I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 44 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
Status pernikahan
Pekerjaan
No. RMK
Riwayat Perawatan
Pasien pernah dirawat di rumah sakit untuk masalah kejiwaannya.
Berikut adalah rincian riwayat perawatan pasien.
-
:
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan
Autoanamnesis
Klender
Tanggal 18 Mei 2015, pukul 10.00 WIB, di ruang perawatan RSJI
Klender
Alloanamnesis
1. Keluhan Utama :
Tidak tidur selama 7 hari ini, dengan alasan banyak yang dipikirkan.
2. Riwayat Gangguan Tambahan:
Pasien tidak minum obat dalam setahun ini dan tidak kontrol ke RS
Jiwa, padahal sudah waktunya kontrol. Pasien gelisah, mondar-mandir dan
ingin pergi keluar.
3. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar oleh keluarganya ke RS. Jiwa Islam Klender pada tanggal
10 Mei 2015 dalam keadaan gelisah. Pasien merasa gelisah tidak dapat tidur
seminggu ini. Hal yang pasien lakukan semalaman ini adalah dengan
menonton tv dan Facebook-an. Pasien merasa berdosa menyukai wanita lain
yang sudah punya suami dan anak, pasien menyukai wanita itu tanpa
memikirkan perasaan istri pasien. Pasien gelisah permintaan pertemanannya
pasien dengan wanita itu di dunia maya tak kunjung diterima, sehingga
pasien susah tidur. Pasien tidak pernah bertegur sapa dengan wanita itu.
Menurut pasien wanita itu menyukainya diam-diam. Pasien juga merasa
wanita tersebut mengikutinya. Bahkan saat pasien sedang menjalankan
sunah Rosul, yang pasien lihat ia sedang melakukannya dengan wanita yang
ia senangi bukan dengan istrinya. Yang menjadi pikiran pasien adalah
wanita tersebut selalu mengikutinya, tapi ketika di tempat kerja wanita
tersebut tidak menyapanya, seperti pura-pura tidak ada apa-apa, padahal
pasien yakin wanita tersebut mencintai pasien.
Ketika pasien ditanya bagaimana perasaan saat ini, pasien merasa sudah
lega, lega karena di rumah sakit dia merasa tenang pergi meninggalkan istri
dan anaknya. Karena selama ini pasien tidak dapat meninggalkan anak dan
istrinya. Saat ditanya lagi apa yang dirasa pasien pasien merasa plong
karena dia adalah simpatisan dari sebuah partai. Obrolan pasien berlanjut ke
pembicaraan jaman Soeharto, ketika membahas perihal ini pasien berkata
perasaan dia lega karena merah dan putih bergabung menjadi kuat. Kadang
pasien membela Pak Soeharto, lalu pasien mendukung Jokowi dan Jusuf
Kalla.
Pasien mengatakan istrinya kerap marah karena gaji yang diterima pasien
kurang untuk kehidupan sehari-hari. Saat ini pasien kecewa kenapa istrinya
memasukkan ia ke rumah sakit jiwa. Menurut pasien, pasien tidak sakit,
istrinya hanya ketakutan saja bahwa pasien akan kambuh lagi penyakitnya
seperti dulu. Pasien mengatakan, pasien tidak mau minum obat karena efek
samping obatnya membuat pasien ngantuk dan tidak dapat bekerja, pasien
menyangkal pasien tidak mau berobat, tapi ketika di bawa ke RS pasien
meraa di bohongi karena langsung di masukan ke ruang perawatan.
Pasien juga mengaku bahwa dirinya ini hebat, karena tidak pernah sakit
hati meskipun pasien pernah bercerai dengan isteri pertamanya. Pasien juga
mengaku bahwa pasien seperti ini (sakit seperti ini) mengikuti kakaknya
yang ke tiga. Tujuannya adalah untuk mendapat pekerjaan. Pasien kecewa
pada keadaan ekonomi sekarang sangat kurang untuk mencukupi
kehidupannya.
Keluarga pasien mengatakan tidak ada pemicu kemarahan pasien yang
berasal dari keluarga, semua permintaan pasien selalu dituruti. Pasien juga
diberi kebebasan untuk tetap berkumpul kepada teman-temannya dan
melakukan berbagai aktivitas. Namun, selama tujuh hari ini pasien terlihat
gelisah, mondar-mandir tidak jelas. Isterinya mendapat telepon dari tempat
kerja pasien bahwa pasien bersikap aneh di tempat kerja, pasien terlihat
gelisah dan semua orang yang ada di tempat kerja pasien di salamai satu
persatu. Sejak dua bulan yang lalu pasien menunjukkan perubahan perilaku,
tetapi tidak ada gangguan pola tidur. Pasien suka marah dirumah. Menurut
keluarga pasien, pasien marah secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebab
kemarahannya.
Pada hari Sabtu di dekat rumah ada kegiatan penyemprotan (fogging) dan
semua orang berkumpul di pos RW (tempatnya tepat di depan rumah
pasien) pasien langsung keluar dan mengamuk, menggebrak meja dan
marah-marah sambil menunjuk-nunjuk orang yang ada di kantor RW.
Keluarga pasien langsung menghubungi RS Jiwa dan membawa pasien ke
RS Islam Jiwa Klender.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Psikiatri
Saat kecil, pasien adalah anak tidak banyak berbicara, santun, dan
agamis. Pasien di rawat di RS Grogol tahun 1996, karena pasien
mengurung diri di kamar, berbicara sendiri, mengamuk dan berteriakteriak. Menurut pasien itu terjadi karena pasien tidak mendapatkan
pekerjaan. Pasien juga kecewa dengan status ekonomi keluarga yang
kekurangan. Setelah diijinkan pulang pasien tidak rutin kontrol ke
rumah sakit Grogol dan obat tidak di minum dan rasa tidak ada
perbaikan pada pasien setelah di rawat.
Tahun 2014, tuntutan ekonomi yang tinggi membuat pasien stress
dan cepat marah. Hal ini membuat pasien semakin frustasi dan
semakin mudah marah. Ia mulai berbicara sendiri, berteriak-teriak,
mondar-mandir dan mendengar suara-suara tidak jelas. Sampai
akhirnya pada April 2014, pasien dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Klender. Pasien dirawat selama 19 hari, kemudian berobat jalan.
Awalnya, pasien rajin kontrol ke Rumah Sakit dan minum obat teratur.
Namun, karena efek samping obat membuatnya mengantuk saat
bekerja pasien tidak minum obat lagi. Karena harus mencukupi
nafkah, lebih memilih bekerja dan mulai tidak teratur minum obat .
Pihak keluarga juga tidak dapat ke rumah sakit karena harus bekerja.
Obat yang diberikan dari RS Jiwa ialah Risperidone 2x2 mg per-hari.
Tahun
1996
Deskripsi Gangguan
Di rawat di RS. Jiwa Grogol. Mengurung diri di kamar,
tidak mau melakukan aktifitas apapun, gelisah, marahmarah, tidak bisa tidur, bicara tidak nyambung, waham
(+), halusinasi (+). Setelah diperbolehkan pulang pasien
2014
(April)
2014
(Mei-Desember)
2015
b. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah
mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit
berat hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada
riwayat trauma kepala sebelumnya.
c. Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien merokok dan minum alkohol sejak SMP dan berhenti
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien tidak pernah memakai obat-obatan
terlarang.
5. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
a. Riwayat Prenatal dan perinatal
Menurut kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam sehat,
tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.
Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara
normal dibantu oleh dukun beranak di dekat rumah. Pada saat lahir bayi
langsung menangis. Pasien merupakan anak yang dikehendaki orang
tuanya. Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit lainnya yang
bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak
ada.
tidak
tampak
adanya
gangguan
dalam
Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah sampai jenjang STM tamat. Setelah itu
pasien meneruskan sekolah menengah teknik perkapalan di
Priok. Pasien adalah anak yang pintar sehingga pasien mendapat
beasiswa dari kelas 2 hingga kelas 3. Pasien tidak memiliki
masalah atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan guru
maupun teman. Pasien juga tidak memiliki kesulitan dalam
proses belajar.
Riwayat psikoseksual
Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus sekolah STM pasien menganggur 2 tahun.
Pasien sulit untuk bekerja, pasien pernah depresi karena tidak
mendaptkan pekerjaan. Tahun 1997 mendapatkan pekerjaan
sebagai Office Boy sampai saat ini.
g. Riwayat pernikahan
Pasien menikah dengan seorang wanita yang dikenalnya lewat
seorang teman. Pasien menikah dengan seorang gadis tapi tidak di
karuniai anak. Pada pernikahan pertama, pasien dan istrinya sering
bertengkar karena hal sepele. Istri pasien ketahuan selingkuh dengan
temannya (merasa ditilikung) dan pasien bercerai. Selain itu pasien
merasa alasan mantan istri pasien meminta cerai ialah karena ia belum
mengetahui bahwa dulu pasien pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
Lalu tahun 2009, pasien menikah lagi dengan seorang janda beranak
satu. Anak tiri pasien berusi 20 tahun, saat ini sudah bekerja. Pasien
dikaruniai 1 orang anak, saat hamil anak pertama istri pasien
keguguran. Anak yang kedua berumur 3 tahun 7 bulan. Pasien menikah
dengan istrinya tidak dalam kondisi keterpaksaan.
h. Riwayat keagamaan
Pasien mengaku beragama Islam. Pasien tumbuh dalam
lingkungan beragama Islam, sejak kecil pasien sudah diajarkan agama
oleh kedua orangtuanya dan pasien tahu menjalankan perintah agama.
Saat kecil, pasien rajin mengikuti kegiatan ibadah, namun ketika
9
bersama
teman-teman
yang
juga
tidak
pernah
menjalankan ibadah.
i. Riwayat aktivitas sosial
Awalnya, pasien adalah orang yang pendiam. Namun semakin
dewasa, berkumpul dengan tetangga pun sekedarnya hanya mengbrolngobrol. Setiap ada kegiatan di masyarakat pasien selalu ikut serta.
Pasien ramah pada setiap orang.
j. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat,
tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
k. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak 6 dari 6 bersaudara dan memiliki 3 saudara
tiri. Orang tua pasien sama-sama membawa anak dari pernikahannya
terdahulu (duda dan Janda). Hubungan dalam keluarga baik, komunikasi
baik. Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami gejala yang
sama dengan pasien, baik dari pihak ibu maupun pihak ayah.
SKEMA KELUARGA
10
III.
11
STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan Umum
duduk
bersampingan
dengan
: Suara sedang
: Teratur
: Artikulasi dan Intonasi jelas
: Sedang
2. Keadaan Afektif
Mood
Afek
Keserasian
: Hipotim
: Menyempit
: Serasi
3. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi :
Auditorik : Tidak ada
Visual
: Ada (melihat wanita yang pasien senangi di
setiap pasien melakukan aktifitas di luar tempat kerja)
12
Taktil
: Tidak ada
Olfaktorik : Tidak ada
Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi
: Tidak ada
c. Derealisasi
: Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Gangguan Pikiran
1) Proses Pikir
a. Produktivitas
b. Kontinuitas
Blocking
Asosiasi Longgar
Inkoherensi
Flight of idea
Word Salad
Neologisme
: Miskin Ide
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Ada
: Tidak ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
2) Isi Pikir
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan Isi pikir
Waham Bizzare
: Tidak Ada
Waham Nihilistik
: Tidak Ada
Waham Somatik
: Tidak Ada
Waham Paranoid
Waham Kejaran
: Ada
Waham Kebesaran: Tidak ada
Waham Rujukan
: Ada
Waham Dikendalikan
: Tidak Ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Thought of broadcasting
: Ada
Thought of withdrawal
: Tidak ada
Thought of control
: Ada
a.
b.
Tempat
ini)
Orang
c. Konsentrasi
d. Daya Ingat
Jangka panjang
paginya)
Segera
14
IV.
1.
2.
Status Neurologi
1. Gangguan rangsangan meningeal
: Tidak ada
2. Mata
Gerakan
: Baik ke segala arah
Bentuk pupil
: Isokor
Refleks cahaya
: +/+
Motorik
Tonus
: Baik
Turgor
: Baik
Kekuatan
: Baik
Koordinasi
: Baik
Refleks
: Baik
3.
1.
STATUS FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Suhu
: 360 C.
Nadi
: 80 x/menit regular
Pernapasan
: 20 x/menit
V.
IKHTISAR
Riwayat Psikiatri
a.
b.
c.
d.
e.
PENEMUAN BERMAKNA
:
Pasien gelisah dan tidak bisa tidur
Pasien mengamuk dan mengganggu ketenangan di rumahnya.
Pasien marah-marah tidak jelas, tidak mengetahui apa
alasannya
Pasien sering mengeluarkan emosi namun tidak merasa puas
Ketika pasien melihat istrinya pasien seperti melihat wanita
yang ia lihat.
2. Status Mental
Kesadaran
Mood
15
:
: Compos mentis
: Hipotim
VI.
1.
Afek
Keserasian
Gangguan persepsi
Gangguan proses pikir
Gangguan isi pikir
: Menyempit
: Serasi
: Halusinasi Visual
: Miskin ide
: Waham Kejar, Waham Rujukan,
Erotomania
RTA (Reality testing ability) : Terganggu
Tilikan
: Derajat I
Taraf dapat dipercaya
: Dapat dipercaya
FORMULA DIAGNOSIS
Aksis I :
Pada pasien ini ditemukan :
16
Hasil
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
3.)
Adanya
gejala-gejala
khas
tersebut
Tidak ad
Ada
Tidak Ada
Ada
diatas
Terpenuhi
Ada
17
Hasil
Terpenuhi
Ada
Tidak ada
tawa.
b.Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
Tidak Ada
dikendalikan
(delusion
of
Ada
control),
dorongan
kehendak
Tidak Terpenuhi
dan
2. Aksis II
3. Aksis III
4. Aksis IV
5. Aksis V
-
: Tidak ada
: Tidak ada
: Kegelisahan karena selau diikuti oleh bayang-bayang
wanita yang pasien senangi. Kekecewaan terhadap
keadaan ekonomi sekarang, mengakibatkan pasien tidak
kontrol
:
GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik (Satu tahun yang
lalu)
Saat ini GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang)
VII.
18
kebersihan dirinya.
Pekerjaan : Dalam
pekerjaan,
tidur.
EVALUASI MULTIAKSIS
Aksis I
: Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Aksis II : Tidak ada
pasien
kurang
dapat
Aksis V
:
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
-
VIII.
DIAGNOSA KERJA
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
IX.
DIAGNOSA BANDING
Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
X.
DAFTAR PROBLEM
1. Problem organobiologik : Tidak ada
2. Problem psikologik dan perilaku :
Halusinasi visual
Waham Paranoid, Erotomania
Inkonherensi
3. Problem Keluarga : Pasien menyukai wanita lain selan istri sah-nya.
Perekonomian dan masalah perceraian
XI.
PROGNOSIS
Ad vitam
: bonam
Ad functionam
: ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad malam
a. Faktor yang memperberat :
Putus obat
Sosial ekonomi kurang
Tipe skizofrenia paranoid
b. Faktor yang memperingan :
Keluarga pasien mendukung untuk sembuh dengan membawanya
segera ke RS. Jiwa ketika pasien kambuh atau ada gejala-gejala
aneh mengenai diri pasien.
19
XII.
XIII.
RENCANA TERAPI
a. Rawat Inap
Dengan Indikasi :
-
b. Psikofarmaka
-
c. Psikoedukasi
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana
20
teratur.
Memberikan semangat serta dukungan kepada pasien bahwa ia
dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hai seperti sebelum
sakit.
Edukasi Keluarga
Memberi penjelasan kepada keluarga untuk bersama-sama
membantu dan mendukung kesembuhan baik mental, jiwa,
emosi, dan rohani pasien dalam kesinambungan dengan
pemulihan
e. Sosioterapi
Pelatihan Keterampilan Sosial
f. Psikoterapi
21
yang diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah sakit guna
22