(PUA)
Yohana, S.Ked.
10.700.133
PENDAHULUAN
Perdarahan uterus abnormal adalah alasan paling
umum dari wanita yang datang berobat ke dokter
ginekologi.
Perdarahan uterus abnormal biasanya merupakan
gejala dari penyakit lain.
Angka kejadian PUA diprediksi terjadi pada 20%
wanita, khususnya pada pasca menopause PUA
merupakan 15%-20% dari seluruh kasus
ginekologi, serta 25% indikasi operasi ginekologi.
Beberapa penelitian mendapatkan hanya 10-20%
dari keseluruhan kasus PUA tersebut yang
menderita kanker.
Perdarahan Uterus
Abnormal:7
1. Gangguan perdarahan uterus
Perdarahan berasal dari uterus, bukan kelainan
organik yang disebabkan
Gangguan fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarial aksis
3 . Kontak berdarah
Perdarahan terjadi saat hubungan seksual
dengan berbagai sebab, terutama portio Ca.
Masa remaja
Masa klimakterium
Gangguan hormonal ovulatoar/anovulatoar menstruasi
Gangguan organik genitalia
Menorragia (hipermenorea)
perdarahan menstruasi yang banyak dan
memanjang. Adanya bekuan-bekuan darah
tidak selalu abnormal, tetapi dapat
menandakan adanya perdarahan yang
banyak.
Mioma submukosa, komplikasi kehamilan,
adenomiosis, IUD, hyperplasia
endometrium, tumor ganas, dan
perdarahan disfungsional adalah penyebab
tersering dari menorragia.
Hipomenorea (kriptomenorea)
Polimenorea
Menometroragia
Oligomenorea
Pemeriksaan spekulum
Histeroskopi
Biopsi
Melakukan kuretase
Dysfunctional uterine
bleeding
Dysfunctional uterine bleeding merupakan
gangguan perdarahan yang terjadi tanpa
adanya kelainan organis, dan semata-mata
berhubungan dengan psycho-hypothalamopytuitary ovarial axis. Perdarahan abnormal
tanpa adanya lesi organik.
Gangguan perdarahan di luar menstruasi dan
kelainan organic ini cukup banyak dijumpai.
Sekitar 3 % terjadi pada remaja dan
selebihnya terjadi pada wanita menjelang
kimakterium dan menopause.
Estrogen dominan
Anavulatoir
Granulosa sel tumor
Polikistik ovarii
Ovulator
Korpus luteum persisten
Korpus luteum insufisiensi
Eversi serviks
Servisitis
Kondiloma servikal
Lesi Vagina
Genetalia Eksterna
Percobaa abortus
Luka koitus
Infeksi
Infeksi
Kondisi atropik
Benda asing
Pesarium
Adhesi vagina
Vaginitis atropik
Anamnesis dan
pemeriksaan
Gangguan Kehamilan
YA
TIDA
K
Tatalaksana Gangguan
Kehamilan
Penyebab iatrogenik
YA
TIDA
K
Penyakit sistemik
TIDA
K
Patologi pada panggul
Medikamentosa
YA
TIDA
Perdarahan K
Uterus
Disfungsi
Penanganan Perdarahan Uterus Abnormal
KELAINAN ANATOMI
GENITALIA:
Tumor jinak
Pemakai IUCD
KELAINAN HORMONAL
Perdarahan uterus
disfungsional:
Anovulasi/ovulasi
Gangguan korpus luteum
KB hormonal
KONTAK BERDARAH
Asal:
Endometrium
Portio uteri
Vagina
Labia
Manuaba, IDG (2001) hal 512
DASAR DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan fisik:
Dalam/inspekulo
Pemeriksaan khusus
KB hormonal
PAP smear-biopsi
Konisasi
Kolposkopi
Histerektomi
Faal Hemostatik
PENGOBATAN:
Umum
-. Promotif-supertif preventif
Khusus
-. Disesuiakan dengan diagnosis hasil PA dan sitologi
OVULATOR
Korpus luteum persisten
Korpus luteum insufisien
DIAGNOSIS :
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
D&C PA
-. Laparatomi
-. Histereskopi
LABORATORIUM
PENUNJANG
Laboratorium dasar
Faal liver
Faal ginjal
Faal hemostatis
PENGOBATAN UMUM
Infus transfuse, Suportif vitamin
Sediaan Fe
BELUM KAWIN
Rectal toucher
HORMONAL
Estrogen dan progresteron, Pil
oral
Testosteron
GnRh agonis
BERHASIL
GAGAL
Pil oral 3-6bln
LAPARASKOPI/LAPARATOMI
Poliklinik ovarii
Wedge reseksi
SUDAH KAWIN
DILATASI KURETASE
Periksa PA
Suportif vitamin
Hormonal terapi
HISTEREKTOMI
Umur, paritas 45 thn
Hasil PA
-. Hiperplasia berulang
-. Karsinoma endometrial insitu
DUB Berulang
Px fisik umum
Px ginekologi
Singkirkan kelainan organik
Jenis perdarahan
Kronis
Akut
Hb<8gr%
Hematologi
Hb?gr%
Normal
Transfusi
HEntikan perdarahan Pramarin
25 mg IV/5JAM
abnormal
HEMATOLOGI
ABNORMAL
NORMAL
Normal
Hipotiroid
Rujuk
Endrokin peny. dalam
Anovulasi, FSH, LH
KONTAK BERDARAH
Anamnesis
Kejadian kontak berdarah
Hubungan dengan menstruasi
Apakah disertai nyeri
Apakah disertai Leukoria
Umur dan paritas
Pemeriksaan:
Fisik umum/ ginekologi
Laboratorium
Ultrasonografi
Pemeriksaan Khusus
Inspekulum
Kolposkopi
Diferensial diagnosis:
-. Luka serviks
-. Keganasan serviks
-. Endometrial polip
-. Servikal polip
-. Submukus mioma yang labir
Luka serviks
Keganasan serviks
Dx: -. Sitologi
-. Test Schiller
-. Kolposki
-. IVA
Endometrial polip
Serviks baik
Asal endometrium
Merah
Lunak
BIOPSI KIONISASI
Pemeriksaan PA
Untuk menentukan
pengobatan yang tepat
Serviks polip
Asal serviks
Agak pucat
Agak padat
yang labir
Kav. Uteri
Pucat
Padat
Pengobatan
Infus-transfusi
Narkosa
Ekstirpasi diikuti kuretase
Profilaksis:
-. Antibiotik -. Uretononika
-. Analgesik -. Hemostasis
Penatalakansaan
Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah
meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan
secara intramuskulus dipropionas estradiol 2,5mg, atau
benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg.
Kelemahan terapi inilah bahwa setelah suntikan dihentikan,
perdarahan timbul lagi.
Progresteron pertimbangan disini ialah bahwa sebagian
besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga
pemberian progresteron mengimbangi pengaruh estrogen
terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksiprogresteron 125 mg, secara intramuskulus, atau dapat
diberikan per os sehari norethindrone 15 mg atau asetas
medroksi-progresterone 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi
ini berguna pada wanita pada masa pubertas.
KESIMPULAN