Anda di halaman 1dari 2

Program Studi

: Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana

Mata Kuliah

: Skiring Bioaktivitas Bahan Alam

Diskusi Kelompok

: II

Judul Makalah

: Uji Aktivitas Inflamasi

Anggota Kelompok

1. Ni Wayan Budiningrum

(1208505024)

2. Komang Alan Ariadi

(1208505045)

3. I Dewa Gede Panca Yoga Subratha

(1208505048)

Diskusi:
1.

Pertanyaan (Eka Fitri/1208505013):


Apa perbedaan dan fungsi dari masing-masing pengujian inflamasi baik, akut, sub akut
atauapun inflamasi kronis? Jelaskan!
Jawaban (I Dewa Gede Panca Yoga Subratha/1208505048):
Perbedaan dari masing-masing pengujian adalah efek inflamasi yang dihasilkan dari masing
masing agen penyebab inflamasi yang digunakan. Pada inflamasi akut digunakan karagenan
karena dengan karagenan dapat membuat suatu jaringan kulit mengalami inflamasi dalam
waktu hitungan jam saja sehingga dikategorikan inflamasi akut, dengan adanya mekanisme ini
diharapkan ekstrak air daun legundi (VTL) dapat menurunkan inflamasi akut yang terjadi.
Selanjutnya yaitu pengujian inflamasi sub akut dengan pembentukan kantong granuloma
dengan minyak terpentin, fungsi dari uji ini adalah untuk menyatakan bahwa VTL dapat
menurunkan inflamasi yang bersifat sub-akut yaitu rentang waktu 3-7 hari. Pengujian terakhir
yaitu pengujian kronis dengan menggunakan formaldehid sebagai agen inflamasinya, fungsi

2.

dari uji ini adalah menguji apakah VTL dapat digunakan sebagai antiinflamasi kronis.
Pertanyaan (Rika Dharma/1208505054):
Mengapa pada proses ekstraksi daun legundi menggunakan metode sokletasi menggunakan
pelarut air?
Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan
larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang
digunakan lebih cepat. Akan tetapi pemilihan pelarut air dinilai kurang efisien karena proses

3.

4.

sokhletasi memerlukan pelarut yang mudah menguap.


Jawaban (Alan Ariadi/1208505045):
Pertanyaan (Pebri Utami/1208505065):
Bagaimana cara membuat kantong udara pada uji inflamasi sub-akut dan mekanisme
pembentukan kantong tersebut?
Jawaban (Budiningrum/1208505024):
Pertanyaan (Sulys Wintari/1208505086):
Senyawa apakah yang diduga berperan dalam aktivitas antiinflamasi dari ekstrak air daun
legundi? dan Apa tujuan penyuntikan udara pada pengujian inflamasi sub-akut?

Jawaban (Panca Yoga Subratha/1208505048):


Senyawa yang diduga yang memiliki aktivitas antiinflamasi pada ekstrak air daun legundi
adalah senyawa flavonoid, namun belum dapat dipastikan dengan baik sehingga perlu
dilakukan purifikasi dan investigasi jalur biokimia untuk menghasilkan senyawa yang poten
memiliki efek antiinflamasi.
Tujuan penyuntikan udara pada saat pengujian inflamasi sub-akut adalah membuat suatu ruang
sehingga minyak terpentin yang nantinya disuntikan dapat membentuk suatu granoloma yang
bermassa, dan hal ini akan menjadikan suatu respon bagi tubuh tikus karena mengalami
ganguan sehingga terbentuk suatu pertahanan diri yang menghasilkan suatu efek inflamasi pada
5.
6.

daerah yang disuntikan udara.


Pertanyaan (Suastini/1208505061):
Bagaimana mekanisme karagenan dalama pembentukan inflamasi akut?
Jawaban (Budiningrum/1208505043):
Pertanyaan (Cahyani Pratiwi/1208505090):
Mengapa diperlukan jeda waktu dalam pengukuran hasil kaki tikus pada pengujian inflamasi
akut?
Karena pada pengujian anti inlamasi akut menggunakan induksi karagenan, karagenan sebagai
senyawa iritan menginduksi terjadinya cedera sel melalui pelepaskan mediator yang mengawali
proses inflamasi. Pada saat terjadi pelepasan mediator inflamasi terjadi udem maksimal dan
bertahan beberapa jam. Udem yang disebabkan induksi karagenan bertahan selama 6 jam dan
berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam. Sehingga diperlukan jeda waktu dalam
pengukuran kaki tikus yang mengalami inflamasi.
Jawaban (Komang Alan Ariadi/1208505045):

Anda mungkin juga menyukai