biasanya pekerjaan yang rumit. Maka dari itu spesialisasi pekerjaan perlu
diadakan untuk membagi pekerjaan dimana yang ahli dalam bidang tertentu akan

menangani satu bidang itu saja.


Spesialisasi dan pertumbuhan
Dalam usaha yang kecil, pemilik sangat mungkin untuk mengerjakann semuanya
sendiri. Tapi seiring dengan perkembangan perusahaan akan membutuhkan lebih
banyak bahan, lahan, karyawan dll. Maka dari itu spesialisasi dalam hal

perkembangan dapat mempengaruhi perkembangan suatu perusahaan.


Departementalisasi : menentukan bagaimana sebaiknnya mengelompokkan

orang-orang yang melaksanakan tugas- tugas tertentu.


Departementalisasi berdasarkan pelanggan
Departemen- departementalisasi di peruhaan dibutuhkan, berdasarkan pelanggan
seperti departemen pakaian, makanan dan tas. Sehingga pembeli akan lebih

mudah dalam menentukan pilihan


Departementalisasi berdasarkan produk
Membagi organisasi berdasarkan produk atau jasa tertentu yang dihasilkan
Departementalisasi berdasarkan proses
Membagi organisasi yang dibagi menurut proses produksinya. Misal kentang
menjadi makanan ringan. Pertama departemen proses pemilihan kentang yang
baik, lalu pengupasan , setelah itu pemotongan hingga akhirnya departemen

pengepackan.
Departementalisasi berdasarkan geografis

12

13

Berbagai perusahaan dibagi atas daerah di negara itu, atau di dunia yang mereka

layani.
Departementalisasi berdasarkan Fungsi
Perusahaan jasa membangun departemen berdasarkan kelompok fungsi atau
aktifitas. Contohnya departemen produksi, penjualan dan pemasaran dibagi secara

sendiri- sendiri
Ketrampilan Pengelolaan Waktu ( berkaitan dengan penggunaan waktu yang

dimiliki oleh para manajer secara produktif )


Administrasi
Para manajer harus mengenali dokumen-dokumen yang membutuhkan lebih
banyak perhatian

Menetapkan Hierarki Pengambilan Keputusan


Setelah pekerjaan dispesialisasikan dan dikelompokkan kedalam departemen yang dapat
dikelola, tahap berikutnya dalam pengoganisasian adalah hierarki pengambilan keputusan.
Para Manajer harus menetapkan jabatan sehingga setiap orang akan mengetahui siapa
penanggung jawab pada berbagai keputusan dan operasi. It semua memiliki tujuan yaitu
untuk mengetahui cara menyusun dan memantapkan kerangka kerja organisasi sehingga
setiap orang bekerja sama untuk meraih tujuan bersama.
Pada umumnya Hieraki dapat dihasilkan dari tiga tahap yaitu :
1. Menetapkan tugas-tugas : menentukan yang dapat membuat keputusan dan
membuat perincian bagaimana seharusnya tugas itu dilaksanakan
2. Melaksanakan tugas-tugas : mengimplementassikan keputusan yang telah diambil
3. Mendistribusikan wewenang : menentukan apakah organisasi akan bersifat
tersentralisasiatau terdesentralisasi
Menetapkan Tugas Tanggung jawab dan Wewenang
Dalam masalah Tanggung Jawab Wewenang dalan suatu perusahaan atau organisasi
merupakan salah satu masalah yang cukup kompleks. Tanggung Jawab atau biasa disebut
esponsibility adalah kewajiban melakukan tugas yang diberikan. sedangkan Wewenang atau
bisa disebut authority adalah kekuasaan menggambil keputusan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas tersebut.
Melaksanakan Tugass Delegasi dan Akuntabilitas
Delegasi (delegation) dimulai ketika manajer memberikan tugas kebawahannya.
Akuntabilitas (accountability) bepindah kebawahan, yang kemudian harus menyelesaikan
tugas tesebut.
13

14

Rasa Takut dalam Proses Pendelegasian


Para ahli mengemukakan beberapa alasan sukarnya bagi manajer bisnis kecil melakukan
pendelegasian secara efektif :
Perasaan bahwa karyawan tidak penah dapat melakukannya sebaik anda
Rasa takut bahwa sesuatu akan berjalan dengan baik apabila seseorang mengambil alih tugas
anda
Kurangnya waktu untuk perencanaan jangka panjang karena anda tepaku pada
operassi sehai-hari
Perasaaan tidak mengetahui tren industry dan produk-produk pesaing karna
karena waktu anda sepenuhnya tercurah untuk operasi sehari-hari.
Mendistribusikan Wewenang Sentralisasi dan Desentralisasi
Organisasi Tesentralisasi
Organisasi Terdesentralisasi
Organisasi tinggi dan datar

2.3.4 Tiga Bentuk Wewenang dalam Struktur Organisasi


Apapun tipe Struktur organisasi yang dikembangkan dalam suatu peusahaan,
peusahaan tersebut harus memutuskan siapa yang memiliki wewenang atas orang lain.
Sewaktu individu diberi tanggung jawab dan wewenang dalam suatu perusahaan,
berkembanglah interaksi yang kompleks. maka dari itu dibentuk tiga wewenang dalam
struktur organisasi :

Wewenang Lini (line authority) merupakan wewenang yang mengalir keatas


dan kebawah rantai komando.
wewenang staf sebagian besar perusahaan juga bertanggung pada wewenang
staf yang didasaarkan pada keahlian kusus dan biasanya berupa penyuluhan
dan pemberian nasihat kepada manajer lini. anggota staf umumnya mencakup
para pakar dalam bidang-bidang tertentu seperti hokum, akuntansi,
danmanajemen sumber daya manusia.seorang pengacara korporasi misalnya
dapat

diminta

untuk

menasihati

departemen

pemasaran

sewaktu

mempersiapkan kontrak baru dengan agen periklanan perusahaan tersebut.


wewenang komite dan kelompok yaitu wewenang yang diberikan kepada
komite atau kelompok kerja yang memainkan peranan penting dalam opeasi
perusahaan sehari-hari.suatu komite misalnya, dapat terdiri dai manaje puncak
dai beberapa bidang utama.
14

15

Oganisassi dapat membentuk stuktu mereka dengan cara yang jumlahnya hampir tidak
terbatas berdasarkan spesialisasi misalnya depatementalisasi atau hiarki pengambilan
keputusan.Namun demikian kita dapat mengidentifikasi empat dasa bentuk struktur
organisasi yang menceminkan tren umum yang diikuti sebagian besar perusahaan yaitu
Organisasi Fungsional meupakan pendekatan struktur organisasi yang
digunakan olehsebagian besar peusahaan kecil atau menengah.
Organisasi Divisional bergantung pada derpantementalisasi berdasarkan
produk, dimana divisi dapat dikelola sebagai perusahaan menciptakan baru
yang tepisah.
Organisasi Matriks terbentuk kelompok yang orang-orangnya memberikan
laporan kepada dua orang manajer atau lebih, yang biasanya yang mencakup
seorang menejer lini dan seorang manajer staf. Struktur itu dipelopori oleh
National Aeronautics and Space Administration (NASA) untuk digunakan
dalam pengembangan program-pogram kusus. Organisasi matriks merupakan
bentuk yang snagat fleksibel yang dapat segera beradaptasi dalam situasi yang
berubah-ubah, struktur ini berganyunng pada wewenang komite dan tim

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan yang menjadi hasil dari pemikiran dan analisanya. Dari data yang diperoleh maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
15

16

1. Dalam Mengelola perusahaan bisnis kita seharusnya mengenali kebutuhan


konsumen terlebih dahulu
2. Dalam mengorganisasi perusahaan bisnis kita harus tahu dan paham proses,
hierarki serta distribusi kekuasaan / wewenang dalam suatu perusahaan untuk
mempermudah proses produksi, dan distribusi.
3. Dalam membentuk organisasi bisnis seharusnya kita membagi dalam ke
bagian bagian yang terspesialisasi dan departementalisasi agar lebih mudah
dalam melakukan pekerjaan yg perusahaan terpusat pada satu produk saja.

16

Anda mungkin juga menyukai